ABSTRAK..

Disclaimer : Masashi Kisimoto.

Pairing : Sasuke Uchiha X Sakura Haruno

Rate : T

Genre : Hurt, Romance, etc.

Warning : Canon, OOC, TYPO, bad-diction, semuanya masih dalam kekurangan.

Sumarry : Kenapa perasaanku seperti ini? Apa dia juga merasakan, apa yang aku rasakan..? Entahlah..aku juga tidak terlalu memahami. Dia begitu ABSTRAK. Tapi...yang aku rasakan, terasa sakit disini.. Hatiku? Dan siapa yang bisa menyembuhkan, kalau bukang orang itu sendiri?

Chapter 1

~ABSTRAK~

Dunia Shinobi dan Kunoichi kini telah menemukan kedamaiannya kembali, pasca Perang Dunia Ninja ke-IV yang berakhir lima tahun silam. Menyisahkan kemenangan para kage, serta semangat membara para aliansi melawan Madara yang berakhir dengan kekalahan telak, menyebabkan sang tokoh antagonis tewas dan membuat sejarah baru didunia pershinobian.

Saat ini siklus perdamaian mulai tercipta kembali dari berbagai ras dan kalangan. Terutama lima negara besar yang merupakan negara abdi-kuasa menaungi beragam jenis karakter shinobi dan kunoichi berbakat. Seperti Konohagakure, Kirigakure, Iwagakure, Sunagakure, dan Kumogakure. Semuanya dibawah naungan para Kage yang merupakan orang tertinggi berdasarkan kemampuan dan jabatan. Dari berbagai negara-negara besar, kita beralih dimana pemeran utama wanita kita tinggal-Konohagakure no sato. Berdasarkan analogi, Konoha-lah yang mendominasi dari berbagai hal. Terutama dalam bidang akademik, menghasilkan shinobi dan kunoichi berkualitas diatas rata-rata. Memang tak diragukan lagi, sehingga mendapatkan de vacto dan de jure oleh negara tetangga beserta kota-kota kecil disekitarnya. Konoha telah bangkit, menemukan kembali kejayaan seperti sedia kala, meski pepohonan tidak selebat dan serindang sebelum Pein datang menghancurkan. Terlihat gunung Hokage begitu gagah, siap untuk mengintimidasi shinobi dan kunoichi dibawah bimbingannya, bangunan-bangunan besar serta dusun-dusun yang tertata rapih, perkebunan luas berbagai cocok tanam, dan pasar-pasar yang ramai, semua itu tak lepas dari pengawasan sang rokuudaime hokage-Uzumaki Naruto. Yang merupakan putra dari Namikaze Minato yang pernah menjabat menjadi hokage terdahulu-Yondaime Hokage. Kini impian dari lelaki hyperaktif yang mempunyai frasa unik benar-benar terwujud, meski sang sahabat-Uchiha Sasuke, tidak menginginkan kembali untuk menaungi kampung halaman mereka-Konoha.

Yah.. Uchiha Sasuke memang sudah berubah, tetapi yang membuat anehnya, kenapa ia tidak kembali menjadi penduduk Konoha, meski sebelumnya ia berstatus Nuke-nin? Ia tentu mampu bukan, untuk memperbaiki diri? Sangat disayangkan.. Ia lebih memilih bernaung di Otogakure bersama Yakushi Kabuto dan tim Taka, tim yang sengaja Sasuke bentuk sesudah Ia keluar? Dari tim tujuh.

Dan ini sukses membuat hati Kunoichi merah muda kita begitu tercubit, sesak yang menelusup menghasilkan nyeri yang amat sangat. mendengar pengakuannya langsung saat perang usai, bahwa Sasuke tidak kembali. Apalagi dia adalah orang yang begitu berpengaruh dihatinya. Naruto pun berusaha untuk mencegah, namun yang dicegah hanya menunjukan sikap seperti biasa, acuh tak acuh. Seperti tak dianggap. Menyebalkan memang.

