WARNING : EXO OFFICIAL COUPLE, GS FOR UKE, HUNHAN IS MAIN CAST, LOVE HUNHAN? YEAH YOU CAN READ THIS FICT. HATE HUNHAN? YOU CAN CLOSE THIS FICT. THIS STORY IS MINE. RATE M. NC. AUTHOR NEWBIE. HARAP SESUAIKAN UMUR JIKA INGIN MEMBACA FICT INI. SAYA GAK BISA MENJANJIKAN FICT INI HAPPY OR SAD ENDING. RNR. DLDR. -GOMAWOYO-

.

.

.

.

.

BUK

Suara debuman pintu mobil yang ditutup terdengar bersahutan setelah ban depan para mobil itu menginjak garis finish diujung jalan. Tak lama mobil dengan nomor 07 berwarna putih dengan sedikit list merah muda itu dikerubuti, sang pengendara yang merupakan seorang yeoja berbadan sintal dan mungil itu diangkat dengan iringan sorak sorai yang membahana.

"Yaaeh Luhaeeen memang terbaik!" teriakan itu disahuti setuju dengan pendukung lainnya, sedangkan yeoja yang disebut Luhaen –Xi Luhan- hanya tersenyum manis.

"Oke oke, turunkan tubuhku, aku akan menghadapi hadiahku malam ini." Luhan yang sedang diboyong keatas tubuhnya pun melantunkan permintaan kepada temannya yang bersorak, ia ingin tubuhnya menginjak bumi sekarang juga. Teman-temannya kadang memang berlebihan, apalagi temannya yang berkulit hitam dan yang bertelinga lebar itu, mereka berdua yang paling heboh memboyong tubuh mungil Luhan ke udara.

"Kau yang terbaik, Lu!" Suara berat Chanyeol si namja bertelinga lebar itu membuat Luhan menyimpulkan senyum manis.

"Kau dan Jongin juga begitu, aku bisa hebat seperti ini karena kalian." Kedua tangan lentik Luhan menangkup pipi kiri Chanyeol dan pipi kanan Jongin. Dua pemuda tampan yang sangat sangat berarti untuk hidupnya.

"Ka! Hadapi hadiahmu sekarang sayang," Jongin memutar tubuh Luhan dan langsung dipertemukan oleh sosok tinggi lawannya tadi, Wu Yifan. Namja berdarah campuran China-Kanada yang menjadi lawan duelnya balapan barusan.

Wajah blasteran namja itu tidak terbaca, kagum karena keahlian balapan Luhan dan geram karena kekalahannya dari yeoja mungil ini.

Amplop cokelat yang tebalnya hampir 10cm itu Yifan berikan, sudah dijamin isinya adalah lembaran dolar yang sudah menjadi kesepakatan diawal pertandingan mereka.

"Wow, aku terkesan nona Xi Luhan. Akan lebih terkesan lagi jika kau kalah, aku akan kembali secepatnya untuk melihat kekalahanmu."

"Well, aku menunggunya Wu Yifan, mari kita beradu adrenalin lagi." Luhan mengambil amplop yang berisi hadiahnya itu.

"Kalau aku tidak bisa mengalahkanmu, aku akan membawa temanku yang pasti bisa mengalahkanmu."

"Bawalah semua pengendara liar terbaik yang ada di Jepang," Chanyeol berseru tepat dihadapan wajah tak bersahabat Yifan.

Yap, Yifan adalah pendatang dari Jepang. Ia pernah tinggal di Korea selama beberapa waktu, China dan Kanada adalah negara asal kedua orang tuanya, dan Jepang adalah tempatnya melarikan diri. Tentu saja para pembalap Jepang yang keahliannya sudah diambang batas itu cukup terkenal.

"See you soon nona Lu," Yifan memasang kacamata hitamnya dan berlalu kembali ke mobil sportnya yang di modif dengan mesin terbaik dan bernomor 00.

"Cih, suara mesinnya saja yang memukau, pengendaranya berotak udang." Decih Jongin ketika melihat mobil dengan nomor 00 itu berlalu menjauh dengan cepat.

"Tetap saja uri Luhannie yang terbaik." Jongin mengacak poni Luhan dengan gemas sementara Luhan memukul dada Jongin dengan tumpukan dolar di dalam amplop itu.

"Mari kita berpesta!" Chanyeol mengambil amplop tebal itu dari tangan Luhan.

"Aku lelah! Ayolah kita pulang saja, sebenarnya Yifan cukup tangguh tadi.." Luhan menatap bergantian wajah tampan Chanyeol dan Jongin.

"Ayolah, hanya beberapa botol anggur, Lu." Seru Jongin tak terima ketika Luhan meminta untuk pulang, yeoja cantik itu sungguhan lelah, bahkan sekarang sudah menjelang pagi.

"Kau saja, aku pulang ya.."

"Tidak seru kalau tidak ada rusa betina ini,"

"Ayolah Kim Jongin, badanku membutuhkan ranjang."

"Bersandar saja di dada bidangku sambil meneguk anggur, itu akan lebih menyenangkan daripada ranjang."

Luhan mendelik sebal kearah Jongin yang masih memaksa untuk merayakan kemenangan Luhan.

"Lakukan aegyo dan kita akan menghabiskan berbotol-botol soju dengan puas," tantang Luhan

"Ahhh tidak! Aku bukan Chanyeol yang akan melakukan hal menjijikan itu." Jongin langsung menolak mentah-mentah.

