Happy Reading!

Disclimer: Super Junior milik Tuhan YME

This story is MINE!

Cast: Lee Donghae/Aiden Lee, Lee Hyukjae/Eunhyuk, Choi Siwon, Choi Minho, Cho Kyuhyun/Marcus Cho, Jung Yunho, Kim Jongwoon/Yesung/Jeremy Kim, Kim Ryeowook, and other.

Genre: Romance, Action 'gagal'

Rate: T

WARNING!
YAOI/BL/Sejenisnya, Super GJ, M-PREG, super abal, typo(s), EYD dipertanyakan, OOC, dan lain sebangsanya.

.
.

One Hundred Million Dollar Boy

~Prolog~

.
.

Berbeda dengan kebanyakan anak berusia 10 tahun lainnya. Donghae, satu-satunya putra Kangin dan Leeteuk lebih menyukai perayaan ulang tahun yang sederhana. Bukan karena keluarga Donghae tidak mampu membuat perayaan ulang tahun yang meriah, tidak! bukan itu masalahnya. Keluarga Donghae adalah salah satu pemilik perusahaan tambang terbesar di Korea, beberapa juta won yang mereka keluarkan untuk merayakan ulang tahun anak tunggal mereka tentunya tidak akan jadi masalah. Yang menjadi masalah disini adalah Donghae, bocah yang sedari bayi sudah memiliki kadar ketampanan berlebih itu tidak terlalu suka dengan segala macam kerumitan acara-acara formal seperti perayaan ulang tahun yang meriah, apa lagi jika harus berhadapan dengan ratusan orang yang sama sekali tidak ia kenal.

Ada alasan kenapa bocah itu tidak menyukai acara-acara meriah dan terkesan formal layaknya perayaan ulang tahun. Donghae, bocah berumur 10 tahun yang tampan itu pernah mengalami peristiwa yang menyebalkan saat kedua orang tuanya membuat perayaan untuk memperingati ulang tahun ke tujuhnya secara besar-besaran. Sebagian besar tamu-tamu yang diundang dalam pesta itu nyaris tidak ada yang dikenal oleh Donghae, teman-teman satu kelasnya memang diundang dan datang dalam pesta itu namun, jika diprosentasekan jumlahnya hanya sekitar 5% dari keseluruhan tamu yang hadir. Bayangkan bagaimana reaksi Donghae. Sudah pasti bocah tampan itu bosan dan jengah karena perayaan ulang tahunnya didominasi oleh kegiatan-kegiatan khas orang dewasa yang sudah direncanakan oleh orang tuanya. Bocah tampan itu nyaris menjadi pajangan hidup dalam pesta lantaran tidak tau harus berbuat apa.

Semenjak itulah Donghae tidak menyukai pesta-pesta meriah yang diadakan oleh kedua orangtuanya. Dan sejak itu juga Leeteuk dan Kangin tidak pernah lagi mengadakan perayaan besar-besaran karena sang anak tidak mau lagi menjadi 'pajangan hidup'.

Well, untuk keluarga sekelas keluarga Donghae, perayaan ulang tahun yang formal dan meriah memang wajib tapi, untuk sesekali—setidaknya—bolehlah Donghae meminta kepada kedua orang tuanya sebuah perayaan sederhana yang berkesan, tanpa adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dan tanpa kehadiran orang-orang yang tidak ia kenal.

Sesekali Donghae ingin merayakan pesta ulang tahunnya dengan satu undangan saja. Sebuah undangan istimewa yang ditujukan pada satu keluarga yang memiliki hubungan dekat dengan keluarganya, kebetulan Donghae juga sering—lebih tepatnya selalu—menghabiskan waktu dengan putra tunggal keluarga itu.

"Saengilchuka Hae-ah."

Seseorang berperawakan keibuan itu tersenyum manis pada bocah tampan berumur 10 tahun yang duduk di hadapannya. Tangan orang tersebut memegangi sebuah kotak hadiah berbentuk balok berukuran sedang dan terulur di hadapan bocah tampan yang baru saja ia berikan ucapan selamat.

Donghae—si bocah tampan berumur 10 tahun—menerima hadiahnya dengan wajah senang.

