Desclimer : Masashi Kishimoto

4 Kamichama

WARNING : AU,OOC,OC,TYPO,GJ

A/N: Ini fict pertama saya,bad summary,jadi kalau ada kesalahan mohon maklum. Karena banyak typo di mana-mana,cerita ini saya remove dan saya perbaharui lagi. Mungkin salahnya masih banyak,jadi tolong sarannya yaa ^_^ Semoga gak kecewa dan maaf kalo mengecewakan^_^ Jangan lupa review ^_^

~Happy Reading~

Pagi yang cerah di Konoha. Orang-orang menjalani kehidupan mereka seperti biasa, para murid pergi ke sekolah mereka masing-masing. Segerombol anak masuk melewati sebuah gerbang bertuliskan Konoha High School. Sekolah ini merupakan sekolah terfavorit di Konoha. Anak-anak di sini pintar,berbakat,dan kaya. Sekolah elite dambaan semua remaja. Di sana, di sebuah sudut bangunan sekolah, tampak seorang siswi berambut gulali, berdiri di antara siswi-siswi lain yang mengepungnya. Mereka mengejeknya,memaki, mendorong,bahkan menamparnya. Sakura-gadis yang di bully- hanya diam, menerima semua itu tanpa membalas,tanpa kata,tanpa tangisan. Ia biarkan dirinya di bully.

Sakura tau, dialah sumber masalahnya. Sekolah ini membutuhkan banyak biaya, sedangkan ia masuk sekolah elite ini tanpa membayar sepersen pun. Gratis. Ia masuk ke sini gratis, murni karena kepandaiannya. Ia memang anak miskin, ia sadari itu. Ia sudah menyadari resiko yang akan di tanggungnya untuk masuk sekolah elite seperti ini.

Bel berbunyi nyaring, menuntun anak-anak segera masuk ke kelas mereka masing-masing. Sakura berdiri setelah semua anak meninggalkannya. Tanpa merapikan penampilannya atau membersihkan debu yang melengket di seragamnya, ia berusaha berlari secepat mungkin. Sambil sedikit terpincang dan meringis sakit ia berusaha berlari menuju kelasnya, XI IPA 1.

GREK

Sakura membuka pintu dengan nafas tersengal-sengal. Dilihatnya gurunya, Hatake Kakashi sedang mengajar di depan kelas. Segera ia bungkuk-kan badannya rendah."Hahh..Go..men..sensei..Saya terlambat" Katanya putus-putus sambil berusaha mengatur nafas. Kakashi menghela nafas pelan.

"Penampilanmu kacau, Haruno"

"Gomen"

"Apa yang membuatmu terlambat?"

DEGH

Sakura melayangkan tatapan kepada gurunya ini. Kakashi tau, tau sekali kenapa murid teladannya ini bisa terlambat. Tapi, sebagai formalitas, ia harus memberi hukuman dan interogasi yang sesuai agar tidak bersifat memihak.

"Go-gomen..I-itu tadi..saya..saya..bangun kesiangan.."

"Haruno Sakura, ikut saya sekarang. Kalian,kerjakan semua latihan dari halaman 50 sampai 55!"

Desahan kecewa keluar dari mulut para murid, sementara Kakashi dan Sakura keluar dari ruang kelas. Tanpa Sakura sadari, sepasang mata memperhatikan tingkah-tingkahnya dalam kelas. Kakashi berbelok ke ruang UKS, membuat Sakura heran.

GREK

"Shizune sensei" Panggil Kakashi. Tak ada sahutan. Kakashi lalu melambaikan tangannya pada Sakura.

"Duduk" Perintahnya begitu Sakura tiba di dekatnya. Ia mengambil peralatan sementara Sakura duduk di ranjang. Baru saja Kakashi akan membersihkan luka Sakura, Sakura menahan gurunya itu.

"A-ano..sensei..biar saya sa-"

"Tidak apa-apa Sakura. Nah, sekarang luruskan kakimu"

Kakashi mulai mengurus luka di kaki Sakura.

"Sensei"

"Hm?"

"Sa-saya..tidak di hukum?" Tanya Sakura takut-takut.

"Tidak"

"Ta-tapi saya-"

"Aku tau bukan itu alasan kau terlambat,Sakura. Keadaanmu tidak bisa mengelabuhi senseimu ini" Katanya sambil menempelkan plester di sudut bibir Sakura.

"Nah, sekarang sudah selesai"

"Arigatou gozaimasu, sensei" Sakura bangkit berdiri, lalu berojigi.

"Douitashimashite, Sakura. Nah,sekarang lebih baik kita kembali ke kelas"

"Ha'I"

Mereka meninggalkan UKS dan kembali menuju kelas. Tepat saat mereka membuka pintu, bel pergantian pelajaran berdering.