"Yasudah, berarti kita pulang."

"Chanyeol, lakukanlah aegyo.." Jongin beralih pada Chanyeol yang berdiri disebelah kiri Luhan, sedang mengintip isi amplop.

"Tunggu, sepertinya tidak bisa deh." Chanyeol mencicit tertahan dan membuka perekat amplop dengan semakin lebar.

"Apa maksudmu? Luhan hanya meminta aegyo lalu kita berpesta seperti orang gila, ppaliwa Chanyeol-ah, lakukanlah gwiyomi dan semacamnya."

"Aku maunya kau yang melakukan aegyo Kim Jongin!"

"Kita mau berpesta dengan uang di amplop ini?" Chanyeol menunjuk amplop di tangannya.

"Maaf tuan Kim dan nona Xi, amplop ini berisi lembaran kertas kosong." Chanyeol menuang isi amplop itu hingga jatuh bercecer di kakinya, angin dini hari berhembus membuat kertas itu berterbangan.

Jongin dan Luhan yang melihat melotot tak percaya, isi amplop coklat itu hanyalah potongan kertas kosong yang tak memiliki nilai.

"Sialan, aku akan membunuh Wu Yifan dengan segera."

"Aku akan mengacaukan hidup si sialan yang satu itu."

"Dan aku akan merusak wajah tampan blasterannya itu dibawah ban mobilku!"

Terdengar geraman tertahan 3 manusia itu, tak lama mereka masuk kedalam mobil mereka masing-masing, kembali ke tempat tinggal mereka. Harus bagaimana mereka? Mengejar Wu Yifan? Tentu mobil mewah sialannya itu sudah membawanya pergi dari mereka ratusan kilometer dalam waktu 5 menit saja.

"Kita kehilangan 10 juta dolar karena kebodohan kita." Cicit Luhan yang saat ini sedang tiduran menyandar pada kepala ranjang. Tatapannya kesal, marah, kecewa, dan sedih. Bagaimana bisa mereka jadi tolol karena namja blasteran itu? Hei, harga dirinya terinjak! Ia sudah dibodoh-bodohi, padahal ia memenangkan balapan dengan cara yang adil, tanpa kecurangan sedikitpun karena Luhan bukan tipe pembalap yang seperti itu. Memang ia hanyalah yeoja tidak jelas yang menjalani kehidupannya dengan dunia bebas balapan illegal. Tapi ditipu mentah-mentah seperti tadi, itu adalah hal pertamanya sejak ia menjadi pembalap hampir 10 tahun yang lalu.

"Sudahlah, kita akan mencarinya, mengejarnya, lalu meminta 10 juta dolar kita dilipat gandakan." Jongin menenangkan.

"Aku kesal! Aku baru ditipu seperti ini pertama kali, dan aku merasa tolol sekarang kenapa tidak memeriksa isi amplop itu dulu sebelum membiarkannya pergi."

"Tenangkan perasaanmu Lu, dia bilang dia akan kembali, bukan?"

"Bagaimana ia akan kembali? Itu hanya basa-basinya Jongin! Ia membawa 10 juta dolar kita!"

"Kalau ia tak kembali kepada kita, maka aku dan Chanyeol akan mengusahakan kita yang akan kembali padanya untuk membuatnya menyesal karena telah menohok harga diri kita, harga diri Luhanku." Jongin mengusap kening Luhan dengan ibu jarinya perlahan, Luhan pun memejamkan matanya merasakan sensasi usapan Jongin dikeningnya.

"Kepalaku pening,"

"Maka dari itu, tidurlah Lu, jangan kau pikirkan, uang bukan masalah besar bagi kita."

"Tapi harga diriku yang jadi masalah, pasti sekarang wajah tampan menjijikan itu sedang tertawa bahagia telah berhasil menipu kita, menipuku!" Luhan menjerit kesal

"Hei, kita akan menghadapinya dimanapun, meski itu diujung dunia, aku akan membawanya kepadamu, tidak akan ada yang bisa melukai harga diri Luhanku, tidak akan ada lagi.." Jongin berbisik menenangkan.

Luhan meresapi perkataan itu dan mengangguk perlahan, "gomapta Jonginnie,"

"sama-sama Luhannie, tidur yaa.. aku juga lelah, kurasa si Yoda Park itu sudah tidur juga,"

Jongin menarik selimut, menyelimuti tubuh Luhan dengan bed cover warna putih bergambar sapi.

"Mimpi indah Lu,"

Setelah itu lampu menyala temaram dan Jongin keluar dari kamar Luhan, membiarkan Luhannya istirahat dengan tenang sementara dirinya juga akan beristirahat di kamarnya, tentu saja.

Sebenarnya apa hubungan yang terjadi diantara Xi Luhan, Kim Jongin, dan Park Chanyeol?

Jawabannya adalah sahabat yang sudah saling menyayangi, berjanji akan selalu bersama, berjanji akan saling terbuka dan saling melindungi satu sama lain sejak 10 tahun lamanya.

Xi Luhan adalah yeoja satu-satunya, itu yang membuat ia diperlakukan khusus, amat sangat khusus sehingga membuat yeoja manapun yang melihatnya akan iri karena hampir setengah dari hidupnya ia lalui bersama dengan dua namja tampan sekaligus, yang amat begitu menyayanginya tanpa pandang bulu.