"Ne, gamsahamnida Lee ahjumma. Bolehkah aku buka sekarang?"

Setelah mendapatkan anggukan atas pertanyaannya, Donghae membuka kado yang baru saja diterimanya itu dengan semangat.

"Eh?"

Donghae mengeluarkan sebuah benda panjang berbandul dari dalam kotak hadiahnya kemudian menatap benda itu secara intens.

"Apa ini, ahjumma?"

Donghae mengalihkan pandangannya dari hadiah yang baru saja ia dapatkan. Matanya mulai membuat kontak langsung dengan seseorang yang tadi memberinya kado, berharap ada penjelasan lebih lanjut tentang benda itu namun, orang yang ditanyai Donghae hanya mau memberi sebuah senyuman manis berjuta makna.

"Nanti saat Hae dewasa, Hae akan tahu apa itu. Lihatlah, Hyukkie juga punya."

Orang yang dipanggil Lee ahjumma itu mengeluarkan satu benda—serupa dengan yang didapat Donghae—dari balik kemeja seorang bocah berusia 7 tahun yang duduk di samping kirinya. Bocah berambut blonde ikal dengan mata bulat dan pipi tembem yang sangat lucu dan menggemaskan.

Donghae tersenyum lebar saat melihat Eunhyuk—nama bocah berumur 7 tahun yang dipanggil Hyukkie—mengenakan benda serupa dengan hadiah yang ia dapatkan.

"Kenapa eomma selalu memberikan Hyukkie barang yang sama dengan Hae hyung?" protes Eunhyuk. Bocah berusia 7 tahun itu menggoyang-goyangkan tangan sang eomma sambil memasang wajah cemberut. Berusaha memprotes perlakuan sang eomma yang—menurut bocah berumur 7 tahun itu—tidak adil. Donghae hanya putra dari teman baik orang tua Eunhyuk namun, perlakuan orang tuanya kepada Donghae sudah seperti anaknya sendiri. Hal itu sedikit banyak membuat Eunhyuk iri pada Donghae.

"Hyukkie chagi, tidak boleh begitu. Bukankah Hyukkie tadi bilang kalau suka benda ini?" tanya Lee ahjumma sambil mengelus surai blonde putranya. Menenangkan sekaligus mengalihkan perhatian sang anak supaya berhenti merajuk.

"Iya sih, Hyukkie suka benda ini. Tapi Hyukkie tak suka Hae hyung!"

Bocah berusia 7 tahun itu memalingkan mukanya dari sosok Donghae yang kini sedang melotot karena kaget.

"Waeyo Eunhyukkie?" tanya Donghae penasaran, disertai sedikit rasa tidak terima.

"Hyukkie berani bersumpah demi 7 turunan monyet yang ada di seluruh dunia, kalau Hae hyung itu raja ikan paling pervert, eomma..." kata Eunhyuk manja—masih tanpa melihat ke arah Donghae tentunya.

Orang tua Donghae dan juga orang tua Eunhyuk tertawa lantang mendengar perkataan Eunhyuk. Mereka tau pasti jika anak berusia tujuh tahun itu hanya asal bicara, mereka yakin Eunhyuk tidak tau apa arti kata yang barusan ia katakan, mengingat tak pernah ada yang mengajarkan kata-kata seperti itu pada bocah imut nan manis yang sedang pouting itu.

Berbeda dengan yang lainnya, Donghae diam—jangan harap dia tertawa, tersenyum sedikit saja tidak dia lakukan. Sepasang mata miliknya menatap lekat sosok Eunhyuk. Tak ada yang tau apa arti tatapan Donghae. Mungkin bocah tampan itu merasa tidak terima dikatai pervert oleh bocah manis yang lebih kecil darinya itu, mengingat seberapa luas pengetahuan Donghae tentang kata-kata seperti 'pervert'.

Tapi bukan hal itu yang sebenarnya membuat Donghae betah memandangi Eunhyuk tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ada hal lain dalam diri bocah 7 tahun itu yang menarik perhatian Donghae, seperti kelopak mata bulat yang berulang kali mengerjab lucu dan juga bibir mungil yang masih betah pouting.

