Perkenalkan—
Dia adalah Kim Kihyun, pewaris tunggal dari Kim Corporation dan Cho Corporation. Dia berusia dua belas tahun, memiliki segudang prestasi dan berprofesi sebagai anak dari Kim Kibum dan Cho Kyuhyun. Dia menikmati perannya. Dia mencintai ayah dan ibunya. Tapi—
Masalah akan selalu timbul untuk anak yang memasuki masa puber kan?
Dan kasus yang sama akan dialami oleh seorang Kim Kihyun yang bercita cita akan lebih keren dari ayahnya suatu hari nanti.
Teenagers
.
.
Kim Kibum
Cho Kyuhyun
Kihyun
.
"Kihyun—ssi" suara lembut yang memanggilnya membuat Kihyun menoleh. Remaja dengan rambut hitam kelam halusnya itu terlalu malas berekspresi untuk mempertontonkan kebingungannya melihat gadis seusia dengannya itu mengatur nafas. Kihyun merasa dirinya sedang sibuk. Ia harus mengambil sepatunya dan segera pulang. Gadis ini membuang waktunya.
"Hm" Kihyun bergumam. Persis seperti ayahnya ketika ibunya bertanya ini dan itu. Ia sekarang mengerti perasaan ayahnya. Wanita itu susah di mengerti, meskipun ibunya bukan wanita tapi sama merepotkannya. Kihyun memakai sepatunya, membiarkan gadis cantik dengan rambut ikal bergelombang itu mengatur nafasnya. Ia memberikan kesempatan.
Kihyun melirik jam tangannya. Menunjukkan ketidaksukaannya tentang waktunya yang terbuang sia sia hanya untuk menunggu gadis itu berbicara. "Anu… Apa kau punya waktu untuk nonton minggu ini?" gadis itu mengajaknya menonton.
Mengingat ingat.
Apa yang ia lakukan pada hari Minggu. Sepertinya ia tidak sibuk, tapi itu adalah satu satunya hari libur miliknya. Ayah dan ibunya pasti sedang sibuk bekerja. "Aku sibuk" itu lah jawaban Kihyun. Ia tidak terlalu suka banyak yang dekat dengannya. Ia tidak akan bisa menjawab dengan benar, tentang siapa orang tuanya. Dimana rumahnya ataupun sejenis itu.
Ia harus menjaga kerahasiaan keluarga mereka. Ibunya itu artis dan ayahnya juga. Terlebih mereka sama sama pria. "Nenekku akan datang dan kurasa dia akan mengajakku untuk menemaninya" Kihyun sendiri berharap nenek neneknya yang sangat memanjakannya itu tidak datang ketika orang tuanya tidak dirumah. Mereka akan sangat berisik dan meminta Kihyun menghabiskan makanan yang mereka masak. Belum lagi makanan manis dan banyak mainan. Dia sudah besar.
"Ah—sayang sekali" gadis itu mendesahkan kekecewaannya. Kihyun hanya tersenyum. Dia tidak sekejam Kyuhyun jika berhadapan dengan orang lain. Dia arogan tapi tidak melupakan bahwa ia harus menjaga perasaan orang lain.
"Maaf. Aku duluan" Kihyun tidak punya teman. Bukan karena dia yang terlalu sempurna ataupun tidak membutuhkannya. Ia hanya tidak ingin merepotkan orang tuanya yang mempunyai rahasia besar.
Kihyun melangkahkan kakinya keluar dari perkarangan sekolahnya. Menemukan mobil ayahnya yang terpakir apik di sana. Dia membuka pintu samping kemudi. "Jadwalmu kosong?" Kihyun mencoba mengingat ingat hari special apa ini hingga ayahnya punya waktu menjemputnya.
Kibum—sang ayah hanya bergumam. Dia menaikkan bahunya sedikit—menunjukkan kalau itu tidaklah penting. "Kau sudah makan?" Kihyun menggeleng merespon pertanyaan itu. Kibum selalu perhatian, bahkan untuk gelengan kecil sekalipun. Tapi Kibum tidak terlalu pintar untuk cara bertanya apa ada yang salah dengan buah hatinya tersebut.
