Sleeping Child

:: chapter 1 :: Oh Sehun sudah koma selama lebih dari 8 bulan dan Kris Wu mulai kehilangan harapannya. / "Dan kini, Yifan tumbuh menjadi pria biasa dan sederhana yang memiliki cinta yang besar pada keluarganya." / [KrisHun, ChanKai, ChanHun, KrisKai, LuBaek, ChangKyu] / a fanfiction about marriage life and politics / DLDR!

Kris Wu | Oh Sehun | Ace Wu | Park Chanyeol | Kim Jongin | Byun Baekhyun | Shim Changmin | Xi Luhan | Cho Kyuhyun

rappicasso

presents

an alternate universe fanfiction

Sleeping Child

:: chapter 1 ::

.

000

I'll sing for you, I'll sing for mother and praying for the world

000

.

Washington D.C., 2054

"Baiklah, sekian rapat kita siang ini. Terima kasih atas kehadiran Anda. Selamat siang." Seorang pria tampan dengan tinggi nyaris 190 cm itu berdiri dari kursinya sambil melemparkan senyumannya yang menawan pada seluruh anggota rapatnya hari itu.

Seorang pria mungil manis yang duduk di sampingnya melirik ke arah wajah sang pria tampan. Ia memang melihat pria itu tersenyum, namun senyumannya tidak setulus yang dulu pernah ia lihat.

Seluruh anggota rapat sudah meninggalkan ruangan―menyisakan sang pria tampan dan pria manis.

"Kau terlihat pucat, Kris. Kau sakit?" Pria manis―Byun Baekhyun menegur terlebih dahulu.

"Ya?" Kris Wu―sang pria tampan itu nampak tidak fokus. Ia menghentikan kegiatannya merapikan berkas-berkas rapatnya.

Baekhyun mendesah kecil. "Kau semakin tidak fokus, Kris," gumamnya pelan.

Kris hanya tersenyum kecil. Ia kembali merapikan berkas-berkasnya dan memasukkannya ke dalam tas kerjanya. "Kau langsung pulang?" Kris berbasa-basi pada sekretaris mungilnya itu.

Baekhyun membalas dengan gumaman. "Luhan akan mengajakku makan malam," jawabnya sambil ikut-ikutan merapikan berkas-berkas miliknya sendiri.

"Oh, dia bisa mendapat cuti dari kakakku, eh?"

Baekhyun mengernyit. "Cuti dari kakakmu? Oh, ayolah Kris. Luhan sudah dipindahkan ke World Bank. Ia tak lagi di Federasi yang sama dengan kakakmu," balas Baekhyun sedikit kesal. Ia menatap heran pada Kris sambil berkacak pinggang. Ia tak menduga jika Kris benar-benar tidak sefokus itu pada lingkungannya. Tapi entah kenapa, pria itu masih bisa fokus pada pekerjaannya.

"Ah, Ya Tuhan, aku lupa!" Kris menepuk jidatnya pelan, kemudian menggelengkan kepalanya sendiri.

Baekhyun menghampiri Kris, lantas menepuk bahu pria yang lebih tinggi darinya itu. "Kris, kurasa kau butuh cuti. Istirahatlah yang lama, jangan memikirkan pekerjaan, berliburlah dan bersenang-senanglah," ucap Baekhyun. Ia tak pernah lelah untuk mengingatkan hal itu pada Kris yang sedikit gila kerja itu.

Kris mendesah kecil. Bahunya turun. "Aku tak bisa bersenang-senang begitu saja, saat ada seseorang yang sedang terbaring lemah di rumah sakit dan bisa terbangun kapan saja," balasnya lirih.

Baekhyun menatap sendu ke arah Kris. Ia mengenal Kris hampir separuh hidupnya. Dan ia mengetahui betapa Kris mencintai orang yang dibicarakan pria itu. Ia hanya bisa menepuk-nepuk pundak Kris―berharap itu bisa memberi dorongan semangat untuk Kris. Ia selalu salut pada Kris―terutama jika berhubungan dengan cintanya yang besar pada keluarganya. "Bersemangatlah, Kris. Aku yakin, Sehun akan segera terbangun dan kembali pada kau dan Ace."