"Baiklah. Haruno, kembali ke tempatmu. Tugas yang tadi saya berikan di kumpulkan lusa. Tidak ada yang tidak mengerjakan. Selamat siang"

Selepas Kakashi pergi, Sakura mendapat deathglare banyak anak. Ia berjalan cepat-cepat menuju bangkunya, tak menyadari seorang siswa mencegal langkahnya. Sakura jatuh terjembab. Ia mencoba berdiri. Lututnya yang terluka terasa lebih sakit.

SREK

Seorang siswi membuka kasar plester di sudut bibirnya, membuatnya terasa perih. Belum selesai, siswi itu berjongkok dan melepas plester di lututnya kasar, membuat lukanya kembali berdarah. Ia hanya bisa menahan sakit, menahan raut wajahnya agar tak tampak kesakitan.

DUK

Seorang siswa menotok keras kedua lipatan lutut Sakura, sehingga Sakura kembali jatuh bertumpukan lutut dengan bunyi bentur yang cukup keras. Sakura jatuh duduk, memegangi lututnya yang terasa jauh lebih nyeri. Ia berdiri,lalu segera berjalan secepat mungkin ke bangkunya,menghiraukan rasa sakitnya sejenak. Ia sampai di bangkunya tepat ketika guru mata pelajaran berikutnya datang masuk ke kelas. Sakura menghela nafas lega. Setidaknya untuk saat ini dia aman..

.

.

.

KRIIINGGG

Bel istirahat berbunyi, di sambut dengan puluhan murid yang langsung berdiri dan keluar kelas menuju kantin. Di sudut kantin, sebuah meja untuk 6 orang, terdapat 4 murid duduk di sana, dengan beberapa siswa-siswi mengelilingi meja mereka.

"Huaaahhh..akhirnyaa..Aku sudah lapar sekali!" Seru seorang bocah berambut kuning jabrik heboh.

"Jangan berisik,Naruto!" Tegur seorang siswa berambut panjang berpupil bulan.

"Kau ini cerewet Neji! Ya kan,Hinata-chan?Apa tiap hari kau di omeli oleh perempuan jadi-jadian ini,hm?"

"Na-Naruto-kun.."

"Tentu saja tidak,baka! Hinata itu anak manis, tidak sepertimu, lagipula siapa yang kau panggil perempuan jadi-jadian, hah?!" Sahut Neji geram sambil mengepalkan tangannya.

"Tentu saja kau. Ya kan teme?" Tanya Naruto pada siswa berambut ayam berwajah datar.

"Hn"

"Nah kan,Neji, Teme saja setuju padaku!" Pamer Naruto bangga sambil memakan ramennya yang baru datang.

DAGH

Satu kepalan tangan bertengger indah di kepala bocah itu berteriak kesakitan, sedangkan teman-temannya-kecuali Hinata- menyeringai puas memandangnya.

"Kalian ini tega sekali!" Rajuknya sambil menggembungkan pipi, lalu melanjutkan makannya.

Hinata tertawa kecil,Neji dan Sasuke tersenyum lebar. Hanya di hadapan teman-temannya inilah kedua pemuda stoic ini dapat tersenyum lebar. Mereka terus makan sambil bersenda gurau. Bel masuk terdengar, mereka beriringan menuju kelas mereka, XI IPA 1, kelas IPA unggulan.

O0o0o0o

KRIINGG

Bel pulang berbunyi di iringi sorak-sorai para murid. Mereka berlomba-lomba mengemasi barang mereka dan menuju pintu tanpa memperhatikan guru mereka yang masih di meja guru. Sakura mengemasi barangnya dengan terburu-buru.

"Haruno dan Uzumaki, kalian tolong bawa laporan-laporan ini ke kantor guru"

"Hai sensei" Ujar keduanya. Mereka keluar beriringan menuju kantor guru. Setelah menyerahkan laporannya ia dan Naruto berpisah di lorong. Sakura menuju gerbang,sedangkan Naruto ke lapangan basket. Ia setengah berlari di lorong. Ia harus cepat-cepat sampai rumah.

DUK

BRUK

Sakura jatuh setelah menabrak seseorang di sana. Orang itu juga ikut terjatuh, tapi lekas bangkit. Ia memandang marah pada Sakura.

"Hei!apa yang kau lakukan?!Kalau jalan pakai mata sialan!"

"Go-gomenasai"

"Enak sekali kau bilang hah?Kau tau, kau sudah merusak tas baruku! Lihatlah!" Seru gadis itu. Ia menunjukkan tasnya yang sedikit robek. Hiasan kalung permatanya berhamburan, mungkin terkena buku-buku yang di pegang Sakura. Ia lalu memegang tangan Sakura kasar, lalu menatapnya marah.