"Kita akan merayakan comeback album Green Sky" Green Sky adalah nama boyband bentukan agensy Kibum dimana ada Kyuhyun sebagai main vokalnya. Kibum meraih tabletnya dan memberikannya pada Kihyun. Lagu electric pop dengan judul ratio kini mengalun. Kihyun melihat Kyuhyun disana, terlihat tampan dan keren. Berdansa dengan model video klipnya di tengah club.
"Lagu ini ciptaanmu?" Kihyun sedikit penasaran ketika rapp nya sedikit bercerita tentang orang hutan yang selalu berteriak semaunya tapi aku akan tetap mencintainya—khas ibunya sekali dan bagaimana ayahnya selalu menyebutnya.
Kibum mengulum senyum. "Begitulah, kau suka?" Kihyun tertawa.
"Tentu saja" Dia selalu mengakui kalau ayahnya adalah composer terhebat sepanjang masa. Lagu ini akan hits seperti lagu lagu lainnya. Kibum melajukan mobilnya, mengeluarkannya dari daerah persekolah dan melaju cepat menembus jalan raya. Kihyun tampak menikmati lagu dan music video terbaru ibunya.
Ika. Zordick
Kibum membetulkan penyamarannya. Kaca mata dan topi sudah terpasang dengan benar menutupi wajahnya. Ia bercermin melalui kaca dashboard mobilnya. Kihyun sendiri masih memilih menyibukkan diri dengan lagu lagu dari album baru ibunya. Terdengar sangat menenangkan, apalagi ketika lagu ciptaan ayahnya yang hanya dinyanyikan vocal vocal utama boyband ibunya.
"Ayo turun!" Kibum membuka pintu mobilnya. Kihyun mengekori Kibum. Ia melihat sekelilingnya. Ini restaurant mewah dan bukan hal yang asing lagi baginya ketika harus makan makanan selera orang kaya itu. Ayahnya akan selalu mengajak mereka untuk makan di tempat ini. Tempat mereka pertama kali berkenalan dan diputuskan untuk menjadi satu keluarga. Kihyun bersumpah dalam hatinya bahwa ketika suatu hari nanti restaurant ini sudah di wariskan padanya, ia akan meningkatkan kualitasnya.
Jika biasanya mereka akan masuk dari pintu belakang di restaurant lain maka untuk restaurant ini mereka bisa masuk dari pintu depan. Beberapa pelayan membungkuk hormat pada mereka dan sang manager terlihat langsung membawakan buku menu untuk mereka. Ya… restaurant ini memang milik keluarga Kim.
"Silahkan lewat sini tuan!" begitu penuh sopan santun dan berkelas. Kihyun berjalan beriringan dengan ayahnya, menunjukkan gaya arogan yang memang harusnya di milikinya. Dia terlihat begitu mirip dengan Kibum jika seperti ini.
Kibum acuh. Ia lebih memilih tempat duduk yang biasa di gunakannya. Di lantai dua dan langsung mengarah ke pantai—tidak dapat di masuki oleh orang lain tentunya. Kihyun duduk di hadapan Kibum, mengambil buku menu yang sudah di serahkan oleh pelayan.
"Menu baru kita adalah—"
"Hidangkan yang paling istimewa" Kibum benci basa basi. Kihyun menunjuk steak yang selalu cocok dengan lidahnya di buku menu. Manager restaurant itu mengangguk mengerti, mengucapkan salam kemudian pergi.
"Apa Mom akan datang?" Kihyun rindu ibunya. Hampir sudah sebulan lamanya ia tak bertemu ibunya karena comeback album yang dilakukan sang ibu. Kibum hanya bergumam. Kihyun kadang kesal juga dengan sikap dingin ayahnya yang tak tahu tempat dan waktu itu.
Tak lama kemudian—
BUGH—
Suara debuman benda jatuh terdengar. Kibum dan Kihyun sontak melihat kearah benda jatuh itu. Seseorang dengan kostum kucing besarnya terlihat kesusahan bangkit dari tempatnya terjatuh tadi. Dia akhirnya memilih merangkak, menjadi sosok kucing menyedihkan yang tidak ada lucu lucunya. Kihyun tercenga. Apa apaan ini.