Dada Donghae tiba-tiba merasakan hal aneh tapi, bocah berambut brunette itu tak ambil pusing tentang apa yang ia rasakan. Lagi pula, apa yang bisa dimengerti anak berusia sepuluh tahun tentang perasaan seperti itu? Masih terlalu dini bagi Donghae memikirkan hal-hal membingunkan seperti itu.

.

.

TEEET TEEET TEEET

Bel tanda pulang berbunyi, semua siswa sekolah dasar dengan semangat berlari keluar meninggalkan kelas mereka.

"Eunhyukkie!"

Merasa terpanggil, Eunhyuk—yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah—menoleh ke arah sumber suara. Setelah mengenali siapa yang memanggilnya dengan semangat 45, Eunhyuk memutar bola matanya malas kemudian memalingkan wajah imutnya dari Donghae—anak lelaki yang tadi memanggilnya dengan semangat 45.

"Wae?"

Eunhyuk bertanya tanpa menoleh pada lawan bicaranya dan kembali berjalan.

"Hyukkie, ayo kita main dirumahmu!" ajak Donghae sambil berjalan mengikuti langkah Eunhyuk.

"Hyung, apa tidak bosan tiap hari main denganku?"

"Ani, hyung malah senang bisa main denganmu tiap hari."

Eunhyuk menghela nafas dan menghentikan langkahnya sebelum bocah berambut blonde itu menghadap Donghae—yang ikut berhenti berjalan tentunya.

"Tapi Hyukkie bosan hyung! Hyukkie mau main sama Choco!"

Donghae melotot. "Kenapa Hyukkie lebih tertarik main sama anjing yang hyung berikan sebagai hadiah ulang tahun itu?"

"Karena Choco tidak pervert sepertimu, hyung!"

Donghae mulai terlihat kesal namun, keinginannya untuk bermain dengan Eunhyuk sama sekali belum luntur.

"Hyung tak mau tahu! Pokoknya ayo kita pulang ke rumahmu dan kita bermain dengan Choco, arra?"

Tak mau menerima penolakan, Donghae langsung menarik tangan Eunhyuk menuju sebuah mobil hitam yang sedari tadi sudah menunggunya. sedangkan yang ditarik terlihat makin cemberut dan memanyunkan bibirnya, imut.

.

.

Mobil yang membawa Donghae dan Eunhyuk sudah masuk ke dalam pekarangan rumah kelarga Eunhyuk. Mobil itu berhenti tepat di depan bangunan utama rumah Eunhyuk. Setelah Donghae meminta supirnya untuk pulang dan memberi kabar pada Leeteuk bahwa dirinya kini bermain di rumah Eunhyuk, dua bocah beda usia itu segera masuk ke dalam rumah dengan ceria, melupakan fakta bahwa mereka usai bertengkar akibat Choco. Dasar anak kecil. -_-

"Eomma, Hyukkie pulang!" seru Eunhyuk ketika tubuh kecilnya melintasi pintu masuk.

Tak ada jawaban.

Mungkin mereka semua sedang sibuk, begitulah pemikiran polos Eunhyuk, mengingat sang eomma dan para maid yang ada di rumah Eunhyuk memang selalu sibuk dengan kegiatan masing-masing saat dirinya pulang sekolah.

Tapi Eunhyuk merasa ada yang aneh. Sepenting apapun kegiatan yang sedang dikerjakan, sang eomma pasti menyempatkan diri untuk menyambutnya. Begitupun para maid, sesibuk apapun mereka pasti akan terdengar suara-suara kehidupan dari berbagai penjuru rumah. Tapi saat ini tidak ada suara apapun. Rumah Eunhyuk terasa sangat sepi, seperti rumah yang sudah lama ditinggalkan oleh sang penghuni.

"Hyukkie, kemana ahjumma?" tanya Donghae. Rupanya bocah tampanyang baru saja merayakan ulang tahunmya dengan tenang dan damai ini juga merasakan sebuah keganjilan dalam rumah Eunhyuk.

Karena tak tau pasti apa yang sedang terjadi di rumahnya, Eunhyuk hanya mengangkat bahu sambil melanjutkan perjalanannya memasuki rumah.

"OMO!"

