Mammon mengerjapkan mata beberapa kali, membiasakan indra penglihatan dengan cahaya yang masuk melalui sela-sela jendela tanda hari sudah pagi. Ia bergelung, mengerjit mengapa bagian bawahnya terasa cukup sakit. Saat manik violet-nya melirik ke bawah, ia mendapati pemandangan horror di mana dia tengah tak berpakaian sehelai benang pun. Namun ternyata ada yang lebih horror lagi dari itu...

"Selamat pagi, Mammon." Mammon kenal benar suara ini milik siapa.

Petir menggelegar hebat di belakang Mammon, seorang gantheng yang sangat dikenalnya memberi senyum tipis dengan mode telanjang dada. Otak si illusionis mulai bekerja, bangun pagi, gak pake baju, di sampingnya ada Fon yang telanjang dada-ini sudah ambigay sekali!

"Woi brengsek! Lu apain gue hah?!" tangan Mammon langsung mencekek sang Martial arts tanpa ampun.

"Eh? Kau... tidak ingat soal tadi malam?" "KAMPRET TADI MALAM GUE LU APAIN?!"

"Malam pertamaan." jawab Fon bersama senyum cerah tanpa dosa. Mammon syok seketika, dia nyoba-nyoba mengingat kejadian tadi malam. BLUSH! Kepala sang kabut langsung meledak, wajahnya merah bagai kepiting rebus.

"Mammon?" Mammon masih beku di tempat.

"Mammon? Sayang?"

"EH KAMPRET JADI ITU BUKAN MIMPI ANJIR! FON! BALIKIN KESUCIAN GUE BALIKIIINNN!" Mohon Mammon hampir menangis.

"Maaf Mammon aku tidak bisa," aku Fon dengan nada tak bersalah. Ada backsound petir-petir di belakang sang ilusionis, matanya tatap kasur syok, Fon ngeliatin, dalam hati niap grepe-grepe lagi namun ia sadar berkat teringat pidato agama bang Knuckle.

Mammon perlahan mulai menangis, lalu mulai menyanyi.

...pulangkan saja aku pada ibuku~ ibu maaf anakmu ternoda~ oleh orang gantheng suka senyum namun berbisa~ oohhh~

Yang tadi lagu baru ciptaan Daemon, harap mahfum.

"Harusnya sejak kemarin sadarnya dong!" protes Mammon dengan mata berkaca-kaca. Waduh, Fon dalam hati urut dada. Kalau uke begini artinya seme hanya punya dua pilihan; nurut atau mati (bisa berarti sesungguhnya, bisa juga berarti tidak naik ke ranjang).

"Maaf, Mammon," kata Fon mencoba menenangkan. "Nasi udah jadi bubur."

"Bubur bubur, INI GUE GIMANA HAH?! JATOHNYA ZINA TAU!"

Ini pasti Mammon sudah mendengar pidato bang Knuckle tempo hari.

Fon akhirnya berdehem, meredakan amarah yang bercampur emosi. "Gini nih, Mammon. Coba lu pikir. Ada satu makanan paling menggiurkan, udah kebuka, udah dihidangin, dan lu satu-satunya orang yang ada di sana. Lu bakal ngapain?"

"Ya gue makan lah!"

"Nah, gue semalem kayak gitu."

Jangkrik pun lewat tak bersalah.

Mammon diam, Fon menghela nafas, ingin sebenarnya namparin jangkrik.

"Kita cari solusi aja, Mammon..."

"Gue punya saran; ambil piso, tusuk jantung lu, tenang aja nanti gue yang buang ke laut." komentar Mammon pedas, tapi si Fon cuman senyum ganteng-eh, bukan, dia senyum ngeliatin tubuh sang uke yang cuman dibalut selimut, bagian belakangnya longgar malah, ini ujungnya mau grepe-grepe lagi kan.

'Fon, dosa Fon, ingat kata bokap, zina nak zina..' Malaikat di kanan berbisik.

'Udah grepe aja napa sih, nanti luluh juga.' Si iblis ikut berbisik, Fon yang sempat bertekad tobat langsung kebayang adegan panas tadi malem.

'Fon, zina dosa besar, ingat? Nanti gak ganteng lagi.'

'Jangan dengerin dia, dia ditutupi wijen.'

Fon tiba-tiba teringat kartun spons yang tinggal di dalam Mukuro.

"F... Fon..."

Suara kecil si Illusionis menyadarkan Fon dari nostalgia nonton kartun.

"Iya, Mammon?"

Mammon menunduk, tangan kecilnya mengcengkram selimut yang menutupi dada, matanya berkaca-kaca, pipi memerah—udah, Fon napsu lagi.

"Gi... gi...gima..aa..." Mammon mendadak gagap, tapi Fon tetap setia nunggu.

"Hm?"

"Gi... gimana... kalau..."

"Kalau?"

"... aku hamil?"

Gerombolan jangkrik lewat.


Profe Fest and Harukaze Maulida presents

Perkara Hamil

(Btw sori kalo judulnya terlalu awsom)

KHR selalu milik Amano Akira.

WARNING!: OOC parah. BL. Ada unsur m-preg. Penghancuran karakter. Typo(s). Deesbe lah.

Well, happy reading~


. . .

Gerombolan jangkrik sudah diusir oleh author, kembali lagi adegan terfokus pada Fon dan Mammon.

"Ya terus kenapa?" Fon malah bertanya tak berdosa, "nanti kalo hamil pasti anaknya ganteng kok. Gen keluarga skylark bakal nurun."

"BUKAN ITU BEGOOOOO!" Mammon frustasi. "Kalo aku hamil terus gimana?" Mammon jadi sesengukan.

Mampus, Fon bergidik dalam hati. Ada dua kemungkinan terburuk jika uke menangis; satu, kau akan dihadiahi ribuan deathglare, dua, jangan pikir ada grepe-grepe sesuai batas waktu yang ditentukan. Fon buru-buru kembali dalam mode alim, berusaha menenangkan lagi.

"Tapi, Mammon, kalo cowok emang bisa hamil ya?" tanya Fon dengan jeniusnya.

"Kalo m-preg gimana?"

Mampus gue, Fon lap muka, selesai sudah riwayatnya. Terbayang adik-adiknya yang balik ngatain dia dengan 'kakak cabul', 'kakak yang lebih dulu menghamili uke-nya', 'kakak mesum'.

'Yaah, seenggaknya gue ngehamilin anak orang, bukan dihamilin anak orang,' batin sang pria Asia tak berdosa. Cukup bahagia berjiwa seme, bukan uke.

Kali ini author yang lap muka.

"WOI FON! GIMANA NIH?!" Teriakan ngambek Mammon langsung menyadarkan sang badai dari isi pikiran sesat. Fon berdehem, kembali ke mode alim—walaupun sebenarnya jiwa alimnya sekarang diragukan mengingat... asudahlah, zina haram lho. Gak usah dibahas, nanti gak varokah.

"Yaudah, rawat dan lahirin aja, kan aborsi dosa."

"DOSA DOSA! NGEHAMILIN GUE JUGA DOSA NYET!"

Mampus lagi! Fon pengen nepuk jidat jikalau hal itu tak mengurangi aura alimnya.

Di ronde ini; Mammon menang lagi. Sasuga, uke ga beda jauh sama cewek; gak pernah salah.

Suara ketukan (gedoran) pintu luar mengalihkan fokus keduanya. Masih dengan keadaan telanjang dada (tapi tidak dengan bagian bawah, Fon sudah pakai celana), sang pria Asia melangkah keluar. Tamu itu harus didahulukan—entah wangsit dari siapa.

"WOI FON! MASALAH GUE GIMANA?!" Mammon mencak-mencak nggak terima.

"Bentar ada tamu," kata Fon alim, padahal niat kabur dari serangan bertubi-tubi Mammon yang terus menang tanpa pernah kalah meski hanya sekali.

Pintu kayu dibuka, Fon pasang senyum seperti biasa. "Ya, ada yang bisa—"

"Fon, kok telanjang dada, kora?"

Jangkriknya lewat lagi. Fon pokerface.

Para geng Arcobaleno yang nyerempet tua menatap Fon dengan membelalakkan mata. Telanjang dada, rambut kepang sedikit acak-acakan—entah kenapa ini sudah ambigu sekali.

"Fon! Tunggu gu—"

Kali ini para anggota geng membelalakkan mata horror. Coret pilihan Fon abis latihan, Mammon yang cuma ditutupi selimut tanpa tudung panjang itu apaaa?!

"O- oi, Fon. K- kau dan Viper—" Skull berkata terbata-bata, baru inget dia belum lulus dari TK.

"KALIAN MALAM PERTAMA KOK NGGAK BILANG-BILANG?! AAAAAAAAA~." Luche semaput di tempat dengan wajah kelewat bahagia.

"Luche-neesan!" Skull yang baik hati, rada bego (banget), serta ter-bully langsung menangkap tubuh si perempuan. Padahal sebenarnya dia niat nyopet—berteman dengan Mammon banyak memberinya pelajaran.

"LUCHE! JANGAN MATI DULU! UTANG LU BELUM LUNAS!" Dasar Mammon, padahal baru aja dihamil—eh, masih ditidurin deh, tapi dia udah inget lagi soal duit. Dasar rentenir jahanam setingkat Lucifer.

"Fon... kau melakukan 'itu'?" tanya Reborn tak percaya.

"Lha, emang kenap—"

"Teganya kau menyakiti hatiku." Reborn remas dada. Dia pun segera karoke di depan kamar.

Sebuah guling mendarat indah di kepala Fon, setengah detik kemudian bantal menyusul, tapi yang kena Colonnello.

"EMANG KENAPA NDAS LU! INI MASALAHNYA GIMANA KALAU GUE HAMIL?!" tereak Mammon hampir menyamai volume suara hiu sampah yang sedang dirape di suatu tempat. Terdapat kata hamil, Fon berdoa semoga odong-odong lewat dan menyensor kata terakhir itu. Ajaibnya, odong-odong beneran lewat, namun naasnya para Arcobaleno malah mendengar versi kortingnya yang menyatakan Mammon hamil.

Beneran. Gak pake kata kalau.

"Anjir dah lu Fon, nggak cuman malam pertamaan, tapi lu juga mau punya anak. Apa salahku apa salah emakku~?" Reborn mulai gitaran dengan galaunya, namun akhirnya sang Hitman beralih nyanyi lagu lain demi menyuarakan isi hati. "Lelah hati ini kau selingkuhh~ tak sadarkah kau telah menyakitikuuu~."

Fon mulai nulis di atas kertas, daftarin Reborn ke Italian Idol.

"Gue hamiiillll," Mammon yang sudah putus asa pun jatuh terduduk di lantai, sesengukan.