Pemberi harapan palsu lagi kah? ...

Seketika hati Sakura mencelos... Sakit kah? Lagi-lagi berakhir seperti ini?

Padahal kalau di pikir-pikir Sasuke merupakan Nuke-nin sepesial, terlihat dari perjuangannya saat dimedan perang. Terlebih ia pernah mengatakan, bahwa dirinya berkeinginan menjadi seorang Hokage? Yah..meski semuanya masih penuh dengan Pro-Kontra? Tetapi, bagaimana dengan perasaan gadis musim semi?

Haruno Sakura...

~ABSTRAK~

Sang raja siang begitu berkilau tergantung indah, tak ada awan yang menemani, menjadikan suasana siang hari yang begitu terik. Surai merah muda sepunggungnya diikat ke atas, menari-nari oleh hembusan angin. Seperti yang kita lihat seragam Anbu melekat pas ditubuh proporsionalnya, topengnya masih setia menyembunyikan emerald dibalik wajahnya yang begitu cantik, menambah nilai pluss gadis musim semi.

Tunggu...

Anbu?.. Emerald? Gadis musim semi?...

Apa benar 'dia' masuk divisi Anbu? Oh..kami-sama, ada apa sebenarnya?...

Haruno Sakura, jari lentiknya kini sedang menulis sesuatu diatas gulungan, dibawah pohon lumayan besar, sepertinya ia sedang menulis hasil missi, tentang tanaman obat mungkin. Yah..Haruno Sakura telah masuk dalam divisi Anbu-elit, bagian medis. Keinginannya menjadi seorang Anbu menuai pro dan kontra, terutama teman-temannya-para aliansi. Namun, Ino gadis Yamanaka. Sepertinya mengetahui alasan mendasar, perang batin yang dialami sahabatnya. Meski Sakura tak berpamitan pada Ino, saat masuk ke dalam divisi anbu.

Terlihat dalam lima tahun ini sifat Sakura terkesan lebih dingin dan tertutup. Ino mengerti, semua ini masih ada hubungannya dengan pemuda Uchiha. Yah..pasti itu alasan kuat, kenapa sahabatnya seperti ini.

"Selesai." Gumam Sakura entah pada siapa, missinya mungkin. Ia memasukan gulungan pada kantung berisi kunai dan senjata lainya, lalu berdiri bermaksud untuk melanjutkan perjalanan. Kembali melompati dahan demi dahan..untuk sampai di tempat tujuan-Konoha.

~ABSTRAK~

Terlihat Rokuudaime sedang memeriksa sesuatu. Dengan serius, mata shappire-nya menelisik setiap tinta yang tergores diatas gulungan.

"Kau memang selalu diandalkan, Sakura-chan.." Mata shappire-nya masih tertuju pada gulungan. "Missi kali ini benar-benar memuaskan, kau berhasil.." lanjutnya masih setia memeriksa. Kepala pirangnya terangkat, mata shappire-nya mulai memandang, mencari emerald dibalik topeng yang berdiri tegas didepannya.

"Ha'i, Hokage-sama!" terdengar datar.

'Lima tahun, tak ada perubahan' Pikir Naruto.

"Harus ku katakan berapa kali, Sakura-chan.. Kau jangan seperti ini terus." Tanpa disadari kalimat itu keluar begitu saja dari bibir tipisnya. Hening..

"Oh..eh, ma-maaf Sakura-chan. A-aku hanya terbawa suasana" Naruto hanya ber 'oh' ria, akibat tingkahnya, berusaha memberikan senyum lebar seperti biasa, meski terlihat salah tingkah pada gadis yang telah lama mencuri hatinya.

"Maaf Hokage-sama.." Balasnya seraya ber-ojigi sopan.

"Maksudku, jangan biasakan seformal itu, kalau kita sedang berdua.." Naruto mengkoreksi ulang perkataannya. 'sedang berdua?' Eh.. Hening..

"Maksudku, kita kan sahabat.. Panggil aku seperti biasa.." Lanjut Naruto sedikit kikuk.

