Jungkook ingin membeli ayam goreng di warung baru dekat rumahnya.

Ayah dinas ke luar kota. Ibu ada pergi ke kondangan. Wonwoo, abangnya, sibuk menggarap tugas di rumah Jun, tetangga. Asisten rumah tangga sedang pulang kampung. Jungkook sendirian di rumah. Tidak ada makanan, hanya nasi 2 porsi. Jungkook sedang malas memasak mie instan. Kasihan lambungnya selalu meremas mie tiap 5 hari sekali. Bisa-bisa organ satu ini tidak berfungsi normal. Berobat itu mahal, dan Jungkook masih sayang lambung dan uang.

Ada warung ayam goreng baru, namanya 'Sunny Ji'. Jungkook belum pernah makan di sana. Padahal sudah sekitar 7 bulan dibuka. Mati-matian dia ingin makan itu, paling tidak dibungkus lalu makan di rumah. Dan belum pernah kesampaian. Warungnya selalu dan terlalu ramai. Jungkook sering lewat di depannya, dan selalu penuh diisi oleh banyak siswi SMA sepantarannya. Banyak juga mahasiswi.

Awalnya sih Jungkook tidak tertarik sama warung itu, tapi berkat testimoni teman-teman sekelasnya yang sudah pernah ke sana, dia jadi terpikat.

"gila, waiters di sana ganteng banget!"

"gue rela uang gue habis buat beli ayam di sana tiap hari."

"ayamnya enak. Apalagi kalo makan di sana sambil liat cogan. Makin mantap dah."

"eh katanya semua yang kerja di sana ganteng-ganteng lho. Bisa jadi referensi cogan masa kini."

Apalagi ditambah statement dari Jimin, sohib kentalnya.

"lo kudu ke sana, Kook. Dijamin lo gak bakal kecewa. Makanan enak, tempat nyaman, ditambah pegawainya cogan semua." - oke, Jimin tidak sedang endorse warung ayam. Si bantet satu ini memang setipe dengan Jungkook, mencari cowok yang tampan untuk dijadikan referensi pacar idaman. Sudah pasti, incaran mereka cowok ganteng yang memikat.

Makin dipancing, makin terperosok, dan termakan umpan. Jungkook ingin ke sana. Dan hari ini dia berdiri di depan pintu warung. Bersiap bertemu spesialnya warung ayam 'Sunny Ji' dari segi rasa, tempat, dan, yang pasti. cogan yang bertebaran di sini.

~-~-~-~

.

A BTS fic

.

Sunny Ji, me, and you.

.

VKook

.

Romance - Teen - Oneshoot

.

Copyright @ Choi Miun

.

2017

.

nb : semua nama tempat hanya fiksi belaka.

nb 2 : plagiat haram hukumnya.

nb 3 : bisa dibayangkan Jungkook itu male/fem. Up to you.

nb 4 : percakapan banyak memakai bahasa non baku lo-gue.

nb 5 : fiksi ini dibuat tidak untuk menjelekkan suatu hal. Kesamaan di beberapa bagian merupakan sebuah ketidaksengajaan.

~-~-~-~

.

Klining~

Lonceng kecil di atas pintu berbunyi saat Jungkook membuka pintu. Ia langsung disambut dengan nuansa kayu yang kental dengan aroma ayam goreng. Furniturnya dari kayu semua. Di sisi kanan terdapat meja dan kursi berukuran sedang yang sebagian besar diisi oleh pelanggan. Counter di samping kiri pintu dilengkapi dengan deretan menu di papan atas. Terlihat sedikit bagian dapur yang bersih dari jendela penghubung counter dan dapur. Ada chiller berisi teh botolan di sebelah counter. Ada juga tanaman pot di beberapa sudut ruangan.

Gila, interior warung ayam aja saingan sama cafe tante gue, batin Jungkook.

Jungkook berjalan ke counter, yang untungnya sepi. Ada petugas yang melihat Jungkook sedari tadi. Dan sumpah, demi apa, ganteng banget. Tubuhnya tinggi, rambut dark brown berponi, hidung mancung, rahang tajam. Memakai kemeja putih ditutup apron hitam. Baru kali ini Jungkook melihat cowok tampan yang benar-benar tampan.

Pura-pura tidak sadar, Jungkook melihat menu yang ditulis di atas counter. Sambil lirik-lirik nametag di seragam petugas. Taehyung.