"Tenang aja Mammon," Luche yang sudah bangun dan menghajar Skull yang hendak mencopetnya menenangkan, "gue pernah hamil kok, I know dat feel. Lagian ini anaknya Fon-kun kan?"

Mammon cavek. Temennya bukannya ngehibur malah mastiin itu anak siapa.

"Luche, kokoro gue lelah. Gue gak mau hamiiillll!" Mammon mewek sambil menahan ingus.

"Puk puk, sabar ya, dear. Mama yakin kamu bisa melewati cobaan ini bareng Fon-kun, ya?" Luche meluk Mammon, menepuk-nepuk punggungnya pelan. Di sisi lain si illusionis Varia menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan isi hidungnya dengan baju putih Luche.

"Tambah bazeng lu, dibayar pun nggak mau gue deket-deket sama tu banci kepang! Najis mughallazah!" jerit Mammon.

"Ish ish, gak boleh, dia kan seme kamu!" Luche mengelus-elus kepala Mammon, berupaya menenangkan, namun yang ada malah dapat kutu satu.

Lal geleng-geleng saat tak sengaja melihat Luche menemukan kutu di rambut indah Mammon. "Mammon, nanti kukasih shampo ikan hiu dari Squalo deh. Katanya bagus tuh."

"GUE GA MAU SHAMPO! GUE CUMA GA MAU HAMIL!" jerit Mammon depresi.

"Yaudah, aborsi aja. Nih gue ada racunnya." Verde menyodorkan sebuah jarum suntik kepada sang ilusionis Varia.

"ABORSI ABORSI. ANAK GUE ITU!" Fon yang tidak terima segera menendang Verde hingga mental ke negeri Hongkong. Dia ketemu cewek cakep di sana, begitu bahagia, diketahuilah ternyata sang cewek hanya trap belaka.

"Wah, si Verde ga bener nih! Ini kan alat buat narkoba!" kata Colonello sembari mengambil jarum suntik tadi.

Reborn geleng-geleng, baru selesai karoke. "Udah lama saku kali dia," cetusnya.

"GUE INI HAMIL GIMANAAA?!" Mammon masih menuntut rupanya.

"EH EHH— Mammon jangan gerak gerak, susah nyari kutunya nih..." Luche, entah sejak kapan hobi mencari kutu.

"PERSETAN AMA KUTU! INI GUE HA—"

"Mammon sayang, tenang aja aku bakal bantuin, kan aku udah pernah hamil." Luche mengedipkan sebelah mata.

"Sayangnya~~ lu gak hamil anak gueee~~ pantas sajaaa~! Aria jadi fujo akut~." Reborn konser lagi. Colonnello berniat menyuntiknya dengan jarum narkoba Verde.

"Viper, daripada rengek rengek mending lu pake baju dulu, ntar si Fon napsu lagi," komentar Lal.

Becanda sebenernya, tapi kenyataannya si Fon emang udah lirik-lirik dari tadi. Mammon langsung lempar deathglare. Luche bahagia—saking bahagianya kutu yang mau ditindas malah terlempar ke kepala Skull.

"KYAAAAA GA USAH GA USAH MAMMON GA USAH! UDAH GIH FON-KUN REPLY MALAM PERTAMA KALIAN AAAAA~" Luche, untuk kedua kalinya hampir pingsan, tapi Skull takut nangkap, ada dua alasan; takut wanita itu mengiranya mo nyopet lagi lalu menghajarnya (lagi), dan yang paling gaswat, kepalanya gatal-gatal.

"EH LUCHE! SEKALI LAGI BILANG GITU GUE BUNGAIN UTANG LU!"

"Aduh Mammon sayang, its ok~ akan kubayar berapapun demi melihat malam pertama kalian~ aaahh~." Jedotin jidat ke tembok, Mammon gagal paham. Pemimpin Giglio Nero berbunga-bunga.

"Jadi, kalian mau liat reply ulangnya?" Dengan muka cerah ceria berbunga-bunga penuh modus serta bisa, Fon mengumbar senyumnya. Padahal itu sebenarnya karena dia udah ga tahan mau nganu lagi, anggaplah part keduanya.

"NGGAK NGGAK OGAH! SAKIT TAU!" Mammon tanpa sadar buka aib. Eh tapi dia nggak bohong, bagian bawahnya masih sakit nyut-nyutan dibawa jalan.

"Emang 'itu' Fon gede banget ya, Mon?" Luche siap kepo-kepo, dikeluarkannya notes-nya, sekedar untuk asupan baru dan siapa tahu jika nanti dia kumat dia mau nyumbang doujinshinya buat dimasukin ke Googel.

"Cuma gue yang tau ukurannya berapa," jawab Mammon tsundere. Fon nyaris ikut semaput, tak menyangka sang uke akan mengatakan hal semacam itu.

"Kalian terus saja berdua~ Begitu mesra~ Tapi kami di sini saja~ Jomblo bersama~." Reborn masih karoke. Lal yang udah nggak kuat akhirnya menyuntikkan Reborn racun rabies, tapi rupanya ia salah sasaran dan malah mengenai Colonello.

Luche seketika pingin nari gangnam, jawaban Mammon begitu 'oh-such-a-tsundere-uke', baginya uke jenis itu unyoeh-onyoeh gimana gitu, bikin gemes deh pokoknya. Kalo kayak gini bisa-bisa kebelet bikin doujin-nya.

"Iih! Jangan sentuh-sentuh napa sih! Najis!" Teriakan Mammon mengembalikan Luche ke kenyataan. Rupanya dia sedang menghindari Fon yang nyari-nyari kesempatan dalam kesempitan—berupaya pegang-pegang kulit mulus ukenya.

'Tolong, mata gue dimanjain banget disini!' Dalam hati wanita bertopi besar menjerit.

"Kalau najis, kok kamu keenakan tadi malem." jawab Fon tanpa dosa. Muka Mammon merah, Luche mau nosblit. Segera kepang Fon ditarik ke bawah hingga wajahnya sejajar dengan Mammon, pemuda dengan surai violet itu memberinya tatapan mematikan.

"Denger ya, Martial Arts brengsek, mulai hari ini sampai setahun mendatang; gak ada acara nyentuh-pegang-cium-rape gue lagi. NGERTI!"

Syok, Fon merasa batu besar menimpa. Namun tak sampai di situ rupanya karena Mammon langsung menendang bagian pribadinya dengan keras. Setahun... ia harus bertahan setahun...

Reborn cekikikan, mirip kuntilonok. "Mampus lu Fon, setahun," ia tertawa bahagia. Seenggaknya jomblo ngenes masih enak, daripada punya pasangan namun tak bisa pegang-pegang. HAHAHAHA —tawa iblis Reborn membahana.

"OH NOOOOOO!" Luche menjeritan mewakili teriakan hati Fon. "JANGAN GITU MAMMON! NAMANYA DURHAKA SAMA SUAMI! DOSA!"

"Gue juga cowok keles," balas Mammon ga terima.

"Tapi lu di bawah kan."

"...kampret."

"Hahahhahaha! Makan tuh, Viper—"

"Yaah, seenggaknya masih enak posisi di bawah daripada solo player," sindir Fon tiba-tiba. Skull tertohok sangat, tak menyangka aibnya diketahui rekannya.

"OOH! JADI SKULL ITU SUKA NGABISIN SABUN YA? OI! LU MAKE SABUN GUE JUGA BUKAN WAKTU NGINEP ITU?!" Colonello yang masih dalam efek rabies menodong Skull galak, sebelas-dua belas dengan rentenir.

"I- itu... Ore-sama udah ga nahan—"

"AH KAMPRET LO! WAKTU ITU DUIT GUE UDAH TIPIS BANGET BUAT BELI SABUN BARU ANJIR!" Colonelo pun mengamuk.

Fon geleng-geleng, sebenernya suatu hari sabunnya juga pernah raib, ternyata malingnya Skull. "Skul, pep pep dosa Skull..." nasehatnya, nggak sadar diri udah ngehamilin orang. Mammon pengen neriakin, tapi dia dah cavek, lebih baik mandi wajib.

"Orang yang punya pacar kek elu ga tau perasaan nggak nahan ore-sama! Enak bener tadi malem rapein si Viper..." Skull mulai terisak lebai, perasaannya sekarang kurang lebih lah kayak Luche—yang sekarang sedang bersedih sambil nyari kutu di kepalanya. Sedih men.

"Halah, seme yang nggak dibolehin nganu sama ukenya setahun buat apa diiriin... betewe Fon, kalo lu dah ga nahan, datang aja ke gue, tapi lu di bawah." Reborn berkata dengan muka songong tanpa dosa.

"GUE MASA DI BAWAH ENAK AJA." sahut Fon sewot. Reborn pundung dipojokan, ditolak gitu sakitnya tuh di sini.

"Ah, banyak cingcong lo. Terima pembalasan gue!" Colonello menggigit kepala Skull, walhasil si arcobaleno ter-bully pun jadi ikut rabies juga. Produser GGS (Ganteng Ganteng Sedeng) menawari mereka ikut main di sinetron mereka, namun ikut berakhir digigit juga. Mereka menjelma menjadi nora—arcobaleNO RAbies.

"Udah dong plis. Tolongin gue ayolah. Gue ga mau hamil...," Mammon menangis tersedu-sedu yang langsung membuat semua teman-temannya trenyuh—padahal itu air mata serigala.

"Mammon sayang, sudah jangan sedi—"

"JANGAN SENTUH!" Fon ikutan pundung bareng Reborn. Samar-samar terdengar percakapan aneh yang berakhir dengan tertusuknya Reborn oleh petir cetar-cetar. Diduga; ditolak lagi. Fon, tersangka nomor satu. Mammon lanjutin nangisnya, Lal sama Luche makin trenyuh. Kasian juga temen mereka yang tsun ini. Cobaan yang dialaminya terlalu berat, hamil di luar nikah. Untuk sekarang, Luche memendam sejenak jiwa fujonya.

"Itu... baru tadi malem kan?" tanya Lal mastiin, Mammon ngangguk.

"Nah, belum tentu lu hamil. Coba nanti periksa."

"TAPI GUE TAKUT PAS PERIKSA DAH HAMIL DULUAN LAL!"

"Yaudah, minum obat KB aja." Nah, boleh juga ide Luche, Mammon ngangguk-ngangguk, akhirnya dia menemukan secercah harapan.

"Aduh, gaswat nih. Sue mesti nyari cara buat nuker tu obat KB!" Akibat berpikir kelewat keras, sebuah panci dan alat dapur lain mendarat di kepala Fon.