"HAPPY BIRTHDAY KIHYUN!" teriak si kucing menggebu. Kihyun rasa ia tahu siapa orang dibalik kostum berat dan menyedihkan itu. Kibum menahan tawa gelinya.
"Konyol" itu adalah ejekan cinta dari Kibum.
"HEI KIM BRENGSEK BUM! APA MAKSUDMU KONYOL?" Kucing itu tidak terima, dia menendang kursi Kibum tapi mengakibatkan dirinya terjungkal kebelakang. "OUCH!" ringis si kucing, hingga kepala kostumnya terlepas dan terlihat Kyuhyun di sana. Meringis kesakitan mengelus bokongnya.
"Ceroboh" Kali ini kata kata setajam belati Kibum kembali terdengar.
"AKU TIDAK CEROBOH! INI SALAH KOSTUM KONYOL INI" Kyuhyun tidak pernah bicara secara normal. Ia akan berteriak. Dan tidak pernah takut suaranya akan serak. Kibum berdecih menunjukkan wajah meremehkannya. "AKU TIDAK SUKA WAJAHMU ITU" Kyuhyun menarik tubuh Kibum, membuat suaminya itu tepat menghimpit tubuhnya. "AAAA BERAT!" Ini ulahnya sendiri tapi dia sendiri yang mengeluh.
Kibum tidak terlalu peduli. Dia suka membuat Kyuhyun berontak. Tangannya yang tertutup kostum tidak bisa menjambak apalagi menonjok wajah tampan Kibum. Tapi suara tawa menyadarkan keduanya. Kihyun tertawa bahkan sampai menangis saking merasa adegan konyol yang orang tuanya lakukan sungguh mengocok perutnya.
Kyuhyun dan Kibum saling berpandangan, keduanya kemudian tersenyum. "Kihyun! Singkirkan Kibum dari tubuhku!" Kyuhyun merengek. Dia lebih mirip magnae diantara ketiganya, padahal ia adalah seorang ibu. Kihyun bangkit dari kursinya—Kibum bangkit dari tubuh Kyuhyun. Dia membantu Kibum melepaskan kostum konyol itu dari Kyuhyun.
"Kau sungguh tidak punya kerjaan, Mom" Kihyun sama saja dengan ayahnya. Bermulut tajam dan memiliki selera humor yang buruk.
Kyuhyun memajukan mulutnya. Siapa juga yang terima di katai seperti itu oleh anak dan suaminya. Kyuhyun merajuk dan kebiasaan itu sungguh membuat Kibum kembali mengejeknya. "Kau seperti wanita"
"SIAPA YANG KAU SEBUT WANITA?" teriaknya kesetanan sambil menjambaki rambut Kibum. Anggap saja Kibum sudah kebal, dia bahkan merasa jambakan Kyuhyun yang menyakitkan itu sudah seperti sengatan listrik kecil. Tidak terlalu sakit tapi masih terasa.
Kihyun kembali tertawa. Ini menyenangkan.
Dia memeluk kedua orang tuanya itu, memeluk keduanya erat. "Terima kasih" ucapnya. Meski sangat lirih tapi masih terdengar oleh keduanya. Kibum dan Kyuhyun terkekeh, membalas pelukan anak semata wayang mereka dengan tak kalah erat. "Semoga kau menjadi anak yang baik. Bertambah dewasa. Tidak nakal. Tidak durhaka padaku. Panjang umur dan cita citamu tercapai." Kyuhyun persis seperti kepala sekolah di sekolah Kihyun, dia seolah berpidato panjang lebar.
Kibum berdehem. "Terima kasih telah menjadi anak kami, Kim Kihyun" Kyuhyun menghentikan aksi pidatonya dan mengucapkan terima kasihnya yang membuat mata Kihyun berkaca kaca.