Kris merangkul Baekhyun erat. "Terima kasih, Baek. Terima kasih."

.

000

.

Kris tumbuh menjadi pria yang kuat karena selalu ada dukungan yang besar dan kepercayaan orang-orang di sekitarnya pada dirinya. Segala hal yang dicapai Kris hingga saat ini sama sekali bukan perjuangan yang mudah. Namun atas dorongan yang besar, Kris bisa mendapat salah satu pekerjaan terbaik di dunia―sebagai Perdana Menteri Amerika Serikat. Semuanya memang tidak mudah, apalagi Kris tumbuh pada masa Perang Dunia III terjadi. Namun hal itulah yang justru menempanya menjadi sosok yang tangguh dan hingga saat ini, ia dipercaya untuk memimpin sebuah negara yang sempat menjadi negara Adi Kuasa, terpuruk pada Perang Dunia III dan kembali bangkit di bawah kepemimpinannya.

Dan kini, kekuatan Kris kembali diuji. Istri tercintanya―Oh Sehun mengalami kecelakaan mobil. Pihak kepolisian sedang menyelidiki kasus ini, karena ini diduga sebagai salah satu bentuk perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat yang menolak kepemimpinan dunia setelah Perang Dunia III dibawah kendali China. Naasnya, kecelakaan ini membuat Sehun harus menjalani beberapa kali operasi dan saat ini hanya bisa terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit―meninggalkan Kris dan putra semata wayang mereka Ace Wu.

Ini sudah 8 bulan lebih Kris dan Ace sama-sama menunggu Sehun membuka matanya, tersenyum kembali kepada mereka dan mengatakan, "Aku baik-baik saja. Kita semua akan baik-baik saja." Mereka sudah menunggu cukup lama. Sudah terlalu banyak air mata yang diteteskan oleh Kris, sudah banyak doa yang dirapalkan Ace sebelum ia terlelap, namun Sehun sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda akan terbangun kembali.

Dan sore itu, selepas pulang bekerja, Kris pergi ke rumah sakit, menjenguk istrinya sebagai rutinitas hariannya.

"Daddy!" Ace memanggil Kris dengan semangat. Kaki mungilnya berlarian menghampiri Kris.

Kris menyambut hangat Ace dengan pelukannya. "Bagaimana kabar jagoan Daddy, hm?" tanya Kris sambil mencubit pelan hidung Ace.

"Luar biasa, Dad!" jawab Ace gembira. Dan bibir tipisnya itu mulai berceloteh banyak hal tentang apa saja yang dilaluinya sepanjang hari. Ace masih terlalu belia untuk menerima kenyataan bahwa ibunya harus koma dalam waktu selama itu. Namun, Ace sanggup menerima kenyataan itu. Yah, mungkin itu adalah gen yang diturunkan Kris pada putranya. Ace selalu menjenguk ibunya sepulang sekolah dan menunggu hingga Daddy-nya datang. Mereka berdua akan berbincang banyak hal di samping ranjang Sehun―dengan Ace yang duduk di pangkuan Kris, sementara jemari Kris yang senantiasa bertautan dengan jemari milik Sehun. Dan jika hari sudah menjelang malam, Kris dan Ace memulai doa mereka―berharap mereka bisa melihat Sehun membuka matanya esok hari dan pulang ke rumah.

"Tuan Wu?" Kepala dokter yang menangani Sehun masuk ke dalam kamar Sehun sambil memanggil Kris.

Kris menoleh. "Ya?"

Ace ikut-ikutan menoleh.

"Bisakah kita bicara sebentar di ruangan saya?" tanya sang kepala dokter―Dokter Smith.

Kris tersenyum. "Oh, tentu saja." Kris bangkit, lantas mendudukkan Ace di kursi. "Ace, jadilah anak yang baik. Jaga Mommy. Dad ingin bertemu dokter dan akan segera kembali, okay?"

Ace mengangguk mantap. "Tentu, Dad!"

Kris tersenyum puas, lalu berjalan ke luar kamar Sehun. Ia mengikuti langkah Dokter Smith menuju ruangan sang dokter.

"Silakan duduk, Tuan Wu." Dokter Smith yang sudah duduk di kursi kerjanya mempersilakan Kris duduk di hadapannya.

