Demon1004 In Tenebris

(Trial Fanfiction/?/)

Cast : Daejae

Genre : Fantasy - Angst - Hurt

BY : Whiell DaeJae


Disclaimer : BoyxBoy. Typo bertebaran. karna akhir ff ini belum ketemu jadi kemungkinan akan menggantung kaya jemuran lapuk. dan aku dengan rasa percaya diri yang setengah-setengah ini, nekad publishan goresan omong kosong ini.

perhatikan tahun gaje yang tertera. maaf kalo ada banyak kesalahan dalam penulisan ini, karna aku sendiri gak terlalu faham sama budaya sebelum mashei itu gimana. jadi, aku cuma menuangkan apa yang ada dalam fikiran.

Protes? it's Ok kq ^^.

.Happy Reading Readersnim ^_^.


.

*1004 SM*

.


Langit kelam tergelar rata tanpa celah , setitik cahaya tak Nampak melubangi kelamnya sang langit. Gemuruh petir saling menyahut. Petir tanpa cahaya lebih menakutkan dari apapun. Bumi yang dulu nya di huni oleh manusia-manusia normal berubah drastis semenjak kelahiran seorang anak laki-laki bersayap. Perlahan tapi pasti manusia-manusia di bumi lekas menipis , kini.. bumi telah terbelah menjadi dua wilayah , separuh dari bumi tetap hidup normal seperti dulu, namun dibelahan bumi lain , selalu saja gelap . matahari telah enggan memutari belahan bumi tersebut.

Sebuah sisi yang hanya di huni oleh seorang anak bersayap mengerikan dan berbeda warna . sayap kanannya yang berwarna putih bersih tampak mempesona, sedangkan sayap kirinya berwarna hitam pekat.

Anak kecil yang tidak tahu apa-apa itu terkurung dalam kesendirian yang di penuhi kegelapan . entah makhluk mana yang telah menistakan kehidupan manusia tak berdosa itu.

Bayi mungil bersayap itu .. kini talah menginjak lima tahun , masa dimana saat nya ia harus memiliki keindahan dalam dunia kecilnya.

Masa dimana harusnya dia bisa tertawa lepas bersama anak sebayanya ,

"Daehyun-a … ayo pulang… hari sudah hampir gelap.. " tegur seorang wanita paruh baya yang selalu merawat pria bersayap tersebut.

"eommonim… disini selalu gelap . " ujar daehyun kecil , mengitrupsi kata 'hampir gelap' milik ibunya.

sudah menjadi kebiasaanya berdiam diri diatas bukit gersang ini. menatap jauh kedepan . tempat didepannya terlihat lebih terang walau sedikit berwarna jingga.

"eommonim , kenapa kita harus tinggal jauh dari tempat penuh cahaya itu? Apa dulu kau selalu berjemur di pagi hari ? menikmati hangatnya mentari bersama appanim …? " Tanya daehyun menerawang.

Luasnya setengah bumi ini ia kuasai sendirian. –berdua dengan ibunya . disini tidak ada tumbuhan apapun. Hanya ada ratusan kayu mati dan rumah-rumah kosong .

Wanita tersebut duduk berdampingan dengan daehyun.

"berjemur dibawah terik matahari memang menyenangkan daehyun-a .. "

Tangan mungil daehyun mengepal erat. Walau pun umurnya masih bisa dibilang amat kecil , ia sudah bisa mengerti apa yang dirasakan ibunya , anak kecil dengan seribu kelebihan yang diasing kan makhluk muka bumi karna menganggapnya pembawa petaka sekaligus pembawa kegelapan abadi.

Daehyun telah lancar berlari dan berbicara ketika dia berusia dua tahun. Malaikat yang selalu ada disampingnya selalu merawatnya penuh kasih. Mengajarinya membaca. Menulis dan juga berhitung. Kemampuan-kemampuan menganggumkan lainnya juga daehyun dapatkan. Ia mampu medengar suara dalam jarak ribuan kilometer. Dan hal itu bisa ia gunakan untuk melindungi ibunya.

Daehyun mungil selalu melindungi ibunya kala sang ibu pergi kedesa perbatasan sana guna membeli beberapa bahan makanan.

"kau ingin meninggalkan ku ? " lirih daehyun. Tangan lembut wanita itu mengusap sayang surai panjang daehyun yang terikat rapi.

"dengar baik-baik Jung Daehyun. Sekalipun ada ribuan cahaya atau ada yang memberikan ku matahari. Aku tak akan pernah menerimanya jika kau tidak bersama ku.

Aku memang benci dingin. Tapi jika ada matahari kecil disamping ku. Aku akan selamanya merasakan kehagatan darimu… " ujar wanita tersebut seraya menarik gemas hidung bangir daehyun.

Dua makhluk terasingkan itu berjalan beriringan menuju gubuk kecil mereka yang tak jauh ada diujung bukit. Daehyun kecil menghentikan langkahnya.

"eommonim.. aku ingin menggendong mu. " pinta daehyun

"hieehhh ?! "

Daehyun tersenyum kecil. Tangannya terulur . gelengan dari ibunya membuat daehyun mengeryit

"tidak boleh. Aku masih kuat , kau tidak lihat kaki kekar eomma eoh.. " daehyun mendesah kecewa.