"Terima kasih juga karena menjadi orangtuaku. Mom, Dad"
"Tumbuhlah dengan baik" Kibum mengelus pucuk kepala Kihyun ketika mata mereka bertemu. Kibum mengecup pucuk kepala anaknya dengan sayang. Kyuhyun tidak lupa untuk mengabadikan itu tentu saja. "Kibum dan Kihyun ku sangat tampan" teriaknya heboh.
"Hapus itu!" dan anak ayah itu serempak memberikan aksi protes mereka.
Ika. Zordick
"Kau menyebalkan!" Kyuhyun mulai lagi aksinya. Kini di tambah dengan sarung tinju dan satu sak pasir yang ditinjuinya. Itu membantunya untuk meredam emosinya dan metode yang di tawarkan oleh Kihyun ini cukup berguna. Kibum memilih menyesap kopinya sambil memperhatikan Kyuhyun. Istrinya yang sedang marah, meninju karung pasir dengan celana boxer serta kaos tak berlengan adalah yang terbaik. Keringatnya bahkan terlihat sexy bagi Kibum.
"Hm" Kibum merespon.
"AKU BENCI KAU KIM KIBUM!"
"Aku juga mencintaimu"
BUGH—
Kyuhyun mencelos. Sudah rahasia umum kalau Kibum itu seorang pujangga amatir dan Kyuhyun adalah salah satu korban sang pujangga.
Ini hari Minggu. Minggu yang sangat indah. Kyuhyun yang bahagia karena ini hari liburnya setelah comeback dan Kibum yang bahagia karena dia sudah lama tidak istirahat seharian serta menghabiskan waktu bersama keluarganya. Ya—keluarga.
Ngomong ngomong soal keluarga. Dimana si kecil Kim? Apa dia sedang bermain grand piano di ruang music keluarga mereka? "Kihyun!" Kyuhyun memanggil. Setidaknya ia ingin mengobrol dengan anak semata wayangnya dibanding suami tak pekanya.
"Kemana anak itu? Durhaka sekali jika tidak menyahuti ibunya."
Kibum berdehem mendengar omelan Kyuhyun. Dia persis seperti ibu ibu kepala tiga yang stress karena suami tak pulang pulang dan anak yang suka menghabiskan uang. Pada kenyataannya, Kibumlah yang sering stress. Memiliki istri anarkis dan anak yang tertutup. Tapi jika di lihat dari segi Kihyun, dialah yang sesungguhnya yang paling menderita, dia punya ayah yang dingin dan irit ekspresi serta ibu yang superaktif.
"Kau cerewet sekali" Kibum meletakkan gelas kopinya—membuahkan cibiran dari Kyuhyun. "Kemarilah!" Kyuhyun heran, dia selalu patuh jika Kibum memanggilnya dengan intonasi lembut seperti itu.
Kyuhyun duduk di pangkuan Kibum. "Aku bau" Kyuhyun sangat sadar dia seorang pria, produksi keringatnya juga berlebih karena dia baru saja selesai melakukan boxing kecil kecilan tadi. Kibum seakan tidak peduli, dia melingkarkan tangannya di pinggang Kyuhyun. Kibum tidak perlu bicara untuk memberitahukan pada Kyuhyun dia sedang merindu. Kyuhyun kenal Kibum dan ia juga sangat mencintainya. Kyuhyun terkekeh.
Dia menyatukan jemarinya dengan jemari Kibum, menyalurkan kerinduan mereka lewat sentuhan ringan diantara jemari mereka yang saling bergenggaman.
"Ehem!" dan suara deheman itu hanya membuat mereka menoleh. Persetan dengan anak mereka yang tidak ada polos polosnya itu. Kemesraan sesekali ini tidak ada yang boleh merusaknya. "Kau memanggilku Cuma untuk menunjukkan kemesraan kalian?" Kihyun protes.
Kyuhyun menjulurkan lidahnya. Mengejek Kihyun.
"Duduklah!" ini perintah dari sang kepala keluarga. Kihyun patuh. Seseorang yang paling ia segani dan harus ia patuhi adalah ayahnya. Kalau ibunya dia akan berpikir beberapa kali, ibunya itu sesat.
