Saya nulis fict! O_O Berkat dorongan dari beberapa orang, akhirnya saya bikin juga! Semoga ngak mengecewakan ya…
Sesuai judulnya saya bikin fict ini berdasarkan Harvest Moon : Island of Happiness, selain di fandom HM Indo masih dikiiiiitttt banget yang bikin, saya juga lagi gila maenin HM IoH ^^;
ALL IN CHELSEA'S POV
Klo saya bilang saya yang punya Harvest Moon itu pas tanggal 1 April… Pas hari laen ngak berani X(
--= Prologue =--
~*.-*-.*~
-=1 Spring=-
Hosh.. Hosh.. Hosh..
"Naikkan jangkar! Semua naik!"
"Tunggu! Aku belum naik!" Teriakku saat melihat seorang pelaut mulai membereskan tangga yang digunakan untuk naik ke kapal.
Dia menoleh dan menunda pekerjaannya hingga aku naik ke kapal. "Hai! Untunglah kau tepat waktu. Kami baru saja akan berangkat tanpamu. Ah, tolong isi ini."
Pelaut tersebut memberiku secarik kertas dan sebuah pensil. Setelah aku dapat mengatur napas, kuraih kertas dan pensil tersebut dan mulai menuliskan data diriku.
Gender : Female
Name : Chelsea
Birthday : Fall 12
"Oke, semua beres. Bukankah ini akan menjadi sebuah pengalaman baru bagimu? Pergi dari kota dan memulai kehidupan yang baru di sebuah pulau... Pasti menyenangkan!" Pelaut tersebut tersenyum padaku.
Ya, ini akan menjadi sebuah petualangan. Kota yang sudah kutinggali selama 20 tahun hidupku, akhirnya tiba saatnya untuk kutinggalkan. Sedih memang, berpisah dengan teman-temanku di kota. Tetapi kami masih bisa surat-menyurat, kami masih bisa saling berhubungan. Dan di tempat tujuanku nanti, aku akan mendapat teman baru jadi aku tidak akan kesepian! Aku tersenyum, berterima kasih kepada paman pelaut dan masuk ke dalam kapal.
"Perhatian semua! Kita akan berangkat!" Terdengar kapten kapal berbicara melalui speaker.
5 menit waktu yang kuhabiskan untuk mencari kamarku, kapal ini lebih besar dari kelihatannya membuatku kesulitan untuk mencari kamarku, untung ada peta di beberapa sudut kapal sehingga aku tidak tersesat. Setelah menaruh ransel merah yang merupakan satu-satunya bawaanku di kamar, aku keluar berniat untuk berjalan-jalan di kapal. Kakiku membimbingku tiba di bagian dek kapal, dari sini aku dapat melihat lautan yang biru dan kilapan sinar mentari membuatnya tampak dihiasi permata-permata kecil, angin pun bertiup dengan lembut, cahaya matahari terasa hangat menyelimutiku. "Hari yang indah! Tidak ada satu awanpun di langit. Laut pun sangat tenang." Aku sangat senang dan semakin tidak sabar untuk segera sampai di tempat tujuan ku. Setelah puas melihat-lihat, aku kembali ke kamar untuk beristirahat agar saat tiba nanti aku tidak merasa lelah.
~*.-*-.*~
"Zzzzzz... Eh? Apa yang terjadi?" Aku merasakan kapal berguncang hebat, ada yang tidak beres.
Dan tiba-tiba ada suara benturan yang cukup keras terdengar. "Su-suara apa itu? Kenapa lampunya tidak menyala?" Lampu mendadak mati, sekelilingku gelap seketika!
Merasa panik, aku segera bangun dari tempat tidur dan tanpa sengaja melihat keluar melalui jendela. "ASTAGA! Ada badai!" Aku keluar dari kamarku dan dapat melihat dengan jelas keadaan di lautan yang sangat kacau, ombak saling bertubrukan, angin bertiup dengan kencang, awan gelap sepanjang mata melihat dan para penumpang yang panik meminta pertolongan.
