BROKEN SWORD

Disclaimer : tokoh disini milik diri mereka masing-masing, ide cerita dari pemikiran sendiriPairing : YunJae, JaeYoona

Rated : T-M

Warning : Komplikasi, banyak Typos bertebaran

Summary : Tak pernah terbayangkan konsekuensi Jaejoong menerima syarat untuk membebaskan kekasihnya. membuatnya dikejar seorang Jendral yang terobsesi membunuhnya, atau begitulah pemikirannya. YunJae

Yunho marah, begitu marah. Selama kehidupannya berperang tak pernah ada yang melukainya sampai seperti ini, di sentuhnya cermin yang memantulkan refleksi dirinya. Luka melintang dari bahu sampai dadanya tercetak jelas. Masih menganga seperti baru meski tak cukup dalam. Dengan mata yang berkilat dipukulnya kaca besar dihadapannya. Dia adalah Jendral besar. Penakluk puluhan kerajaan. Namanya di takuti dan disegani musuhnya karena kepandaiannya berperang dan tak kenal ampun. Tapi bagaimana bisa seorang prajurit yang tak setara dengannya bisa membuatnya terluka seperti ini. Dia yang dibesarkankan dengan tak mengenal kata kalah, tidak menerima ini. Dan pembalasannya jauh lebih kejam. Dikepalkan tangannya yang terluka karena meninju kaca erat hingga memutih.

" Sebelum luka ini mengering. Ku pastikan kau akan menerima akibatnya, jauh dari yang kau bayangkan Youngwoong," dan dia tak pernah main-main dengan janji yang diucapkannya.

Sudah dua kali berperang semenjak luka yang didapatnya, tapi pasukannya belum berhasil mematahkan pertahanan musuhnya. Selama itu Yunho selalu mencari Youngwoong untuk beradu pedang. Tapi hanya luka-luka kecil yang berhasil dia berikan pada musuh besarnya itu.

Waktunya semakin sempit. Sudah empat bulan dia dan pasukannya berperang untuk menaklukkan kerajaan Toho. Pasukannya sudah terlalu lelah dan berkurang gugur di medan perang. Persediaan senjata dan makanannya semakin menipis dan wabah sudah mulai menyebar di camp-nya. Apalagi Raja telah memberinya surat untuk menarik mundur pasukannya dan memilih bernegoisasi. Meski dia benci mengikutinya tapi keputusan Raja adalah mutlak.

Hari ini adalah perang terakhir melawan Toho. Yunho meringis saat mata belati mengiris memanjang di luka tebasan youngwoong tempo hari. Dia tidak akan membiarkan lukanya mengering sebelum membalaskankan dendamnya.

Pasukannya sudah siap dengan semangat mengebu-nggebu di pertarungan penentu ini. Jauh didepannya pasukan Toho berbaris membawa tameng dan senjata. Dilihatnya Youngwoong dengan setelan putih duduk dengan angkuh di atas kuda coklatnya. Wajahnya yang selalu tertutup topeng membuat siapapun tak mengetahui jati dirinya. Termasuk Yunho.

Setelah generang perang dibunyikan Yunho memacu sekuat tenaga kuda hitamnya ke tempat Youngwoong berada. Beberapa kali di mengayunkan pedangnya untuk menebas orang yang menghalangi jalannya. Hingga dia bertatapan dengan mata kelam milik Youngwoong. Dia tak bisa membaca ekspresi Youngwoong dibalik topengnya. Merek berdiam lama hingga Youngwoong menarik pengekang kudanya dan memacu kudanya diantara peperangan yang baru saja terjadi. Yunho yang tak ingin mangsanya lolos mengikutinya dari belakang tanpa menyadari kalau dirinya digiring memasuki hutan.

" Suatu kehormatan Jendral Jung mau mengikutiku sejauh ini,"

" Apa maksud-,"

Yunho baru sadar dirinya berada ditengah hutan. Samar-samar didengarnya suara teriakan dan hantaman senjata di medan pertempuran. Pantas saja Yunho merasa aneh dengan cara pertarungan Youngwoong yang lebih defensif dan lebih memilih memacu kudanya hingga Yunho bisa membubuhkan beberapa goresan luka di tubuh Youngwoong. Yunho tersenyum meremehkan. Tahu maksud musuhnya membawanya kemari.

" Kau pikir dengan memancingku kesini pasukanku akan kacau…, jangan bermimpi. Kami bangsa Shinki dilatih untuk berperang sampai darah penghabisan. Sebelum terompet berakhirnya perang berbunyi kami tidak akan meninggalkan medan perang meski yang tersisa hanyalah satu orang untuk melawan,"

" Benarkah?, kalau begitu mari kita buktikan."