Luhan adalah yeoja asal China yang hidup sebatangkara karena kedua orang tuanya meninggal 13 tahun yang lalu, ketika Luhan berusia 10 tahun. Pamannya yang memegang kendali akan restoran makanan China milik kedua orang tua Luhan malah melemparnya jauh ke Korea membuat hidupnya luntang-lantung di negara yang bahkan bahasanya saja kurang ia pahami.

3 tahun Luhan jalani dengan sangat berat, sekolah tidak terurus, bekerja part time dengan mencari info dari koran dan internet seadanya. Hingga kejadian yang paling sulit Luhan lupakan dalam hidupnya membawa ia pada Jongin dan Chanyeol…

FLASHBACK MODE ON

"Tolooong, tolong aku siapapun yang mendengar, tolongg.." lolongan penuh dengan nada risau terdengar, kaki kurus nan jenjang Luhan yang tanpa alas melangkah dengan cepat sebisa mungkin dengan keadaan pakaian kacau dan luka memar hampir diseluruh tubuh, sudut bibir sobek, bahkan ia merasa pening luar biasa dan tak tahu mau kemana karena yang ia lihat hanyalah pohon-pohon, bahkan beberapa kali tubuh kecil Luhan menabrak pohon besar nan keras itu.

"Aku harus mencari jalan besar, pasti ada yang bisa menolongku jika aku berhasil keluar dari hutan ini.." Luhan yang saat itu baru berusia 13 tahun bermonolog sambil terus berlari, dibelakangnya kira-kira jarak hanya 12 meter 2 orang berbadan besar mengejarnya.

Luhan terus melihat ke belakang, semakin lama semakin dekat, pria berbadan besar itu adalah suruhan dari seorang kartel penjualan manusia. Luhan korbannya, setelah diperkosa dan baru saja ia ingin dikirim ke pelabuhan, Luhan melarikan diri dengan keadaan sangattt kacau.

Kakinya terus berlari dengan insting penuh dan sedikit menanjak, ia berhasil melihat jalanan besar, ia segera berlari dengan lincah merasa ada secercah harapan.

Dari jauh Luhan bisa melihat lampu mobil yang melaju cepat, sangat cepat, tak jauh dibelakang mobil itu ada mobil lain yang siap menyalip, sepertinya mereka sedang balapan. Hell! Ia akan meminta tolong kepada pembalap? Yang ada tubuh rapuhnya akan dihantam tak berperasaan. Ah tapi tidak apa-apa, lebih baik tubuhnya hancur redam ditabrak daripada diperkosa kembali lalu dijual.

"Kumohon Tuhan, tolong aku.." Luhan memejamkan matanya dan berjalan ke tengah jalanan besar itu, ia memejamkan matanya seraya kedua tangannya memeluk tubuh mungilnya dengan erat hingga buku jarinya memutih.

Suara mesin mobil itu semakin terdengar dari depan Luhan, dan dari pinggir jalan Luhan mendengar suara 2 pria berbadan besar itu memanggilnya, mengancam akan memotong-motong tubuhnya jika tidak segera kembali dan memberitahukan bahwa ia harus segera dijual ke pelabuhan.

CKITT

DUAGH

Luhan merasakan tubuhnya terhempas tidak terlalu kencang dan bertabrakan dengan bamper sebelah dari salah satu dua mobil yang kejar-kejaran tersebut.

Tidak terlalu keras memang, karena sebelumnya Luhan mendengar suara ban yang menggesek aspal dengan sangat keras, lalu menabrak tubuh kecilnya hingga terpental 2 meter. Luhan merasakan pinggangnya sangat sakit, hingga tak tahan untuk tidak mengeluarkan air matanya.

Suara pintu mobil terdengar, pasti pengemudi mobil yang menabraknya keluar untuk melihat dirinya masih bernyawa atau tidak, setelah merasa sesuatu memegang pergelangan tangannya, Luhan kembali tersadar dan merintih sakit.

"To-tolong saya…" sebisa mungkin Luhan berbicara Korea dengan jelas, 3 tahun luntang-lantung di Korea membuat ia terbiasa dengan bahasa negara ini.

"Apa yang terjadi?" suara berat itu menyapa kesadaran Luhan.

Suara pintu mobil dibuka terdengar lagi, ah Luhan benar-benar tidak paham apa yang terjadi, ia meringkuk memegangi pinggangnya yang terhantam cukup keras oleh body mobil sport mewah itu.

"Hei nona! Kembali kepada kami!" suara pria berbadan besar itu membuat Luhan semakin meringkuk takut dan sakit.

Luhan melihat dengan samar wajah pria yang mobilnya menabrak tubuh Luhan, memandang khawatir dan tidak mengerti dengan 2 pria yang mengejar Luhan.

"Tolooong," Luhan kembali menangis dan meringkuk merapatkan kemejanya yang sudah luluh lantah karena pemerkosaan yang baru saja dialaminya beberapa jam lalu.

2 pria itu hendak mendekat, tapi pria berbadan tinggi dari mobil satunya malah menodongkan pistol,

"Apa yang kalian inginkan dari gadis ini?" suara husky itu terdengar uhh menenangkan, setidaknya Luhan merasa berada di tangan yang lebih tepat daripada 2 pria berbadan besar itu.

Pria berbadan besar itu nampaknya gelagapan karena mereka tidak membawa senjata api karena terburu-buru mengejar barang yang akan dijual bosnya.

"Tolong aku, hiks hiks, sakiiitt." Luhan kembali meringkuk dengan nafas yang berat dan putus-putus.