Aku dapat mendengar para pelaut dan kapten kapal yang sedang berusaha untuk mengendalikan kapal. Beberapa pelaut menginstruksikan penumpang untuk naik ke dalam perahu penyelamat, dimulai dari wanita, orang tua, dan anak-anak. Segera kuraih tas ranselku, untung saja barang-barang lainnya sudah kukirim terlebih dahulu dan keluar dari kamar, aku berusaha untuk naik ke dalam perahu penyelamat, beberapa penumpang yang panik berlebihan membuatku semakin sulit meraih perahu penyelamat di pinggir kapal.
Dengan penuh perjuangan akhirnya aku berhasil naik ke dalam perahu penyelamat, dan setelah aku naik entah apa yang terjadi. Yang kuingat hanya badai semakin menjadi-jadi, rasa mual, teriakan penumpang lainnya dan sekelilingku menjadi gelap…
~*.-*-.*~
…
…
...
"...H....!"
Uugh, tidak ada goncangan lagi. Apa ini di daratan?
"...H-..!"
Ada suara? Seseorang?
"...Hey...!"
Aku berusaha membuka mataku, sayang aku terlalu terburu-buru. Cahaya yang masuk terlalu banyak, mataku belum siap menerimanya dan langsung tertutup kembali. "Ughh…"
"Hey, kau baik-baik saja?"
Akhirnya aku dapat melihat dengan baik, di depanku berdiri seorang kakek-kakek mengenakan overall berwarna biru, baju lengan panjang berwarna putih yang digulung hingga siku, sebuah scarf berwarna merah diikat pita dan sebuah tongkat kayu yang dipegangnya di tangan kanannya.
"Ah, akhirnya kau sadar. Apa kau baik-baik saja?"
Kakek-kakek tersebut terdengar lega dan membantuku untuk berdiri. "Ah, iya. Saya baik-baik saja, terima kasih banyak." Aku menjawab kakek itu sengan senyuman yang terukir di wajahku.
"Bagus. Hmm... Sepertinya kapal kita tenggelam di dalam badai tadi malam..."
"Tenggelam? Lalu bagaimana dengan penumpang lainnya?" Aku terkejut, bagaimana dengan para pelaut dan apa masih ada penumpang di kapal?
"Jangan khawatir. Kelihatannya semua orang berhasil naik ke dalam perahu penyelamat tepat waktu. Aku yakin mereka akan diselamatkan sekarang karena badai sudah usai."
Aku menghela napas lega, bersyukur karena semua orang dapat selamat dari badai semalam. Badai ternyata sangat menakutkan, aku… tidak mau menemui badai lagi...
"Hmm.. Sepertinya kita berada di sebuah pulau kecil yang bagus!" Kata kakek itu sambil melihat-lihat sekelilingnya.
Mendengar perkataan kakek tersebut, aku mulai memperhatikan sekelilingku. Pantai ini kecil dipenuhi dengan pasir berwarna emas, beberapa kerang kecil nampak menghiasi pantai ini, di belakangku lautan membentang dengan luas kembali menampilkan warna biru kebanggaannya, di sebelah kiri ada sebuah batu besar berwarna hijau, tidak jauh dari tempatku sekarang ada sebuah rumah kecil yang terlihat tidak terawat. Lalu aku melihat sekeliling pantai. Hmm... Aku menyipitkan mataku agar dapat melihat dengan lebih baik di kejauhan, ada sebuah gunung dan sepertinya ada hutan di kaki gunung tersebut, sayang bagian pulau lainnya tidak terlihat dari sini. Aku masih merasa ragu, pulau yang bagus?
"Ah, aku lupa. Namaku Taro. Siapa namamu?" Kakek itu memecahkan keheningan saat aku melamunkan perkataannya yang sebelumnya.
"Namaku Chelsea, senang bertemu denganmu Taro." Aku mengulurkan tanganku dan kakek itu, Taro menyambutnya.
"Hmm... Chelsea, nama yang bagus. Sepertinya hanya kau, aku dan keluargaku yang ada disini, Chelsea."
Eh? Apa itu artinya kita terdampar? Belum sempat aku menyahut, Taro kembali berbicara.
"Ikuti aku. Akan kuperkenalkan kau dengan anggota keluargaku."