"Kihyun, usiamu kan sudah dua belas. Kau tidak punya teman?" Kyuhyun memang tidak terlalu pandai dalam memilih kata kata. Tapi Kihyun menangkap maknanya.
Ia mendesah. "Mereka itu cerewet. Mereka akan meminta datang ke rumah lalu mereka akan bertanya tentang kalian. Itu akan merepotkan"—inilah yang diambil dari Kyuhyun, Kihyun juga selalu mengutarakan pendapatnya tanpa berpikir panjang. Ia tidak terlalu suka memikirkan perasaan ibu dan ayahnya yang sekarang merasa mereka sedang menyiksa anak mereka. "Jangan merasa bersalah!" Kihyun menyambungkan.
"Siapa juga yang merasa bersalah?" Kyuhyun itu suka seenaknya. Dia juga tidak tahu diri.
Kihyun memilih bergumam. Dia malas berdebat dengan ibunya. Jika ini sebuah perusahaan dan ia adalah pimpinannya, ia akan menendang keluar orang orang sejenis ibunya ini. "Soal kami kau tak usah khawatir. Cari saja teman yang pas dihatimu, bawa dia dan kenalkan pada kami"
Kyuhyun bertepuk tangan. Ini kata kata terpanjang yang keluar dari bibir Kibum dalam sebulan ini. "Apakah itu termasuk orang yang mengajak nonton?"
Hening—
Kibum dan Kyuhyun berpandangan.
"Atau yang memberiku bunga? Dia kira aku wanita?"
Wajah Kyuhyun memucat.
"Atau yang memberiku puisi di sebuah surat?"
Kibum menatap horror anaknya tanpa mengeluarkan ekspresi berarti.
"Kihyun." Kibum berdehem. "Usiamu masih sangat muda untuk berteman yang seperti itu" itu keputusan sepihak Kibum. Padahal dia dulu sudah mendapatkan banyak penggemar wanita sejak kelas empat SD.
"Aku bukan anak anak" Kihyun mengeluarkan wajah lempengnya. Dia selalu benci dianggap bocah oleh siapapun termasuk oleh ayahnya. Tapi kalau ibunya boleh. Dia suka dimanja oleh Kyuhyun.
"Kalau aku boleh tahu" Kyuhyun menjilat bibirnya gugup. "Kau suka wanita atau pria?"
Kihyun menaikkan sebelah alisnya. Tidak mengerti. Kibum merasa Kyuhyun terlalu cepat mempertanyakan hal hal seperti itu. Dia ingin menginterupsi tapi Kyuhyun buru buru membekap mulutnya. "Maksudku, kau suka melihat Lee Hyori atau Bi Rain"
"Aku suka lagu Bi Rain"
Hening—
"Kalau kau di suruh memilih, ingin orang sepertiku atau orang seperti ayahmu yang menjagamu kelak?"
Kihyun berpikir. Ini pertanyaan paling absurd yang pernah diberikan ibunya padanya selain pertanyaan 'kira kira apa yang sedang di pikirkan ayahmu'. Jika di suruh memilih, ia takkan ingin dijaga oleh seseorang seperti ayahnya yang irit bicara dan irit ekspresi. Semuanya serba pelit. Tapi kalau dijaga oleh seseorang seperti ibunya juga pasti dunia Kihyun akan seperti neraka. Ia tak ingin seperti ayahnya yang selalu di jambak, di teriaki dan ditendang. Dirinya yakin, umurnya akan berkurang separuh.
"Aku ingin yang seperti Daddy yang akan menjagaku nanti"
Hening kembali.
Bahkan suara detik jarum jam terdengar sangat merdu. Kyuhyun berdiri dari tempatnya. Menatap anaknya dengan mulut ternganga tapi tak bersuara.
GEDEBUGH—
Kibum jatuh dari kursinya. Ia pingsan.
"KIM KIHYUN! KAU SEORANG UKE! ASTAGA!" teriakan Kyuhyun terdengar nyaring.
"ASTAGA DADDY!" Kihyun yang tidak segila ibunya lebih memikirkan nasib ayahnya yang tak sadarkan diri.