"Kami akan menolongmu, tenanglah." Pria yang menabrak Luhan menenangkan dan membawa tubuh Luhan kedalam gendongannya.

"Hei bung, gadis itu milik kami, ia melarikan diri."

"Ia melarikan diri karena kalian telah melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya, ia mencari perlindungan dan kami orangnya, kebetulan. Pergilah atau kepala kalian akan kuledakkan saat ini juga."

Ya, ancaman dengan todongan senjata api membuat 2 pria berbadan besar itu menelan ludahnya takut-takut. Bagaimana jika kepala botak mereka itu benar-benar diledakkan oleh pemuda bocah yang mereka taksir usianya baru 14 tahun, hanya saja perawakannya tinggi dan bagus.

Pria tinggi itu menyeringai dan segera masuk kedalam mobilnya, menyusul mobil pria yang membawa Luhan, tentu saja ke rumah sakit dan menghentikan aksi balapan gila mereka saat itu juga.

"Eunghhh, ssshhh.." Luhan memegangi kepalanya yang pusing, sudit bibirnya yang kaku dan bagian pinggulnya yang sakit, tak lupa seluruh tubuhnya yang remuk redam dan bagian privasinya yang nyeri tidak bisa ditahan sehingga lirih kesakitan itu lolos.

Luhan sudah tidak mengenakan kemeja sobek bekas pemerkosaannya lagi, ia sudah memakai baju pasien salah satu rumah sakit besar di Seoul.

"Apa sakit?" Luhan mendapati satu pria disisi kirinya, pria dengan kulit tan eksotis, rahang tegas, mata tajam dan kelam, bibir tebal yang seksi, dan wajahnya tampan. Dan disisi kanannya pria yang lebih tinggi, bertelinga lebar, bibirnya lebar dan sensual, kulitnya putih, matanya bulat dan tatapannya sendu tak terbaca, berwajah tampan juga tentu saja.

"Sakit sekali, aku dimana? Kalian siapa? Ka-kalian pria yang me-menolongku tadikah?" Luhan tentu masih ingat dengan siapa dirinya dibawa, setidaknya ia bisa tenang ketika kesadarannya hilang lagi karena ia sudah berada di tangan lelaki yang berkata akan menolongnya. Sekarang ia bisa melihat dengan jelas wajah pria yang meonolongnya, sepertinya mereka sepantaran dan dua pria itu tampan, Luhan akui diam-diam dalam hatinya.

"Ya, kami pria yang tadi. Namamu siapa? Apakah kau bisa memberikan informasi tentang keluargamu? aku bersedia memberi kabar ini kepada mereka." Lelaki disisi kanannya bertanya.

"Aku.. Luhan, Xi Luhan.." cicit Luhan.

"Kau bukan orang Korea?" dan Luhan hanya mengangguk lemah.

"Apakah keluargamu di negara lain?" pria sebelah kirinya bertanya.

Luhan terlihat pusing dan sedih dalam waktu bersamaan, "Jangan memboyongnya dengan pertanyaan begitu, ia butuh jeda Jongin." Pria kanan Luhan memperingati.

"A-aku Luhan, Xi Luhan. Aku dari China. Aku tidak punya keluarga di China begitu juga disini, A-aku takut.. bagaimana 2 pia tadi?" Luhan meringkuk diatas ranjang rawatnya.

"Aku hampir menembak mereka." Pria bertelinga lebar itu bercerita.

"Katakan apa yang terjadi, kau korban pelecehan seksual. Dokter memberikan hasil visummu pada kamu, pinggangmu memar parah, bagian tubuh lain juga, kekerasan visik dan organ vital. Mereka menculikmu?" pria yang bernama Jongin bertanya lebar.

Luhan mengangguki itu semua, "Te-terimakasih telah menolongku, aku akan dijual jika aku tertangkap lagi oleh mereka, aku sengat ketakutan tadi ketika kabur, ketika sampai di jalan besar dan melihat 2 mobil kejar-kejaran aku berpikir bahwa mati dengan tubuh hancur karena terhantam lebih baik, daripada dijual dengan mereka yang bejat, hikss.." isakan Luhan terdengar di ruang rawat VIP ini.

Dua pria yang mendengar cerita Luhan tercengang di tempat.

"Bagaimana bisa? Bisa ceritakan?" Jongin bertanya penasaran sekali dan menatap kasihan pada tubuh ringkih Luhan yang masih menangis, menangis mensyukuri bahwa ia tidak akan kembali ke tempat laknat itu.

Luhan memandang bergantian dua pria di kedua sisinya, takut-takut pria yang menolongnya juga ternyata orang jahat.

Pria disisi kanannya menyodorkan tangan besarnya, meraih tangan Luhan yang sedang terinfus, menggenggamnya lembut, "Kau akan baik-baik saja sekarang, aku Park Chanyeol. Dan pria yang mobilnya menabrakmu tadi bernama Kim Jongin." Chanyeol melirik kearah Jongin.

"Kalian teman?"

Pria itu saling tatap, "Teman, tapi saat ini sedang tidak berteman, saat tadi kau melihat 2 mobil kejar-kejaran itu aku dan dia sedang bertarung untuk mendapatkan seorang gadis." Jelas Chanyeol membuat Luhan bergumam tak percaya.

"Ceritakan yang terjadi, dan aku akan membantumu."

"Hei bukan hanya dia, aku juga akan membantumu, aku yang membawamu ke rumah sakit ini sementara ia mengancam pria-pria yang mengejarmu itu." Jongin ikut bergabung.