Youngwoong turun dari pelana dan bersiap dengan posisi siap menyerang, Yunho mengikuti turun dari kudanya dan mengambil posisi sama. Sesaat keduanya saling beradu pedang. Saling menyerang dan bertahan dari serangan masing-masing. Menunjukkan sejauh mana kekuatan yang dimilki. Tapi sepertinya stamina Yunho jauh lebih kuat. Youngwoong sedikit kualahan menerima serangan dari Yunho. Apalagi dengan luka yang didapatnya saat mengiring Yunho kemari sudah terasa semakin perih. Hingga membuat konsentrasinya sedikit buyar dan Yunho berhasil menjatuhkan pedangnya dan menyerangnya kembali tepat didada, tapi berhasil dihindarinya dengan berguling kesamping. Kini youngwoong hanya bisa menghindar dan mencoba mengambil pedangnya kembali. Usahanya belum berhasil karena Yunho begitu gesit dan memaksanya untuk menghindar berlawanan dengan tempat pedangnya terjatuh. Berkelahi dengan tangan kosong memang bukan keahlian Youngwoong hingga sudah terdapat banyak luka di sekujur tubuhnya. Yunho berhasil menebas Youngwon di bahunya cukup dalam dan menendang dadanya hingga terjatuh. Darah merembes membasahi baju putihnya. Youngwoong terbatuk darah, tendangan Yunho begitu kuat hinga badannya seperti remuk. Tidak sampai disitu, Yunho mendekatinnya, menendang dagunya hingga terlentang dan menginjak lukanya yang menganga.

" Sekarang kau tahu rasanya berurusan denganku. Akan kubuat kau menyesal pernah terlahir didunia ini" Yunho semakin menekan lukanya.

Tapi hanya erangan tertahan yang keluar dari mulut Youngwoong. Dia tidak akan membuat musuhnya senang dengan jerit kesakitannya. Yunho yang mengetahui itu ingin menancapkan pedangnya ke bahu Youngwoong. Tapi suara generang perang menghentikannya. Itu bukan generang perang kemenangan. Tapi generang perang yang membuat perang ini berakhir sama. Dia ingat apa yang disampaikan rajanya. Jika sampai sore perang ini tak menampakkan hasil. Raja akan menghentikan perang itu dan memilih untuk berunding. Yunho tertawa, tawa yang begitu hambar di telinga. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan itu?. Semua pengorbanannya, pertempuran yang dihadapniya, prajuritnya yang sudah gugur semua sia-sia. Apa yang dilakukannya selama empat bulan ini sia-sia. Apa ini yang disebut kekalahan?. Selama ini dia tak pernah merasakannya. Pasukannya selalu berhasil membawa kemenangan mutlak. Dan ini semua karena dirinya yang terlalu terobsesi mengalahkan Youngwoong. Karena bergelut dengan pikirannya sendiri Yunho tak menyadari Youngwoong yang sudah melepaskan diri darinya. Segera dia menarik Youngwoong yang berjalan tertatih, membantingnya ketanah dan menduduki dirinya.

" Setelah semua ini apa kau pikir aku akan melepaskanmu semudah itu Youngwoong!,"

" Tapi perang ini sudah berakhir brengsek!. Menurut hukum, pertandingan ini selesai," Youngwoong memberontak ingin lepas. Setelah perang berakhir kedua kubu harus melakukan genjatan senjata sampai menunggu keputusan negoisasi.

" Kau tahu…, sebenarnya aku tak suka mematuhi hukum. Apalagi hanya kita ditengah hutan ini, orang tidak akan tahu jika aku membunuhmu sekarang. Mereka hanya akan menganggapmu korban perang. Itupun jika mereka menemukan jasadmu disini." Youngwoong semakin memberontak ingin lepas dan melontarkan kata-kata kasar. Tangan kiri Yunho memegang erat tangan Youngwoong yang memukulinya tak tentu arah.

" Tenanglah Youngwoong aku akan membunuhmu pelan-pelan. Hingga kau merasakan setiap detik menuju ajal kematianmu…," bisik Yunho di telinga youngwoong." Tapi sebelum itu aku perlu melepas topengmu agar aku bisa melihat ekpresi kesakitanmu." Dengan cepat Yunho melepaskan topeng Yongwoong. Yunho membatu tak percaya dengan apa yanga dilihatnya. Youngwoong yang tak melepaskan kesempatan ini menendang Yunho dengan kakinya yang Yunho terjengkang kesamping dan melepaskan pegangan tangannya.

" Seharusnya kau tidak melamun saat bertarung Jendral Jung," Youngwoong berdiri mengumpulkan tenaganya untuk bertarung lagi. Dia tahu kalau dia tidak akan bisa meloloskan diri kecuali mengalahkan Yunho.

" Aku tidak melamun, aku hanya tak percaya jika wajah dibalik topeng ini begitu cantik" Yunho berdiri membuang topeng digenggamannya.

