Judul: Scarlet Elixir

Penulis: Riza Ailhard

Karakter dari SAO: Kirito, Asuna, Lisbeth, Klein dan Fuurinkazan-nya

Karakter tambahan (OC dari Riza, dengan system name saja ya, entar dibawah bisa kenalan kalau memang mau lanjut baca): Nova, Esmee, Silver, Dr. Wolftail/Professor

Setting/World: Anggap saja sekitar akhir Oktober 2024/ Sword Art Online Season 1 dengan Extra Skill: Archery untuk Nova. Sebenarnya SAO S01 tidak ada pemanah, kecuali Sinon di versi game SAO: Hollow Fragments.

Genre: General, Adventure, Fantasy, Drama, Slightly Romance and Crack. So enjoy it.

Disclaimer: Sword Art Online, karakter dan beserta The Seed-nya adalah buatan Reki Kawahara, bukan Kayaba Akihiko. Percayalah.

Summary: Tidak ada yang tahu jika di dunia Sword Art Online terdapat item yang sangat berharga yang bisa menyelamatkan semua nyawa yang dikorbankan di death game rancangan Kayaba Akihiko itu, selain anggota kelompok Fatamorgana. Kelompok yang hanya beranggotakan empat orang itu mencari Scarlet Elixir yang kabarnya bisa membantu mereka menamatkan game online kematian Sword Art Online.


Link Start!

Suara logam bersentuhan bersahut-sahutan. Pertarungan sengit antara monster kuda merah bercula dua dan bertangan empat dengan tiga orang ksatria itu bukanlah pertarungan yang seimbang. HP bar ksatria berzirah merah itu sudah berwarna oranye. Kurang dari setengah. Di sebelahnya, ksatria berambut panjang dikuncir itupun nyaris berwarna merah. Sementara itu, seorang gadis berambut oranye dengan jubah biru dongker yang ada di posisi paling belakang menarik anak panah. Setelah memperkuat anak panah itu –terlihat cahaya merah muda pada anak panah itu, gadis itu menembakkannya tepat ke kepala monster kuda itu. HP bar monster itu menurun beberapa poin. Tinggal satu HP bar yang masih berwarna hijau, bukan, kini oranye. Dua bar sebelumnya sudah habis dihajar tiga ksatria itu.

"Gila, dia seperti monster bos!" ujar ksatria berbaju merah. Keringatnya -kalau di SAO benar-benar bisa mengeluarkan keringat pasti- mengucur deras.

"Memangnya kau pernah mengalahkan monster bos, Esmee?" tanya ksatria berbaju putih.

"Aku akan bergabung dengan Clearing Group kalau aku sudah mendapatkan kristal itu!" seru Esmee, si ksatria merah. Monster kuda itu akan memukul Esmee dalam tiga detik. Gadis berjubah biru dongker memperingatkannya.

"Esmee! Di sampingmu!"

Ia mengelak dengan melompat ke belakang. Begitu juga si ksatria putih. Kemudian Esmee melayangan rapier-nya ke tangan kiri monster itu. Tangan monster itu terpisah dari tubuhnya karena sabetan rapier Esmee, kemudian menjadi serpihan piksel yang menghilang ke udara. Monster itu meraung kesakitan. HP bar-nya berkurang lagi ke zona merah.

Monster itu diam sejenak.

"You are fine swordsmen," ujar monster itu. Seketika ini membuat Esmee dan lainnya terkejut.

"Kau bisa berbicara?!" tanya Esmee tak percaya. Walaupun dalam bahasa asing, Esmee bisa mengerti apa yang dikatakan monster itu.

"Apa itu cuma bug? Apa dia benar-benar bisa diajak berkomunikasi, Esmee?" tanya si ksatria putih. Bagaimanapun juga, program komputer, NPC atau apalah itu namanya, jika mereka bisa berbicara, belum tentu mereka bisa diajak berkomunikasi. Seperti beberapa NPC yang hanya memberikan informasi kemudian menghilang.

"If you can speak, tell me where the Scarlet Elixir is!" teriak Esmee tidak sabar.

Monster itu merespon dengan lambat.

"Not...here..."

"Where is it?!"

"You have to sacrifice something to know it," ucap monster itu.

Sacrifice? Mengorbankan sesuatu? Apa maksudnya?

Memang tidak ada waktu untuk berpikir di dalam pertarungan. Jika strategi, haruslah dipikirkan sebelum bertarung. Ketiga ksatria itu lengah. Monster itu mengayunkan kapaknya ke arah ksatria berzirah putih. Sebelum sempat menangkis dengan katana miliknya, kapak itu menyayat dada ksatria putih.

"Silver! Tidak!"

"Esmee, lanjutkan misinya," ucap Silver sebelum tubuhnya menjadi pecahan piksel.

"Silver!" teriak Esmee sambil berlari ke arah laki-laki itu. Namun terlambat. Dia sudah game over. Hanya tinggal menunggu beberapa detik saja NerveGear yang terpasang di kepala lelaki muda itu menyetrum otaknya di dunia nyata.

"You just sacrificed something important to you. Now I will tell you where the Scarlet Elixir is," ujar monster itu. Esmee menoleh dengan wajah penuh air mata. Silver, suaminya di SAO ini sekaligus pacarnya di dunia nyata sudah mati.

"That elixir is located in a small house, in the middle of tropical forest on 52th floor of Aincrad," ucapnya. Kemudian monster itu mengayunkan kapaknya lagi ke arah Esmee. Dengan amarah, Esmee mengayunkan rapier-nya, bersiap untuk menghajar monster itu lagi.

Dari belakang, si gadis pemanah membantunya dengan menembak anak panah ke arah tangan monster itu sehingga ia berhenti bergerak. HP bar-nya sudah merah dan tinggal segaris. Esmee menggunakan kesempatan itu untuk menghabisi monster yang ada dihadapannya. Ia mengambil jarak untuk berlari kencang dan memperkuat Sword Skill-nya. Kemudian ia melompat ke depan monster itu.

"Go to hell!" teriak Esmee sambil memotong monster itu menjadi dua bagian. Monster itu menjadi pudar, kemudian menjadi pecahan piksel yang berterbangan di udara.

"Esmee! Kau tidak apa-apa, kan?" teriak si gadis pemanah yang berlari ke arahnya.

"Makasi, Nova. Kalau kau nggak mengalihkan perhatiannya tadi, mungkin aku yang sudah ke neraka," ucap Esmee.

"Sama-sama, Aneue. Tapi Silver..." kalimat Nova terpotong. "Maafkan aku, Kak. Aku nggak bisa menyelamatkannya."

Esmee memejamkan matanya, mencoba memendam kesedihan dan patah hatinya.

"Sudahlah, Nova. Kita yang tersisa harus berjuang. Kalau tidak, kematian Silver- bukan, Kim Jung Ho akan jadi sia-sia," ujar Esmee. Gadis berambut cepak dengan tampilan mirip laki-laki itu bangkit. "Ayo, kembali ke Lindarth."


To be continued.

AN: Kalau boleh, sebelum bersambung mainkan dulu lagu Crossing Field-nya LiSA biar berasa semacam masuk episode ekstra- atau apalah itu namanya. Heuheu. Terima kasih telah membaca. Maaf belum muncul karakter asli SAO-nya. Try to read again in the next chapter. *ditampol* Menerima komentar dan saran di kolom review. Terima kasih.

Footnote: Aneue (n.) kakak perempuan