"OH JADI GITU YA FON JADI KAMU LEBIH MILIH AKU HAMIL HAH?!" Mammon sang tersangka pelemparan panci serta alat dapur tengah melotot garang.

"Abisnya itu anak gue kan," balas Fon tak bersalah.

"YA GUE YANG KENA IMBAS HAMIL."

"Resiko di bawah, Mammon."

JLEB

"OH GITU YA JANGAN HARAP PEGANG-PEGANG GUE!" Mammon berlari ke arah Luche lalu memeluk sang wanita erat. Fon merasa diselingkuhi—padahal mereka sama-sama perempuan.

"Luche, bantuiinnn," Mammon masih sesengukan. Luche menjadi iba, ia pun mengelus sayang kepala sang kabut seraya berkata 'cup cup jangan nangis mon, jangan jangan menangiisss~'—tadi dia ketularan Reborn.

"Oi, daritadi sedeng mulu ini plot story," Lal geleng-geleng sangar. Ia melangkahkan kaki ke arah Mammon dan Luche yang masih berada dalam posisi mereka. "Cepetan pulang kek, gue mau main GTA nih!"

Oke, itu hobi lain seorang instruktur garang Lal Mirch. Jika terjadi pembocoran, segera siapkan dua pipi Anda sebagai sasaran tamparan.

"Bentar dulu kek!" Mammon yang ga terima berdiri tegak dengan cepat. "Masalah utama tuh gue!"

"Mammon jangan berdiri dulu—" Luche tanpa sengaja—itu beneran nggak sengaja, sumpah—menginjak selimut yang Mammon jadikan pakaian dadakan. Selimut putih itu jatuh perlahan, membuat tubuh pemilik keping violet itu sedikit terlihat—tapi sayang tak berkualitas indah berkat adanya sinar dewa.

"GILE! JADI VIPER BENERAN COWOK?!" Verde yang sudah balik dari Hongkong langsung melotot horror. Dulu dia sempet cinta sama terdakwa, namun sudah lenyap karena ternyata cintanya hanya pada buayanya seorang saja.

"J- JANGAN LIAATTT!" Mammon menyelimuti lagi dirinya dengan selimut yang telah jatuh tadi. Rona merah menjalar di wajahnya—gile, imut banget udah kayak pemain bokep beneran.

"GILE TERNYATA LU CAKEP JUGA VIPER-SENPAI!" Skull memvideo sang kabut, tak lupa juga diambil fotonya. Gile, kalo gini dia bisa 5 kali bolak-balik mandi wajib.

"ASTAGFIRULLAH! AKU SUDAH PUNYA LAL AKU SUDAH PUNYA LAL!" Colonello menutup wajahnya, takut malah napsuan.

Fon langsung cemburu buta, piso ngejreng di tangan, mata melotot-sumpah yandere banget. Dengan langkah tak terdengar ia menghampiri Skull selaku target pertama.

"GYAAAAAAA TOLOOONGGGG FON-SEMVAK—EH FON-SENPAI AMPUUUUUUNNN! AMPUUUU—" Teriakan si awan menghilang setelah diseret si yandere dadakan ke kamar mandi. Hening sebentar, semua mata tertuju pada pintu kamar mandi yang tertutup. Kepo-kepo apa yang dilakukan dua makhluk itu di sana. Jangkrik numpang lewat.

"FON-SENPAI PLISS JANGAN BUANG FOTO BUAT BAHAN SABUNAN ORE-SAMA! UWAAAAAAAAA!" Heboh kasak kusuk benerin selimut, Mammon salah denger, menurut versi telinganya yang berkumandang adalah 'Fon-senpai pliss sabunan bareng ore-sama!'.

'Itu jangan bilang si Fon saking patah hatinya mau ngehamilin Skull sebagai ganti anaknya yang gue kandung kah?' batin Mammon was-was. "FOOOONNN! ELU NGAPAIN MO NGEHAMILIN SKULL! GA PUAS APA NGEHAMILIN GUE!" teriaknya nggak terima.

Sayangnya, karena di dalam kamar mandi penuh dengan teriakan Skull, Fon salah dengar menjadi 'Fon! Hamilin lagi gue! Gue gak puas!' Iya, bedanya emang jauh banget. Pikiran Fon saking stressnya gak dibolehin nganu setahun ya jadinya gini.

"OTW MON! GUE MASIH NGULITIN SKULL DULU NIH!" Fon semangat 45 ngulitin sang ter-bully. Teriakan pilu tak didegarnya, ia sudah terlanjur buta dengan kesalahan yang telinganya tangkap barusan. Mammon salah denger lagi. Dia dengernya 'otw nyabunin Skull dulu nih'—sungguh dasar mereka pasangan budek. Sang ilusionis gila, sungguh di hati terdalamnya ia tadi cuma tsundere doang, sumvah demi sempak Lal yang pernah dicolong Colonello.

"Cemburu itu memang butaaa~." Demi mengisi kekosongan di luar, Reborn karoke lagi. Kali ini juga berharap juga bisa mengobati luka di hati. Pasalnya bahkan Verde saja punya pasangan meski hanya hewan peliharaan.

"ELU MAU NYABUNIN SI SKULL?! UDAH GA PUAS LIAT GUE YANG MENDERITA HAH?!" Mammon gedor-gedor pintu kamar mandi. Rupanya cemburu juga menguasainya.

"YA AMPUN INI KASUR YANG ABIS MEREKA NGANU AAAAA~" Luche kembali ke jiwa fujoshi. Ia memotret satu-satunya kasur yang ada di sana, matanya berbinar cerah ceria bahagia sentosa.

"Kayaknya ada yang salah sama kawan-kawan gue," Lal nepuk dahi ga kuat. DIa baru nyadar ternyata, dasar lola.

"Ngghhh~ Lal~ AI LOPH YUUU~ umah~." Bulu kuduk Lal langsung merinding, sumpah suara tadi persis kek banci taman kuburan. Bikin ilfil deh pokoknya, Lal pengen nendang anu-nya Colonnello keras-keras, tapi begitu berbalik yang dilihat adalah si pirang yang lagi meluk dan... berusaha mencium Verde. Najis banget, sumpah. Lama-lama ngeliatin bisa katarak.

"Apaan sih lu! Jikjay men!" Verde ngedorong-dorong pala kuningnya Colonnello. Tolonglah dia gak mau menghianati buayanya, lagian dia masih sayang nyawa, belum siap diikat di pohon dengan pistol Lal Mirch menodong kepala.

"Lal cayang kok kamu ja'at sih~"

Dapuk. Lal facepalm.

"La-lal! ini bukan seperti yang kau kira! Colonnello masih dalam pengaruh rabies! ANJAY STAAPPP!" Lal geleng-geleng sambil nutupin matanya, takut minusnya nambah liat yang haram.

"Ambil aja deh, gue dah ilfil sama dia." Gadis berambut biru minggat ke dapur, niat geledah-geledah nyari makanan, dari tadi perutnya udah kukuruyuk. Lal emang belum sarapan, soalnya ada harapan bakal dikasih camilan selaku tamu, tapi yang ada malah dikasih wejangan sarap.

BRAK!

Fon mendobrak pintu kamar mandi, mukanya bahagia sentosa mengingat ajakan Mammon tadi—padahal itu efek telinganya setengah tuli. "AYO MON GUE JUGA UDAH GA NAHAN NIH!" Fon malah menarik lengan sang ilusionis ke tekapeh.

"AYO AYO PANTAT LU! LEPASIN GUUEEE!" Mammon meronta galak.

"Anjir lu pada mau nganu. UDAH CEPET THREESOME SAMA GUE!" Tak kuat melihat Fon nganu, Reborn ikutan pergi ke tekape.

"MAU THREESOME?! KYAAAAA~" Luche kebali semaput. Dia langsung pasang cctv dengan kekuatan 20 March—tidak, dia tidak satu darah dengan satu alien yang mau ngancurin bumi di fandom sebelah.

"THREESOME PALA LU! GUE CUMA MAU BERDUA SAMA MAMMON!" hardik Fon ga terima.

"KAMPRET TERUS MASA LU MAU NGANU KITA TONTONIN?!" balas Reborn sangar.

"GAPAPA REBOOORNN! AKU JUGA MAU LIAT MEREKA NGANU, YA YA YA?" tanya Luche dengan wajah berbinar bahagia. Lal menaruh mangkuk terakhir di atas meja dengan keras, menghasilkan suara lebih kencang dari bedug magrib.

"UDAH DIEM LU PADA CEPET MAKAN INI MAKAAANNNNNN!" Lagi-lagi jangkrik dateng.

"AAAAA LAL TEPAT WAKTU DEAR~ KITA NGEMIL SAMBIL NONTON 3GP!" terjang Luche kelewat bahagia. Lal cuman bisa mangap—nasib baik takde nyamuk nak masuk, silakan translet sendiri.

"TIGA GEPE NDAS LU! SIAPA YANG MAU NGANU HAH?!" Mammon teriak-teriak galak, tak beda jauh dengan ibu rumah tangga yang kehabisan duit.

"Alah Mammon, jangan tsun deh, tadi kamu nyuruh aku ngehamilin kamu lagi. Jangan-jangan mau anak kembar ya, Honey?" Fon kedip-kedip najis, mirip orang kelilipan.

"Aaahhhh~ ho wit anget mmmm kin ngggg bar ummm~" gumaman berisi fangirlingan Luche menjadi tak jelas karena mulut penuh makanan.

"Muka seme juga sudah~ keren juga sudah~ kurang apakah aku ini~~." Reborn ngedangdut, lagi-lagi berharap bisa mengurangi perih di hati. "Seratus kali kuajak~ seribu kali kau tolak~ diajak threesome pun di—BANGKE! NAJIS NEL! NAJEEESSS!" Entah harus berterima kasih karena telah menghentikan dangdutan Reborn atau malah mesti dibuang ke kolam hiu si Colonnello karena membuat pemandangan najis bin haram di dalam ruangan.

"KYAAAA~ LAL, AKU GA TAU COLONELLO ADA BAKAT HOMO," kata Luche makin bahagia.

"Jijaay Luc. Gue udah najis jadi pasangan dia," Lal merinding disko. Rupanya dia sudah durhaka pada sang pacar.

"KAMPRET LU NEL! WOI, VERDE! CEPET BALIKIN NIH ORANG SARAP!" Reborn masih menghalau Colonello untuk membuat pandangan yang lebih haram lagi.

"Lha, bukannya dia emang udah sedeng ya?" tanya Verde tanpa dosa.

"KAMPRET SEENGGAKNYA BERHENTIIN ATO GA GUE KAROKE 7x24 DI LAB LU." Verde merinding dapet siara dangdutan saat eksperimen, akhirnya dia pun nyuruh buayanya buat ngambilin obat penawar.