"selamat siang. Mau pesan apa?"

Anjir. Suaranya berat sekali. Jungkook jadi merinding sendiri.

"eng... saya pesen sayap 8 biji."

"dibungkus atau makan di sini?"

"dibungkus."

"ayamnya mau yang original, pedas, asin, manis, atau asam manis?"

"eng... yang ori aja."

"mau pakai saos apa?"

"saos keju."

"ada tambahan lain?"

"kamu, Bang."

Terkutuklah mulut nyablak Jungkook.

"huahaha bercanda kok. Tambah acar lobak yang banyak."

"baik. Ditunggu beberapa menit, ya." dan sebuah wink melayang dari Taehyung untuk Jungkook sambil tersenyum manis. Astaga mammamia, Kookie sudah tidak kuat melihat petugas ini yang tampannya keterlaluan.

Jungkook bisa melihat si petugas-tampan-dan-seksi-Taehyung-namanya mengambil dus ayam tanggung, mengisinya dengan 8 potong sayap ayam yang ukurannya terlalu besar. Dia juga membungkus saus keju ke dalam kantong zip-lock kecil. Lalu membungkus kecil acar lobak putih yang segar, dan dimasukkan ke dalam kresek putih berlabel 'Sunny Ji'

Duh, ototnya tolong dikondisikan. Jungkook salah fokus ke bisep Taehyung yang wow sampai melamun.

"totalnya 5.500 won."

"ah. Oh, ya." sadar, Jungkook segera merogoh kantong belakang celananya. Untung saja dompetnya tidak tertinggal. Dia membuka dompet.

5000 won selembar. Yang tersisa hanya itu.

Sh..t. Uangnya kurang 500 won.

Jungkook mencari sepeser uang senilai 500 won yang mungkin terselip di antara kartu game center, atau masuk ke celah terdalam dompet. Semuanya dia keluarkan. Kartu game, kartu pelajar, nota belanja berbulan-bulan tertumpuk di dompet, kartu berobat, sampai bungkus permen. Sembari Jungkook mencari-cari 500 won, Taehyung melirik nama di kartu pelajar.

SMA Hanran Jeonju.

Jeon Jungkook.

Angkatan 2015.

"nah! Ada 500 won!"

Taehyung segera mengalihkan pandangan menuju Jungkook, yang menyodorkan sekeping 500 won.

"uangnya pas, ya."

Hening, hanya ada suara struk yang sedang dicetak. Jungkook diam saja menahan malu. Kemarin dia khilaf main ke cafe mahal dan belum mengisi ulang dompetnya. Sudah begitu dia tidak memperhatikan harga menu yang dipesan. Taehyung sendiri -sok- fokus melihat proses mencetak struk. Padahal dalam hati ketawa keras.

"ini notanya. Terima kasih sudah membeli ayam goreng di sini, Jungkook-ssi."

Dan hal itu membuat Jungkook malu setengah mati, ia segera keluar dari warung setelah menerima nota.

"Jungkook-ssi, pesanannya ketinggalan!"

Jungkook makin malu, dia kembali ke counter mengambil kresek dan segera pulang ke rumah. Ya Tuhan, dia sangat malu sudah berbuat aneh di depan cogan yang terlalu tampan, yang sudah me-notice dirinya. Dan Taehyung tertawa geli melihat tingkah Jungkook.

~-~-~-~

.

"ayolah, Kook, temenin gue makan di sana."

"gue malu, Min. Nanti kalo dia ketawa pas lihat gue, gue kudu gimana? Gue masih punya malu."

Terhitung sudah seminggu lewat 4 hari semenjak insiden memalukan di warung ayam goreng 'Sunny Ji' di mana Jeon Jungkook kesulitan untuk menanggung malu akibat kecerobohannya. Bercerita kepada Jimin juga tidak membawa dampak baik. Bungsu Park menertawainya habis-habisan sampai tenggorokan kering. Sudah begitu, si bantet ngeyel mengajak yang jangkung untuk makan siang di Sunny Ji.

"halah, udah lewat seminggu lebih, kali. Gak mungkin dia masih ingat sama lo. Kan dia ketemu sama banyak pelanggan. Otomatis dia sulit mengingat wajah banyak orang, apalagi ingat sama lo. Jadi, gausah ge-er deh."