"Terima kasih, Dok," balas Kris sopan. Ia pun duduk.

"Ini tentang istri Anda."

Kris tahu ini pasti tentang keadaan Sehun.

Dokter Smith melepaskan kacamata yang bertengger di hidungnya, lalu mengusap wajahnya yang nampak kelelahan itu. "Kami―tim dokter sudah mengusahakan segala sesuatu yang terbaik bagi istri Anda."

Firasat Kris memburuk.

"Dan ini adalah bulan kedelapan kami menangani istri Anda, Tuan," lanjut sang dokter. "Kami sama sekali tidak menemukan tanda-tanda bahwa istri Anda akan bangun kembali."

Mata Kris mulai berair, namun ia masih terdiam―berusaha menahan gejolak emosinya.

"Saya ingin mengatakan hal ini sejak 2 bulan yang lalu, tapi saat itu, kami masih berharap besar ada kemungkinan kecil istri Anda akan terbangun dari komanya," tutur Dokter Smith. "Namun setelah kami memperhatikan keadaan istri Anda selama 2 bulan ini, tak ada perubahan yang berarti."

"Tapi Ace melihat jari Sehun bergerak, Dok. Dia masih bisa bertahan," protes Kris. Tangannya mengepal kuat.

Dokter Smith mendesah pelan. "Ada satu hal yang perlu Anda ketahui tentang istri Anda," ucapnya. "Jika saja kami mencabut seluruh alat-alat medis itu dari tubuh istri Anda, kami bisa memastikan bahwa istri Anda―"

"Dok, saya mohon." Kris menggenggam tangan Dokter Smith. Matanya berteriak ingin memohon. "Saya tidak ingin egois dengan menginginkan Sehun tetap hidup. Mungkin jika Sehun sudah tidak memiliki harapan hidup, saya akan mengikhlaskannya pergi. Tapi―" Kris tertunduk. Air matanya menetes. "―tapi ada seorang anak berumur 7 tahun disana. Setiap pagi, dia bertanya pada saya, 'Daddy, apa Mommy akan bangun pagi ini?' dan saya hanya bisa menjawab 'Kita lihat saja nanti siang.' Setiap siang, dia akan pergi ke tempat ibunya dirawat―memastikan bahwa ibunya sudah bangun. Namun ia hanya mendapat jawaban yang sama. Jadi ia hanya bisa menganggap bahwa ibunya duduk di hadapannya, menatapnya, dan akan mendengarkan apapun yang ia katakan," jelas Kris. Ia terisak. "Dan di sisa harinya, anak itu akan menghabiskan waktunya dengan berdoa―berharap agar ibunya terbangun kembali. Dan itulah yang dia lakukan selama 8 bulan terakhir ini."

Dokter Smith tertegun pada cerita Kris. Sebelum kasus kecelakaan Sehun, dokter itu hanya bisa melihat Kris melalui layar kaca dan memperhatikan betapa kharismatiknya pria muda itu. Namun kali ini, yang ada di hadapannya adalah seorang Kris Wu yang sederhana, yang bahkan rela memberikan hidupnya untuk orang yang dicintainya. Ia sudah menghadapi banyak cerita seperti ini. Namun ia tak pernah merasa tersentuh seperti ini.

Kris menatap lekat-lekat ke arah Dokter Smith. "Tegakah Anda memupuskan harapan anak itu selama 8 bulan ini?"

Dokter Smith hanya terdiam. Ia tak tahu harus menjawab apa.

"Saya hanya berusaha untuk menjaga perasaan Ace selama ini. Saya tidak sanggup melihat ia bersedih jika ia mengetahui ibunya sudah tak bisa lagi diselamatkan. Dan kalau bukan karena Ace, mungkin saya sudah menyerah sejak dulu. Saya berusaha tegar hanya karena keberadaan Ace," ungkap Kris jujur.

Dokter Smith kembali tersentuh.

"Tolong saya, Dok. Tolong, lakukan apapun agar istri saya masih bisa bertahan hidup―setidaknya, biarkan jantungnya tetap berdetak. Biarkan Ace tetap merasa bahwa ia memiliki seorang ibu," mohon Kris sekali lagi.