"Cayang~ Kiss me plisss~." Colonnello monyong-monyong ke muka Reborn, membuat sang Hitman makin jikjay liatnya. Sekuat tenaga didorong korban rabies itu.

"O-oi Verde! Cepetan obatnya!"

Verde nyante minum kopi. "Bentar, my lopeli buaya lagi ngambilin," terus lanjutin minumnya. "Paling lama limabelas jam, tenang aja."

"BANGKE LIMA BELAS JAM! KEBURU DIGENCET GUE! EMANG LAB LU DI MANA SIH?!"

"Di hatimu~."

"YANG BENER WOI!"

"Di mana-mana, tapi penawarnya di lab gue yang di Afrika."

Reborn seketika down, pengen pingsan jika ia tak harus mencegah Rabiesnello yang ingin memangsanya. '... Sebenernya dosa gue berapa kilo sih...' pilunya dalam benak.

"GAK! GUE GAK PERNAH BILANG MINTA HAMILIN LAGI NYET!" Teriakan Mammon membuat Luche mengalihkan pandangan pada pasangan tempesta-nebbia. Ngarep banget dapat asupan ganteng.

"Halah jangan tsun, Mammon. Gue udah denger tadi di kamar mandi," bela Fon dengan muka cepet-woi-gue-ga-tahan.

"ELU JUGA TADI KATANYA MAU NYABUN BARENG SKULL!" bentak Mammon ga terima, cemburu mulai menguasainya.

"Skull? Yang udah gue kulitin itu?" tanya Fon tanpa dosa sambil nunjuk kamar mandi, tempat mayat sang arcobaleno yang sudah tak berbentuk lagi.

"HUEK—!" Mammon nutup mulutnya, ga kuat liat mayat di depannya. "Gue mau muntah..."

"Woi jangan muntah di sini! Orang lagi makan woi!" Lal melotot garang, kakinya naik satu seakan lagi makan di warteg.

"MAMMON MAU MUNTAH! MAMMON KAMU HAMIL BENERAN YA?! AAAAAAAAA MIMPI GUE LIAT ANAK FON-MAMMON JADI KENYATAAN~~~." Luche berteriak bahagia. Duh, Mammon mau pingsan aja. Jadi dia beneran pingsan di tempat saking ga kuat.

"Ja... jadi... jadi gue beneran... beneran..." Kalimat syok itu tak dapat diteruskan karena pemilik raga udah keburu hilang kesadaran.

Fon buru-buru nangkep si uke tertjintah. "Yess Mammon hamil! Mammon hamil anak gueehhh!" serunya penuh kebahagiaan tak terkira.

"Asoy dah gue bakal jadi tante!" Luche nyambung, padahal dia gak punya hubungan keluarga sama si illusionis ato pria Cina.

Tok tok tok!

Ketukan dari luar. Oh, di saat begini why mesti ada tamu?

"Misi, ini me mo ngembaliin buaya nyasar." Suara datar berucap dari luar seraya daun pintu terbuka. Seorang bocah moe menggendong buaya Verde yang dalam keadaan ileran. Mungkin seneng digendong uke onyoeh.

"Eh, bujug lu apain buaya gue?" sembur Verde sampai kopinya tumpah-tumpah ke kaki Lal.

"Ah, Veryppoo~," ucap si bocah polos.

"ANAK KECIIILLL! ANAK KECIL GAK BOLEH MASUK NI RUMAAAHHH!" Reborn langsung kalang kabut ke masalah lain, padahal masalah sama Rabiesnello aja belum selesai. Tapi bener sih, banyak pemandangan haram di rumah ini; mayat ungu tak berbentuk, fujo yang nusblit seember, laki-laki megangin orang tjakep yang cuman pake selimut. Haram pokoknya, anak-anak gak boleh melihat.

"Kenapa ga boleh?" tanya si bocah polos tampang lugu—tapi gatau dalemnya gimana.

"Di sini haram tau!" kata Reborn sambil muncrat.

"Kalo haram ngapain pada di sini?"

"Karena di sini itu surgaaa~" jawab Luche bahagia.

"Katanya haram, terus surga. Yang bener mana?" Belum sempet ngejawab, Colonello udah nemplok lagi ke Reborn.

"Lal cayankkk~ Kamu hamil? Anak siapa?" Lal muntahin makanannya.

"BUKAN GUE YANG HAMIL ANJRIT! YANG HAMIL SI VIPER! GUE LAGI MAKAN!"

"Wuih, ada orang sedeng," komentar sang bocah, menganggap itu hal biasa.

"LAL JANGAN MUNTAHIN MAKANAN! MUBAZIR ANJIR!" semprot Verde.

"Lal cayankkk~ Aku udah ga tahaannn~."

"KAMPRET MANA TADI ITU BUAYA CEPET AMBILIN PENAWARNYAA!"

"Anak pertama~ anak pertama ihiy~" Fon masih bermuka bahagia.

"Selamat ya Fon. Semoga anaknya cepet lahiran." Luche pun berdelusi, memimpikan makhluk uke oenyoeh hasil m-preg mereka, ia pun jatuh pingsan berlumuran darah. Gila ini tempat ga ada yang waras.

"Oi Fran! Balikin buaya gue! Dia mestinya bawa penawar dari lab gue!" Verde langsung ngesot ke muka pintu, menjemput buaya tersayang. Makhluk hijau yang ileran itu langsung dirampas, abis tu digeledahin, tapi Verde ga nemu yang dicari.

"Ajib ah mana penawarnya sihhhh!?"

"Penawar? Botol item—"

"Iya bener! Mana?!"

"—yang tadi tumpah di rambut mami Squ?" Verde garuk lantai. Si bocah hijau ngorek-ngorek rambut si ilmuan sedeng dengan ranting.

"Betewe Luche, anak keturunan gen gue gak bakalan uke, dia pasti seme ganteng." ucap Fon yang rupanya tahu isi pikiran wanita di depan. Luche gak denger, iyolah dia dah pingsan bersama senyum manis-tapi-serem.

"Ne~ Verypooo~ boleh me minta permen buatan Verypoo?"

GEDUBRAKK!

Pintu didobrak sukses mengenai fantat Fran, anak itu terjerembab meninduh Verde. Orang buta dengan piso ngejreng masuk ke ruangan.

"Oi Fran~ mana buaya calon makan siang gue, hah?!"

"WOI JANGAN BANTING-BANTING! PINTU MAHAL TAU!" Mammon bangkit dari pingsannya, jiwa rentenir hemat duit masih membara dalam jiwanya.

"KAMPRET TOLONGIN GUEE!" Reborn masih ngesot di lantai, menghindari terjangan maut Colonello.

"APA SEME GANTENG?!" Luche langsung bangun. "TERUS GEN VIPER GA NURUN DONG?!"

"NOOOO MAI LOPELY BUAYA! DIA PACAR GUE JANGAN DIGANGGUIN!" Verde merentangkan tangannya, melindungi hewan peliharaan sekaligus kekasih hatinya dengan mode siap mati.

"Aaah, Bel-senpai. Halo." Fran mengangkat tangannya, seolah itu hal biasa.

"WOI SIAPA TADI BILANG MAKANAN HAH?!" Lal menjadi buas. Dia masih laperan rupanya.

"Hooh tenang aja Luche, gen bini gue diturunin ke anak kedua." Fon senyum gantheng, alhasil muka mesu—gantengnya langsung dibungkus Mammon pake selimut.

"ANAK KEDUA ANAK KEDUA! GAK ADA ISTILAH ANAK KEDUA ATO PERTAMA! INI BAKAL GUE ABORSI!" omel si rambut violet membludak-bludak. Kepala Fon di dalam selimut diguncang-guncang.

"Gak mau tau, tu buaya pokoknya makan siang Pangeran!" penyusup lain yang diketahui pangeran edang menodongkan pisau anehnya.

"Enak aja ini buaya pacar gue nyet!" Verde meluk buayanya.

"WOI MANA MAKANANNYA?! EH VER JANGAN SEMBUNYIIN MAKANANNYA GUE LAPER PAKE BANGETS!" Lal masih ngamuk nyari makanan.

"Itu makan siang pangeran, gak bakal dibagi-bagi woi!"

"Pangeran gagal~." Fran nyanyi.

"Pangeran ganteng, Kodok!"

"Disingkat Pargan pangeran warung tegal ahahaha~ hora tanoshiku naccha uta~." Otak Fran makin sembelit, mungkin efek liat yang haram.

"JANGANNNN! ABORSI ITU HARAMM! MENGHARAMKAN IMAJINASI PARA FUJOSHI!" teriak Luche dengan ekstrim.

Reborn yang lagi ngesot udah ga tahan, dia pun mengeluarkan Leon yang menjelma menjadi pistol. "MAKAN NIH NEL!"

DOR!

"UWOOOOHH GUE BAKAL DEKETIN LAL SAMPE DIA LULUH DENGAN DYING WILL!" Tiba-tiba Colonello udah tinggal make sempak.

"ANJRIT ITU KAN SEMPAK GUE YANG ILANG 5 TAHUN LALU!" Lal melupakan laparnya, dia keburu liatin Colonello yang udah sempakan doang.

"Ushishishi~," Bel ketawa sedeng, "gila banget ini plot story." Dia lalu ketawa. Verde kabur sama buayanya, mereka pergi ke mulut singa.

"UWOOOHHHH LLAAAALLLLL!" Colonello malah melukin Mammon, dia masih rabies.

"LEPASIN GUEEEEE!" Mammon yang masih ngamuk buru-buru nyekek kepala Colonello.

"Kita mesti kabur! Ayo kabur!" ajak Luche yang tidak setia kawan. Dia cepu rupanya—mehalalkan segala cara demi dapet fanservice, tinggalin temen kalo udah ga lagi homo atau sudah dalam bahaya.

"BANGKE NGAPAIN LU PELUK PELUK BINI GUA!" Fon esmosi, tak terima—jelas lah siapa yang ga naik pitam uke sendiri dipeluk orang rabies pake semvak doang?

"BINI PALA LU! GUA COWOK KELES!" Mammon masih sempet protes, kepala Colonnello diguncang dengan kecepatan kyokugen. Luche mulai dilemma pengen kabur atau tinggal, yah siapa tau adegan di depannya ini bisa tiba-tiba jadi terisom.

"Senpai, ada popkoren ga?"

"Boro boro Dok, kita aja kehabisan bahan makanan di markas. Btw buaya tadi ke mana?"