"Ah, baik" Kemudian dia membalikkan badannya dan berjalan ke arah utara, aku pun mengikutinya. Wow, untuk ukuran orang yang sudah lansia Taro kelihatannya masih kuat, dia dapat berjalan dengan mantap tanpa perlu memapah tubuhnya dengan tongkat yang dipegangnya, lalu untuk apa tongkat itu? Hmm… Entahlah..
~*.-*-.*~
Tidak lama kami berjalan, dari kejauhan aku dapat melihat seorang wanita berambut panjang berwarna peach? Apa itu warna asli? Tampaknya sangat natural. Dia mengenakan baju berwarna coklat dan putih gading. Dia berbalik dan menyapa, "Hai ayah. Oh! Kamu menemukan orang lain dari kapal?"
"Yep. Namanya Chelsea." Taro kemudian berbalik kearahku "Chelsea, ini anakku."
"Halo Chelsea. Namaku Felicia. Senang bertemu denganmu, walaupun dengan... kondisi… yang tidak biasa" Felicia mengulurkan tangannya sambil tersenyum, aku meraih tangannya dan membalas senyumannya. Wanita yang ramah, kesan itu langsung terpatri di pikiranku.
"Kemana Elliot dan Natalie pergi?" Taro tiba-tiba bertanya kepada Felicia.
Belum sempat Felicia menjawab, dari kejauhan terlihat dua orang sedang berjalan menuju pantai. Keduanya memiliki warna rambut yang sama dengan Felicia, yang seorang pria dengan kacamata bulat yang besar mengenakan kemeja berwarna biru tua dengan celemek berwarna hijau. Yang seorang lagi perempuan berambut pendek dengan bando berwarna merah yang diikat pita di bagian belakang lehernya, mengenakan baju berwarna hijau tua dan celemek yang sama berwarna kuning. Keduanya nampak seumuran denganku.
"Kami menemukan beberapa bangunan yang terbengkalai, sisanya pulau ini terlihat sepi." yang perempuan, Natalie berbicara.
"Pulau ini berantakan... Memang tidak mustahil untuk hidup disini, tetapi itu akan sulit..." pemuda bernama Elliot melanjutkan perkataan saudaranya, "Tetapi kami belum menjelajahi seluruh pulau ini" dia melanjutkan.
"APA? Kalian berkeliaran di pulau ini sendirian?" Taro tiba-tiba membentak, tampaknya dia sangat marah.
"Oh, tenanglah. Kakek, kami hanya berjalan-jalan sebentar. Apa masalahnya?" Natalie membalas ucapan kakeknya, dia tampak tidak senang. Taro tidak berkata apa-apa, kehabisan kata-kata mungkin?
…
…
Beberapa saat hening hingga akhirnya Felicia menepuk kedua tangannya, menangkap perhatian dari kami semua.
"Nah, Chelsea, ini anakku Elliot dan Natalie." Felicia mengenalkan kedua anaknya padaku. "Elliot, Natalie, ini Chelsea." Katanya lagi sambil mengarah kepadaku.
"Kau penumpang kapal juga?" Elliot tampak senang dengan kehadiranku selain keluarganya disini.
"Iya, Taro menemukanku di pantai."
"Kau pergi sendirian?" Elliot kembali bertanya.
"Iya, karena tidak ada yang bisa kuajak pergi bersama.."
"Jadi… Hanya kita berlima yang berada di pulau ini…" Kata-kata Natalie tadi membuat suasana hening kembali. Aku rasa tadi bukan kata-kata yang tepat dalam keadaan seperti ini…
"Jangan suram begitu! Kita masih sehat, benar?" Taro tiba-tiba mengangkat suaranya.
Memang kita tidak ada yang terluka…
"Selain itu," Taro melanjutkan " Kita mencari pulau yang penduduknya sedikit untuk ditinggali, benar?" Seluruh anggota keluarganya mengangguk akan pernyataan Taro. "Nah, tidak ada pulau yang lebih sedikit penduduknya dibanding yang satu ini!"
"Ayah benar! Dengan sedikit usaha, aku yakin tempat ini akan menjadi tempat yang baik untuk ditinggali!" Felicia tampak setuju dengan ayahnya.
