Chapter One
THAT BOY
By dabeerrel
Jaehyun x Taeyong
NCT © SM Entertainment
OOC, AU, BOYS LOVE, TYPO(S)
-oOo-
Dipulangkan lebih larut dari biasanya itu tidak ada dalam daftar hal yang diinginkan Jaehyun. Dan sialnya, hari ini Tuhan tak mengabulkan doanya. Tidak ada suara yang selalu dinantikan itu -suara bel pulang- walaupun jarum jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Yang ada guru-guru malah menyuruh mereka berkumpul di gedung olahraga. Jaehyun bahkan lupa apa yang ia dan yang lainnya lakukan disana. Ah, kalau tidak salah upacara pelantikan ketua OSIS baru.
Sekarang sudah pukul lima lewat beberapa menit. Padahal rencananya sepulang sekolah nanti ia berniat ke rumah sepupunya, Mark, untuk meminjam sepatu futsal. Bukannya Jaehyun tak punya, tetapi miliknya itu masih sangat baru dan mengkilap. Masih berada di dalam kotaknya. Sayang sekali kalau harus dikeluarkan hanya untuk bermain iseng-iseng bersama teman-temannya. Tentu saja Jaehyun tidak akan memberitahukan hal ini pada Mark. Namun sekarang sudah terlalu sore dan mood Jaehyun juga menjadi buruk, membuatnya malas berbelok ke jalan lain selain arah rumahnya.
Johnny tertawa menyadari mood Jaehyun yang semakin buruk ketika murid-murid yang mereka lewati mulai membicarakan mereka. Apalagi ketika sekumpulan siswi dengan bedak tebal secara terang-terangan menggoda Jaehyun di ruang loker.
Biasalah, Jung Jaehyun itu primadona sekolah.
Sebenarnya Jaehyun itu bukan siswa terkenal yang suka bersikap sok dingin ataupun suka tebar pesona. Tapi ia juga tidak termasuk orang ramah yang selalu menebar senyum dan menyapa orang-orang. Ia orang yang biasa saja dalam menyikapi sesuatu.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, moodnya amat-sangat-buruk-sekali sekarang. Jadi ia benar-benar tidak ingin diganggu lagi hari ini.
Halaman sekolah sangat ramai oleh murid-murid yang ingin bergegas menuju gerbang. Jaehyun berjalan lambat bersama Johnny di tengah-tengah kumpulan manusia itu ketika seseorang meneriakan namanya.
"JUNG JAEHYUN!"
Bukan hanya Jaehyun saja yang menoleh, tapi Johnny dan hampir semua orang di halaman ikut menoleh, mengikuti sumber suara yang berada beberapa meter di belakangnya. Seorang siswa mengangkat tangannya tinggi-tinggi, memberi isyarat kalau ia yang barusan memanggil. Orang itu berjalan menghampirinya.
Perempatan muncul di dahi Jaehyun. Ia merasa pernah beberapa kali bertemu orang itu di koridor atau kantin sekolah. Jaehyun tahu kalau orang itu juga satu angkatan dengannya. Selain itu Jaehyun tidak tahu apa-apa lagi mengenainya, bahkan namanya sekalipun.
Ia mulai berpikir apakah murid itu punya masalah dengannya? Mungkin saja kan Jaehyun pernah tidak sengaja menumpahkan minuman di seragamnya. Atau yang lebih parah mungkin pacar orang itu jatuh ke dalam pesona Jung Jaehyun menyebabkan lelaki itu menjadi cemburu.
Oh, Jung Jaehyun, tolong hentikan kenarsismu itu!
Berbagai kemungkinan negatif terus menerus datang ke pikirannya hingga tanpa sadar ia melamun. Johnny menyikut keras sikunya dan Jaehyun baru sadar kalau murid yang memanggilnya tadi kini sudah berdiri di hadapannya.
Jaehyun heran ketika melihat orang-orang yang masih berada di halaman malah memandang ke arahnya. Sepertinya mereka ingin tahu hal apa yang akan terjadi dengan Jaehyun. Terdengar sedikit mengerikan. Seolah-olah Jaehyun akan mati beberapa saat lagi di tangan laki-laki itu.
Jaehyun memindai laki-laki di hadapannya dari atas sampai bawah. Terkesan tidak sopan memang. Tapi ia hanya ingin memastikan saja. Siapa tahu orang itu adalah salah satu teman lamanya yang berubah penampilan.
Laki-laki itu tidak lebih tinggi dari Jaehyun dan tubuhnya kurus. Ia mengenakan kacamata bulat. Jaehyun dapat melihat mata orang itu yang berwarna hitam pekat di balik kacamatanya. Pandangan Jaehyun jatuh pada tulisan 'Lee Taeyong' di nametag seragamnya. Jaehyun mengangguk, yakin kalau ia baru pertama kali mendengar nama itu.