"Ke hati senpai kali." Ini Fran muka datar kok ucapan semi gombal sih—untung Bel ga peka. Ga nemu camilan elit, gorengan di meja makan pun diambil. Kaki jenjang yang diselimuti aura mencekam perlahan menghampiri pertarungan sengit tiga manusia. Rupanya itu adalah Lal—yang marah to the extreme karena semvaknya dimaling Colonnello.

"LAL CAYAANNNKKK~ MUAACCHHH~"

"STAAPP WOI! CUKUP FON AJA YANG NGERAPE GUE!" Mammon tsun lagi, tapi ga nyadar mengucapkan kalimat yang bikin Fon mau kayang di tempat.

"AKU PAHAM KODEMU MAMMON." Fon langsung keluarin jurusnya; tendangan latihan ala mie sedep campur naga be*ar brend. Dia nendang Colonello yang rabies, si pirang pun terpental dan jatuh ke pelukan Lal.

"MALING SEMPAK LU! SAMA AJA KAYAK SKULL YANG MALING SABUN HEEYYYAAAHHHHH!" Lal puter-puter sang kekasih, lalu dilempar keluar jendela yang udah dibukain Luche.

"Waaaa keren keren," puji Fran sambil tepuk tangan. Belphegor ngikutin sambil makan gorengan. Si pirang terus melayang, lalu masuk ke mulut singa tempat Verde dan buayanya berada.

"KAMPRET LU NGAPAIN DI SINI HAH?!"

"LLLLLAAAAAAAAALLLLLLLL!"

Mammon duduk di lantai lega, Reborn juga selonjoran di lantai, untung ga keburu dimangsa Colonello. Skul mijit-mijit kepalanya seraya bangkit dari kematian—untung banget dia punya tubuh yang ga bisa mati gini, bayangin kalau enggak, dari dulu dia udah jadi perkedel.

"Ha... ha?!" Skull cuman bisa ngangkat alis melihat keadaan absurd di luar. Ga beda jauh sih dari sebelum dia dikulitin. FonMammon masih mesraan, Luche bikin storyboard buat doujin-nya, Reborn udah jadi ulat goreng, dua pemeran ilang—sebagai gantinya ada dua anak di bawah umur menonton adegan dewasa sambil makan gorengan. Arcobaleno awan memutuskan untuk bergabung dengan dua anak itu, mengingat dia juga belum lulus TK.

"SKUUUULLLL! GUA MINTA SABUN UDAH GA TAHAN NIH FON KAMPRET JA'AT BENER SI MAMMON BENERAN HAMIL CUK!" Hitman berjambang ngesot ke arahnya—mirip suster ngesot, tapi yang ini lebih serem, item semua gitu, sih... Skull merinding, plis dia dah trauma sama yang namanya hantu.

"AMPUN NYAI! ORE-SAMA JANJI GA BAKAL SABUNAN HARI INI! MAAF TELAH MENGGANGGU NYAI YANG AGUNG! Oke deh gimana kalo ore-sama traktir kepiting asam manis, ya?" Skull sembah sujud, sejujurnya dia boong soal kepiting asam manisnya, adanya udang sih, kepiting mahal.

"NYAI NYAO NYAK NYUK! INI GUE HITMAN TERGANTENG SEANGKASA RAYA NYET!"

"EH EH SORI NYAI! JANGAN HANTUIN ANEEEE!" Skull minggat, ikut masuk ke dalam mulut singa. Eh tau-taunya di dalam sana dia malah jadi eksperimen Verde. Nggak selamanya punya tubuh yang nggak bisa mati itu enak, soalnya temen-temen bakalan demen ngebunuhin berkali-kali.

"Eh eh, btw Fon," Luche megalihkan diri dari storyboard doujin-nya, "kalo anak lu seme, nanti kalo dia kepincut sama Mammon terus nganuin Mammon pas lu kerja gimana?"

Krik... Hening... hening... hen—

"JANGAN NGOMONGIN NGANU TOLOOOONGGGG!" Reborn kehabisan napas, dia udah ga tahan jadi solo player sendiri. "SKULL BALIK SINI LO! GUE GA MAU JOMBLO SENDIRI!" Reborn pun ikut masuk ke mulut singa.

"Ushishishi~, Kodok, daritadi di sini ngomongin nganu gue ga tahan. Cepet lu yang dibawah." Bel langsung menarik Fran ke tempat tidur. Ia menutup pintu sembari menulis di depannya dengan tulisan 'Jangan ganggu. Lagi enak maknyos'. Fon masih diem, Luche nungguin, Mammon tepok jidat saking ga bisa mikir dianuin anak sendiri, Lal ganti makan gorengan.

"Plisdeh Luche, anak gue pasti alim, kok. Iya kan nak?" Fon ngelus-ngelus perut Mammon—yang mana hal itu membuat tamparan aduhai mendarat di pipinya.

"Alim ndas lu! Elu nya aja mesum gini keturunan alim dari mana coba? AHAHAHAHAHAAA!" tawa nenek sihir Colonnello berkumandang, dia sudah sembuh dari efek rabies, tapi masih pake semvak.

"WOI MALING SEMVAK! SINI LU! MAKAN NIH!" Lal berdiri di atas meja, di kedua tangannya terdapat piring berisi ungu-ungu gitu, keknya sih poison cooking. Iya, Lal pernah kursus masak sama Bianchi. Colonnello langsung kabur ke dapur.

"Aduuhhh co cwit banget sih makin cinta FM niihh~" Luche masih berdelusi, bikin Mammon makin tjapek dengan tingkahnya.

"Eh Luche, lu mau asupan kan?" Pertanyaan itu bikin sang Shaman berbinar dengan sedikit darah di hidung. Mammon menunjuk pintu kamar. "Tuh, di dalam sana ada yang nganu."

"AAAAAA MANA KALIAN YANG LAGI NGANU LET ME SEE IT!" Luche langsung nerjang dan gedor-gedor pintu kamar bertulisan 'Jangan ganggu. Lagi enak maknyos' itu.

"Assalamu'alaikum Bang,"

kriett—

Pintu perlahan terbuka, memperlihatkan dua orang berwajah persis kayak Fon.

"Wa'alaikumsalam, Alaude, Kyouya." Fon pasang senyum cerah seribu watt.

"...Ini ada apa rame-rame?" Alaude langsung mual, dia menutup mulutnya dengan satu tangan saking ga kuat sama kerumunan.

"LHO, ALAUDE KOK MUAL JUGA?! KAMU HAMIL YAA?!" Luche yang masih berusaha buka pintu malah keburu liat Alaude lagi mual, dia kebawa kasus Mammon.

"HAMIL HAMIL NDASMU!" semprot Alaude ga terima.

"Alaude," Fon tebar aura gelap, "yang sopan."

"Hmph, herbivore. Kamikorosu," Hibari ga ngerti keadaan malah pasang tonfa.

"Kamu juga jangan main kamikorosu, Kyouya."

Bukannya nurut, Kyoya malah ngasih kakaknya deathglare seolah mengucapkan; 'gimana-gue-gak-ngekamikorosu-ini-rumah-ko-rame-banget!'

"Tenang, Kyouya. Mereka cuman tamu, abang ada urusan dikit sama geng Arcobaleno ceria."

Pret dikit! Banyak ding!

"Abang..." Alaude buka mulut, nunjuk bintang bokep dalam ruangan itu. "Itu pacar abang abis diapain, kok cuman pakek selimut?"

JDGEERRR!

"Jelasin, atau kamikorosu!" Kyouya ikutan. Tatapan penuh hina diberikan dua skylark itu pada sang kakak yang tersangka melakukan pelecehan.

"Ehem, gini, Alaude, Kyouya, ini—"

"ALAUDE! KYOUYA! SELAMAT DEH KALIAN BAKAL PUNYA KEPONAKAN LHO! JAGA YANG BAIK YAA~." Luche lambai-lambai gembira. Gak peduli keadaan yang rusuh, atau skylark yang pada syok.

"...Ponakan?" cicit Alaude syok. Hibari disampingnya masih terbuai jeger-jeger petir.

"IYAAA~ PONAKAANN~. KAN FON SAMA MAMMON BARU MALAM PERTAMA." Luche pun ditendang sama Fon, dia nyungsep di lantai.

"...malam pertama?" Kali ini Hibari yang bercicit ria.

"Gini, Alaude, Kyouya. Jadi itu—"

"KAMPRET HIB TAU GINI KITA GAUSAH DATENG MENDAKI GUNUNG MELEWATI LEMBAH! SAKIT HATI GUE BARU AJA SEMALEM NYABUN!" Alaude malah bongkar aib yang tak kalah hina. Fon bersyukur sekarang adik-adiknya suka rada error saking jones-nya. Hibari mengangguk.

"Kampret udah malem pertama aja," katanya sambil pegang dada, sakitnya tuh di sini men.

"Makanya, cepet dong cari jodoh, buat apa muka ganteng kalian kalo sekarang masih jones coba?" Ngajak ribut memang, tapi ada benarnya si Fon. Alaude garuk-garuk pala Hibari, nyari ketombe.

"Bang, minta duit dong. Plis kasianin kita yang jomblo sampe ubanan nih..." pinta Alaude, Hibird membawakan lagu galau di atas kepala.

"Lu aja keles yang jomblo. Gue gak," sembur Hibari.

"Dusta lu Hib, gua tahu lu belum punya pacar, kemaren aja ditolak si ikan Tuna." Alaude bongkar aib lagi.

"Sori ya, hati gue dah pindah ke Hibird tercinta." Alaude langsung salto, ga nyangka adeknya macarin burung sendiri. Entah udah ga tahan atau emang beneran cinta sama burung onyoeh, intinya ga normal lah. Ini lama-lama Alaude ikut macarin Lichi nih—mumpung monyet Fon itu belum ada yang punya. Kasihan dengan sang adik, Fon ambil dompet, ngeluarin lembar-lembar bikin ngiler dari sana.

"Yaudah, abang kasih. Pengen berapa?"

"Lima ratus Euro bang."

"Bujug banyak amat! Buat apaan sih?!" Mammon yang malah mencak-mencak. Ga terima duit suami dikuras.

"Buat meningkatkan disiplin pada diri sendiri," jawab Alaude dengan nada duileh pake disiplin segala.

"PRET BILANG AJA MAU NYABUN ANJIR." Bukannya patuh, Hibari malah nyemprot sang kakak.

"KAMPRET DUIT SEGITU BUAT NYABUN. SI FON BELUM NGASIH GUE MAS KAWIN TAU!" hardik Mammon ga terima.

"Makasih udah belain aku sayaaang," Fon peluk-peluk sang ilusionis lagi, padahal niat modus tersembunyi.

"J- jangan pegang-pegang, woi!"

sreettt...

Selimut Mammon turun lagi untuk kedua kali.