Luhan terlanjur nyaman dengan atmosfir dua pria tinggi dan tampan itu, hingga ia larut bercerita siapa ia, kenapa dan sudah berapa lama ia di Korea, ia diperkosa karena kena tipu lamaran kerja part time juga ia ceritakan hingga ia menangis tersedu-sedu, bukan karena ingin mencari muka dan belas kasih dua pria tampan yang sepertinya anak orang kaya ini. Tapi karena ia benar-benar terluka, hatinya tertohok, harga dirinya sebagai wanita yang bahkan baru mengalami pubertas tercoreng, ia diperkosa dan berencana dijual entah kepada siapa.

Jongin dan Chanyeol tercengang mendengar cerita panjang Luhan, tangan Jongin dan Chanyeol terulur untuk menghapus air mata Luhan dikedua pipinya.

"Mulai saat ini kau punya keluarga, punya teman, punya sudara, aku Kim Jongin segalanya untukmu sekarang."

"Aku Park Chanyeol juga.."

Dan saat mengenal dan memutuskan hidup bersama Chanyeol dan Jongin, Luhan harus masuk ke kehidupan mereka tentu saja. Chanyeol dan Jongin adalah pewaris yang melarikan diri karena orang tua mereka sangat sibuk menumpuk uang di dalam brankas. Mereka berteman, tapi ketika bertemu dengan Luhan mereka sedang bertarung karena gadis incaran mereka yang sama. Tapi setelah Luhan bergabung dengan mereka, Chanyeol dan Jongin mengakui sifat kekanak-kanakan mereka, dan memilih kembali berteman dekat dan melupkana gadis yang sudah hampir merusak hubungan teman baik mereka. Dari situlah Luhan mulai berlajar apa yang Jongin dan Chanyeol lakukan sekalgius mencari uang untuk hiburan sendiri meskipun uang bukan masalah bagi pewaris perusahaan seperti Chanyeol dan Jongin. Tapi, Luhan menyukai hidupnya sekarang yang lebih teratur, ia tinggal di mansion mewah yang Chanyeol dan Jongin bangun, ia bisa mendapatkan penghasilan dengan balapan karena hadiah dari balapan illegal sangat menggiurkan, apalagi Luhan yang selalu dilatih oleh Chanyeol dan Jongin, Luhan mendapatkan didikan ekstra yang membuatnya jadi pembalap wanita paling hebat sepanjang masanya. Xi Luhan, ialah pembalap wanita paling tangguh yang pernah ada, ia menguasai segala teknik mengemudi dan semua orang mengakui ketangguhannya.

FLASHBACK MODE OFF

"Hahaha, dasar bodoh. Orang-orang yang menyebut kalian pembalap tak tertandingi akan terbahak ketika mengetahui bahwa kalian berhasil kutipu," Wu Yifan sedang berada di club besar masih kawasan Seoul, ia segera kesini untuk bersenang merayakan kepicikannya. Ia tertawa bahagia seraya memandangi foto Jongin-Luhan-Chanyeol di layar ponselnya.

Jika kalian sering bermain di dunia malam, apalagi sering meononton balap illegal disemua penjuru Korea, pasti nama mereka bertiga tidak asing. Yifan merasa sangat terhormat bisa membodohi 3 sahabat kelewat pintar itu.

Yifan adalah dirinya, ia baru kembali menginjak Korea sore tadi, ia dikirim dari Jepang oleh bosnya yang mengadakan duel balap dengan Luhan dengan hadiah yang menggiurkan.

Entahlah kenapa dirinya yang dikirim untuk menantang Luhan, padahal masih ada pembalap lain yang lebih berkelas yang mungkin bisa dengan telak menghancurkan Luhan. Ia sudah melapor pada bosnya bahwa ia kalah, dan bosnya hanya mendesah pelan, sepertinya menyepelekan Luhan adalah kesalahannya, harusnya ia mengirimkan racer master miliknya saja agar tidak kehilangan 10 juta dolar demi mengharapkan terlipat ganda (jika Yifan menang).

Tapi tentu saja Yifan tidak bilang bahwa ia menipu 3 sahabat kelewat pintar itu. Yang ada ia yang akan menjadi buronan bosnya dan bosnya pasti akan meminta kembali 10 juta dolar yang kini ada di tangannya.

"Hei si pecundang yang kalah dengan wanita!" suara baritone menyapa gendang telinga Yifan, membuat telinganya panas terbakar karena disebut sebagai pecundang.

Ia ingin melayangkan prostes dan memaki pada lelaki yang mengatainya pecundang, tapi ia tercengang ketika melihat siapa namja itu.

"Oh Sehun?"

"Yap, ini aku Yifan. Pecundang ini, kalah tapi berfoya-foya sendirian." Dengan seenak jidatnya pria bernama Oh Sehun itu meneguk vodka Yifan langsung dari botol dan menoyor bahu Yifan cukup keras hingga vodka digelas yang ia pegang sedikit tumpah ke tangannya.

"Bukankah kau di Jepang?"

"Aku dikirim oleh bos, baru saja tiba. Kau sih tolol kalah dari Luhan. Bulan depan menjadi bagianku untuk melawan Luhan, dan aku tidak akan menjadi pecundang sepertimu." Sehun segara duduk disofa, tentu saja para pelacur langsung mengerubungi pria tampan berambut hitam pekat dengan mata elang itu.

