Desclimer: EXO sepenuhnya milik SM entertainment dan keluarga mereka , walaupun niat buat nyulik Baekhyun selalu muncul tapi sayang nyuliknya kejauhan ^^
Warning: THIS FF IS GS! Jadi yang gak suka GS bisa close, saling respect aja ya. Mainstream story, OOC, typo, error EYD, inspirated by Orion-Scorpius myth.
Chara: Chanbaek as main, EXO.
.
.
.
OPPOSITE
© Cheesecake Vega
.
.
.
Satu hal yang aku sesali bekerja di EXO Magz adalah keberadaan manusia kelebihan kalsium bernama Park Chanyeol, kenapa aku harus bertemu dengan manusia sepertinya? Andai saja dia enyah dari hidupku, pasti hari-hariku dipenuhi pelangi dan bunga berwarna warni. Seandainya membunuh tak dilarang, maka dia akan menjadi orang pertama yang ada di list hitamku.
Ngomong-omong aku belum memperkenalkan diri, baiklah aku akan memperkenalkan diri sebagai salam perkenalan. Namaku Byun Baekhyun, kalian bisa memanggilku apapun sesuka kalian karena nyatanya teman-temankupun sering memanggilku semena-mena, tapi aku menyukai semua panggilan dari teman-temanku. Umurku 24 tahun dan saat ini bekerja sebagai jurnalis di EXO Magz. Hal yang aku sukai strawberry, dan yang aku benci adalah ketimun dan manusia kelebihan tulang bernama Park Chanyeol.
Kalau kalian ingin mengetahui siapa Park Chanyeol, dia rekan kerjaku di EXO Magz. Rekan? Haruskah aku menyebutnya seperti itu disaat pekerjaan dia selain menjadi jurnalis adalah mengganggu hidupku? Tolong jangan bertanya lebih jauh mengenai dia, selain aku malas mebahasnya juga tak ada hal penting mengenai dirinya yang perlu dibahas.
Kalian pasti bertanya apa yang sudah dilakukannya hingga aku uring-uringan seperti sekarang? Baiklah aku akan sedikit bercerita, walau menyebalkan tapi aku harus tetap bercerita, benar? Kejadian ini bermula tadi pagi ketika aku sampai di kantor.
.
Flashback
Senyuman tak luntur sedikitpun dari bibirku, hari ini adalah hari special yang aku tunggu setelah beberapa minggu, aku akan mewawancarai salah satu idolaku yang bernama Kris Wu. Dia aktor blasteran Kanada-China yang memulai karirnya di Korea. Semenjak dia hanya seorang Rookie aku sangat mengidolakannya, dia mempunyai aura kuat dan aku sangat yakin suatu saat nanti dia akan menjadi seorang aktor besar. Dan benar saja, saat ini dia menjadi salah satu aktor Korea papan atas dengan bayaran tertinggi. Keberuntungan berpihak padaku ketika aku ditunjuk sebagai orang yang akan mewawancarainya sebagai bintang utama majalah kami edisi depan. Atasanku memang mengetahui aku mengidolakannya sehingga tanpa pikir panjang pekerjaan emas itu jatuh padaku.
Tapi kebahagianku tak berlangsung lama, saat sampai di kantor kebahagianku hilang tak berbekas dan berganti kemarahan tak terhingga.
"Baek bukankah kau sakit? Kenapa pergi ke kantor?" Tanya Luhan, salah satu rekan kerja juga sahabatku.
"Sakit? Siapa yang bilang aku sakit? Aku sangat sehat Lu, dan tak sabar mewawancarai Pangeran Krisku." Senyuman masih tak hilang dari bibirku.
"Bukankah tugas itu sudah diambil alih oleh Chanyeol? Tadi dia berangkat sangat pagi dari sini, dan bilang akan menggantikanmu yang sedang sakit untuk mewawancarai Kris Wu."
Hilang sudah senyuman yang kutebar pada semua orang di pagi hari ini, berganti dengan keheranan total.
"Siapa yang bilang aku sakit? Tak lihatkah aku sudah berdandan sangat cantik hanya untuk bertemu Kris?"
"Chanyeol bilang kau meminta dia menggantikanmu, sehingga tugasmu menggantikan Chanyeol untuk meliput Seoul Fashion Week besok sore."