"Ya! Ayo kita usahakan bersama untuk memperbaiki tempat ini!" Elliot juga tampak lebih bersemangat.
"Tentu! Selama kita saling membantu, kita dapat melakukannya! Kau ikut Chelsea?" Natalie juga setuju dengan kakeknya.
"Dengan senang hati." Aku tersenyum, suasana yang suram berlalu begitu saja. Taro ternyata orang yang bijak, pengaruh usia?
"Itu baru semangat! Sekarang kita lihat bangunan-bangunan itu."Taro kembali memimpin kami, dibantu Elliot dan Natalie menuju tempat bangunan-bangunan yang mereka lihat sebelumnya.
~*.-*-.*~
Tidak jauh dari pantai, di arah utara ada beberapa bangunan dengan keadaan yang sama dengan yang kulihat di pantai, tidak terawat. Kami berhenti di sebuah bangunan kecil yang terletak di tengah-tengah bangunan lainnya.
"Bangunan ini tidak terlalu buruk! Tidak akan membutuhkan usaha terlalu banyak untuk mengubahnya menjadi rumah yang indah!" Felicia tampak gembira dapat menemukan bangunan yang tepat.
"Huh. Aku tidak tahu… Bangunan ini kelihatan tidak stabil untukku…" Lagi-lagi komentar tajam dari Natalie.
"Aku rasa tidak seburuk itu, Natalie. Bangunan ini masih mempunyai bentuk dasarnya dengan baik, jadi aku rasa memang bangunan ini cukup kuat."
"Hei, Chelsea! Kemari sebentar!" Taro tiba-tiba memanggilku dari arah utara bangunan ini. Sepertinya dia menemukan sesuatu, kutinggalkan Felicia, Elliot dan Natalie yang memasuki bangunan tadi dan berlari menuju Taro.
~*.-*-.*~
"… Ini kelihatannya sebuah peternakan." Kata Taro sambil memandangi ladang yang terbentang luas di depannya. Ladang yang luas sekali, walaupun keadaanya berantakan… Banyak bangunan-bangunan yang terbengkalai di sekitar ladang ini dan sebuah batu besar di dekat sungai yang tampaknya menutupi jalan menuju arah utara peternakan ini lebih lanjut.
"Kenapa kau tidak menjadi peternak yang baru? Bagaimana, eh?"
"Peternak?" Perkataan Taro tadi sangat membuatku terkejut, dia serius?
"Kau tanam tanaman disini dan keluargaku akan mencari cara untuk menjualnya. Bila kita bekerja bersama, kita dapat membuat pulau ini menjadi makmur!"
"Ah..." Aku terdiam sebentar... Selama kami masih di pulau ini aku rasa tidak ada pilihan lainnya.. Dengan menanam tanaman dan memelihara ternak disini, aku dapat memulai hidup yang baru. Ya, tujuan awalku pergi dari kota adalah untuk memulai hidup yang baru! Ini permulaan yang tepat! Rasanya aku jadi semakin bersemangat! "Baiklah! Akan kucoba."
"Bila kita dapat membuat pulau ini menjadi makmur, mungkin orang-orang akan berdatangan untuk tinggal di sini! Kita bisa membangun kembali tempat yang sepi ini menjadi tempat yang sangat bagus untuk ditinggali!"
"Dan dengan begitu tempat ini akan menjadi lebih baik!" Senang sekali rasanya, pikiranku kembali terbang ke awang-awang, membayangkan pulau ini lebih hidup hingga Taro menyadarkanku.
"Sekarang, kau dapat tinggal di bangunan yang ada di sebelah sana." Taro menunjuk kepada bangunan yang ada di sebelah kanan ladang, bangunan kecil yang ukurannya cukup untuk ditinggali satu orang dan tentunya tidak terawat…
"Lihat? Hari pertama di pulau ini kau sudah mendapat tempat untuk ditinggali! Nah, bila kau akan menjadi seorang peternak, kau harus memberi peternakanmu sebuah nama! Jadi, akan kau namai apa peternakanmu?"
Hmm… Aku berpikir sebentar dan tiba-tiba sebuah nama melintas di kepalaku. "Bagaimana dengan 'Sunny Ranch'?"