Dokter Smith tersenyum. Ia membalas genggaman tangan Kris. "Kami akan mengusahakan yang terbaik."

Terdapat kelegaan di mata Kris.

"Demi Ace Wu."

.

000

.

"Akhirnya, kau berkunjung juga." Wu Changmin menghampiri adik satu-satunya, Kris. Ia memberikan pelukan selamat datang untuk adiknya yang sedang berkunjung ke rumahnya.

Kris membalas pelukan Changmin sambil terkekeh pelan. "Aku harus menyerahkan beberapa laporan padamu, Hyung," balas Kris. "Sekalian saja, aku mampir ke rumah kalian." Kris melepas pelukannya dan kembali duduk di atas sofa.

"Jadi, kau hanya sebentar saja, eh?" tanya Changmin sambil mendudukkan tubuhnya di atas sofa.

"Kupikir kau akan menginap, Kris." Suara istri Changmin―Cho Kyuhyun terdengar dari arah dapur. Pria manis itu berjalan ke arah ruang keluarga sambil membawa nampan berisi tiga cangkir teh. Well, meskipun Changmin adalah Sekretaris Jenderal One-World Federation (organisasi pengganti PBB setelah Perang Dunia III), namun ia selalu hidup dengan sederhana. Karena itulah yang diterapkan oleh keluarga Wu selama ini. Salah satunya adalah dengan meminimalisir jasa pembantu.

"Tidak, Hyung. Ace masih menungguku di rumah," balas Kris.

"O-oh, kenapa dia tidak ikut?" tanya Kyuhyun.

"Dia sedang menemani Sehun di rumah sakit," jawab Kris sambil tersenyum.

Changmin dan Kyuhyun saling melempar pandangan. Keduanya sangat takjub pada kegigihan Kris dan Ace dalam menantikan Sehun terbangun dari tidur panjangnya.

Changmin berdeham. "Lalu, bagaimana kabar Sehun?"

Kris mendesah kecil sambil mengangkat bahu. "Kemarin, dokter mengatakan padaku kalau mereka mulai menyerah pada kondisi Sehun. Sudah tak ada perkembangan berarti selama dua bulan terakhir."

Kyuhyun terkejut dan refleks menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Kris tersenyum tipis. "Tapi aku berusaha meyakinkan mereka untuk tetap mempertahankan Sehun―demi Ace," jelasnya.

Changmin tertegun. Ia memang dua tahun lebih tua dari Kris, namun ia tak yakin jika ia memiliki kedewasaan seperti Kris. Ia tak tahu jika ia harus berada di posisi Kris―menerima kenyataan bahwa Kyuhyun koma dan harus berusaha mengurus Yoogeun seorang diri.

Changmin dan Kyuhyun pun segera berusaha mengganti topik pembicaraan―sebelum Kris semakin larut dalam kesedihannya. Yah, sejauh ini, hanya hiburan-hiburan kecil yang bisa mereka berikan untuk Kris. Toh sekalipun Changmin sudah berulang kali menyuruh Kris untuk mengambil cuti, namun Kris menolaknya dan bersikukuh untuk tetap bekerja.

Kris pulang dari rumah Changmin ketika matahari nyaris terbenam.

"Adikmu adalah pria yang tangguh," puji Kyuhyun sambil membawa cangkir bekas minuman mereka ke dapur.

Changmin mengikuti langkah sang istri. "Ya, dia bahkan lebih tangguh dibanding aku," balasnya.

Kyuhyun meletakkan nampak di atas meja, lalu membalik tubuhnya menghadap Changmin.

Changmin menghentikan langkahnya dan mendongak. "Sejak Yifan lahir, ayah selalu tahu bahwa Yifan adalah anak yang tangguh. Wajar saja, jika Yifan sudah ditempa mati-matian oleh ayah." Changmin mulai berkisah―memanggil Kris dengan nama kecilnya seperti kebiasaannya hingga saat ini. "Tapi Yifan tetaplah Yifan. Dia hanyalah anak laki-laki biasa. Dia akan menangis saat dia terjatuh dan berteriak saat dia ketakutan. Dia hanyalah seorang anak laki-laki biasa," jelas Changmin.