Pasti kalian pernah melihat efek api dalam film animasi, seandainya aku tokoh dalam film tersebut maka api yang mengelilingiku bukan hanya di kepala tapi seluruh tubuh. Chanyeol sudah keterlaluan saat ini, kami berdua memang tak pernah akur dan akan selalu di kutub yang berbeda sehingga kami selalu ditempatkan dalam tugas yang berbeda.
Semua staff EXO Magz sudah tahu permusuhan abadi kami, sehingga kami mendapat julukan Orion dan Scorpio. Dua konstelasi bintang yang tak pernah ada dalam waktu yang sama, selalu berlawanan satu sama lain, saling memburu dan saling menyerang.
Jangan pernah tanya orang lain tentang hubungan kami berdua kenapa bisa sampai seperti ini, karena akupun tak tahu. Semuanya terjadi begitu saja, diawali perbedaan kami berdua. Setiap meeting yang kami datangi, pasti berakhir dengan dead lock maka dengan alasan itulah kami berdua dipisah. Layaknya Orion dan Scorpio yang dijauhkan oleh Zeus karena akan terjadi bencana ketika dipertemukan.
"Kalian mempercayai itu? Bagaimana bisa kalian berpikir aku akan menghubungi tiang hidup itu disaat aku tak mempunyai kontak dia di handphoneku?"
Kulihat penyesalan di wajah cantik Luhan, dia pasti merasa bersalah dengan mempercayai Chanyeol dan membiarkannya mengambil alih pekerjaanku.
"Maaf Baek, aku tak bisa menghalanginya. Dia berangkat ketika aku sampai kantor dan bilang sudah diberi ijin untuk menggantikanmu yang sakit."
"Sudahlah Lu, tapi saat ini aku benar-benar marah dengan sikap semena-menanya."
Luhan masih memandangku dengan raut sedih, kemudian dia menepuk bahu kananku.
"Sebaiknya sekarang kau menyiapkan bahan untuk laporanmu besok Baek, kau pasti belum menyiapkan materi apapun karena ini tugas Chanyeol," Ujarnya seraya tersenyum manis, "lagipula akan terjadi bencana apabila kau memaksakan datang hari ini dan bertemu dengan Chanyeol."
Dia benar aku harus mengambil alih tugas Chanyeol, kalaupun aku memaksakan bertemu dengan Kris yang ada aku akan beradu argumen panjang dan akhirnya pekerjaan kami tak pernah selesai.
.
.
.
Itulah alasaku ingin membunuh Chanyeol saat ini, bukankah dia sudah sangat keterlaluan? Dia mengibarkan bendera perang langsung depan mataku. Aku tak tahu apa motivasinya untuk mengambil alih tugasku, yang jelas dia ingin mengacaukan kencanku dengan Kris. Apa? Kenapa kalian protes ketika aku bilang kencan dengan Kris? Bukankah kalian juga sering berkhayal tentang bias kalian? Aku benar kan?
"Noona yeogi isseoyo? Bukankah kau ada jadwal mewawancarai Kris Wu?" sebuah suara mengagetkanku ketika aku sedang berkutat dengan komputer di depan mataku.
"Eo Neo, Sehun-ah," itu sehun, kekasih Luhan yang masih rekan kerjaku juga. "Tanyakan pada sahabat tiangmu yang dengan seenak telinganya mengambil alih tugasku."
Dengusan kerasku mengundang tawa menggelegarnya, apakah jawabanku mengandung lawakan? Orang-orang di sekitar Park Chanyeol harus diberi vaksin, kegilaannya bisa menular.
"Wae? Utkyeo?" tanyaku sambil menahan kekesalah, aish sepertinya anak ini memang harus segera diberi vaksin anti-Park Chanyeol, menyebalkannya sudah muncul. Bahkan divaksinpun aku tak yakin bisa sembuh.
"Aniyo, aku hanya kaget saja ternyata Chanyeol Hyung benar-benar serius dengan rencananya."
"Rencana? Apa maksudmu?" sepertinya aku bisa mengorek sesuatu dari sahabat tiang ini.