Ika. Zordick
Kyuhyun menumpukan sikunya di meja riasnya, ia tak terlalu peduli dengan kuas make up yang di sapukan oleh perias artis yang sedang mendandaninya. Bahkan script yang ditangannya tak ia pedulikan lagi. Pikirannya melayang. Masih tetap soal Kihyun. Ya—pernyataan sepihaknya tentang Kihyun seorang uke masih menghantui pikirannya. Ia tak sanggup professional jika seperti ini.
Lebih baik ia telpon Kibum saja. Minta absen hari ini.
Kyuhyun mendial nomor Kibum, mendekatkan ponselnya itu di telinganya. "Ha—" baru saja ia ingin mengucapkan salam, pintu ruang tunggunya terbuka. Menampilkan mahluk impor dari Kutub yang tengah menatapnya dingin. Seluruh orang di ruangan itu buru buru membungkukkan tubuhnya. Memberi hormat pada seorang senior di dunia entertainment itu.
"YAK! KIBUM KAU—" percayalah! Kyuhyun hanya terlalu suka memaki Kibum setiap harinya hingga ia lupa dialognya. Dia buru buru membungkuk. "Selamat siang sunbaenim" sapanya setelah ia mematikan ponselnya.
"Bagaimana persiapan kalian hari ini?" Senior mereka yang lain—yang berada satu boyband dengan Kibum tersenyum cerah. Ia melambaikan tangan dan dia memang sangat bersahabat jika dibandingkan dengan Kibum. "Variety show ini sangat penting untuk promo album kalian. Jadi berusahalah!"—dia Junhyung, artis multitalent lainnya sama seperti Kim Kibum.
"Tentu saja kami akan berusaha sekuat tenaga sunbaenim!"
"Tenang saja, kami berdua juga perwakilan dari Crush akan berpartisipasi dalam variety show kalian. Memang mendadak, tapi mohon kerjasamanya"
Suho—sang leader dari boyband Kyuhyun buru buru membungkuk. "Mohon bantuannya juga sunbaenim!" sangat sopan.
"Hei Cho Kyuhyun" semua kini beralih pada Kibum. Chanyeol dan Minho yang merupakan anggota boyband Kyuhyun bahkan menahan nafas mereka. Mereka fans berat Kibum. Apa Kibum sunbaenim tercinta bagaikan bunga mekar di tengah lumpur kehidupan yang kotor akan marah karena ketidak sopanan main vocal mereka itu? "Aku ingin punya suara berat seperti dia" impian kolot Chanyeol dimulai—padahal ia sudah punya suara yang berat.
"Ikut aku! Junhyung, aku pinjam ruangan rias kita"
"Ah—ku harap kau tidak menekan mentalnya"
"Hm" itu artinya Kibum tahu apa yang sedang ia pikirkan.
Kyuhyun mengekori Kibum pada akhirnya. Ia memajukan mulutnya sebal. Kibum itu berkuasa penuh soal menariknya ke sana kemari bahkan untuk mengabsenkannya atau mungkin menghancurkan karirnya. Lelaki ini adalah ujung tombak agensi mereka, seseorang yang berada di belakang layar boyband mereka. Lagu, konsep bahkan koreo Kibum mengambil andil penuh untuk segalanya. Hingga pembentukan mereka juga merupakan campur tangan suaminya itu.
Pintu ruangan bertulisan "Crush" tertutup. Kyuhyun jadi makin kesal, bukankah ruangan ganti ini hanya digunakan oleh dua orang tapi dua kali lebih luas dari ruangan ganti untuk boybandnya. Ini tidak adil.
"Kenapa kau seperti tidak senang begitu?" Kibum mendudukkan dirinya di sofa.
"Ten—" eh tunggu. Kyuhyun tidak sedang ingin membahas betapa tidak sukanya dia dengan ruangan ganti ini. Dia sedang memikirkan Kihyun mereka. "Ah maksudku, bagaimana dengan Kihyun kita?"