"Sunny Ranch.. Ya, ya. Nama yang bagus! Kau tahu, aku seorang peternak dulu, aku akan mengajarimu beberapa hal nanti."
Peternak? Yah, terlihat dari baju overall nya. Entah kenapa peternak selalu mengenakan overall, sayangnya aku tidak punya dan tidak suka mengenakan overall. "Terima kasih banyak Taro."
"Yup, sekarang akan kubantu kau merapikan bangunan itu."
Kami berjalan menuju bangunan itu, didalamnya ternyata sudah ada sebuah tempat tidur, meja yang 'sedikit' rusak, dan barang-barang kecil lainnya. Tidak buruk, kami mulai membersihkan tempat ini, setidaknya cukup untuk beristirahat malam ini.. Setelah 2 jam merapikan bangunan kecil yang sekarang adalah rumahku ini, Taro pamit untuk kembali ke tempat keluarganya. Saat aku sedang mengeluarkan barang-barangku dari ransel sesuatu yang bercahaya muncul dari sudut mataku!
"HAI! Senang bertemu denganmu! Aku adalah Harvest sprite yang tinggal di pulau ini! Namaku Noe!" Makhluk yang seperti kurcaci dengan baju berwarna merah dari topi, baju dan celananya tiba-tiba menyapaku.
"Harvest sprite? Maksudmu peri yang membantu Harvest Goddess?" Aku ingat pernah mendengar dongeng tentang Harvest Goddess dan peri-perinya. Dongeng lama yang sering dibacakan ibuku saat aku masih kecil dulu…
"Ya! Aku akan membantumu bekerja di ladang. Bila kau butuh bantuanku, datang ke rumahku di sebelah kiri ladang ya! Sampai ketemu nanti. Bye." Dengan itu dia menghilang.
Aku tertegun sebentar, dongeng itu ternyata kenyataan? Sihir? Wow, banyak sekali yang kuhadapi hari ini. Kehidupanku yang baru baru dimulai, dan aku sudah dibanjiri dengan berbagai macam hal yang luar biasa! Badai di kapal, pertemuan dengan Taro dan lainnya, menjadi peternak, dongeng lama yang menjadi kenyataan… Banyak hal yang harus dilakukan besok… Membersihkan rumah, membereskan ladang, mengabari Celia… Gawat... Disini belum ada sambungan telepon! Ughh… Ya sudahlah, aku pikirkan lagi besok… Sekarang tubuhku perlu istirahat…
-Prologue- End
Fyuuhh.. Selesai juga… Setelah edit sana sini… Dan diedit lagi untuk penulisan yang masih salah.
Ini masih prolog dan beberapa chapter kedepan masih mengikuti gamenya, jadi sabar yah… Di bagian akhir chapter ini mungkin rasanya aneh, tapi saya bingung gimana mau nulisnya x_x pada dasarnya saya kurang bisa main kata-kata… Bikin deskripsi aja setengah idup… Saya juga bukan tipe yang bisa bikin humor jadi maaf yah klo fictnya ngak lucu…
Chelsea emang saya buat ngak terlalu banyak bicara, apalagi klo di game dia cuma bisa ngangguk2, kasih ekspresi terkejut, seneng. Dialog cuman pas lagi ngomong sendiri -_-; masalah pairing, sudah ditentukan tapi ngak mau ngasih bocoran. Ntar juga kelihatan kok di chapie2 berikut. ^^
Saya ngak tau kapan bisa update fict ini, karena saya nekat bikin fict di masa-masa Try Out, selesai Try Out ada Ujian Akhir Semester 2, trus ada UAN, ujian masuk perguruan tinggi, ujian praktek… Zzzzz… Bisa dibilang bikin fict ini pelarian saya. Trus masalah utamanya, saya bisa ngetik di laptop tapi internetnya ngak ada… Jadi… Agak susah kalau mau update cerita…
Terakhir, tolong review yah… m(_ _)m
Saya nerima flame kok selama isinya membangun, karena masih newbie saya butuh banyak masukan :) silahkan tanya kalau ada yang membingungkan, selama ngak nanya lanjutan ceritanya pasti saya jawab kok.
