warning: unaccuracy? & OOC
disclaimer: doctor who © bbc
catatan: oswin = tears

judul: starry eyed
sinopsis: Mata antik itu mengandung konstelasi dan bintang yang ia tak pernah lihat sebelumnya.


Ia melihat dagu yang eksotis, lalu ke sepasang mata hijau yang pudar. Antik sekali. Sesuatu seakan mengambang di permukaan irisnya. Sesuatu yang cantik, sesuatu yang ia rindukan―sesuatu yang hilang dalam satu jentikan jari.

Mata antik itu mengandung konstelasi dan bintang yang ia tak pernah lihat sebelumnya. Mungkin wujud dari pengetahuan yang ia tidak ketahui, atau orang yang terlalu dicintai oleh masalah, atau sekedar kegilaan yang terlalu sering meledak. Apapun itu, ia menyukainya. Sangat menyukainya. Suara Dalek itu menjengkelkan dan souffle yang ia buat terlalu sering meledak dan ia begitu ingin keluar dari sana, jadi ia menolongnya, hanya untuk melihat bintang-bintang yang tak pernah ia lihat sebelumnya.


Doctor menemukannya dengan wajah terbelalak.

Oswin sama sekali tak melihat ekspresinya. Terlalu sibuk mencari koper. Kebahagiaan mengonsumsi habis hatinya―

Sampai Doctor mengatakan realitas yang begitu tajam sampai mengiris hati manusianya; luka menganga lebar. Ia bahkan sempat melupakan bintang-bintang dalam mata antik Doctor dan beralih ke pikiran khas Dalek hanya karena realitas mengubahnya menjadi Dalek. Tapi nada putus asa Doctor seakan menamparnya.

Namanya terasa hidup di bibir Doctor.

Ia merenung sesaat, melihat mata antik Doctor menjadi sendu, terlihat lelah dengan segala pertarungan yang ia alami. Oswin memiringkan kepala dan melihat dengan saksama kerutan wajahnya, potongan rambut yang terlalu modern untuk wajah tuanya, dan entah mengapa ia merasa Doctor cukup berharga, jadi ia menyelamatkannya lagi, hanya karena Doctor satu-satunya orang yang dapat mengingatnya, dan ia pikir, berada dalam pikiran ajaib Doctor sudah cukup untuk membawanya melihat bintang-bintang eksotis.

Oswin menyeringai lebar.

Ingatlah, chin-boy.


Oswin menyampirkan rambutnya ke belakang telinga dan tersenyum lebar. Hari itu ia akhirnya pergi bersama Alaska, melihat alam semesta secara independen bersama kru yang menyenangkan dan kapal yang menakjubkan. Pikiran itu cukup untuk menarik kesedihan yang pernah ia alami keluar dari hatinya. Ia tak bisa membayangkan hal apa yang akan terjadi. Pastinya menakjubkan.

Ia menyandarkan punggungnya ke kursi, mengeluarkan napas lega sebelum merasakan napas hangat menerpa telinganya. Entah mengapa ia membeku. Ia mempunyai perasaan yang kuat kalau orang yang di belakangnya ini bukanlah orang yang jahat―tapi siapa?

"Oswin Oswald, you are cool."

Oswin segera berbalik, mencari orang misterius yang baru saja memujinya dengan bisikan serenyah kulit souffle. Ia melihat dagu yang eksotis, lalu ke sepasang mata hijau yang pudar. Antik sekali. Sesuatu seakan mengambang di permukaan irisnya. Sesuatu yang cantik, sesuatu yang ia rindukan―sesuatu yang menghilang dalam satu jentikan jari.

Begitu juga yang berbisik.