Kyuhyun menatap Changmin lekat-lekat―masih menantikan deretan kalimat yang akan meluncur dari bibir sang suami.

"Dan kini, Yifan tumbuh menjadi pria biasa dan sederhana yang memiliki cinta yang besar pada keluarganya."

.

000

.

Kris membaringkan tubuhnya di atas ranjang king size miliknya―seharusnya menjadi miliknya dengan Sehun. Ia baru saja menidurkan Ace di kamarnya. Sebelum Sehun kecelakaan dan koma panjang, pria manis itulah yang akan mengantar Ace hingga terlelap. Namun, semenjak Sehun terbaring lemah, Kris-lah yang harus mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan Ace. Ace adalah anak yang periang, namun sesungguhnya ia tak mudah diasuh oleh siapa saja. Ia hanya mau diasuh oleh Sehun, Kris, Chen―butler di rumah Kris, dan Kyuhyun―sebagai pamannya. Ace saja ketakutan saat didekati oleh Changmin, karena menurutnya, Pamannya yang satu itu memiliki seringaian yang menyeramkan.

Kris memejamkan matanya sejenak. Ingatannya kembali lagi saat Dokter Smith mengatakan bahwa kemungkinan Sehun bertahan hidup semakin menipis. Kris pun tak bisa memungkiri hal itu. Ia bukan pria yang bodoh. Meski ia tak memahami dunia kedokteran, namun dengan melihat kondisi Sehun akhir-akhir ini yang nyaris tanpa perubahan membuat semangatnya mulai luntur.

Jikalau boleh―

bolehkah ia menyerah sekali ini saja?

Ia hanya―

sudah lelah. Siapa bilang menjalani hidup seperti ini mudah? Memimpin sebuah negara dan mencoba memperbaiki keutuhan keluarganya bukanlah perkara mudah.

Namun untuk kesekian kalinya, ia teringat Ace. Bocah itu masih punya semangat dan harapan yang besar. Matanya yang kecoklatan itu akan berbinar-binar, seolah berkata, "Daddy, Mommy pasti akan bangun."

Tapi harus sampai kapan ia menunggu dalam ketidak pastian seperti ini?

Setiap malam, ia sudah berdoa bersama Ace. Setiap hari Minggu, ia akan pergi ke gereja bersama Ace―memanjatkan doa dan harapan yang sama pada Tuhan. Namun, apa yang ia dapatkan? Setitik cahaya pun tak diberikan oleh Tuhan.

Cahaya Kris Wu mulai meredup.

Dan akan terus meredup seiring dengan menurunnya kondisi Sehun.

Haruskah ia bertahan?

.

KEEP or DELETE?

.

Maaf, nambah series baru. Plotnya udah lama, tapi baru akhir-akhir ini aku sempet mikirin lagi hehe. Dan jadilah ff Sleeping Child ini. Sebenernya, ini terinspirasi dari lagunya MLTR-Sleeping Child. Yah, kalo mendengar judulnya, centre dari cerita ini seharusnya Ace Wu. Tapi di chapter 1 ini, saya jadikan Kris sebagai centre-nya. Chapter depan, Ace bakal jadi centre-nya hohoho. Tapi tenang aja, ff ini tetap bergenre romance kok~

Saya ga tahan untuk ga nangis pas nulis ff ini T^T *ketahuan cengeng* Ga nyangka kalo nulis chapter 1-nya bakal mengharu biru -_- Tapi chapter selanjutnya, ga bakal sedih-sedih banget kok/? hehehe. Sedihnya nanti ala romance gitu/? Dan nanti bakalan banyak konspirasi karena saya ngangkat tema politik _-_

Oiya, ini settingnya tahun 2054, abis perang dunia III. Nanti saya juga bakalan jelasin kondisi dunia saat itu dan masa-masa perangnya. Maaf ya, kalo rada berat dikit _-_ Saya mau nyoba hal baru/? hehehe

Dan buat yang nanya tentang kapan ff lainnya di-update? Sabar, ya. Sebenernya, saya lagi hiatus UKK hehehe. Jadi, saya bakal ngelanjutin ff lainnya minggu depan.

last but not least,

mind to review?

love,

rappicasso