Mata Eunhyuk dan Donghae terbelalak ketika mereka sampai di ruang tamu. Ruangan itu berantakan, porak poranda, kacau seperti kapal Titanic yang menabrak gunung es tapi, yang lebih mengejutkan bagi kedua bocah itu adalah beberapa tubuh orang dewasa yang berserakan disana sini lengkap dengan darah dan bau anyir yang menguar dari berbagai macam luka yang ada di tubuh orang-orang itu.

Eunhyuk dan Donghae mulai ketakutan melihat pemandangan mengerikan didepan mata mereka.

DOOR DOOR DOOR

Suara tembakan dari lantai dua membuyarkan kekagetan dua bocah itu. Eunhyuk dan Donghae segera mengarahkan pandangan mereka ke lantai dua dan mendapati dua sosok pria berwajah beringas menuruni tangga rumah Eunhyuk dengan tergesa-gesa.

Sadar akan keberadaan dua bocah tersebut, dua pria berwajah beringas itu menghentikan langkah mereka tepat didepan Eunhyuk dan Donghae kemudian menyeringai. Tak sampai satu menit, salah seorang berwajah beringas sudah mengarahkan senapan yang ia pegang kepada Eunhyuk namun, Donghae menghalangi senapan itu dengan cara menutupi tubuh Eunhyuk dengan tubuhnya yang sedikit lebih tinggi, dan akhirnya ujung senapan itu tepat berada di depan kening Donghae.

"Eomma! Appa!" teriak Eunhyuk ketika mendapati kedua orangtuanya menuruni tangga rumah mereka.

"Chagiya cepat lari! Hae-ah bawa Hyukkie keluar dari sini!"

Donghae mengangguk, segera menarik tangan Eunhyuk dan berlari meninggalkan rumah itu namun, sebelum ia dan Eunhyuk sempat berlari, dua orang berwajah beringas itu dengan cepat merengkuh tubuh kecil Donghae dan Eunhyuk, membekap dan menodongkan senapan kearah kepala Donghae dan Eunhyuk.

"Buang senjata kalian!" teriak orang yang membekap Eunhyuk.

Eomma dan appa Eunhyuk tersentak, sedetik kemudian mereka meletakkan senjata mereka sesuai permintaan orang yang membekap Eunhyuk.

"Lepaskan mereka! Mereka tidak tahu hanya denganku, Sooman."

Appa Eunhyuk memohon namun seseorang bernama Sooman itu tidak menghiraukan permintaan tulusnya.

"Jadi, siapa di antara dua bocah ini yang mempunyai nilai seratus juta dolar?" Sooman bertanya santai.

"Dia tidak disini!" eomma Eunhyuk menyela.

"Jangan bohong! Atau kalian akan melihat kepala kedua bocah ini pecah."

Orang tua Eunhyuk memilih diam. Tak ingin memberi informasi sedikitpun pada Sooman. Tentu saja mereka tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada anak mereka dan Donghae. Karena sesungguhnya Eunhyuk lah seseorang yang menjadi alasan Sooman datang dan membuat keributan di kediaman keluarga Eunhyuk. Seorang bocah yang memiliki nilai seratus juta dolar.

Sooman mulai menjalankan ujung senapan itu di leher Eunhyuk, mengambil sebuah kalung yang tergantung dilehernya.

"Jadi apa kau masih bisa mengelak dengan ini? rupanya kau benar-benar ingin melihat kepala bocah ini pecah."

Sooman menyeringai. Lelaki berwajah beringas itu sangat yakin jika bocah yang ada dalam bekapannya itulah yang ia cari.

"Andwae! Geuraeyo, aku yang akan menjadi gantinya, tapi kau harus melepaskan anak-anak itu!"

Kini eomma Eunhyuk yang memohon. Ibu yang hanya punya seorang putra itu mulai meneteskan air mata sambil berjalan menuju Sooman.

DOOR

Mata Eunhyuk membelalak sekaligus mengeluarkan air mata saat melihat eomma-nya ambruk di atas lantai karena terkena tembakan dari Sooman.

"Yeobo!"

"Eomma!"

"Keterlaluan!" Appa Eunhyuk mengambil senapan yang tadi diletakkannya dilantai, berniat membalas serangan Sooman.