"Tapi.. Hoka.."

"Sudah..tidak ada tapi-tapian, lagi pula, aku rindu dirimu yang dulu.." Blush.. Sergahnya tanpa hambatan. Tak sadar rona merah begitu kentara diwajah tan-nya. kalau Naruto sadar, dirinya saat ini terlihat manis akibat perlakuannya sendiri. Menggemaskan..

"I-iya, ba-ik Na-Naruto.."

'Akhinya terucap juga, dasar gadis keras kepala.' Batin Naruto dalam hati, senyum tipis mengembang, tak kala mendapat respon Sakura. "Hm... Lumayan, tapi sedikit kaku. Hrr..harus dibiasakan, ne Sakura-chan..!" jeda sejenak.

"N-Naruto.."

"Sudahlah.. Kau terlihat kacau, sebaiknya kau pulang, bersihkan dirimu, istirahatlah yang cukup, karena Konoha membutuhkanmu." Wajah Naruto terasa panas, akhibat kalimatnya terkesan perhatian. Ia juga diam-diam begitu protektif terhadap gadis musim semi yang menjabat sebagai Iryo-nin pada divisi anbu tersebut.

"Seperti biasa, kau juga selalu cerewet Naruto.."

"Eh...kau.. Kau mengejekku, baiklah.. Kau aku hukum.. Dua hari lagi datanglah kesini, ada missi tunggal untukmu. Jadi siapkan fisik dan mental" balas Naruto sok galak.

"Iya, cerewet!"

"Eh..."

Sakura hanya tersenyum tipis dibalik topeng kebesaran, melihat sahabatnya bertingkah konyol seperti biasa.

'Dasar Naruto, bakka..' batin Sakura seraya beranjak dari gedung hokage, bergegas untuk pulang.

~ABSTRAK~

Sore hari yang lumayan indah, langkah itu terdengar kesepian, padahal suasana distrik begitu ramai, banyak pengunjung berhamburan kesana-kemari, berlalu lalang memenuhi pasar sore yang diadakan diberbagai distrik di Konoha.

Meski tak suka keramaian, sepertinya wajah dan suasana hatinya tidak begitu? Ia kan Sakura?

Berharap sedikit mengurangi beban, akhirnya ia putuskan mencari hiburan? Memanglah jarang bagi seorang Iryo-nin muda ini meluangkan waktu hanya sekedar menghibur diri, waktu 24 jam ia habiskan hanya mengikuti misi, misi dan misi. Dalam waktu lima tahun ini, ia terlihat berlebihan dalam menyibukan diri. Apa misi hanya sebagai pelampiasan, eh?

Seragam anbu menambah kesan ketegasan diwajah tirusnya yang sedikit cuaby. Topengnya sengaja ia lepas, karena ini bukanlah sedang berada dalam misi. Jadi, ia ingin terlihat begitu santai tanpa beban-beban yang selama ini membelenggu dalam jiwa dan raganya. Termasuk dia..

"Yo..Sakura-san.." Seperti ada seseorang memanggil?

Kepala merah-mudanya menoleh ke samping. Dilihatnya Sai sedang melambai ke arahnya

"Sai...!"

Keduanya kini sedang berada di kedai dango, yang ditulis dalam Hiragana. Sakura mendudukan diri di samping Sai seraya memesan dango pada seorang pelayan.

"Apa kabar Sakura-san.. Lama tak bertemu.." Wajah pucatnya tak berubah, masih seperti biasa. "Ya, sudah lama kita tak bertemu.. Kabarku baik, kau sendiri?" rambut eboninya masih seperti dulu.

"Pesanan datang, silahkan dinikmati.." gumam pelayan yang mengantar pesanan.

"Arigato.." balas Sakura sopan.

"Kabarku juga baik, kau ternyata tidak 'jelek'!" Senyum palsu Sai seperti biasa, terlihat tanpa dosa.