"ya siapa tau dia masih inget gue! Kemarin aja dia manggil nama gue!"

"kan dia tau dari kartu pelajar lo, Jungkook-ku sayang. Udah jelas lo naruh kartu identitas di meja, dia pasti lihat, lah. Lama-lama gue gemes sama lo."

"tapi kan-"

"kita sudah sampai!"

Perdebatan 5 menit membawa mereka sampai di depan warung. Seperti biasa, selalu ramai dan dipenuhi banyak siswi. Apalagi siswi SMA Hanran. Bisa Jungkook dan Jimin lihat, ada gerombolan teman sekelas yang suka membahas cogan di tiap saat dan kesempatan. Ditambah lagi kalau bersama mereka berdua, makin panas obrolannya.

Jimin berbisik di sebelah Jungkook. "jangan sampai mereka ngeliat kita, bro."

Jungkook mengangguk setuju. "mending kita langsung ke counter aja, deh." Mereka berjalan cepat menuju counter. "selamat siang. Mau pesan apa?"

Jimin sibuk melihat menu, sedangkan Jungkook celingak-celinguk. Petugas di depannya bukan Taehyung. Ganteng sih, tapi lebih ganteng Taehyung. Lebih seksi Taehyung, lah. Apalagi saat mengambil ayam dari heater dan ototnya dipamerkan. Jungkook kan makin suka.

Eh. Apaan, sih. Jungkook mulai melantur.

"lo mau pesen apa, Kook?"

"eh.. Paket dada 1. Ori, saos keju, tambah acar lobak putih."

"paket dada 1 sama paket 2 sayap ya."

Mereka pun duduk di bagian samping mepet tembok. Jungkook masih celingukan mencari sosok yang membuatnya penasaran. Jimin sadar akan itu.

"katanya malu kalo ketemu dia. Kok malah cari dia?"

Jungkook terperanjat. Mukanya langsung memerah. "enak aja. Gue lagi lihat-lihat desain warung ini. Sebanding sama cafe tante gue di Incheon."

"bilang aja lo mau ketemu sama Taehyung kesayangan. Gue tahu kelakuan lo." Jungkook langsung malu-malu kucing. Sohibnya ini memang keterlaluan. Terlalu paham tabiat masing-masing.

Tiba-tiba Jimin mendapat ide. "gimana kalo kita taruhan? Kalo sampe kita ketemu Taehyung di sini, dan dia masih inget sama lo, lo kudu minta kontak Line ke dia sambil minta foto bareng."

"kalau gagal?"

"gue traktir lo bubble tea besok. 2 gelas."

"oke, call." Dalam hati, Jungkook berkata, nyebelin banget ini bocah. Untung sohib gue. Merekapun mengobrol panjang lebar tinggi dalam, dari masalah A - AA. Beberapa menit kemudian, seorang pelayan membawa makanan ke meja mereka.

"permisi. Satu paket dada dan paket sa- eh? Jungkook-ssi?"

Jungkook menatap siapa yang memanggilnya.

Taehyung, membawa nampan berisi pesanannya. Poninya naik, sehingga dahinya terlihat. Masih tampan, dengan baju yang sama dan apron yang sama. Ototnya juga masih sama, tingginya juga tetap. Tapi dia makin panas, dan muka Jungkook langsung panas saat melihat pujaan hatinya, dan..

"astaga!" dia langsung terloncat dari bangkunya, dan jatuh. Jimin ikut kaget gara-gara Jungkook jatuh dari bangku.

"Kook? Woi, jangan pingsan, Kook!"

~-~-~-~

.

Taehyung tersenyum geli melihat sosok yang membuatnya penasaran seminggu ini. Jungkook duduk di depannya, dengan muka memerah malu. Pipinya itu lho, tembem, ada semburat merah muda. Seperti mochi, makanan favoritnya Taehyung. Kan Taehyung makin suka.

Setelah momen Jungkook-jatuh-dari-kursi, Jimin langsung kabur pulang -sebelumnya dia sudah menaruh ayamnya ke dalam kotak bekal. Sekarang tersisa mereka berdua, duduk canggung. Setelah titip ijin-bertemu-teman ke temannya yang baru saja lewat, Taehyung menempati bangku bekas bokong Jimin.

"kamu sekolah di Hanran ya?"

"iya, kak."

"wah, itu sekolahku dulu, lho!"