"Ikut aku"

Sakura di seret ke sudut lapangan.

PLAK

DAGH

DAGH

Satu kepalan tangan memukul keras kepala Sakura. Sakura hanya diam, tak bergeming. Tak bicara apapun. Ia tau, gadis di depannya ini sedang kesal.

"Kau!Kau harus segera mengganti tas milikku! Aku tidak mau tau!" Teriaknya kencang. Sakura menghela nafas. 'mungkin aku bisa menggantinya dengan uang hasil part time ku' pikir Sakura pasrah. Sulit berdebat dengan orang-orang kaya ini.

"Berapa harganya?" Gadis itu tersenyum sinis.

"Sampai kapanpun kau tidak akan bisa menggantinya miskin! Jangan sok kaya! Asal kau tau saja, harganya itu 100 dolar! Anak miskin sepertimu mana bisa!"

GLEK

Sakura menelan ludah. Yang benar saja..mengumpulkan 5 dolar saja dia harus bersusah payah…tidak jajan, tidak naik bus, tidak beli apapun,termasuk..obat..

"Ma-maafkan aku..a-anda benar..aku tidak akan bisa menggantinya..Ta-tapi..kau..boleh lakukan apa saja pa-padaku..ka-kalau itu bisa membuatmu memaafkanku..si-silakan lakukan sesukamu.."

Gadis itu tersenyum licik.

"Bagaimana kalau aku tidak mau?"

"O-onegaisimasu..ka-kau boleh menyuruhku apa saja..me-melayanimu..ka-kau juga boleh..me-menyakitiku.." Sakura menunduk pasrah. Sedih, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Kesakitannya yang dapat menebus kesalahannya. Air mata menggenang di pelupuk matanya, ia segera menggelengkan kepalanya keras-keras agar tak terlihat gadis di depannya ini.

"Baiklah..ku kabulkan permohonanmu itu. Siap?" Katanya menyeringai. Sakura hanya mengangguk pasrah. Dilihatnya gadis itu masih mengetikkan sesuatu di ponselnya.

To: All my friends

Kalian yg sedang kesal, segera ke halaman samping kantin, ada objek suka rela

Send!

Ia tersenyum kecil. Di dorongnya Sakura sukses membentur tembok di belakangnya keras. Ia mengernyit, menahan sakit di kepala bagian belakangnya. Gadis itu menginjak tulang kering Sakura keras-keras. Kontan Sakura berjengkit,menekuk lututnya. Di jaganya raut wajahnya agar tak terlihat kesakitan. Berusaha meredam nyeri di kepalanya, ia menundukkan kepalanya.

DUAKH

Gadis itu menendang jidat Sakura keras, kepalanya kembali membentur tembok di belakangnya.

"Argh.." Sakura sedikit mengerang. Ia mencengkeram roknya sekuat tenaga. Matanya terpejam, ia gigit bibir bawahnya. Ia tak merasakan serangan lagi. Ia menyenderkan kepalanya di tembok. Tapi samar-samar ia mendengar derap langkah seseorang berlari. Semakin lama semakin jelas. Terdengar jelas langkah kakinya menghentak seperti orang marah. Ia masih fokus mendengarkan. Semakin lama semakin dekat.

DUAKH

Tanpa di sangkanya, seseorang menendang bagian samping tubuhnya keras. Sakura kembali mencengkeram roknya. Ia tak menangis, tak membalas. Ia hanya diam menerima sema perlakuan itu.

DAGH

Seseorang menendang perutnya, membuatnya membungkuk seketika. Rambutnya di tarik ke atas dengan kasar. Ia berdiri,berusaha menahan perutnya yang sakit. Di lihatnya sekarang ada 3 orang di hadapannya. 'Bagus. Keren sekali. Habis lah aku'

Gadis yang pertama menyeretnya sekarang berada di sampingnya,menahan lengan kanannya,sementara lengan kirinya di tahan oleh seorang siswa berambut biru. Di depannya ada seorang siswa berbadan besar. Sangat besar. Sakura menelan ludahnya. Yang benar saja, sekali kena pukulannya pasti sangat sakit. Tinggi sakura hanya sebatas dada siswa itu. Tangannya besar sekali, jauh lebih besar dari Sakura yang mungil. Tubuhnya mungkin 4 kali lipat tubuh Sakura. Pikiran Sakura hanya satu 'Raksasa!'

TBC

A/N

Makasih buat yang udah mau mampir di sini ^^ Ini cerita yang baru,tetep karya pertama Kise. Cerita nya gak menyimpang dari yang sebelumnya, ini cuma di perbaharui. Semoga lebih memuaskan ^^

Silakan sampaikan semua unek-uneknya ^^

Review please ^_^

~Kiseki-chan~