"Chanyeol Hyung hanya kesal melihatmu terus tersenyum ketika membicarakan tugasmu mewawancarai Kris Wu, jadi dia berencana mengambil tugasmu supaya kau berhenti tersenyum." Ujarnya seraya berlalu, sepertinya dia ingin menemui Luhan karena biasanya mereka berangkat bersama tapi hari ini terpisah.
Sekarang aku tahu apa motif Chanyeol mengacaukan jadwal kencanku, dasar monster. Dia hanya tak tahu saja sedang berhadapan dengan siapa. Aku, Byun Baekhyun dengan kekuatan kecantikanku akan menghukummu. Ya! Kenapa kalian tertawa lagi? Ketika tak ada yang memujimu, sudah seharusnya kau memuji diri sendiri. Sudah jangan tertawa lagi.
.
Jam makan siang hari ini kuhabiskan meneguk kopi dan strawberry cheesecake di kantin kantor, ini sudah menjadi kebiasaanku ketika menenangkan diri. Strawberry sudah menjadi soulmateku sejak dalam kandungan, kalian tak percaya? Tanyakan saja pada ibuku.
"Ternyata Kris Wu sangat menyebalkan, bagaimana bisa kau menyukai es hidup sepertinya?"
Suara berat bak ajussi mengganggu konsentrasi pada strawberryku, kuberi tahu kalau suara tadi bukan milik orang berusia 45 tahun tapi namja berusia 24 tahun. Dan kalau ingin kuperjelas, suara itu adalah milik musuh abadiku Park Chanyeol.
Sebenarnya aku ingin memaki, memutilasi, dan memberi daging tubuhnya pada singa tapi ketika ingat motivasinya ingin menghilangkan senyumku maka sebuah ide lain muncul di kepala cantikku, jangan tertawa!
"Jinjja? Kalau begitu aku beruntung tak jadi mewawancarai dirinya."
Kucoba sesantai mungkin memasukan cheesecake kesukaanku, walau melihat wajah Yoda di depanku sudah menghilangkan nafsu makanku.
"Kau tak marah?" tanyanya lagi.
"Bukankah kau bilang dia menyebalkan? Seharusnya aku berterima kasih padamu karena sudah mengurangi perjumpaanku dengan orang-orang menyebalkan," jawabku masih dengan gaya sok santai.
"Aku tahu kau sedang mencoba menenangkan diri, strawberry cheesecake yang sedang kau makan buktinya."
"Heol, aku tak tahu kau seperhatian ini padaku sampai tahu kebiasaanku,"
"Sepertinya semua orang di kantor kita tahu kebiasaanmu ini,"
"Ah geureohgunyo," balasku masih mengangguk-angguk santai. "Wendy-Ssi, bisa aku bertanya sesuatu?" tanyaku pada Wendy, tim desain grafis di kantorku.
"Ada apa?" Balasnya cukup canggung, maklum saja karena kami tidak dekat bahkan jarang berbincang.
"Apa kau tahu kebiasaanku saat stress atau tertekan?" kentara sekali wajah terkejut Chanyeol lebih dari Wendy yang kutanya, wajahnya benar-benar konyol.
"Ne?" balas wendy.
"Ah Lupakan saja, semoga harimu menyenangkan Wendy-Ssi,"
Setelah Wendy pergi, aku kembali pada Chanyeol.
"Sepertinya tidak semua orang di kantor tahu, aku sangat tersanjung kau salah satu yang tahu kebiasaanku,"
"Hanya sekedar mengingatkan kalau sahabatmu adalah pacar sahabatku, tentu saja aku tahu,"
"Dan aku baru tahu kalau kalian bertiga menggosipkanku, sampai membicarakan kebiasaanku,"
"Sudahlah, sampai kau tumbuh 20cm perharipun berdebat denganmu tak akan pernah berujung."
Akhirnya tiang berjalan itu meninggalkanku, baguslah dengan begitu aku bisa menikmati makan siangku kembali.
.
Malam ini aku diundang makan malam oleh Luhan, dia beralasan kesepian karena Sehun harus lembur sehingga tak bisa makan malam bersama. Tapi ya namanya juga perempuan, tak mungkin kan ketika berdua hanya makan? Benar sekali, bergosip, dan aku memutuskan menginap di tempatnya.