Jungkook kaget. Abang setampan ini dulu lulusan Hanran? Kenapa Jungkook tidak pernah bertemu Taehyung? Kenapa Jungkook pe-

"aku lulus tahun 2015. Tahun itu kamu masuk sana, kan?"

"i.. iya, kak." buset, ini orang tahu dari mana? Cenayang mungkin ya.

"kemarin aku nggak sengaja lihat kartu pelajarmu."

"oh.." gue pikir lo cenayang, Kak. Hampir aja...

Hening. Jungkook melihat cup soda reguler di depannya. Taehyung sendiri masih sibuk melihat Jungkook. Mungkin gemes. Dia suka sama yang imut-imut, kawaii, tembem, mirip kelinci. Ya, tipe-tipe orang macam Jungkook, gitu.

"anu, Kakak kuliah di mana?"

Taehyung terkaget, sadar dari melamun. "oh, anu, aku kuliah di univ Shinju. Jurusan manajemen. Besok rencananya kamu mau kuliah di mana?"

"anu, rencananya sih mau ke Seoul. Ke Namsun. Tapi kalau gak lulus suneung aku mau masuk Shinju aja."

"wow, rencanamu mateng banget, Kook. Mau ambil jurusan apa?"

"arsitektur, Kak."

"wah, mesti kamu pinter banget ya, Kook."

Dalam hati Jungkook berseru senang. Taehyung memanggilnya 'Kook'. Kook! Panggilan yang biasanya dipakai teman-temannya dan keluarga, sekarang dipakai juga sama Kak Taehyung! Sudah begitu pas manggil 'Kook' dia senyum, ganteng banget! Jungkook makin nge-fans deh.

"hahaha, gak juga, kok," tanggap Jungkook sambil mengemil acar lobak. Omong-omong, side dish favoritnya adalah acar lobak putih. Kata abangnya, acar lobak bisa memutihkan kulit dari dalam. Padahal tidak ada hubungan antara lobak yang difermentasi sekian lama dengan perubahan melanin kulit.

Bodohnya, Jungkook mempercayainya sampai sekarang.

"kamu suka acar lobak putih?"

"iya, kak."

"pantesan, soalnya kamu putih banget. Bersih bersinar mirip acar lobak."

Blush~

Gombalan Taehyung yang benar-benar gombal membuat pipi Jungkook memerah. Antara menyindir mirip tahu diberi formalin dan pemutih atau bagaimana? Tapi yang namanya suka, Jungkook terima saja gombalan itu.

Dalam hati, Jungkook berterima kasih pada abangnya yang sudah memberi tips tak bermutu. Dan berterima kasih pula pada pencipta acar lobak putih. Berterima kasih juga pada Jimin yang sudah membawanya ke sini dan bisa bertemu Taehyung.

Omong-omong ngomongin Jimin, Jungkook jadi ingat satu hal.

'Kalo sampe kita ketemu Taehyung di sini, dan dia masih inget sama lo, lo kudu minta kontak Line ke dia sambil minta foto bareng.'

Mampus. Jungkook punya hutang sama Jimin.

Malu-malu, Jungkook menatap Taehyung. "kak, boleh minta tolong?"

Taehyung mengangguk. "ini, kak. Sebenernya, tadi aku ada taruhan sama temen. Kalau aku ketemu Kak Taehyung, aku harus minta foto bareng sama minta ID Line. Boleh tidak?" jelas Jungkook sambil melayangkan puppy eyes.

Taehyung hampir mimisan melihat puppy eyes Jungkook.

~-~-~-~

Jungkook mondar mandir di kamarnya. Tangan kanan memegang handphone, sedangkan giginya sibuk menggigiti kuku jempol kiri. Sudah 5 jam sejak Jungkook meminta ID Line Taehyung dan foto bareng. Dia sudah mengetik ID, tinggal memencet 'Add Friend'. Tapi bimbangnya itu, lho.

Tambah.

Tidak.

Tambah.

Tidak.

Tambah.

Tidak.

Tam-

"aargh lama-lama gue bisa gila!"

Jungkook mengacak rambutnya frustasi. Dia sudah terlanjur malu ke Taehyung. Mari kita review. Mereka bertemu 2 kali. Pertemuan pertama, Jungkook memasukkan si abang dalam pesanan, mencari sekeping 500 won yang terselip di sela-sela dompet, dan pesanannya hampir tertinggal. Kedua, dia jatuh terjungkal dari kursi sama minta foto dan ID Line. Seolah tidak punya urat malu di depan Taehyung.