'Ctakk'

seketika muncul perempatan siku didahi lebar gadis musim semi. Dirinya begitu sensi, jika harus melihat sifat Sai yang terbilang-menguras akal. "Hahaha.. Kau masih saja seperti dulu, tak berubah.. Hahaha" tawa Sai yang meledak, membuat emeraldnya yang indah, menatap horor pemuda didepannya.

"SAAIII..." Merasa dirinya menggeram, ia sadar dirinya yang dulu mulai bangkit kembali, sudah lama memang tak seperti ini.

"Hahaha..arigato.." balas Sai yang lagi-lagi innocent.

"Eh... ITU BUKAN PUJIAN, SAI NO BAKKA NE..EEE"

Untuk kali pertamanya Sakura yang asli kembali, hanya karena pemuda sok lugu disampingnya. Sai hanya bisa tertawa memegangi perutnya yang terasa geli.

Berapa ekspresi yang kau dapat hari ini, eh?...

~ABSTRAK~

Hari ini adalah hari libur kedua, sebelum Iryo-nin merah muda kita akan menjalankan misi tunggal dari Rokuudaime Hokage. Langkahnya tak terasa, memberhentikannya didepan halaman yang begitu luas. Disinilah ia, sebuah lapangan, tepatnya kini ia berada di tempat latihan untuk tingkatan akademi. Hatinya berdesir tak kala mengingatkan sesuatu yang masih terasa sensitif diingatannya. Siapa lagi kalau bukan 'dia'?

Ia mendudukan diri disalah satu ayunan. Hanya duduk diam, meresapi suasana sore yang terkesan kenila-nilaan. Sunset yang berkesan, angin berhembus memainkan surai merah muda gadis musim semi. Mata hijau yang besar nan indah terlihat sayu, menatap kosong ke arah objek. Wajah cantiknya yang terkesan datar, tiba-tiba mengernyitkan kening, tak kala..

"Ne, Sakura..dekorin(jidat)!" Kepala pirangnya muncul di tengah keindahan sunset. Aquamarine versus emerald. "Hei...sudah lama kita tak jumpa ya, tega sekali kau melupakanku hanya karena misi.. Aku rindu dirimu, kau tau!" lagi-lagi tak ada respon. "Hiiissh... Apa ini ekspresi pada seorang sahabat yang merindukanmu? Menyebalkan sekali..ayolah..!" Tetap tak ada respon. "Berisik.. Ino-butta!"

Yamanaka Ino hanya tersenyum tipis, mendapat respon datar sang sahabat. Yah..sudah biasa memang!. Kunoichi tingkat jounin yang terkenal akan telepatinya-Yamanaka Ino. Melangkah kearah Sakura mendudukan diri disamping ayunan yang bersebelahan dengan gadis musim semi. Ino menatap kearah Sakura, sementara yang ditatap hanya melengos dan lebih memilih objek lain disekitarnya.

"Ne, sudah tiga tahun kau bernaung di divisi anbu..aku tau itu dari Naruto. Tidak kah kau rindu suasana Rumah Sakit, seperti dulu hm.." Ino mengerti sebenarnya diam-diam Sakura merespon. "Hei..ayolah.. Ji-san dan ba-san, disana pasti akan sedih melihat putrinya seperti ini terus..tidak kah kau merasa kasihan terhadap mereka.." lanjutnya. Merah mudanya menoleh, emeraldnya menatap Ino begitu dalam, seperti ada sesuatu yang bisa saja tiba-tiba akan tumpah. "Menangislah, aku tau kau ingin menangis. Saku...tuangkan semua isi hatimu padaku..aku tau kau butuh sandaran, dan sandaran yang tepat adalah aku!" Seperti membaca perasaannya, ekspresi Sakura mulai melembut.

"Tapi Ino, aku.." Emeraldnya menatap Ino sejenak, selanjutnya kepalanya tertunduk, seperti mengetahui bahwa sahabatnya datang akan membawa nasehat.