"J- JANGAN LIIIAAATTTTTTTT!" Mammon langsung jatuh terduduk di lantai dengan wajah memerah bak buah tomat.

"YAK YAK MAMMON! TERUS! TUNDUKIN MUKANYA! MANTEP! SATU, DUA, TIGA!" Luche malah ngambil foto Mammon, buat model doujinnya.

"ANJRIT! JANGAN LIAT HIB! HARAM!" Alaude serta merta menutup mata Hibari, ga nyadar dia sendiri udah melotot garang.

"ANJRIT LU! MAU HARAM KEK GUE MAU LIAT!" amuk Hibari ga terima.

BRAAAKKKK!

"EH EHH—SIAPA TADI YANG BILANG KAWIN HAH? SINI BIAR GUE JADI PENGHULU!" heboh Reborn, dia insap, nggak lagi jadi hitman, pindah haluan jadi penghulu, siapa tau cepet dapet jodoh.

"SIAPAAA? VOOOIII SIA—AJIGILE MON SEKSEH BANGET LU!" Reborn ileran seketika, jiwa serigala dalam dirinya bangkit, udah jones bertahun-tahun terus tiba-tiba liat pemandangan begini pokoknya ngiler abis.

"JANGAN LIAT!" Mammon dengan cepat sembunyi di belakang tubuh Fon, pake peluk-peluk sang seme lagi.

"Mana? Mana yang haram tadi?" Hibari celingak-celinguk setelah melepaskan tangan Alaude dari matanya. "Eh Al, mana pemandangan haram-tapi-surganya hah?" Belum sempat ngejawab, pintu kembali didobrak. Mammon melotot lagi, pintu rusak keluar duit lagi.

"VOOOOIIII! SIAPA YANG NGAMBIL 'VOI' GUE VOOII?!" Rambut putih panjang berkibar-kibar cantiq, bikin siapapun yang ngeliat mo ngejambak, sumpah.

"MINJEM BENTAR SQU! CUMAN HURUF V,O, SAMA I AJA GADUH LO!"

"VOI ITU CIRI KHAS DAN KATA KERAMAT GUE VOOOOOIIIIII! NGGAK ADA YANG BOLEH MAKE SELAIN GUE VVOOOIIII!" Bangke lah, ternyata hiu samvah, bakal tambah gaduh ni keadaan. Suara cempreng Reborn aja dah cukup sebenarnya.

"YAELAH MAKE SEKALI DOANG! SI GOKUDERA JUGA PERNAH MAKE TAU DI EPS 78!" bela Reborn pake bongkar aib.

"KAMPRET! GUE POKOKNYA LAPOR PENGAMBILAN HAK CIPTA!" Squalo mau kabur tapi teringat lagi. "VVOOOIIIII! 2 ANGGOTA VARIA SI BOCAH-BOCAH DI MANA HAH?!"

"Di dalem, Squ. Lagi nganu," jawab Luche kedap-kedip.

"VVOOOIIIII! GUE CARIIN MALAH ENAK-ENAKAN NGANU SIALAN!" Squalo bersiap dengan pedangnya, siap menghancurkan pintu di depannya.

"WOI! JANGAN DIHANCURIN! MAHAL TAU!" semprot Mammon keluar dari belakang sang seme.

-srett

"AJIB INI PEMANDANGAN HARAMNYA AL?!" Hibari melotot.

"J- JANGAN LIIIAATTTTT!"

"Mammon kamu manis banget haaahhh—" Dia pingsan lagi.

"Aaa~ ricuh amat..." Verde tiba-tiba ada di sana sambil makan gorengan, satu gorengan berdua sama buaya.

"Iya, tapi kok gelap ya?" tanya Skull bengong. Dari tampang bego banget keliatan.

"Mata lu gua tutupin Skull, ada yang haram soalnya."

"Buangciat lu! ORE-SAMA MO LIAT!"

"Lu mau dikulitin Fon lagi?"

"...Gak jadi deh..." Akhirnya mereka lanjut makan gorengan.

"Bentar deh, ini perasaan plot-nya berkisar antara haram-jones-nganu mulu?" Lal muncul dari dapur penuh tepung, dia gagal paham.

"Jadi mau ganti plot nih?" tanya Colonnello ikutan muncul dari dapur, dia abis disiksa Lal.

"Iyalah, bosen nih..."

"Ganti ganti! Emang opera sabun apa? Ini kejadian alami nyet!" Sembur Reborn, Squalo diabaikan.

Colonnello ngibasin tangan. "Bilang aja lu mo liat yang haram bon, tapi gue nanya; kuat gak lu liat orang nganu ato diejek jones?" Reborn kicep. Mulai sakit, mulai sakit...

"Aku sakit hatiiii~." Hibari malah nyanyi.

"VOOOIIII! GUE GA ADA RECEHAN!" Squalo nyambit-nyambit udara.

"Yaudah ayo kita ganti jadi apa?" Verde ikut diskusi.

"Balik ke masalah gue," kata Mammon mesem, dia udah benerin selimut semi bajunya.

"Ya apa lagi masalah lu, kan lu udah hamil," jawab Fon tanpang ga salah. Mammon menjitak sang seme kesel.

"YA ELU GA TANGGUNG JAWAB!"

"OH JADI MAKSUD PONAKAN ITU FON-NII ABIS NGANUIN ANAK ORANG?!" Alaude baru ngeh, dia otak rada lola.

"LU KENAPA BARU NYADAR SIH?!" Reborn pegang kokoro, ga nyangka keluarga skylark sedeng macem gini.

"Kan gue kira udah direstuin tou-sama sama kaa-sama."

"Emang lu punya bokap sama nyokap?"

"Ada, di kuburan."

Yang lain gagal paham.

Hibari stop nyanyi, balik ke mode cool nan ganteng. Tatapan menghina kembali diberikan pada kakak tersayang. Dia lebih baik macarin burung, daripada ngehamilin anak orang tanpa restu.

"Hayo Fon-nii dosa ngehamilin uke sebelum kawin." ledeknya, Fon tersambar gledek.

"Abang mesum, abang hentai, abang cabul, abang napsuan." Alaude ikut manas-manasin. Bajing dah punya adek gini, Fon mulai nyumpah-nyumpahin dua adek durhaka itu. Moga rambut mereka tumbuh nanas ama semangka.

Duak!

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan seorang pirang yang cuman pakek sarung. Seringai puas terpampang. "Ushishi~ gile enak banget!" serunya gamblang.

Squalo ngibasin pedang di depannya. "VOOOOIII! DI MARKAS HEBOH BOSS NGAMUK LU MALAH ENAK NGANU GRRRRRR!" Gigi hiu Squalo muncul.

"KYAAAAA UDAH SELESAI SIAL DIRIKU BELUM NONTOOONNN!" Luche menjerit pilu, pake sok nangos lagi. Tapi dia beneran sedih btw.

Seorang anak mungil keluar dari ruangan gelap yang sudah diharamin dua kali itu, badannya cuman dibalut sarung. "Senpai, sakit tau..."

"EH BANGKE! LU MAIN SEGANAS APA VOOII?!"

"Ushishi~ ada deh~."

"KYAAAAA YANG GANAS GANAS ASTAAAAHHH!" Luche pingsan lagi, tak lupa nosblit melumurinya.

"VOOOOIII! INI CERITA SETTINGNYA KAPAN SIH?!" Squalo ngayunin pedangnya.

"Sekitar 2-3 years later mbak," Verde minum kopi.

"BERARTI FRAN MASIH SEPULUH TAHUNAN BEGOOOKK! PEDO LU BEL!" Mbak-mbak hiu itu mulai nyalain api, hendak nyate Belphegor.

"Liat tuh ada yang jauh lebih parah dari gue," Fon malah nunjuk-nunjuk Bel, ga terima dibilang mesum sendiri.

"Halah mengalihkan pembicaraan, kamikorosu." Hibari angkat tonfa.

"Tau tuh, melanggar undang-undang," Alaude ikutan keluarin borgol. Sebenarnya mereka sudah janjian mau membalas dendam pada sang kakak pertama.

"Nggak ngelanggar hukum tapi, Alaude," kata Fon datar.

"Lha, kan udah ngehamilin—"

"—Setiap perempuan atau laki-laki yang menganu dengan umur diatas 20 tahun atas dasar suka sama suka, maka sah. Itu undang-undang yang tercetak," kata Fon tiba-tiba. Semua cengo berjamaah, baru inget dulu Fon pernah masuk jurusan hukum.

"Udahlah Squ, kalo lu nyate itu makhluk ga bakal ada yang makanin, Lal udah kenyang," kata Reborn meredakan amarah sang tante.

"Bener tuh," sahut si kepang, "Jika hal ini diketahui terjadi pembunuhan, maka ini sudah dikategorikan pembunuhan terencana." Semua langsung berkumpul, kaget liat Fon mendadak kayak ngasih seminar ala dosen gantheng dengan mode masih telanjang dada. Luche diam-diam memotretnya, lalu tertawa bahagia dalam hati.

"Terus terus kalo pencurian?" Colonello bertanya, nggak nyadar dia udah pernah nyolong sempak Lal.

"Itu masuk undang-undang no. xx pasal xy," jawab Fon masih mode gantheng.

"Terus kalo pemerkosaan?" Kali ini Fran yang nanya.

"Kalo itu sih gue ikut!"

GUBRAK!

Mammon ngejitakin seme tercinta, aura gelap terpancar cantik. "Suamiku sayang, hukum nyelonong dari mana kah itu, hah?"

"Dari hatimu Sayaaangg~," jawab Fon ngasal sambil masang senyum sejuta watt. Seneng bukan main dipanggil 'sayang' oleh kekasih tsunderenya. Mammon facepalm, iritasi liat senyum Fon yang kelewat cerah.

Jreengg~

Reborn metik senar gitarnya, bersiap membawakan lagu cetar membahana pengusir galau.

Bad dum tass~

Oke, bunyi ga jelas tadi cuman drumnya Colonnello yang terbuat dari alat-alat dapur. Gaya emang ganteng bin wild banget, tapi peralatannya kelewat elit.

"Ready, ai bo?"

"Fak yeah!" Band dadakan itu mulai mainin alat musik mereka. Alaude nangis-nangis sambil nyeruput gorengan di tangan Skull.

"Anjir ah tau aja adek jones dia malah sayang-sayangan ihiks...!"

"Eh? Gorengan ore-sama lari ke mana?" Skull yang matanya masih ditutup kepo-kepo ke mana camilannya minggat, masih dengan buta mode, dia nyari-nyari di lantai sampek kepegang banyak hal ceria; mulai dari fantat Verde sampai Hibird-nya Hibari.

"Heh, herbivore, ngapain lu pegang-pegang burung gue? Kamikorosu!"