" Aku tidak cantik brengsek!," Youngwoong yang begitu emosi mengepalkan tangannya untuk memukul Yunho tapi bisa ditangkis dengan mudah oleh Yunho. Youngwoong menyerang membabi buta hingga dia kelelahan. Yunho hanya menghindar dari serangannya. Saat pukulan Youngwoong akan mengenai muka Yunho. Tangan kanannya di tangkap dan dipelintir kebelakang oleh Yunho. Terdengar bunyi deritan tulang dan suara teriakan Youngwoong yang keras karena Yunho mematahkan tangannya. Dia di lempar begitu saja ditanah dengan posisi tengkurap. Tangan kanannya tak bisa digerakkan, baju putihnya sudah kotor dengan tanah bercampur darah dari lukanya yang kembali terbuka.

Yunho mengambil pedangnya yang terjatuh dan membalikkan tubuh Youngwoong menghadapnya. Napas Youngwoong naik turun dengan cepat, bibir bawahnya digigit untuk menahan segala rasa sakit di tubuhnya. Rambutnya berantakan dan ada yang menempel dipipinya yang seputih salju. Matanya terpejam seolah pasrah menjemput kematiannya. Yunho tak pernah melihat keindahan yang seperti ini. Dia merasa bangga karena dialah yang menciptakannya. Membuat musuh besarnya tak berdaya.

" Apa yang kau tunggu. Cepat bunuh aku!," Yunho semakin terpesona melihat gerakan bibir merah Youngwoong yang terasa begitu menggoda. dia merendahkan tubuhnya. Menyingkirkan rambut dari wajah Youngwoong. Dielusnya pipi Youngwoong yang tanpa cacat. Melupakan pedangnya yang sudah jatuh ketanah lagi.

" Tidak secepat itu Youngwoong. Bukankah aku sudah bilang akan menyiksamu lebih dulu. Dan aku tahu apa yang harus kulakukan untuk menyakitimu." Dengan itu kedua tangan Yunho memegang rahang Youngwoong menumbukkan kedua bibir mereka. Youngwoong membelalakkan mata hitamnya kaget. Yunho menciumnya begitu kasar dan brutal. Dia mendorong dada Yunho dengan tangan kirinya. Tapi tubuh Yunho tidak goyah. malah semakin memperdalam ciumnya. Dan semakin mencoba masuk ke dalam rongga mulutnya. Karena Youngwoong tak membiarkan itu, Yunho menjambak rambut Youngwoong hingga ia mendongak. Mulutnya yang ingin menjerit tertahan dengan lidah Yunho yang masuk. Menjelajah rongga mulutnya. Yunho memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciuman disaat itu Youngwoong memukul pelipisnya keras membuat Yunho melepaskan ciuman mereka. Yunho segera membalas pukulan Youngwoong hingga Youngwoong terbatuk darah.

" Berani memukulku lagi, aku tak segan-segan mematahkan tanganmu yang satunya,"

Mata youngwoong berkunang-kunang dia tidak punya tenaga lagi untuk melawan. Tapi dieratkan cengkraman tangannya pada bajunya saat dengan berani Yunho mulai melepaskan pakaianya. Sayup-sayup dia mendengar suara derap kuda dari kejauhan dan orang yang memanggil nama orang yang di atasnya ini. Sedikit harapan muncul. Dengan bibirnya yang bengkak dan terluka Youngwoong mencoba bicara menahan perih saat bibirnya bergerak.

" Lepaskan aku, prajuritmu sedang menuju kemari. Kau tidak inginkan mereka tahu perbuatan rendah yang kau lakukan padakukan?,"

Yunho memiringkan bibirnya, menyeringai.

" Prajuritku begitu setia padaku. Aku tak perlu menutupi apapun dari mereka," Yunho menjilat bibirnya setelah berhasil membuat Youngwoong topless. Disentuh dan ditekannya luka di bahu youngwoong dengan jarinya. Meski tak sepanjang yang dia dapat tapi luka itu cukup dalam. Darah masih sedikit keluar dari lukanya. Youngwoong hanya bisa mendesis apalagi saat lidah Yunho menggantikan jarinya. Menelusuri luka Youngwoong, menjilat dan menghisapnya.

" Saat prajuritku kemari mereka pasti bahagia karena akhirnya aku bisa bersenang-senang,"

" Kau salah, akhhh… ,mereka akan jijik padamu, ukhhh… karena melakukannya dengan lelaki,"

Yunho tertawa lepas mendengar ucapan Youngwoong.

" Bagi negeriku itu hal yang wajar Youngwoong, kami juga melegalkan pernikahan sesama jenis,"

" Terkutuklah kalian!,"

" Kau tak usah mengatakannya Youngwoong karena kami memang sudah terkutuk." Youngwoong semakin memberontak saat ia melihat Yunho yang melepaskankan pakainnya sendiri satu persatu.

" Lebih baik kau simpan tenagamu untuk mendesahkan namaku."

Dengan itu Yunho menempelkan tubuh mereka. Jeritan dan legugahan menggema di hutan yang semakin gelap karena matahari sudah tenggelam.

TBC