Jaehyun kembali memandang wajahnya.
"Apa ada masalah denganku?" tanya Jaehyun tanpa basa-basi, ia ingin ini cepat selesai. Kalau memang ia bersalah ia akan meminta maaf dan langsung pergi.
Taeyong -murid itu- diam. Terlihat sama sekali tidak tertarik dengan pertanyaannya. Ia masih menatap Jaehyun dalam. Hening beberapa saat sampai akhirnya laki-laki itu buka suara.
"Mau jadi pacarku?"
Jaehyun terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan tiba-tiba itu. Terlalu to the point, mengalahkan Jaehyun. Jaehyun membelalakan matanya. Sementara Johnny dan yang lainnya menahan napas mereka. Jaehyun sangat tidak menyangka ada orang seberani Taeyong yang menembaknya di tempat umum dan disaksikan banyak orang seperti ini.
Ekspresi Taeyong juga terlihat sangat biasa. Bukan datar, tapi santai. Tidak ada raut kegugupan sama sekali di wajahnya. Bahkan matanya masih dengan berani menatap Jaehyun.
Terlepas dari keterkejutannya, Jaehyun masih terdiam. Memikirkan jawaban yang tepat untuk disampaikan pada Taeyong ini. Ia kan tidak mengenalnya untuk apa ia harus menerimanya?
Dan tepat saat itu Jaehyun melihatnya. Sebuah senyuman terulas di bibir Taeyong. Bukan senyuman manis ataupun senyuman ramah lainnya. Tapi senyuman miring. Atau nama lainnya, seringai. Dan Jaehyun tahu pasti kalau senyuman itu tidak memiliki maksud baik.
Ketika mata Jaehyun bersitatap dengan mata hitam Taeyong, otak Jaehyun serasa kosong. Jawaban yang tadi susah payah ia pikirkan seketika lenyap entah kemana. Sedangkan di sisi lain, Taeyong setia menunggunya masih dengan seringaian yang semakin lebar.
"Aku..."
Semua orang terus menahan napasnya, menunggu jawaban yang akan keluar dari bibir Jaehyun. Bahkan Johnny merasa sangat tegang di samping Jaehyun.
"...mau"
Pandangan terkejut dari orang-orang langsung ditujukan ke arahnya, termasuk Johnny. Mereka tentu tidak menyangka kalau Jaehyun yang notabene-nya sudah berkali-kali menolak orang-orang yang menyukainya, kini malah menerima ajakan seorang pendiam seperti Lee Taeyong menjadi pacarnya. Karena menurut mereka, Taeyong itu sebelum-sebelumnya tidak terlihat tertarik sama sekali dengan Jaehyun.
Ini terlalu mendadak.
Seringai Taeyong berubah menjadi lengkungan senyuman lain. Sebuah senyuman yang biasa ia lihat, tapi yang ini Jaehyun tidak merasakan unsur keramahan dalam senyumannya.
"Kalau begitu, sampai jumpa besok di sekolah!"
Jaehyun masih terpaku di tempatnya berdiri. Sibuk memandangi punggung kecil Taeyong yang makin lama makin menjauh. Bisikan-bisikan orang-orang di sekitar yang menggunjingkan kejadian barusan tidak ia pedulikan.
Jaehyun tersentak ketika bahunya ditepuk Johnny.
"Hei..."
Lelaki Jung itu menyadari raut kebingungan Johnny. Juga, terlihat jelas di wajah Johnny kalau ia butuh penjelasan. Jaehyun menggeleng lemah.
Jaehyun berujar lirih. "Aku pusing. Ayo pulang saja!"
TBC
Tbc dengan tidak elitnya.
OHAYOU MINNA SAAAAAAN. Ah akhirnya bisa nulis juga. Ini ide mendadak sebenernya. Cuma nulisnya harus melewati beberapa kali proses pengeditan.
Harusnya sih saya update ff secret admirer. Tapi pengen yang ini dulu aja. Jujur saya ga terlalu yakin ama ff ini tapi saya pribadi suka ama ff ini /?. Absurd ya? Wahahaha wajar sih ya kalo yang nulisnya saya.
Oya ngomong-ngomong SAYA NULIS GENRENYA NGASAL. JADI GAUSAH HERAN KALO INI GA SESUAI EKSPETASI HEHEHE
Udahlah pokoknya makasih banyak kalo ada yang nyasar ke ff bejad ini.
Sekian dan terima review :v
