Oiit!

Akhirnya bisa bikin FF baru, inspirasi dari kamar mandi. Pas lagi merenung tiba-tiba kepikiran alur FF ini serius. Ini chapter1 mikirnya ngga sampe 15 menit. Ngetiknya yang berjam-jam karena bingung kata-katanya :'v trus beberapa ada yang PM 'eonni suka svt? Kenapa ga dibikin cast aja!' 'kak aku mau ff soonseok, denger-denger kakak shippernya soonseok' YHA GUEMAH PENGEN BIKIN SOONSEOK DARIDULU TAPI GA KEPIKIRAN APA APA HIKS :""" nah sekarang udah kepikiran bikin FF Soonseok, tapi karena kecintaan gue terhadap vhope ga berkurang, gue masukin juga vhope disini. Gimana sih soonseok x vhope? Penasaran?

Baca yok baca jan lupa reviewnya! :'3

Happy reading!

-w-

.

.

.


-w-

.

.

.

Seorang lelaki bertubuh ramping duduk disebuah kursi yang tersedia di salah satu cafetaria tengah kota, Ia duduk dengan tenang dikursinya sambil sibuk dengan ponselnya. Kim Taehyung namanya. Ia mengunjungi cafetaria bukan karena kemauannya, ini semua Ia lakukan karena Hoseok yang menyuruhnya menemuinya di cafetaria. Siapakah Hoseok? Hoseok adalah CEO muda yang berstatus sebagai 'teman dekat' Taehyung. Mereka baru kenal beberapa minggu namun Hoseok dengan pribadinya yang terbuka membuat mereka terlihat seperti sudah dekat sejak lama.

To: Hoseok.

Dimana kau bodoh?

Sent.

Baru sedetik Ia mengirimi Hoseok pesan kemudian Ia melihat mobil yang tak asing parkir didepan cafetaria. Taehyung tersenyum melihatnya, Ia segera berkaca untuk memeriksa penampilannya. Jangan sampai Ia terlihat kacau didepan Hoseok.

"Sudah selesai berkacanya?"

Suara itu membuyarkan aktifitas Taehyung, Ia cepat-cepat memasukan cerminnya kedalam tasnya lalu terkekeh melihat Hoseok. Kemudian Ia sadar sesuatu, "Mobilmu belum dikunci?"

Hoseok menoleh kebelakang untuk sekedar melihat mobilnya, "Ah. Adikku ikut, jadi Ia yang akan menguncinya."

Mendengarnya Taehyung hanya mengangguk paham, Hoseok yang masih mengamati mobilnya kemudian berseru "Jungkook-ah. Kemari."

"Baik."

Seorang lelaki dengan tubuh proporsional yang mengenakan hoodie keluar dari mobil sambil fokus kepada PSP-nya. Ia berjalan kearah tempat duduk Hoseok tanpa mengalihkan pandangan dari PSP sedetik pun. Memang sudah jadi kebiasaannya.

Setelah itu Ia mendudukkan dirinya disebelah Hoseok, "Kalian lanjutkan saja, jangan hiraukan aku." Ucapnya cuek sambil terus menunduk. Hoseok pun tersenyum datar lalu menoleh kearah Taehyung. "Hey, aku ingin memberitahukan sesuatu."

Taehyung melebarkan matanya antusias, "M—memberitahukan.. tentang apa?" tanyanya pelan, Ia sangat gugup karena tatapan Hoseok yang jauh lebih mengintimidasi dari biasanya.

Hoseok menggenggam tangan Taehyung lalu mengelusnya pelan, Taehyung sudah merona mendapat perlakuan seperti itu dari Hoseok. Ia belum pernah mendapat perlakuan semanis itu sebelumnya.

"Aku tau kita baru saja kenal. Tapi, cinta pandangan pertama itu bukanlah hal yang mustahil, kan?" Perkataan Hoseok dibalas anggukan pelan Taehyung, Ia benar-benar merona seperti kepiting rebus. "Kalau begitu, maukah kau.." Hoseok menggantungkan pertanyaannya. Kemudian Ia teringat sesuatu, "Ah!"

"Jung Jungkook" Hoseok memanggil seseorang yang duduk disampingnya, Jungkook menoleh kearahnya "Ugh kali ini apa?!" Tanya Jungkook sedikit kesal kegiatan bermain gamenya terganggu. Toh bukan kemauannya untuk ikut Hoseok menemui 'calon' pendamping Hoseok. "Aku menyukainya. Bolehkah aku menjadikannya kakak iparmu?" Hoseok menunjuk Taehyung yang kebingungan dengan interaksi antar adik-kakak ini.