DOOR

Belum sempat Appa Eunhyuk menegakkan badannya, Sooman kembali melepaskan sebuah tembakan kearah appa Eunhyuk.

"Appa!"

Eunhyuk sudah tidak bisa menahan dirinya. Bocah itu meronta, berusaha melepaskan diri dari bekapan Sooman namun, ukuran tubuhnya yang terlampau kecil itu sama sekali tidak mendukung aksinya.

Sooman menyeringai dan mulai menarik kasar kedua bocah yang ada dalam cengkeramannya untuk pergi dari rumah Eunhyuk.

.

.

Donghae melihat sebuah peluang untuk kabur saat mendapati kedua penjahat itu sibuk mencari kunci mobil mereka. Dengan seluruh tenaga yang ia miliki, bocah tampan berusia 10 tahun itu menggigit tangan penjahat yang digunakan untuk membekap mulutnya.

"AAARGHHH!"

Usahanya berhasil. Sang penjahat menjerit histeris kemudian menjatuhkan Donghae begitu saja.

Peluang kabur semakin besar, Donghae berlari ke arah Sooman yang menyekap Eunhyuk, segera ditendangnya daerah kemaluan Sooman dan menarik kasar tangan Eunhyuk untuk pergi meninggalkan dua penjahat itu.

Eunhyuk dan Donghae berlari sekuat tenaga mereka, berusaha keluar dari rumah Eunhyuk tapi entah arah mana yang mereka tuju, mereka berdua hanya berputar-putar di pekarangan belakang rumah Eunhyuk sambil menghindari dua orang penjahat yang masih betah 'bermain' kejar-kejaran dengan mereka.

"Hyukie apa kau tahu pintu keluar lain selain yang di depan?"

"Ada pintu keluar dibelakang sana."

Eunhyuk menunjuk sebuah pintu kecil yang ada disudut pekarangan rumahnya. Setelah Donghae melihat dengan jelas pintu yang dtunjuk Eunhyuk, Donghae menambah kecepatan larinya—tanpa melepaskan tangan Eunhyuk.

Mereka sampai di depan pintu yang tadi ditinjuk membuka pintu itu dan matanya langsung membulat kaget.

"Ya, hyukkie! ini bukan pintu keluar! ini pintu menuju sungai!"

Donghae bergidik ngeri melihat arus sungai yang cukup deras dan pasti kedalaman sungai itu melebihi tinggi badan orang dewasa.

Sepertinya Eunhyuk salah menebak pintu mana yang bisa ia gunakan untuk keluar, bukan hal yang aneh, pintu keluar alternatif di rumah itu memang banyak jadi tidak heran jika Eunhyuk salah menebak.

Sooman berhasil mengejar Donghae dan Eunhyuk. Tanpa disadari oleh dua bocah itu, dua lelaki yang sedari tadi mengejar mereka sudah berdiri tegak di balik punggung kecil Donghae dan Eunhyuk yang masih terpana dengan keadaan suangai di depan mereka.

"Kau tak bisa lari lagi tikus kecil!"

Eunhyuk dan Donghae berbalik. Mereka berdua serempak meneguk liur masing-masing, jarak mereka dan Sooman terlampau dekat, bisa dipastikan dua bocah itu tidak akan bisa lari lagi sekarang.

Lagi-lagi Sooman menyeringai, mengetahui kedua bocah itu tengah terpojok.

"Kalian jangan macam-macam," ucap Donghae dengan nada takut sambil menyembunyikan tubuh kecil Eunhyuk dibelakang tubuhnya.

"Habisi saja anak ini! urusan kita hanya dengan si blonde itu," ucap rekan Sooman.

Masih tetap menyeringai, Sooman melangkah mendekati Donghae dan Eunhyuk. Entah apa rencananya.

"Jangan mendekat!" bentak Donghae.

Merasa terancam, bocah berusia 10 tahun itu ikut mundur mencoba menjauhi kedua penjahat yang semakin dekat dengannya.

"Jangan melawan tikus manis, ahjussi tak akan menyakitimu jika kalian menurut."

"Hyung!"

"Hyukkie!"