"Baek, tidakkah kau berpikir untuk mencari namchin? Kurasa sudah waktunya kau fokus pada kehidupan pribadimu," ujar Luhan membuka bahan obrolan, aku tak tahu kalau yang akan menjadi topik utamanya saat ini adalah Byun Baekhyun.
"Aku masih menikmati pekerjaanku, dikejar deadline, bernegosiasi dengan manager artis, dan tidak selalu terpaku di kantor, bukankah itu menyenangkan? Kenapa aku harus repot-repot memikirkan hal lain juga?"
"Ada kalanya kita hidup tidak hanya untuk bekerja, bukankan salah satu ciri makhluk hidup itu bereproduksi? Bagaimana bisa bereproduksi kalau pacar saja tidak punya?" sudahkah ku bilang kalau orang-orang disekitar Chanyeol juga menyebalkan? Luhan sepertinya sudah ikut tertular virus dari sehun, dimana aku bisa mendapat vaksin Anti-Park Chanyeol?
"Ya mungkin lain kali akan kupikirkan, tapi untuk saat ini aku menikmati pekerjaanku dan tidak ingin terganggu dengan hal lain. Tak biasanya kau membicarakan masalah percintaanku, ada apa?" kupicingkan mata sipitku padanya, sikap Luhan sedikit berbeda dari biasanya pasti ada sesuatu yang Ia sembunyikan.
"Sebenarnya aku dan Sehun berencana menjodohkanmu dengan Chanyeol," lirihnya sambil menatap takut-takut padaku.
"MWO?! Ya! Neo micheosseo? Kalian tahu aku dan dia selalu berlawanan arah, dan dari mana datangnya ide gila itu?" emosiku mulai tak terkontrol, aku terlalu terkejut dengan rencananya. Woah Daebak, Oh Sehun neo jinjja ildeungiya.
"Bukankah itu ide yang bagus? Siapa tahu kalian bisa memperbaiki keadaan apabila berpacaran,"
"Ketika membicarakan rencana itu apa kalian terbentur sesuatu? Neileun byeongweone gaseyo, kkok gayo! Aku curiga otak kalian terbentur atau ada saraf yang error, atau justru Virus Park Chanyeol sudah di level siaga,"
"Untuk apa aku pergi ke Rumah Sakit sedangkan aku amat sangat sehat? Lebih baik kau ikuti rencana kami, ini untuk kebaikan kalian juga. Memangnya kau mau terus-terusan menghindar dari Chanyeol sedangkan bidang garapan pekerjaan kalian sama? Kinerja kalian sama-sama bagus, aku yakin kalian bisa menghasilkan berita besar ketika bekerja sama,"
"Aku masih cukup hebat walaupun tanpa pernah bekerja sama dengannya," bolehkah aku membedah otak Luhan saat ini? Aku penasaran seperti apa jalan pikirannya.
"Terserah tapi yang harus kau ketahui, aku dan Sehun masih bersemangat untuk menyatukan kalian,"
"Sepertinya besok kita benar-benar harus mengambil cuti, aku akan mengantarmu ke Rumah sakit," seraya berdiri dari sofa yang sedari tadi kami duduki, aku mulai meninggalkannya ke kamar yang biasa aku tempati ketika menemani Luhan, "beristirahatlah dan bersiap untuk besok, jalja,"
"Terserahmu, jalja."
.
.
_TBC_
Sunbedeul, annyeong haseyo. Ini ff real chara pertama aku, semoga gak aneh ya. Dan untuk bahasa koreanya semoga gak kebanyakan, aku cuma ngetranslate yang agak janggal kalau tetep pake bahasa Indonesia jadi semoga kadarnya pas.
Awalnya mau aku bikin oneshot tapi ternyata gak mungkin aku tamatin dalam satu chapter jadi aku putusin buat multichapter, tapi tenang aja gak akan sampe banyak banget kok.
FF ini aku dedikasiin buat perayaan comeback 3jib EXO, ngetiknya perjuangan banget deh dari yang kepotong buka puasa sama streaming comeback showcase tapi akhirnya jadi juga chapter 1nya.
Kritik sama sarannya ditunggu banget loh, dan salam kenal buat sunbedeul. Review juseyo (bbuing bbuing!)