Jungkook pun menoleh kearah Taehyung.

Kemudian keduanya terkejut. Walaupun tak ada satupun yang teriak ataupun mengumpat layaknya di drama-drama, tapi tatapan mereka menunjukkan bahwa mereka sangat terkejut melihat satu sama lain.

"Jungkook-ah" Hoseok kembali menyuruh Jungkook menjawab pertanyaannya. "Tidak! Tidak akan!"

Jawaban Jungkook membuat Taehyung seketika menatapnya dengan tatapan tak percaya. Kemudian Hoseok menoleh kearah Taehyung, "Ah begitu. Kalau begitu lupakan yang tadi hehe"

Taehyung terkejut, "T—tapi kau hampir saja menyatakan perasaanmu padaku?"

"Pesan terakhir ayahku adalah 'hormati keputusanku dan Chan karena kami lah yang dianggap paling benar.' Kukira ayahku mengada-ada, tapi saat ini aku memang merasa benar." Ujar Jungkook sambil cuek memainkan PSP-nya, Taehyung menoleh kearah Hoseok meminta penjelasan lebih namun Hoseok hanya terkekeh sambil mengerdikkan bahu. "Itulah ayahku."

.

.

.

-oOo-

.

The Annoying Brothers

.

Author : Kwon Chanmi (bwijei)

Cast(s) :

BTS J-Hope as Jung Hoseok

Seventeen DK as Lee Seokmin

BTS V as Kim Taehyung

Seventeen Hoshi as Kwon Soonyoung

BTS Jungkook as Jung (Jeon) Jungkook

Seventeen Dino as Lee Chan

Pairing(s) : vhope, soonseok, other?

Genre(s) : Brothership, Romance, Family.

Rating : T (enaknya T apa M hayo? Oke T aja)

Length : Chaptered

Disc.: Ini cerita murni buatan saya, kalo ada cerita atau film yang sama berarti kebetulan karena fic ini emang pasaran alurnya. Kalo baca budayakan review ya :'3 biar authornya ga sedih ty. Jung Hoseok, Lee Jihoon dan Yoon Jeonghan milik author :'3

.

-oOo-

.

.

.

Jung Hoseok duduk termenung disebelah ranjang pasien VVIP disalah satu rumah sakit terkenal di Seoul. Matanya sembap menandakan dirinya habis menangis. Jung Taekwoon, ayah dari Hoseok yang sedang terbaring lemah diatas ranjang—tidak, Ia tidak terbaring lemah, malahan Ia sedang mengocehi Jung Hoseok saat ini.

"Kau ini lelaki berhentilah menangisi hal yang tidak penting." Tegur Taekwoon, namun Hoseok menunduk "Tidak bisa, Appa begitu berarti bagiku. Jangan tinggalkan aku dan adik-adikku." Gumamnya sambil mengusap matanya.

"Apa karena aku penting bagimu hingga kau menangis seperti ini?" tanya Taekwoon yang dibalas anggukan pelan Hoseok, Taekwoon terkekeh sebentar lalu memasang muka serius. "Hey, Ibumu juga penting bagiku. Apakah aku menangis karena ibumu meninggalkanku?"

Hoseok menggeleng. Ia memang tak pernah melihat ayahnya menangis. Atau belum pernah? Hoseok pun tak tau. Tapi yang jelas saat ini ia menyesal telah terlihat lemah didepan ayahnya. Orang yang paling ia cintai setelah adik-adiknya.

Hoseok menatap ayahnya yang kembali terdiam, "Appa." Panggilnya, "Berhenti bersikap sok kuat dihadapanku. Appa juga manusia. Aku tau kau—"

"Hoseok-ah, jika aku menunjukkan seberapa lemahnya diriku dihadapan anak-anakku, kalian pasti akan semakin sedih. Dan.. tahukah kau?"

Taekwoon mendudukkan dirinya lalu mengintip sekilas Jungkook dan Chan (kedua adik Hoseok) yang sedang tertidur pulas disebelahnya, "Itu bukan harapanku. Harapan terakhirku untuk kalian adalah melihat kalian semakin dewasa dalam menghadapi sesuatu. Jadi—"

"—Aku harap kau bisa menjadi kepala keluarga baru yang bijaksana."

.

.

.

.

.