"Ini namanya tindak pengancaman. Masuk undang-undang nomor xz pasal zz," Fon malah ngejelasin tindak tanduk Hibari yang lagi belain hewan peliharaannya.

"Dia duluan yang pegang-pegang Hi—"

"Kyouya," ada aura yandere di sini, "jangan motong penjelasan, ya." Hibari kicep, nyalinya ciut langsung. Fon menatapnya dengan tatapan seolah berkata 'ganggu-gua-doain-gagal-kawin-lu'. Hiii! Bayangin dirinya jones sampe akhir NO NO BIG NOOO!

"Makasih udah belain ore-sama, Fon-senpaiii," Skull berlinang air mata, dia sujud bahagia sambil ciumin kaki Fon. Mammon melayangkan tatapan bengis sejuta cemburu. Dia lalu menendang kepala Skull sampe ngancurin band dadakan ReNelo dengan bergelimang darah.

"Mammon, itu namanya tindak—"

"Tadi itu tindak perselingkuhan. Gue nggak izinin lu pegang-pegang gue nanti."

Fon kena cetar-cetar petir dibalik senyumnya.

"KAMPRET LU SKULL NGANCURIN ORANG ENAK AJA! MAU MATI HAH?! HAAAHHHH?!" Reborn nendang Skull lagi.

"Nice bro!" Si Colonello balik nendang. Skull pasrah jadi bola dadakan di sana.

Squalo nyeruput tehnya dengan anggun, entah sejak kapan di sana aja meja berenda ala piknik hime kerajaan. Di bangku satunya lagi ada Fran dengan gaun sarungnya. Mereka dah mirip ratu dan putri yang sedang menonton atraksi rakyat jelata. "Ah, seru ya Fran, makan cake sambil nonton gini, dari pada di markas." Squalo ngambil cake cantik, nggak tau dapet dari mana, abis gak mungkin itu buatan Lal. Fran cuman ngangguk. Mengabaikan sang pangeran yang meronta-ronta diikat di sebatang kayu, di sekitarnya terdapat banyak kayu bakar, kemungkinan besar hendak dijadikan hidangan utama sang ratu dan putri.

"VOI KAPTEN UKE! LEPASIN PANGERAN! LAPER NIH LIAT KALIAN!"

Squalo hampir tersedak, "Voooiiii! sekali lagi make voi gue bakal gua nyalain apinya!"

"Apa bedanya nyet! Tadi lu bilang gue emang mo dijadiin pangeran goreng!" raung si prince the ripper garang.

"Yang bener pangeran panggang, senpai."

"PEDULI AMAATTT!" Bel balik meraung-raung, tapi naas dihiraukan sang kekasih dan calon mertuanya. Hidup memang tak seindah dongeng.

"Kapten, ngomong-ngomong..."

"Nape?"

"Tadi me abis diharamin Bel-senpai..."

"Iya, nanti gue kasihin ke hiu gue juga tu pangeran edan, jangan khawatir deh."

"Bukan itu, kapten..." Fran nunduk, jarinya main-main, unyu banget deh, si calon pangeran panggang ngiler seketika. "Kalo hamil kek Mammon-san... gimana?"

BRUUUUSHHHHHH!

Squalo nyemburin minumannya ke muka Verde.

"VOOIIII! EMANG LU KAGAK PAKE PENANGKAL DULU HAH?!" Squalo marah-marah.

"Dikira ujan yang pake penangkal apa!?" balas Bel ga terima.

"VOOOIII! MAKSUD GUE KAN BUKAN ITU!" Squlo ngacungin pedangnya garang.

"Ya mau make panangkal gimana coba!? Dikira gua bawa sedia setiap saat macem iklan?!"

"VOOOIII! SEENGGAKNYA SIAPIN SATU KAMPRET!"

"Udah, udah, Kapten. Udah terlanjur," Fran menenangkan.

"TERLANJUR PANTATMU HAH! KAWINNYA SUSAH!"

"Sakit hatiku~ remuk jantungku~ pecah kepalaku~ rusak anuku~." Skull bernyanyi ria. Dia udah ga kuat jadi bola jejadian ReNello yang sekarang lagi duduk istirahat cavek.

"EH SQUALO KAMPRET! PERTAMA LU URUSIN KAWINAN GUE DULU NIH!" Mammon protes tiba-tiba.

"VOOII! KALO GITU CEPET SURUH SEME LU NGELAMAR DULU KAMPRET!"

"JANGAN ADA YANG NGOMONGIN KAWINAN KALI! ADA YANG JONES NIH!" Alaude mengunyah gorengan perih. Sakitnya tuh di sinih.

Tep!

Fon menepuk bahu adik yang udah ubanan itu. Cahaya benderang memancar, Alaude cengo. "Tenang, Alaude. Kamu bisa ikutan acara kawinannya abang." Fon memberi secercah harapan.

"Ca, caranya bang?" kepo Alaude penuh harap, abangnya punya jodoh kah buat dia?

"Jadi maid-nya." Alaude dongkol, perempatan muncul wajah, borgol tersayang langsung dilingkarkan ke leher Fon. Marah besar disuruh jadi maid, apalagi nanti bisa diterjang kuda, itu horor.

"Abang belum pernah bobo di penjara ane ya bang..." Ancam Alaude penuh dendam, Fon mo buka mulut, tapi sayang keburu disumpel gorengan. Hibari nyanyi bareng Hibird, bahagia sentosa melihat kakak pertama yang akan tidur di penjara haram Alaude malam ini. Fon lirik-lirik, ngarep uke mo bantu. Puppy eyes no jutsu!

"Males ah, gue mo mandi wajib." Mammon ngacir ke kamar mandi, udah durhaka sama seme sendiri.

"Mammon-san me ikut mandi wajib~." Fran ngekor, Fon megang dada, dia merasa diselingkuhi, sakitnya tuh disini.

Hibari kali ini berjoget sentosa. Memang benar apa kata sang kitab skylark yang sejak dulu diturunkan secara turun temurun; akan tiba hari pembalasan yang jauh lebih pedih. Dia tertawa sampe gila.

"Mammon kamu sungguh kejam, padahal semalem kamu manggil-manggil nama—"

WUUSHHH!

Mammon langsung mencopet cake indah Squalo, memasukkannya ke dalam mulut sang seme.

"BANGKE LU JANGAN NEBAR AIB KAMPRET!"

"Mammon-san, kapankah kita mandi wajibnya?" Fran nungguin di depan kamar mandi.

"Mammon! Harusnya kamu nggak boleh masuk kamar mandi selain sama suami sendiri! Haram tau!" Halah modus, yang lain membatin ria.

"Suami?" gumam Fran, "Fon-san sama Mammon-san udah nikah?"

NGEK!

Jika dilihat dari alam imajinasi maka akan terlihat seekor kudanil menduduki Fon sekarang—dan entah bagaimana seorang Hibari berhasil melihat pemandangan itu, bersama hati gembira cerah bahagia, Hibari nari gangnam bareng Hibird.

Treengg~

"Diputusin hari ini~ sorenya liat dia jalan ma yang lain~ gue putusin nongkrong di jamban~ saaa~kitnya tuh di siniiii~." Band dadakan ReNeLL (REborn-ColoNEllo-SkuLL) pun konser setelah memaksa Skull ikut, tiga orang biar jadi kaya band beneran.

"Woi, bisa diam gak lu pada? Ganggu gue makan nih!" teriak instruktor killer alias Lal, entah sejak kapan menggantikan Fran menemani Squalo dalam acara piknik cantiq.

"Assalamu'alaikum kudenger mantan ngetuk pintu~ gue didapur langsung merinding~ udah capek lupain dia eh taunya langsung dateng…. YAW!" Bukannya menurut sang instruktor, malah makin bajing, rupanya mereka salah denger ucapan Lal jadi; 'Bisa kerasin gak? Buat ngehibur gue makan nih!'

"Ada dikit rasa seneng, gue kira mo balikan eh dia ngasih undangan kawinan~ Sakit, sakit, sakitnya tuh di siniiii~ kaki gue diinjek diaaa~." Reborn langsung nginjak kaki Skull, membuat si korban berteriak cetar.

"SAKIT MEEENNN!"

"SAAAAA KITNYA TUH DI SINIH! DI SINI! DI SINIIII~!" sambung Colonnello, mulutnya yang terbuka lebar langsung dilempar Lal dengan bakso jumbo.

"VOOII LAL! ITU BAKSO GUE NYET!" Amukan Tante Squalo diabaikan.

"VOOIII!" "Ngggg enyak anget akso wumbonya wakasih ywa Laaalll!" Colonnello malah mengonsumsi bakso lemparan Lal dengan hikmat.

"Aku wumbo, kau wumbo, dia wumbo, dan kita semua jomblo~."

CTAK!

Dan Reborn pun ditemukan berbaring mesra bersama pot bunga. Pot bunganya gede, btw.

"Ushishishi~, pangeran sih ga jomblo," Bel malah ngaku-ngaku.

"Lha, bukannya Senpai jomblo?" tanya Fran datar.

"Kan Pangeran udah nganu sama elu, Kodok."

"Tapi kan belum direstuin."

"Mammon, apa yang harus kulakukan supaya kamu mengakuiku?" Fon mulai mode menurut pada sang istri, sudah tak kuat hanya dianggap angin lalu oleh orang yang ia kasihi. Hibari serta Alaude ketawa liatnya, akhirnya ada juga hari pembalasan untuk sang kakak. Tak terima, Fon ngambil hapenya, lalu nelpon dengan nada biasa.

"Halo, Cavallone kan? Kyouya sama Alaude ada di xxx, mau jemput ga?"

JDEEERRRRRR!

Wuih, si Bel gosong duluan kena petir nyasar.

"Waahh~." Fran berjongkok di samping pangeran yang diyakini innalillah itu. "Bel-senpai keren bisa manggil petir~." Dia ngorek-ngorek kepala Bel pakai ranting. Verde datang bawa pisau, pengen nyembelih Bel, soalnya dia udah kehabisan gorengan.

"A... anjir ah, ini petir pasti gara-gara om pedo," kata Bel susah payah.

"BANGKE MASIH IDUP!" Verde meloncat kaget dan jatuh slow motion di atas buaya.

"Fitnes lu Bel, salah Levi dari mana voi? Ini emang balasan buat orang yang rape anak di bawah umur nyet! VOI VOI VOI VOIII~~." Squalo tertawa absurd, mirip logat kepiting pelit di serial kartun celana kotak.

"Jawab sendiri, dasar gak peka!" Di sisi lain, Mammon marah-marahin Fon, pemuda Cina mulai sesegukan mendapati mode patuh istri-nya tak mempan, dan jangan lupakan sorak-sorak dua adiknya juga bikin kokoro pedih.