"Shit!" Sooman mengumpat histeris saat melihat Eunhyuk terjatuh ke dalam sungai, dengan cepat dan kasar Sooman menarik kerah baju Donghae, menghempaskan tubuh kecil itu di bawah kakinya, sedangkan rekannya berlari ke arah pintu untuk melihat keadaan Eunhyuk.

"Dia tidak ada! sudah terbawa arus."

Sooman mendelik. Diliriknya Donghae yang tersungkur di kakinya.

Tanpa aba-aba Sooman menarik dan mulai menghajar Donghae secara brutal, tak diperdulikannya bahwa bocah yang ia siksa itu masih di bawah umur.

"Ini semua gara-gara kau! Seratus juta dolarku jadi hilang."

DOOR

Suara tembakan diudara yang dilepaskan oleh seorang polisi—yang tiba-tiba muncul di pekarangan belakang rumah Eunhyuk—berhasil menginterupsi kegiatan Sooman.

Mengetahui siapa yang melepaskan tembkan itu, Sooman dan temannya segera berlari tunggang langgang meninggalkan Donghae yang sudah babak belur.

Polisi itu berniat mengejar Sooman, namun niatnya diurungkan setelah ia melihat Donghae terbaring lemah diatas rerumputan. Terlihat mengenaskan, akan sangat berdosa jika polisi itu tidak menolongnya terlebih dahulu, lagi pula dirinya datang ke tempat itu dengan beberapa rekannya yang lain, rekannya pasti bisa menangkap—setidaknya mengejar—dua penjahat itu.

Polisi muda itu menghampiri Donghae.

"Tidak apa-apa, kau sudah aman," ucap sang polisi.

Donghae melenguh kesakitan. Matanya yang lebam itu sedikit terbuka karena merasakan seseorang mengangkatnya.

"Ahjussi, tolong selamatkan Hyukkie," ucap Donghae lemah sambil menunjuk ke arah sungai tempat Eunhyuk terjatuh.

Dengan sigap, namja berbadan kekar yang mengenakan seragam polisi itu meletakan kembali tubuh Donghae dan berlari menuju arah yang ditunjuk Donghae.

"Tak ada siapa-siapa disini."

Polisi itu kembali ke tempat Donghae namun sayang Donghae telah kehilangan kesadarannya. Polisi yang diketahui bernama Jung Yunho itu menyerahkan Donghae pada temannya untuk segera diberi pertolongan, sedangkan dirinya masih tertarik untuk mencari bocah yang disebut "Hyukkie" oleh bocah tadi.

"GUK GUK"

Suara anjing kecil itu mengalihkan perhatian Yunho yang sedang sibuk mengamati derasnya aliran sungai. Anjing kecil berjenis cihuahua coklat itu menggonggong keras seolah ingin mengatakan sesuatu pada Yunho.

Yunho mendekati anak anjing itu namun, anak anjing itu malah berjalan menjauhi Yunho sambil mengendus tanah. Setelah beberapa lama mengendus, anak anjing yang diketahui adalah Choco itu berhenti di pinggiran sungai, lebih tepatnya berhenti di samping bocah blonde yang tak sadarkan diri.

Yunho kaget melihat apa yang ditemukan anak anjing itu. Polisi berwajah tampan sekaligus seram itu mendekati anak berusia 7 tahun yang tak lain dan tak bukan adalah basah kuyup dan banyak terdapat luka goresan. Beruntung tadi tubuh Eunhyuk tersangkut ranting pohon sehingga ia tidak terlalu jauh terseret arus sungai.

.

.

Seorang namja tampan berwajah Cina dan juga seorang lagi namja berwajah cantik berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri koridor rumah sakit. Langkah mereka terhenti pada salah satu kamar yang memang menjadi tujuan mereka. Perlahan namja berwajah cantik itu membuka pintu kamar rawat dan segera masuk ke dalam ruangan tersebut, diikuti namja berwajah khas Cina.

"Malang sekali nasib anak ini," ucap sang namja tampan berwajah Cina. Dirinya merasa iba saat melihat bocah manis berambut blonde tergeletak lemah di atas ranjang rawat rumah sakit yang ada di hadapannya.

"Aigoo, dia manis sekali, Hannie kita bawa pulang dia, ne?" pinta si namja cantik.