Omong-omong minta foto dan ID Line, Jungkook sukses. Taehyung langsung memberi ID Line, Kakao, dan SNS. Sudah begitu, Taehyung juga minta ID Line Jungkook. Rejeki nomplok, Jungkook akui itu. Itu tandanya dia bisa buka-buka medsos milik si abang ganteng. Bisa stalk akun, siapa tahu ternyata dia sedang dekat dengan cewek atau uke lain.

Jungkook sih berharap Taehyung tidak dekat dengan cewek atau uke lain. Cukup dia seorang yang boleh dekat sama Taehyung. Eh, tapi kesannya kok memaksa. Jungkook cuma ingin Taehyung jadi pacarnya.

Ya sama saja dong. Maksa.

Brak!

"dek, gue pinjem laptop!"

"anjir!"

Kaget, jempol kanan Jungkook tak sengaja memencet opsi 'Add Friend'. Jungkook langsung menjerit keras. "abaaangg!! Tombolnya kepencet!! Gue kudu gimana?!" dia menggelundung di lantai kamar sambil menggerutu tidak jelas. Meratapi nasib, bagaimana kalau Taehyung tahu dia benar-benar add ID Line miliknya.

"huwee gue harus gimana?" - menggelundung ke bawah meja belajar.

"nanti kalo Kak Taehyung tanya-tanya, gue kudu bilang apa?" - menggelundung ke karpet tengah.

"gue malu njir." - menggelundung ke samping tempat tidur.

"argh gue bingung!" - mengacak rambut sendiri.

"tapi untung juga ya, huehehehe." - tertawa sendiri melihat layar handphone.

Wonwoo hanya diam saja di depan pintu. Heran, ada apa dengan adek satu-satunya ini.

"lo habis minta ID Line ke cowok?"

Jungkook berhenti menggelundung. "iya, bang."

"umur?"

"3 tahun di atas adek."

"ganteng, gak?"

"banget."

"oh. Apa masalahnya?"

"adek malu, Bang. Baru ketemu 2 kali langsung minta ID Line. Kesannya kan kurang ajar."

"terus, lo suka dia?"

Pertanyaan Wonwoo yang santai membuat Jungkook tersedak. "njir! Mana mungkin gue suka sama cowok yang baru gue kenal! Abang ngelantur, ih."

"terus kenapa lo salah tingkah kalau lo gak suka dia?"

Iya juga, ya. Jungkook baru sadar. Berarti, setelah dua kali pertemuan dengan Taehyung, Jungkook mulai...

Brak!

"mana mungkin gue suka orang yang baru gue kenal!! Abang sok tahu!" Si adek membanting pintu dengan anarkis di depan hidung si abang. "ya ampun, adek gue begitu amat." Wonwoo menggeleng heran di depan pintu. "eh! Gue mau pinjem laptop!"

"lagi dipake!"

~-~-~-~

Dipikir-pikir, pernyataan Bang Wonwoo merasuk ke pikirannya Jungkook.

Berarti, Jungkook suka Taehyung?

Ah, masa. Jungkook bukan tipe orang yang langsung suka sama orang lain.

Tapi Jungkook tadi deg-degan saat berduaan bersama Taehyung. Dia tadi sumringah melihat si abang ganteng mengantarkan pesanannya.

Line!

Handphone Jungkook bergetar.

-KimTaeHyung-

Halo.

Ini bener akunnya Jungkook?

Taehyung mengirimnya Line! Taehyung benar-benar menambahkan Jungkook sebagai teman di Line! Bahkan sebelum Jungkook menambahkan Id Line Taehyung! Sudah tidak ada harapan bagi Jungkook untuk lepas dari Taehyung!

"huaaa gue kudu gimana?!!" Jungkook menggelundung lagi di lantai kamar.

Line!

-KimTaeHyung-

Kalo bener, aku mau minta foto selca tadi ya.

Makasih.

*wink*

Demi apa! Taehyung meminta foto selca tadi! Sudah begitu kirim emoticon wink juga! Kedip genit!

Lama-lama Jungkook kan makin suka.

Hah.

~-~-~-~

End.

Maaf kalau alurnya kecepetan, sudah begitu endingnya kurang joss.

Review plz :D