Hoseok berdiri didepan pintu kamar jenazah dengan mata sembap, Ia berusaha untuk tidak menangis, namun mendengar kedua adiknya yang berada didalam kamar jenazah menangis kencang membuat hatinya sakit. "Jung Hoseok tidak boleh menangis!" Geramnya sambil memukul dadanya berkali-kali.

Hoseok menoleh kearah lorong mendengar langkah kaki yang tergesa-gesa menuju kearahnya. Itu adik tertuanya, Lee Seokmin. "Hyung!" Sahut Seokmin sambil berlari mendekat.

Seokmin mengatur deru nafasnya sambil memegang bahu kakaknya, "Dimana ayah? Dimana Jungkook dan Chan?" Hoseok menatap Seokmin dengan tatapan sendu. "Kau bisa mendengarnya sendiri." Kemudian menunjuk kedalam kamar jenazah.

.

.

.


.

.

.

Jungkook, Hoseok, dan Seokmin yang memangku Chan duduk disofa ruang tengah rumah mereka dengan tenang menunggu sekretaris pribadi ayahnya, Kyungri untuk membacakan surat wasiat. Wajah mereka tampak suram setelah pemakaman, tentu saja karena mereka masih tidak rela kalau satu-satunya orangtua mereka yang tersisa meninggalkan mereka selama-lamanya.

Chan mulai duduk gelisah dipangkuan Seokmin, menyadarinya Seokmin mendekatkan wajahnya ke bahu Chan. "Ada apa?"

"Kapan Appa kembali?" pertanyaan Chan tidak dibalas oleh siapapun. Seolah angin lalu.

"Apakabar anak-anak." Kyungri pun datang dan menyapa mereka. Sapaan Kyungri hanya dibalas deheman oleh mereka berempat. "Aku tau perasaan kalian. Jadi, aku tidak akan basa basi dan langsung saja."

Kyungri membuka salah satu kertas yang ada didalam mapnya. "Ini adalah surat wasiat dari Jung Taekwoon. Untuk kalian."

"Harta sebesar 2 milyar won akan menjadi milik kalian secara rata."

"2 MILYAR?!" Seokmin dan Jungkook sama-sama terkejut.

"Bukankah itu terlalu banyak untuk kita?" Jungkook bertanya tak percaya.

"Aku tau Appa sangat menyayangi kita, tapi—jumlahnya tidak sedikit dan kita masih terlalu dini untuk mengelola uang sebesar itu." Balas Seokmin.

Chan yang berada dipangkuan Seokmin hanya menatap para hyungnya dengan tatapan bingung. Sementara tertua, Jung Hoseok hanya mengangguk pelan. Tidak seperti Seokmin dan Jungkook yang terkejut, Ia tenang seolah sudah mengetahui semuaya.

"Tentu Appamu tidak akan menyerahkan uang sebanyak itu kepadamu dan Jungkook, apalagi Chan." Jawab Kyungri kepada Seokmin.

Kemudian semua mata tertuju pada Hoseok yang duduk dengan lemas, "Apa?" tanya Hoseok bingung. "Jung Hoseok, sebagai anak tertua. Kau yang akan mengelola semua uang itu. Pakailah uang itu untuk hal-hal yang berguna dan jangan kau hambur-hamburkan untuk hal yang tidak penting."

Jungkook menyenderkan dirinya disofa lalu melipat tangannya kedepan, "Oh ahjumma, kau sangat cerewet dan kata-katamu mengingatkanku pada ibu temanku. Kenapa kau tidak menjadi ibu kami saja?" ucapan Jungkook dibalas jitakan oleh Seokmin.

"Aku belum selesai menyampaikan surat ini." Kyungri pun melanjutkan membaca, "Chan, menurutlah dengan para hyungmu"

"Oke ahjumma!" Chan membalas dengan lantang membuat Kyungri tersenyum gemas, "Jung Jungkook, berhenti bersikap dingin dengan mulut pedasmu itu dan berhenti kecanduan gadget." Ucapan Kyungri yang satu ini dibalas tatapan kesal Jungkook, "Ini pesan dari ayahmu sendiri." Kyungri menjelaskan.

"Lee Seokmin, kau adalah anak ayah paling pintar. Sekolahlah dan raih cita-citamu. Ayah akan selalu mendukungmu."

Seokmin mengangguk sambil menundukkan kepala, menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.