"kau boleh menggedong ku ketika kau sudah tujuh tahun. Itupun jika tinggi mu bertambah putraku… " ledek wanita cantik itu. Ia melenggang mendahului daehyun.

Hidup mereka mungkin memang terkurung dalam sebuah kegelepan abadi. Tapi jauh didalam hati keduanya masih ada cahaya yang tak kalah terang dan akan selalu bersinar. Selamanya.


.

.Demon1004 In Tenebris.

.


Kepakan sayap daehyun mengaung pelan dalam keheningan dunianya. Ia sudah bersiap menuju perbatasan. Perasaannya berubah tak menentu, cahaya di belahan bumi sana sudah sedikit meredup. Itu artinya hari akan beranjak malam tapi orang yang di tunggu daehyun belum mendekati perbatasan.

"daehyun-a … " panggilan merdu menyapa pendengaran daehyun. Senyum lega terpancar jelas ddari raut wajahnya. Ia segera mengepakan sayapnya, terbang dalam beberapa detik menuju sumber suara tersebut. Melewati hutan belantara rindang yang di penuhi binatang buas.

"eommonim… ! " pekik daehyun senang. Ia segera menghambur kepelukan ibunya.

"kenapa lama sekali.. ? Tanya daehyun dalam pelukan ibunya. Sang ibu tertawa pelan

"tadi ibu bertemu anak sebayamu. Dia tersesat , jadi eomma membantunya mengantarkan dia pulang kerumahnya. " jelas ibu daehyun.

"aku khawatir sekali.. " lirih daehyun.

"dan rasa khawatir mu itu membuatku bahagia.. ahhh… putraku keren sekali.. " gemas ibu daehyun.

Wajah pucat daehyun tersipu samar. "ayo kita pulang, eomma membawakan mu hadiah, "

"hadiah… ? " ulang daehyun

Ibu daehyun tersenyum misterius, menarik sang putra untuk segera pulang. Wajah kecil daehyun berubah sendu, rasanya ia ingin sekali cepat tumbuh dewasa agar ia bisa membawa ibunya terbang. Tak perlu bersusah payah berjalan ribuan kilometer hanya untuk mendapatkan beberapa makanan.

Andai saja ada tanaman lain yang bisa tumbuh tanpa bantuan matahari. mungkin ibunya tak perlu berjalan sejauh ini hanya untuk mendapatkan beberapa persediaan makan untuk seminggu penuh.

Memang ada satu pohon ajaib yang bisa tumbuh dalam kegelapan. Sayangnya . itu hanyalah makanan daehyun. Makanan yang membuat kekuatannya bertambah. Membuat kenaehan dalam tubuhnya berkembang biak, daehyun membenci itu , tapi… ia tak bisa memungkiri dirinya membutuhkan makanan pahit itu.

Dan karna kekuatan itu pula, ia beserta ibunya bisa bertahan dalam kegelapan ini. tubuh hangatnya bisa sedikit mengurangi dinginnya "malam" yang selalu hinggap dalam rumah mungilnya, daehyun menjadi alat penghangat terbaik. Setidaknya ia suka dengan keanehannya yang satu ini.

Tak hanya itu , tadi "pagi" daehyun merasakan ada yang berbeda dari tubuhnya, bola mata kirinya berubah warna menjadi semerah darah. awalnya daehyun takut sang ibu akan ketakutan jika melihat matanya, tapi., yang terjadi adalah … ibunya menjerit kegirangan dan terus berucap "Daebakkk ! "

Daehyun kecil hanya bisa bergumam kesal –senang , selain keanehan matanya, daehyun kini tau , ia bisa mengobati 'luka' melalui cahaya yang ia keluarkan dari tangan kanannya. Tangan kanan dengan pergelangan yang tertato alami nan abadi , tato hidup yang mungkin sewaktu –waktu bisa menutupi seluruh tubuhnya, goresan hitam abstrak melingkar yang akan ikut bercahaya kala ia memancarkan kekutannya. Keanehan itu hanya daehyun yang tau , itu baru saja terjadi beberapa jam yang lalu, ketika ia melihat seekor anak burung terluka parah di kedua sayapnya.

"eommonim,,, aku… punya teman baru… " daehyun kecil tersenyum misterius melihat guratan oenasaran diparas cantik ibunya


.

.Demon1004 In Tenebris.

.


Daehyun kecil tampak sibuk terbang kesana kemari, menikmati hembusan angin dingin yang menerpa kulit pucatnya. Kali ini tidak lagi terbang sendirian.. ada seekor burung hantu yang selalu menempel di bahu kecilnya , burung itu enggan terbang sendiri , atau mungkin belum bisa terbang. Daehyun tidak tau.

Sementara ibunya seperti biasa, sedang meracik sesuatu di dapur kumuh mereka. Mengepul kan asap dari kayu bakar yang daehyun cari. Ia dan ibunya tak memerlukan batu untuk bersusah payah menghidupkan api, daehyun kecil sudah bisa menjetika jarinya dan "whofff" api biru muncul diujung jemari kecilnya..