"Mammon kumohon akui aku sayang! Kamu mau apa, duit? Oke kuka—"

"Gak, lu kira gue murah nyet!"

"Emas? Intan?"

"Gak."

"Permata? Berlian?" Fon buka kamus, jawaban Mammon tetep sama; enggak.

"Ramuan penyihir abad pertengahan?"

"Eh kampret, lu belum pernah kelilipan sepatu eh?" tanya Mammon sinis.

"Emang belum pernah, pernahnya sih kelilipan cintamu, Honey."

SKRATCH!

"MATAKUUU!" Hibari dan Alaude makin gila melihat kakak pertama berguling-guling memegangi matanya yang habis ditusuk dua jari lentik sang uke.

"ALAUDE YAYANGKU~~ AKU TIBAAA~~." Pintu dibanting oleh seorang kuda berambut hitam dengan tak bersalahnya. Pria itu langsung memeluk anak tengah dari tiga bersaudara skylark.

"BANGKE KOK LU DI SINI?" semprot Alaude. Dia mulai keluarin borgol, lalu tamparin sang kuda dengan benda itu. Sayang sang kuda sudah keburu kebal sama serangan maut-cinta-seorang Alaude.

"Aku kan ke sini karena dipanggil kakakmuu~~," jawab Alfonso tak bersalah.

"KYOUYAAA AKU DATEEENGGG~" Tak ketinggalan kuda pirang lainnya main nyelonong masuk bermuka bahagia.

"Kamikorosu," cuma itu yang keluar dari mulut Hibari lengkap dengan tatapan setengah benci—padahal cuma tsun.

"KAMPRET LU SEMUA SEKARANG CEPET KELUAR GUE ADA URUSAN SAMA FON!" Sebuah titah dari Mammon yang menggelegar membelah angkasa langsung menghentikan pergerakan semua makhluk di sana. Semua meneguk ludah, ternyata setelah nganu dan hamil anak pertama pria berkepang, Mammon ketularan cara menyuruh absolut seorang angin. Satu per satu dari makhluk itu pun memilih keluar, takut kalau nggak keluar maka yang terjadi duit di dompet mereka lenyap. Mereka menutup pintu lalu menunggu... menunggu... menung—

"Et dah gue penasaran mereka ngapain," Luche yang tak takut mati malah milih ngintip dari lobang kunci.

"Ikutan Luc," sahut Colonello sambil deketin telinga di pintu kayu.

Hibari dan Alaude pun nggak ketinggalan, mereka ngintip dari sela-sela jendela. Mau tahu gimana hukuman sang kakak yang kena amarah uke-nya. Kalau bisa nanti mereka rekamin, terus kasih ke ayah-bunda di makam sana sambil bilang, "Pa, Ma, Fon-nii akan menyusul kalian sebentar lagi." dan mereka pun bebas bahagia.

"Ehem," Fon kembali ke mode alim. Lega luar biasa makhluk-makhluk sarap diusir keluar dari rumahnya. "Jadi Mammon, mau mulai family time?" tanyanya gantheng. Mammon mesem-mesem.

"Di kamar aja, deh, Fon. Ada yang kepo-kepo di sini," kata Mammon pelan, jadi tukang ngintip-nguping gak denger. Akhirnya mereka berdua berjalan beriringan ke kamar.

"EH EHH JADI KITA DI SURUH KELUAR SUPAYA MEREKA BISA NGANU ANJIR!" jerit Colonnello garuk pohon.

"WHUT! KYAAHH AKU MAU LIHAAATTT! Reborn, bantuin ya?"

"Luc, gue lelah denger nganu, apalagi liatnya, kokoro gue..." Reborn memegang dada miris, Luche sedih sendiri liatnya, dia nepuk-nepuk punggung Reborn, sampe dikerokin juga. Sang Hitman jones keenakan.

"Kampret!" Hibari buang kamera, kalaupun mereka di luar dia gak sudi rekam orang nganu.

Alaude masuk galau mode, dia nyari posisi nyaman buat nyariin ketombe di kepala Hibari.

"Woi, ngapain lu?"

"Nyari ketombe, Hib..."

"Nyet, kepala gue gak ketombean. Nggak kayak kepala lu yang ketombenya banyak banget sampe nutupin rambut jadi putih."

"Berarti ketombe lu bisa jadi warna item Hib, ketombe berbahaya tuh..."

"Apa? Ketombe berbahaya? Ngawur lu. Itu ketombe langka kali, sini nanti gue teliti," suruh Verde sambil nadahin tangan. Dia modus rupanya.

"Woi, Fran, lu bisa make ilusi terus dengerin mereka ke kamar kan?" tanya Bel.

"Bisa bisa..." Bel pasang muka sumringah, "...bisa jadi." Sang Pangeran banting piso ke tanah, dia ga terima.

"VOOOII! DARIPADA DIBUANG MENDING DIJUAL TUH!" semprot Squalo.

"ENAK AJA!" Bel langsung mungutin pisonya kalut. Fran nendang pantatnya, dia pun kecebur di sungai terdekat.

"Kampret, gue laper lagi," dumel Lal sambil megangin perut.

"Gimana kerokannya, Bon?"

"Luc, nanti kedengerannya kayak Babon."

"Oke, oke. Gimana kerokannya, Reborn?"

Sang hitman kasih jempol. "Mantep Luc."

Beralih di kamar, rupanya duo pasangan awal tak menganu. Mereka cuma lagi tidur-tiduran aja di kasur. Fon liatin Mammon, aduh dia nafsu lagi. Mammon mendelik, Fon pasang senyum biar ga ketahuan lagi berdelusi.

"Fon, sekarang jam berapa?" tanya Mammon tak disangka.

"Sebelas," jawab Fon singkat. Mammon menghela nafas.

"Kenapa, Mon?"

"Rasanya udah kayak seharian. Betewe jangan panggil gitu, kedengerannya kayak The Emon tau."

"Gausah pake 'the' napa sih."

"The dibaca da."

"Hm... Da... emon—eh!" Pembicaraan singkat mereka jadi absurd. Fon berdoa semoga yang dipanggil tak datang tiba-tiba. Mammon berguling malas, tak disadarinya mata Fon yang lirik-lirik berharap selimutnya kebuka. Kabut cantik itu akhirnya berhenti di sampingnya, tatapan mesum langsung dialihkan ke atap, pura-pura ngeliatin nyamuk belajar terbang.

"Fon, masih ingat masalah gue?" Ah, mampus gue. sang badai hanya bisa urut dada, siapkan mental untuk kemarahan istri—ukenya. Sementara di luar sana sedang heboh kedatangan tamu tak diduga; nanas dan semangnas.

"Nufufufu~, tadi gue denger kayaknya ada yang manggil gue deh," kata Daemon yang muncul dengan efek kabut-kabutan, hasil dari asap rokok yang dia kumpulin di jalan.

"Kufufufu~, najis mau manggil elu. Pasti manggil gue tuh, gue kan bintang rumahnya kartun spons," kata Mukuro lebih pede, padahal justru malah bikin malu.

"VOOOIIII! DIKIRA SIAPA MAU MANGGIL MAKHLUK SEDENG MACEM LU DUA? DI SINI UDAH SEDENG TAU," semprot sang tante perak gak selow.

"Hmph. Semangka pembawa sial, kamikorosu," Alaude puter borgol. Dia mode siap bertarung.

"Nanas pengacau Namimori tertjintah, kamikorosu," Hibari tak mau kalah, dikeluarkannya tonfa-nya.

"Eh- EH. JANGAN KYOUYA NANTI FON-SAN BISA NGAMUK" peringat Dino semaput.

"Hmph. Nanti juga dia diamuk balik sama uke-nya," kata Hibari cool, padahal dalem hati udah ngakak lagi.

"Betul itu," sambung Alaude.

"Tapi bukan berarti Fon-nii nggak bisa menghukum kalian lho~."

DEG!

Mereka menoleh horror ke asal suara, mendapati Fon lagi megang piso dapur dengan senyum yandere seperti biasa.

"Lho, Fon. Bukannya lu sama Mammon—"

"Gue udah selese ngomongnya," cetus Mammon yang sudah berpakaian rapi; jubah serta tudung hitam membalut tubuhnya.

"KABOOOOORRRR!" Colonello angkat kaki duluan, barulah disusul yang lain. Begitu halaman rumah sudah sepi, dua sosok itu menghilang.

"Untung aja ilusi gue berhasil." Ternyata itu ulah Mammon sendiri.

Fon merangkul Mammon (sok) mesra. "Good job, Dear."

"Muu! Balik ke topik awal," si kabut sok marah-marah, padahal hatinya udah cenat-cenut.

"Jujur, aku tidak melihat ada masalah. Aborsi tak diijinkan, Mammon." senyum gantheng dipasang sambil tangannya mengacak rambut violet. Mammon cemberut, tsundere mode: on. Asoy lah kalo udah berdua aura ganteng Fon emang kerasa, uhuk. Illusionis itu menyandarkan dirinya di dada bidang Fon.

"Kau yang merawatnya."

Tawa kecil. "Kalau itu sih, pasti."

"Dan jangan lupa tugasmu selama sembilan bulan, bodoh."

"Aku tahu Mammon, aku tahu." Fon mendekap tubuh yang bersandar padanya. Mammon hanya diam bersama sensasi aneh di tubuh—yang selalu dirasakan ketika Fon menyentuhnya.

"Ah, aku tiba-tiba ingin sesuatu..."

"Ya?"

"Melihatmu disiksa Kyoya dan Alaude."

Fon tersedak. Aduh, Mammon, kok kamu ngidam justru menghancurkan reputasi suami?

. . .

END

. . .

Authors Note:

DI SINI ADA PROFE FEST SAMA MAULIDA HARUKAZE~, HALO SEMUANYAAAA~. Nih, ini fik tuh berawal dari gambar oenyoeh punya Maulida-san, terus Profe-san ngeliat dan dia mulai delusi-delusi nista dua karakter ini. Udah lamaaaa banget mereka komenan di kolom komentar, akhirnya jadilah mereka nge-plot di inbox FB~. Maaf jika terdapat cukup banyak kesalahan di fik ini /dua author itu pun bersujud sejahtera/ Oh ya, ini akun collab mereka berdua dan ini fik collab pertama keduanya lhoooo~ XD

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak ya! Kami terus menunggu review, fav, komen, saran, kritik, fg-an, dan lainnya! Jangan ragu untuk meninggalkan jejak di kolom review ya! Sampai jumpa di karya collab kami lain waktu!

-Salam Sejahtera-

Profe Fest dan Maulida Harukaze