"Hei, ada apa dengan dirimu.. Aku ini bukan orang lain kan. Aku sudah mengenalmu bukan hanya dari kemarin, kau masih saja merasa sungkan. Lalu..apa gunanya aku? Lagi pula aku merasa tak berguna jika melihatmu seperti ini terus. Saku, aku mengerti, aku tau, makanya aku terus mendukung perasaanmu.

Percayalah..suatu saat, dia pasti akan membalas perasaanmu, bahkan lebih besar dari apa yang kau rasakan!" Seketika kepala merah mudanya terangkat. Menatap Ino dengan keteguhan. Seolah-olah kehidupannya datang kembali. Tatapan itu, layaknya ingin mengucapkan 'Kau memang sandaranku, Ino'.

"Kalimatmu.. Terlalu panjang!" wajah itu tetap datar. Namun berikutnya senyum mengembang, bibir tipisnya tertarik kesamping masing-masing sisi, menambah kesan manis diwajah cantik gadis musim semi. "Arigatou.. Ino!" senyum ketulusan terpancar dari gadis Yamanaka. Hatinya merasa sangat begitu lega, tak kala ia melihat senyuman Sakura, sang sahabat yang begitu berharga dihidupnya. Sepertinya apa yang dikhawatirkan tidak akan terjadi. Ino percaya Sakura adalah gadis kuat. Ia juga percaya jika diibaratkan Sakura memanglah seperti bunga sakura, hanya saja belum bermekaran, kalau sudah mekar, siapa saja pasti takan bisa menolak pesonannya.

"Kau ingat, dengan perkataanku dulu, saat kita masih berada di tingkat gennin. Aku pernah mengatakan, Bahwa kau seperti bunga Sakura, hanya saja belum bermekaran. Sedangkan aku.. Aku hanyalah bunga yang tumbuh liar, yang berbeda denganmu Sakura!"

"Eh..." Keterkejutan terpancar jelas pada wajah cantik gadis musim semi.

Sungguh mengagumkan, Kami-sama, terimakasih. Menganugerahkan sahabat yang begitu baik dan dewasa. Tiba-tiba rasa bersalah menyeruak, menghinggapi perasaannya yang mulai bangkit. "Gomenne.. Ino, aku selalu saja seperti ini, tak pernah dewasa seperti mu. Gomenne, aku selalu saja menyusahkanmu. Aku.." tangan mungil Ino tiba-tiba datang merengkuhnya dari belakang, bentuk kasih sayang seorang sahabat.

"Hei..sudahlah, yang peting..jangan bunuh perasaanmu lagi, bakka. Keluar sebagai iryo-nin di Rumah Sakit. Tiba-tiba saja sudah menjadi Iryo-nin tingkat elite, di divisi anbu pula. Menyebalkan! Hei..kau tidak jadi menangis" Ino melepas rengkuhannya.

"Aku juga ingin menangis, tapi airmatanya susah keluar.. Ne, gomenna tidak memberitahumu sebelumnya, aku tidak ingin kau khawatir..aku tidak punya siapa-siapa lagi selain kau dan yang lainnya.."

'Tukk'

"Itulah gunanya seorang sahabat" jari telunjuk Ino berhasil mendarat didahi lebar Sakura. Sontak kejadian ini mengingatkan mereka dengan masa kecil mereka dulu. Hanya saja kini terlihat berbeda, karena didahinya yang lebar kini tersemat sebuah tanda. Tanda ini lah yang membuktikan keberhasilannya sebagai murid dari Godaime Hokage, 'Byakugou no In' sebagai nama jutsu.

Ne, bagaimana dengan harimu, Sakura? Sudah siap mengikuti hari esok?

To be Continu...

A.N : Sakura pernah masuk team medic di Rumah Sakit Konoha sebelumnya, selama 2 tahun. 3 tahun berikutnya ia masuk di divinisi anbu. Maaf ya minna..Sasuke belum saya munculkan.

Hokkay... Huh... Hapus or not?

RnR ya..

Ini ff pertama saya. Jadi mohon kritik dan saran yabg mendukung yah..

Terima kasih.