Daeyun terus terbang bebas dan hinggap diujung pohon besar dihutan belantara, tempat perbatasan dunianya dan dunia luar. Cahaya terang disana sudah sedikit meredup. Itu artinya , hari sudah beranjak sore.

"noctua, kau tau.. ? aku sangat ingin pergi kesana… " jari kecil daehyun menunjuk kearah belahan bumi lain tersebut. Burung hantu berwarna putih itu daehyun berikan nama dari hasil bacaanya semalam. Ibunya yng mengetakan bahwa teman barunya itu adalah burung hantu. Burung yang beraktifitas dimalam hari. Noctua –sang burung berbunyi pelan. Daehyun tersenyum , mengusap sayang teman barunya.

"hahh.. aku senang tidak sendirian lagi. Kau harus berjanji selalu menemaniku eoh.. ? " burung itu kembali bersuara pelan, menggesekan tubuhnya di leher kecil daehyun, daehyun terkekeh pelan.

Sesuatu yang jarang terjadi semenjak kelahirannya di muka bumi.

Tawa kecilnya berhenti tiba-tiba , telinga daehyun menangkap teriakan kecil dari dalam hutan belantara. Mata merah daehyun menerawang jauh merasuki hutan didepannya, wajah pucatnya mengeras . dalam pandangan kaburnya ia melihat seorang anak yang tengah di kerubungi puluhan hewan buas menatapnya lapar. Jeritan kecil itu mengaung memekakan telinga daehyun. Secepat kilat , daehyun mengepakkan sayapnya , terbang meluncur mendekati perbatasan. Raut ketakutan anak tersebut mematahkan pertahanan daehyun akan larangan ibunya untuk mendekati perbatasan.

Kepakan sayap daehyun membuat dedaunan kering disekitarnya mengibar kacau saat ia menurunkan tubuhnya untuk melindungi anak kecil di belakangnya. Puluhan hewan disana yang awalnya menatap garang sosok di belakang daehyun berubah meredup ketakutan. Beberapa diantaranya langsung berlari menjauh ketakutan.

Daehyun menyeringai keji. Hanya ada satu hewan sejenis kucing besar berwarna hitam yang masih menatapnya garang.

Daehyun menjentikan jarinya , munculah api biru. "kau masih ingin memakan anak ini? " Tanya daehyun pada hewan tersebut. Hewan berkaki empat itu Nampak takut gemetaran. Tapi sorot mata laparnya masih saja sibuk menatap anak kecil di belakang daehyun.

"pergi atau kubakar tubuhmu dengan api ini. ? " ancam daehyun. Seolah mengerti akan apa yang daehyun katakan . hewan buas itu merengsek mundur. Berlari menjauh dari sana. Daehyun hendak berbalik guna menatap anak kecil yang tengah meringkuk ketakutan tersebut, tapi ia mengurungkan niatnya . ia tahu mungkin saja anak itu akan lebih ketakutan jika melihat makhluk seaneh dirinya.

Daehyun bergerak maju meninggalkan anak tersebut. Namun langkahnya terhenti ,

"jangan pergi… -ak –aku mohon… " lirih anak kecil tersebut sebelum tak sadarkan diri. Daehyun mendesah resah, ia bingung antara membawa anak tersebut atau meninggalkannya disini sendirian.

Ia berbalik, menatap anak yang 'mungkin' sebaya dengannya. Daehyun mendekati anak tersebut. Anak itu memakai baju berwarna hijau gelap, tak seperti daehyun yang selalu bertelanjang dada, ia hanya memakai baji . sebuah kain yang dibuat oleh ibunya.

'ternyata manusia itu indah sekali, kau juga tidak mempunyai sayap mengerikan seperti ku. Aku rasa kau seperti ibuku… ' bisik daehyun dalam hati , akhirnya ia memutuskan untuk membawa 'anak tersebut' ke gubuk kumuhnya,

Daehyun mengangkat tubuh anak tersebut dengan kedua lengan mungilnya, ia mencoba terbang. Percobaan pertama , tubuh daehyun limbung kebawah, sedikit menyesuaikan beban dalam gendongan tangannya , daehyun kecil terbang melesat di temani noctua dan si anak asing dalam gendongan daehyun.


.

.

.^_^ TBC or End ^_^?.

.

.


hehe adakah yang baca nih ff ? lanjut atau cukup segini aja? kk~ aku tau koq, ini ff percobaan pendeknya kebangetan.

yaaa... namanya juga ff percobaan , ya nggak? #naikturuninalis

oya, readersnim... oleh minta pendapatnya buat kelanjutan ff Fade Away, entah hilang kemana mood buat ngelanjutin tuh ff.

mohon suarakan(?) ide kalian pada anak berotak bebal ini.

hee ya ya ya... ?

ah.. buat yang udah review di ff Don't Love Me. aku ucapkan dengan Lantang TERIMA KASIH ^^

review kalian berarti sangat eyy, mungkin reviewnya aku bales lewat PM aja yh... -buat yang

Bye Bye readersnim ^^