"Aku bukan pecundang, Luhan memang… hebat."

"Kau memuji lawanmu, bung!"

"Itu kenyataannya, kalau kau ingin menang, cobalah untuk tidak meremehkan lawanmu, bisa-bisa kau akan kalah sepertiku,"

"Jadi kau meremehkannya diawal? Kenapa?"

"Yap, aku meremehkannya, pertama aku bertemu, ia biasa saja, wajahnya memang cantik, manis, imut dan lembut secara bersamaan, tubuhnya kecil mungil tapi sintal, kau takkan menebak bahwa penguasaannya dalam menjinakkan balapan sangatlah baik. Jika Park Chanyeol yang menjadi lawanku, aku mungkin takkan meremehkannya karena standar Chanyeol memang terlihat seperti pembalap handal. Tapi men, kau takkan menyangka lincahnya Luhan dengan Continental miliknya. Mesinnya bahkan terdengar sangat mulus di aspal." Yifan meneguk vodkanya kembali dan merasa puas akan rasa alkohol dari minuman itu, pikirannya tenang…

"Apa ia sexy?" Sehun menaik turunkan alisnya

Yifan tahu sekali apa yang menjadi kesukaan Sehun dari wanita, tentu saja sex.

"Sangat jika aku boleh berpendapat,"

"Kalau begitu, aku akan mengajaknya bertaruh selain dengan uang yang sudah bos berikan, aku akan meminta tubuhnya jika ia kalah dariku."

"Kau pasti akan terpacu untuk menang jika Luhan menyetujui itu,"

Sehun hanya menyeringai tampan, jika benar Luhan semenarik yang temannya ceritakan, maka ia akan memburu rusa betina itu sampai dapat.

Luhan terbangun pukul 11 siang, wajar jika ia bangun siang karena ia baru pulas tertidur pukul 5 pagi. Bahkan sekarang Luhan masih merasakan kantuk, jika bukan karena perutnya yang keroncongan, Luhan tidak akan bangun.

"Hei rusa doyan tidur," sapa Chanyeol yang sedang membaca koran dengan secangkir kopi hitam pekat mengepul didepannya.

Luhan mempoutkan bibirnya ketika Chanyeol mengolok dirinya, "Aku lapar Yeol,"

"Aigoo kau merengek, sana ke meja makan, aku sudah membuatkan sandwich sejam yang lalu."

"Kau membiarkanku sarapan sendirian? Kau sudah sarapan?"

Chanyeol mengabaikannya dan kembali pada koran ditangannya, Luhan dengan langkah terseok berjalan menuju ruang makan mansion mewah ini.

Luhan mendapati 2 potong sandwich di meja makan, sepertinya Jongin lebih parah doyan tidurnya. Luhan terkekeh membayangkan cara Jongin tidur yang berantakan jika sangat mengantuk.

"Yeol, dimana susu bubuk?" Luhan berteriak dari ruang makan ketika membuka kulkas tak mendapati susu, sebelum ia memakan sandwich buatan Chanyeol ada baiknya ia membuat susu terlebih dahulu, tapi ia tak mendapati sekotak susu bubuk siap seduh rasa vanila miliknya.

"Jika tidak ada di kulkas, maka cari di rak dapur, mungkin yang dikulkas dihabisi oleh Jongin," Chanyeol menjawab dari ruang tengah dengan suara besarnya.

Luhan yang masih bermuka bantal mencoba meraih rak dapur bagian atas, tempat biasa susu bubuk tersimpan. Tapi apalah daya tinggi tubuhnya yang hanya se-ketiak Jongin dan Chanyeol, tinggi tubuhnya membuat Luhan kesal pagi-pagi.

"Yeollieee, susah sekali menggapainya, aisshhh." Luhan menggerutu sambil meloncat-loncat.

Chanyeol sepertinya sedang asik dengan koran, Chanyeol memang terbiasa menikmati pagi dengan bersantai. Beda dengan Jongin yang menikmati pagi dengan tertidur. Ck, padahal ini sudah pukul 11 siang.

"Minum susu berkalsium tinggi makanya," haah, suara Jongin akhirnya terdengar. Namja itu baru bangun tidur, terlihat sekali dari muka bantalnya yang jauh lebih lusuh daripada Luhan.

"Untuk itu kan kalian ada disampingku, kalian tinggi, aku tidak butuh susu berkalsium tinggi atau tinggi lemak." Gerutu Luhan dan kembali duduk di kursi meja makan, ia membiarkan Jongin yang membuatkannya susu.

Jongin membuat dua gelas susu vanila hangat, ia dan Luhan suka vanila, terkadang Luhan suka strawberry, tergantun mod rusa betina itu saja sihhh.. dan kalau Chanyeol lebih suka susu coklat atau paling mentok kopi pahit.

Jongin memperhatikan Luhan yang memakan sandwichnya dengan malas-malasan, padahal perutnya lapar. Wajahnya tertekuk dan terlihat masih kesal. Moodnya kacau pagi hari karena telah diabaikan Chanyeol yang asik dengan koran.

Dengan dua gelas susu ditangannya, Jongin meletakkan susu untuk Luhan di dekat yeoja cantik itu, mengecup sekilas pelipisnya.

"Kau masih kesal sama si naga itu ya?" Jongin bertanya dan mendapatkan death glare dari Luhan. Jelas sekali Luhan masih kesal dengan kebodohannya semalam.