Hanya dengan sekali lihat, Heechul—nama namja cantik itu—berhasil terpikat dengan wajah manis bocah polos berumur tujuh tahun di hadapannya. Apapun yang terjadi, namja cantik itu bertekat akan membawa pulang anak itu, meskipun Heechul tidak tau pasti siapa dan kenapa anak itu bisa sampai di rumah sakit.

Mengerti jika namja cantik yang ada di sampingnya itu sangat ingin mempunyai putra berwajah imut dan menggemaskan seperti bocah manis yang ada di hadapannya, namja tampan yang tadi dipanggil Hannie—Tan Hankyung, suami dari Heechul—itu segera mengangguk, menuruti kemauan istrinya. "Ne Chullie, daia sangat manis. Siwon dan Minho pasti akan menyukainya."

.

.

Suasana pemakaman nampak hening, semuanya berkabung di hadapan tiga makam yang masih baru itu,tak terkecuali seorang namja tampan berusia 10tahun itu.

"Hae-ah kita pulang ne, biarkan Hyukkie beristirahat dengan tenang." ucap Leeteuk sembari membelai rambut brunette putranya.

Donghae tak bergeming, ia masih menatap sendu makam seseorang yang sudah ia anggap lebih dari seorang sahabat itu. 'Hyukkie, aku janji padamu akan menemukan orang itu, kau tunggu aku disana, ne?'

.
.

T.B.C

.
.

Inilah hasil dari perbaikan saya.

Saya tau FF saya ini masih jauh dari kata sempurna, saya sudah berusaha yang terbaik buat benerin FF ini, dan bagi siapa saja yang masih menemukan kekurangan dalam FF saya ini ataupun yang lain, saya harap jangan sungkan untuk meberitahu ke saya ya.

Untuk semua pihak yang sudah memberikan perhatian lebih pada FF saya ini, saya benar-benar mengucapkan terimakasih.

tanpa kalian semua FF ini tidak akan jadi seperti ini. Neomu Gamsahamnida.

Special thanks to:

nyukkunyuk, Kamiyama Kaoru, lucifer84, anchovy, RieHaeHyuk, Amandhharu0522, love haehyuk, kyukyu, anchofishy, cosmojewel, dhianelf4ever, Chwyn, potatostar, hana ryeong9, ShillaSarangKyu, SSungMine, cosmojewel, ressijewelll, rianalupamelulu, minmi arakida, 333LG, Dyna, skyMonkey3012, AULN KEY, Melodyna, AidenLee15, AranciaChru, Arit291, Asha lightyagamikun, Bloody Angel From Hell, Elf hana sujuCouple, Haehyuk addict, Isnaeni love sungmin, JeJeSalvatore, Kamiyama Kaoru, Kim Ji Yoon, Lee Ah Ra, Lee Eun Jae, Lee Eun In, Lee Hyuk Nara, Park Min Gi, Qhia503, RianaTrieEdge, haehyuk86, kei20wu, loupeu, myhyukkiesmile, nanda0404137 ryeosomNia14, saranghaehyukkie, Arum Junnie, Lee Ah Ra, anchofishy, kyukyu, maria8, athena137, dew'yellow, Eunmi2210, nevi lee onyu, christina, Riyu, dinie teukie, I was a Dreamer, Aiyu Kie, AyaKYU, Anami Hime, Me Naruto, nhoerhyuk'jae Elf EunHae, dinEunHae, Fitri jewel hyukkie, sweetyhaehyuk, nurul. p. putri, okoyunjae, Anonymouss, Haehae, Kim Ji Yoon, SilverBling, KyuMinEunHae30, vi-H2, plsgoaway, Lee Chan88, nhoerHyukjaeEunHaeElf, nvptr, hana ryeong9, heeli, , RianaTrieEdge, aya clouds, KimRyeonii, Mrs. EvilGameGyu, Kim In Sook, MyDecember, FisyMonkey, WooChaHyunHyuk8, sullhaehyuk, Jung En-Yeon, Thania Lee, aninda. c. octa, and any reviewer who use GUEST name.

NB: Yang namanya belum disebutkan segera kasih tau Rizuka ya!

Gamsahamnida! #bow