"Sebelum itu, aku ingin memperingatkan bahwa Jung Taekwoon pernah bilang padaku, untuk Seokmin dan Hoseok jika kalian ingin mencari pasangan, mintalah persetujuan dari Jungkook dan Chan karena merekalah yang dianggap paling benar oleh Taekwoon."

Hoseok dan Seokmin menatap Kyungri dengan tatapan tak percaya, "Itu hal terkonyol yang pernah ada." Jawab Seokmin.

"Dan terakhir, Jung Hoseok. Karena kau anak pertama, kau memiliki tugas paling berat."

Hoseok menatap Kyungri dengan tatapan tanpa harapan, "Kau yang akan meneruskan pekerjaan ayahmu. Yakni menjadi CEO muda Gloss mobile."

"APA?" Seokmin dan Jungkook lagi-lagi terkejut, Hoseok pun begitu. "T—tapi aku baru saja kuliah tahun kedua."

"Ayahmu bilang aku akan mendampingimu hingga kau bisa menjadi seperti ayahmu." Ujar Kyungri yang dibalas anggukan. "Baiklah, sekarang istirahatlah, kalian pasti lelah."

Ketika semua hendak beranjak dari sofa, Kyungri teringat sesuatu. "Ah! Satu lagi, kemasi barang-barang kalian."

Seokmin mengangkat alisnya bingung, "Emm—Kita mau kemana?"

"Ayah kalian punya apartemen yang harus kalian kelola. Jadi, tinggalah di apartemen Breeze di Gangnam."

"APARTEMEN MEWAH ITU MILIK APPA!?" Untuk kesekian kalinya, Seokmin, Jungkook, dan Hoseok terkejut. "Aku tidak tau kalau Appa sekaya itu." Gumam Jungkook kagum. "Yang kutau hanyalah kenyataan bahwa Appa adalah CEO di Gloss Mobile. Tidak lebih." Balas Hoseok.

Kemudian Seokmin teringat, "Lalu—akan diapakan rumah ini?"

Kyungri menoleh kesekitar untuk mengamati ruang tengah rumah elit yang ditinggali empat bocah polos ini. "Ini? Akan kugunakan untuk membayar semua hutang ayahmu. Aku tidak ingin mengambil secuil harta dari warisan karena itu sudah menjadi milik kalian." Jelasnya pada mereka. "Baiklah, sekarang kemasi barang-barang kalian."

.

.


.

.

2 bulan kemudian.

11:00 PM KST

"Baik Ming, turunkan aku disini."

Mingyu pun menghentikan motornya dan membiarkan seseorang turun dari motornya, seseorang itu adalah Jungkook.

"Kau yakin akan berjalan sendirian? Tidak ingin kuantar?" tawar Mingyu, yang merupakan teman sekelas Jungkook. Jungkook menggeleng lalu berjalan melalui Mingyu. "Rumahku hanya 2 menit jalan kaki dari sini, aku pulang dulu." Jungkook melambaikan tangannya kearah Mingyu lalu fokus jalan.

"Baiklah. Telepon aku jika kau ada masalah." Seru Mingyu lalu meninggalkan Jungkook.

Mengenai penjelasan mengapa Jungkook pulang larut malam, karena dia baru saja kerja kelompok dirumah Jimin, bersama dengan Mingyu dan Minghao, temannya yang berasal dari China.

Jalanan yang dilaluinya cukup sepi, hanya terdengar langkah kakinya dan.. seseorang.

"Siapa disana?" Tanya Jungkook was-was, Ia dapat mendengar langkah kaki yang semakin mendekat.

"Hey bocah" seseorang dengan suara husky mengejutkan Jungkook, orang itu ada tepat dibelakang Jungkook. "Mau apa kau?" tanyanya dengan kesal.

Orang itu, menatap Jungkook dengan tatapan tajam, "Kau ini anak orang kaya, ya? Seragammu tampak mahal." Ucapnya sambil menarik kerah Jungkook lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Jungkook. Karena panik,

Bukk!

Jungkook memukul wajah lelaki itu hingga Ia tergeletak diatas aspal. "Berhenti berbicara tepat dihadapanku keparat. Nafasmu bau alkohol." Ketusnya sambil mengepalkan tangannya, bersiap apabila orang itu bangkit lalu melakukan hal yang tidak senonoh.

Kemudian lelaki itu bangkit, "Wow tenang sobat. Aku hanya ingin kau menyerahkan uangmu agar aku dapat membeli makan malam." Mendengarnya, Jungkook hanya diam mengamati orang ini yang sedang sempoyongan.