"Habiskan sarapanmu kalau begitu." Luhan menelan kilat sandwich serta susunya. Setelah kenyang, yeoja bermata rusa itu memperhatikan Jongin yang makan dengan penuh penghayatan.

"Kau akan mencari Yifan untukku, kan?"

"Tentu, aku dan Chanyeol akan membuatnya menyesal telah mempermainkan Luhanku," Jongin tersenyum manis, tapi sepertinya memang mood Luhan sedang tidak baik sehingga tak membalas senyuman manis Jongin.

"Moodmu kacau, Lu?" Jongin menumpuk piring dan gelas kotor mereka, membawanya ke wastafel dan mencuci itu semua, setelah selesai ia kembali ke meja makan, masih ada Luhan disana.

Luhan benar-benar mengerucutkan bibirnya,

"Hei Lu, wanna play with me? Maybe some round make you feels good, eoh?" Jongin menundukkan tubuhnya dan mengecupi pelan penuh dengan sensualitas wajah cantik dan mulus Luhan.

Luhan menghadapkan wajahnya pada Jongin yang mulai mengecupinya seraya memejamkan matanya, yeoja cantik itu nampak berpikir sambil menggigit bibir bawahnya dengan pelan.

"Jika kau mau aku akan melanjutkan ini, tenagaku masih sangat full karena baru bangun tidur dan sarapan." Jongin menciumi seluruh wajah Luhan, memberi kecupan kupu-kupu pada bibir mungil nan menggoda Luhan.

Tangan Luhan mulai mengalung di leher Jongin dan membalas kecupan Jongin yang perlahan berubah menjadi ciuman panas.

"Kamarmu. kamarku sudah kubenahi." Luhan berucap dan Jongin menyeringai tampan mendengarnya,

"As your wish baby, tapi pergilah ke kamarku lebih dulu, aku akan mencuri stok kondom milik Chanyeol." Jongin memberikan kecupan manisnya yang terakhir di dagu mungil Luhan.

Luhan terkekeh mendengarnya, "Kenapa kita tidak melakukannya dikamar Chanyeol saja? Agar kamarmu tidak berantakan juga." Saran Luhan terdengar lebih baik ditelinga Jongin.

"Arraseo, kita dikamarnya saja nona Lu," Jongin menggendong tubuh Luhan yang menempel seperti anak koala diperutnya dan bergelung di dada bidangnya yang masih memakai kaos abu-abu.

Sex bukanlah hal yang tabu lagi bagi mereka bertiga, kadang jika mood Luhan kacau salah satu diantara Chanyeol dan Jongin menawarkan sex untuk Luhan, dan begitu juga Luhan. Tidak sering memang, mungkin sebulan sekali atau 2 minggu sekali dan mereka selalu bermain aman dengan Luhan. Sex adalah kebutuhan orang dewasa seperti mereka. Jongin dan Chanyeol memang kebutuhan sexnya setiap hari, tapi tidak dengan menuntaskannya bersama Luhan setiap hari, Jongin dan Chanyeol lebih sering berburu jalang atau melakukan hubungan one night stand.

Chanyeol menutup korannya, menghabiskan sisa kopi yang masih ada dicangkirnya. Ketika ia ke ruang makan, sandwich buatannya telah lenyap, piring dan gelas susu juga sudah tidak ada. Ruang makan jadi tidak berpenghuni.

"Kemana mereka?" Chanyeol menaiki anak tengga hendak menuju balkon lantai atas yang langsung berhadapan dengan kolam renang, tapi ketika ia melewati kamarnya yang berada di dekat tangga, pintu itu tertutup, hanya saja suara desahan dan erangan lembut nan feminim Luhan terdengar.

Dengan secepat halilintar tangan besar Chanyeol menyambar gagang pintu kamarnya, terkunci! Sial.

"Yaaak! Kalian mengotori kamarku, sialan." Chanyeol mendesisi sebal.

"Luhan yang memberi ide, Park! Oiya, aku minta stok kondommu satu ya, aku kehabisan stok. Kau akan mencekikku jika tidak bermain aman." Teriakan Jongin dari dalam kamarnya terdengar.

"Sialan kau hitam." Chanyeol menendang pintu kamarnya dan jalan menjauh sebelum ia ereksi mendengar desahan feminim Luhan di dalam kamarnya, ia kecolongan. Padahal beberapa minggu lalu Jongin juga yang telah mendapatkan sex bersama Luhan.

Pukul 4 sore pintu kamar Chanyeol yang ditempati oleh Jongin dan Luhan untuk bercinta akhirnya terbuka, menampilkan sosok Luhan yang sudah lebih rapi tapi masih dengan piyama tidurnya yang semalam. Di dalam sana, Jongin masih tertidur sambil memeluk guling yang Luhan berikan sebagai pengganti tubuhnya yang Jongin peluk dalam ringkikan bed cover coklat milik Chanyeol.

"Chanyeolliee," Luhan memanggil dengan suara paraunya, khas baru bangun tidur.

Pintu utama mansion terbuka, di pekarangan yang luas terdapat mobil Luhan yang sedang Chanyeol dandani, pria itu bergelung dengan alat-alat mekanik demi membuat mobil putih dengan list feminim itu semakin keren.

"Chan.." panggil Luhan ketika ia berdiri di daun pintu.

Chanyeol keluar dari kolong mobil Luhan dengan muka sedikit kotor, pipinya tergores kotoran oli sedikit.

Chanyeol segera bangkit dan membersihkan tangannya, lalu menghampiri Luhan.