Kibum memijit pelipisnya. "Kita konyol"
"Kalau ingin konyol jangan bawa bawa aku!" Kyuhyun tidak pernah menerima dirinya dikatai konyol. Apalagi oleh orang sejenis Kibum.
"Aku sekarang mengerti betapa kecewanya orang tuaku ketika tahu aku abnormal" Kyuhyun diam kali ini. Bohong jika dia mengatakan ia tidak masalah kalau Kihyun itu abnormal. Orang tua mana yang bersedia anaknya tidak normal. Tapi ia masih ingin Kihyun bahagia. Anggaplah karena hatinya itu lembut menyayingi wanita.
Kyuhyun mendudukkan dirinya di sofa. Ia menggenggam tangan Kibum, mengecup telapak tangan suaminya dan menggosok lengan Kibum—seolah memberi kekuatan. "Kihyun sebaiknya bersama wanita"
"Aku tahu Kibum. Tapi bukankah itu tidak adil untuknya? Kau lihat kita! Kita abnormal dan orang tua kita berusaha menerima itu. Lalu kenapa kita tak bisa menerima anak kita apa adanya dia?"
Baru kali ini Kyuhyun bicara benar. Dan baru kali ini juga Kibum merasa takjub dengan pemikiran Kyuhyun. "Jikalau pun dia ingin menjadi uke. Aku akan pastikan dia mendapatkan suami yang lebih benar darimu!"—baru saja Kibum memujinya dalam hati. Tapi tidak jadi.
"Bagaimana kalau kita menjemput dia sepulang sekolah?" Kyuhyun menawarkan.
"Kalau begitu bergegas dan selesaikan ini secepat mungkin!"
Ika. Zordick
"Hatchiii~" Kihyun rasa ia akan masuk angin. Tapi firasatnya merasakan bahwa ibunya pasti membicarakannya. Kihyun mengedikkan bahunya, menatap keluar jendela—itu hobinya. Ia benci melihat orang orang yang menyibukkan dirinya berbicara satu sama lain. Ia merasa ia seorang anti social. Ia kembali melanjutkan membaca bukunya dan ia sungguh bosan kemudian.
Ini jam istirahat dan ke kantin sendirian adalah ide buruk. Ia tidak suka keramaian. Meskipun ia lapar.
PLOOP—
Kihyun menatap susu kotak yang terletak di atas mejanya. Ia mendongak dan melihat seseorang yang asing dimatanya—yang meletakkan susu kotak di atas mejanya menatapnya malas. "Aku seseorang yang duduk di sebelahmu, kalau kau bertanya" Kihyun benar benar anti social kalau begini. Ia bahkan tidak kenal orang yang duduk di sampingnya.
Kihyun jadi ingat kata kata ayahnya soal punya teman. Dan ia rasa ia menemukan satu yang sangat mengerti dirinya. "Namaku Kim Kihyun" Kihyun bangkit dari kursinya. Membungkuk pada temannya dengan sangat sopan.
"Hei… gunakan banmal! Kau membuatku malu" Kihyun rasa ia suka teman barunya yang terlihat canggung. Dia lucu. Mengingatkannya pada—ah siapalah itu. Ia rasa orang dihadapannya ini tidak asing, seperti keluarga. "Aku Jooheon"
Anak dengan seragam berantakan dan bergaya SWAG itu mengeluarkan sekantung penuh makanan dan minuman. "Aku tidak tahu kau suka roti rasa apa, jadi aku beli saja semuanya"
Kihyun menatap ragu teman barunya itu. "Kau terlalu peduli. Kau persis seperti orang mencurigakan"
"Ja—jangan salah paham!" Jooheon gelagapan. "Aku hanya merasa kau berbeda. Kau nyaris tidak peduli tentang harta atau sejenisnya seperti orang di sekolah ini. Kau tidak punya teman dan kurasa kau membutuhkanku"
"Lalu kenapa kau tak bergabung dengan mereka?"
"Mereka membosankan." Jooheon tertawa. "Aku berasal dari keluarga yang hampir bangkrut dan teman temanku berasal dari kalangan menengah kebawah nyaris berandalan di luar sana. Jadi kurasa mereka takkan pernah mau berteman denganku"
"Kau benar. Siapa juga yang mau berteman dengan pembuat masalah?"