"Kau tak tau rasanya dipecat dihari gajian tanpa mendapat sepeser pun gaji."

Ucapan itu membuat Jungkook menatapnya iba, namun perkataan yang dilontarkan Jungkook berbeda dengan isi hatinya. "Karena kau tidak becus oleh karena itu Ia tak menggajimu. Siapa yang ingin menggaji orang tak berguna." Ucapnya dingin lalu melemparkan dompetnya tepat didepan wajah lelaki itu.

"Ambillah. Didalamnya ada 500 ribu won. Semua kartu-kartu berhargaku sudah kuambil, aku bisa membeli dompet baru." Terangnya sambil menunjuk dompetnya dengan dagunya, "Cobalah menjadi orang yang berguna." Lanjutnya.

Jungkook pun berjalan pulang dengan tenang. Ia kira yang mengikutinya adalah hantu atau wanita tidak dikenal. Nyatanya hanyalah seorang lelaki lemah.

.

.

.

.

10:10 AM

Chan sedang duduk didepan apartemen yang ditempatinya sambil memainkan mobil transformers yang baru dibelikan Hoseok. Ia duduk didepan jalan raya. Chan suka sekali keramaian, ditemani oleh Jeonghan yang merupakan tetangga sebelah ruangan mereka. Hoseok menyuruhnya untuk menemaninya karena Hoseok ada rapat penting yang harus dijalankan, sementara Seokmin belum pulang dari universitasnya, lalu Jungkook? Ia sangat malas untuk sekedar mengawasi adiknya, Ia disibukan dengan PSP-nya. Lagipula Jeonghan tidak keberatan untuk disuruh menjaga Chan, Chan adalah anak yang lucu dan sangat aktif apalagi Jeonghan sangat suka anak kecil.

"Chanie, jangan dekat-dekat ke jalan raya" perintah Jeonghan sambil mendekat kearah Chan. "Lihat, mobil Chan bisa jalan!" seru Chan dengan bangga, Jeonghan tersenyum sambil mengusap rambut Chan.

Karena ketidakmahiran Chan dalam bermain mobil remote, akhirnya mobil Chan jatuh dari trotoar dan berjalan dijalan raya, ketika Chan berdiri untuk mengambil mobilnya,

Kraak!

Chan terdiam ditempat melihat mobil barunya terlindas oleh motor yang seenaknya parkir didepan Chan. Si pengendara terkejut lalu turun dari motornya dan menghampiri Chan yang sudah siap menangis. "A—adik kecil, maafkan hyung karena hyung kurang hati-hati dalam—"

"ITU LIMITED EDITION!" Bentak Chan lalu pergi meninggalkan Jeonghan dan si pelaku. Jeonghan panik lalu memarahi adik angkatnya itu. "Yaa! Lain kali jangan melamun saat menyetir!" Bentak Jeonghan pada si pelaku.

Si pelaku itu melepas helmnya, menampilkan rambut blondenya yang berantakan. "Aish hyung maafkan aku, aku tadi tidak melihat mobil-mobilan itu sungguhan!" ucapnya sambil menunjukan v-sign nya.

Jeonghan hanya menghela nafas, "Kau ceroboh seperti biasanya, Kwon Soonyoung." Si pelaku, atau akrab dipanggil Soonyoung hanya menampakkan cengiran bodohnya. Kemudian mengintip kedalam lobby apartemen, "Apakah—bocah itu menangis?" tanyanya sambil berusaha mencari Chan.

Kemudian suara tangisan Chan sedikit terdengar dari luar apartemen. Jeonghan mengangguk, "Selamat. Kau berhasil membuat bocah yang tidak cengeng menangis."

Soonyoung pun panik, "A—aku akan menggantinya."

"Itu limited edition."

.

.

.

.

-TBC-


.

.

.

.

Chapter 1 selesai!

Masih banyak lagi chapternya, tapi belom dipikirkan author :'3 (tampang2 author ga bertanggungjawab mah kea gue bhak)

Oke, berhubung chapter1 selesai, ayo dong review yg banyak biar author semangat ngelanjutin :(

Oke saatnya sesi curhat!

Gils ya itu posternya Dino sama Jeonghan udah kea yakuza aja :'3

Tinggal nunggu posternya Woozi inimah bhak :'3

Udah sekian curhatannya, ga banyak karena bingung mau curhat apa. Tapi ini pertama kali loh bikin FF BTS x SVT. Jadi review nya ya dimohon :'3