"Waw, kau baru selesai dengan Jongin? 5 jam rekormu dengan Jongin ya? Aku akan mengalahkan rekor itu bulan depan." Chanyeol mencium pipi kiri Luhan.

"Sudah sore, habis selesai dengan itu kau mandi, Jongin masih tertidur diranjangmu, Yeol. Dan oh, aku tidak mungkin setahan itu, hanya sampai pukul 2 selebihnya aku dipeluk Jongin dan Jongin si doyan tidur kembali terlelap."

"Bersihkan ranjangku."

"Jongin sengaja mengotorinya," Luhan terkikik geli mengingat Jongin tadi, namja itu melepas kondomnya setelah usai dengan Luhan, membiarkan cairan cintanya mengotori sprei dan selimut Chanyeol.

"Kalau begitu aku tidur denganmu malam ini," Chanyeol mengedip gemas.

"Tidur dengan Jongin saja sana," ketus Luhan dengan nada meledek.

"Kok dengan Jongin sih, Lu?" Chanyeol protes keras.

"Jongin yang membuat ranjangmu kotor dengan cairan cintanya."

Chanyeol memasang wajah berpikir, ah ada benarnya juga sih, tapi masa tidur dan berpelukan dengan Jongin, sih?

"Aku tidur denganmuuu." Jerit Chanyeol frustasi.

"Ahahaha, arraseo Yeollie, mending kau mandi, biar aku yang merapikan itu." Luhan berjalan ke pekarangan dan merapikan sisa pekerjaan Chanyeol. Kembali memasukkan mobil tersayangnya kedalam garasi.

Setelah beres dengan itu semua tidak sampai 15 menit, Luham kembali masuk kedalam mansion besar yang hanya dihuni 3 orang saja. Sudah ada Chanyeol yang nampak baru selesai mandi dengan Jongin yang ia tendang-tendang keluar dari kamarnya.

"Sakit, Park!" protes Jongin dengan sebal dan langsung berhambur ke Luhan, tidurnya terganggu, bahkan ia baru memakai boxernya Chanyeol sudah menendangnya keluar dari kamarnya.

"Hei, kalian ini kekanakan sekali." Luhan menegur.

"Biarkan saja, aku butuh kita berkumpul, ada yang ingin ku bicarakan."

"Bisa nanti kan? Jangan menganggu tidurku.." Jongin menggembungkan pipinya sebal, tanpa sadar ia telah melakukan aegyo dan berhasil membuat Luhan memekik gemas.

"Neomu kiyowo uri Kkamjonginie." Luhan mencubiti pipi Jongin.

"Jongin sadarlah, jangan pejamkan mata terus. Aku serius,"

"Baiklah, kami mendengarkan." Luhan dan Jongin kompak menatap Chanyeol.

"Bulan depan, kartel balap illegal yang sama dengan semalam menawari balapan lagi, kali ini 15 juta dolar."

"Jika aku kalah, uang yang sedang kumiliki saat ini tidak mencakup." Luhan langsung menjawab.

"Kau tidak terkalahkan, nona Lu."

"Tapi kemungkinan kalah pasti ada," bantah Luhan.

"Bukan itu maksudku, ini membawa kita pada Yifan bukan? Membawa kita pada 10 juta dolarmu, Lu."

Luhan baru tersadar, "iya juga ya!"

"Jadi bagaimana?"

"Tapi kurasa penipu itu takkan melawan Luhan, mungkin orang lain." Jongin bergumam memikirkan kemungkinan-kemungkinan, karena demi Tuhan Yifan tidak mungkin berani menampakkan dirinya seteah berhasil membawa kabur 10 juta dolar milik Luhan.

"Yap, benar Lu.. hanya membawa kita kepada teman Kanadian itu. Kurasa Yifan membawa kabur uang itu, bos kartel balap Yifan mengatur balapan yang sama, kau dengan anak buahnya. Hanya saja uang taruhan lebih besar dan kurasa ia mengirim pembalap terbaiknya kali ini karena merasa gagal dengan mengirim Yifan, sudah jelas Yifan mengaku kalah kepada bosnya dan membawa uang 10 juta dolar itu, Lu."

"Kau tahu siapa pengganti Yifan? Apakah orang itu berhubungan dengan Yifan?"

"Tentu saja, mereka satu kartel Lu. Aku mencari tahu tadi ketika kalian asik bermain dikamarku." Chanyeol mendelik menatap Luhan dan Jongin yang duduk bersebelahan.

"Mianhae…" Luhan menyengir sambil menatap bersalah pada Chanyeol.

Chanyeol mengabaikan pembahasan lain dan kembali ke topik penting mereka, "Setelah ku cari tahu, mereka mengirim racer master, Oh Sehun namanya. Namja Korea. Lama tinggal di Jepang, ia adalah yang terbaik melebihi Yifan. Kau sanggup Lu?"

"Asal itu membawaku menuju Yifan si naga sialan, aku siap. Oh Sehun, ya? Kau tau apalagi?"

"Korea, pembalap terbaik di Jepang, ia menguasai drift, latar belakang keluarga tertutup rapat, dan katanya seorang iblis yang tampan..."

To Be Continue

Hei, ini chapter 1. Mohon tinggalkan reviews. Ryuu masih abal maafkan yaaa.

Kalau reviews banyak yang kasih minat dan support, mudah-mudahan minggu depan atau 10 hari kedepan Ryuu update chapter 2nya.

Makasihhh…