"HEI!"
"Aku bercanda." Kihyun itu punya bagian dari Kyuhyun. Keusilannya hampir sama dengan ibu sadisnya itu. Dia tersenyum, perpaduan antara senyuman manis Kyuhyun dan killer smile Kibum. Membuat Jooheon ikut tersenyum. "Aku mau berteman denganmu. Aku seorang antimainstream" dan kalimat itu membuat Jooheon merasa kalau ia masuk dalam lingkaran anti mainstream seorang Kim Kihyun.
"Kihyun, kulihat kau suka Green Sky" Kihyun mengangguk. Ibunya bisa membunuhnya kalau tahu dia berkata pada orang orang kalau Green Sky boyband yang biasa biasa saja baginya. "Lagu mereka sangat bagus. Ku dengar semuanya ciptaan dari Kibum Crush"
"Bukan rumor. Itu kenyataan. Bahkan Kibum Crush yang membuat konsep sampai koreo mereka" Kihyun pikir ia akan dicekik oleh ibunya kalau tahu jika ia malah menaik naikkan nama ayahnya.
Jooheon sepertinya fans fanatic dari Green Sky terlihat dia yang terlonjak heboh. "Kibum Crush sepertinya sangat tertarik memproduseri mereka secara langsung. Aku pikir dia merasa kalau Green Sky mempunyai potensi yang sangat keren"
"Tentu saja, mereka punya Kyuhyun di sana!" Kihyun jadi ikut bersemangat.
"Benar! Aku penggemar Kyuhyun kalau kau mau tahu. Suaranya membuatku merasa melayang, seperti lautan biru yang membungkusku kemudian aku merasa begitu tenang" Kihyun menyetujui jika ibunya bernyanyi memang indah tapi tidak untuk berteriak dan mengatai orang. Dia persis seperti pendeklarasi kemerdekaan tapi dengan isi otak yang kosong.
"Ku kira kau penggemar Crush"—Kihyun menyandarkan tubuhnya, menatap remeh pada teman barunya itu.
Jooheon menggaruk kepalanya canggung. "Aku secara keseluruhan menyukai semua keluaran agensi mereka. Karena aku sangat menyukai Green Sky jadi aku harus tahu tentang Crush yang memiliki fandom yang jauh lebih besar dan lebih senior." Kihyun mengerti bagian ini. "Aku kadang kesal kenapa Kibum suka sekali mengkritik Kyuhyunku! Tapi aku mengerti ketika Kyuhyun yang semakin berkembang setelah debut. Semua berkat Kibum. Itu membuatku sangat menyukainya"
"Jangan bilang kalau kau itu—" perkataan Kihyun terputus. Dia pernah baca sesekali artikel tentang ini. Dia juga banyak membaca fanfiction tentang ibunya.
"Ya! Aku KiHyun shipper" astaga. "Aku baru sadar, nama mereka sama dengan namamu"
"Kebetulan kebetulan"
Bagaimana seandainya Jooheon tahu kalau dia adalah anak dari keduanya. Bisa gawat dunia.
TBC
WOW… tidak menyangka kalau ini bakal jadi chapteran xD muahahaha
Maafkan ka, entah kenapa ka suka cerita keluarga gila ini. Menurut kalian sampai berapa chapter kah ini? Ini cerita focus pada keluarga kecil Kibum, Kyuhyun dan Kihyun. Cara orang tua mengerti anak mereka dan cara mendidik anak mereka tetap dijalan yang benar.
Next chapter :
"Hei Kibum! Apakah Jooheon itu yang memikat hati Kihyun kita? Dia lebih mirip berandalan dibanding pelajar" | "Namaku Yifan, ibuku seorang Canada dan ayahku Cina. Nice to meet you two, sunbaenim!" | "Kihyun itu anak kami, tolong rahasiakan ini!" | "Jooheon itu tidak baik, dia berniat memeras Kihyun!"|
.
See you ~
