Disclaimer : Highschool DxD dimiliki oleh Ichiei Ichibumi, sedangkan OC yang ada di fanfic ini milik saya
Prologue
"Kejar mereka! Masih ada 2 subject yang melarikan diri! Jangan sampai ada yang hidup!", aku mendengar teriakan dibelakangku, tapi aku tidak peduli. Aku dan 1 teman seperjuanganku berusaha melarikan diri, memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh teman seperjuanganku yang lain, yang mengorbankan nyawa mereka untuk memberi kesempatan pada kami berdua untuk lolos. Ditengah jalan aku terpisah dari dia, tapi aku tidak punya waktu untuk mengkhawatirkannya, tidak pada saat nyawaku sendiri masih dalam bahaya. Aku sendiri yakin dia akan selamat.
"UGH!", aku melihat salju yang menumpuk ditanah, dan aku melihat darah yang sebelumnya tidak ada disana. Sepertinya aku baru saja memuntahkan darah dari mulutku. Pandanganku pun mulai memudar. Apa aku akan mati disini? Aku masih ingin hidup… aku tidak boleh mati… sebelum…
"…zel-sa…! …da sese…! …karat!", aku mendengar seseorang, tapi aku terlalu lemah untuk mendengar dengan jelas apa yang dia katakan. Dan akupun memejamkan mataku, karena aku tidak punya tenaga untuk membuka mataku.
… Sudah berapa lama aku memejamkan mataku? Apa ini Surga? Meh, aku ragu akan hal itu, Tuhan yang selama ini aku doa kan, tidak pernah memberikan kasih sayangnya kepadaku, jadi ini tidak mungkin Surga. Lalu, apa ini Neraka? Bagaimanapun juga aku dan teman-teman seperjuanganku adalah 'produk gagal', jadi kemungkinan besar Tuhan membuangku ke Neraka.
Aku melihat ke sekelilingku, dimana aku sekarang berada. Yang tampak dari pandanganku adalah warna putih. Baik atap maupun dinding bangunan dimana aku berada bewarna putih, mirip seperti rumah sakit.
… Apa di Neraka ada rumah sakit?
"Ah! Kamu sudah sadar! Syukurlah, apa kamu baik-baik saja?", tiba-tiba ada suara yang memanggilku. Aku segera menengok kearah suara itu berasal.
"Kamu beruntung aku dan Azazel-sama menemukanmu ditengah salju di Italia, terlambat sedikit saja kamu akan mati. Kami menemukanmu dalam keadaan parah, pendarahan dalam dan keracunan, siapa yang tega melakukan hal itu?", ujarnya sambil mengerucutkan alisnya, sebelum dia berbicara lagi. "Ah, dimana tata krama ku, aku Mittelt, salam kenal!", ujarnya lagi sambil tersenyum.
"… Mittelt-san, dimana aku sekarang?", tanyaku kepadanya.
"Hei, seharusnya kau memperkenalkan dirimu dahulu, tapi terserahlah, kita sekarang berada di [Underworld], atau lebih akrab disebut Neraka.", jawabnya.
"… Neraka? Berarti aku sudah… mati?", tanyaku lagi.
"Apa kau mendengar penjelasanku sebelumnya? Kamu memang nyaris mati, tapi Azazel-sama menyelamatkanmu, kita sekarang berada di teritori Grigori.", jawabnya lagi. Aku semakin bingung. Grigori? Jika aku tidak salah ingat, di Kitab Suci yang aku baca sebelumnya nama Grigori disebut. Grigori itu adalah…
"… Jadi aku diselamatkan oleh 'Governor of Fallen Angel' Azazel, dan dibawa kedalam teritorinya?", ujarku mengkonfirmasi informasi yang sudah kudapatkan sejauh ini.
"Yup", jawabnya singkat. OK, sekarang aku mengalami konflik batin. Yang ada dihadapanku sekarang adalah pihak musuh dalam agama yang selama ini kupeluk, tapi setelah apa yang kualami, aku tidak mau lagi percaya dengan apa yang selama ini diajarkan kepadaku.
"Aku kagum, kau lebih tenang dari yang kuduga, manusia.", tiba-tiba aku mendengar suara selain Mittelt diruangan ini. Dan dihadapanku muncul 1 pemuda tinggi dengan penampakan seperti di tengah 20-an, rambut hitam dengan poni emas. Dan dibelakangnya muncul 12 sayap hitam.
"Oya? Kau bahkan tidak terkejut dengan sayapku? Aku berharap kau akan ketakutan melihatnya.", ujar pemuda tersebut, tampak kecewa dengan kurangnya reaksi di wajahku.
"… Apa kamu 'Governor of Fallen Angel', Azazel?", ujarku mengacuhkan kata-katanya barusan.
"Osu, The one and only."
"Tolong jangan bicara kepada Azazel-sama dengan nada tidak sopan seperti itu!", Mittelt-san menunjukkan ekspresi kesal diwajahnya. Azazel sendiri hanya tertawa atas ketidaksopanan ku kepadanya.
"Hahaha, tak usah khawatir Mittelt-chan, aku tidak tersinggung dengan apa yang dia katakan", ujarnya menenangkan Mittelt-san.
"… Aku minta maaf kalau nada bicara-ku menyinggungmu, Mittelt-san, tapi aku tidak tahu bagaimana cara bicara 'sopan' seperti yang kau inginkan.", ujarku lagi.
"Sudah kubilang aku tidak keberatan, omong-omong siapa namamu?", Tanya Azazel.
"… Aku tidak tahu…", jawabku dengan jujur. "Aku tidak memiliki nama, di tempatku sebelumnya aku di identifikasi dengan 'Subject 25'.", jelasku kepada mereka. Mendengar jawabanku, mereka mengerucutkan alisnya, tampak tidak senang dengan apa yang kualami.
"Ah… Aku tidak tahu, maaf…", Mittelt-san merasa bersalah atas apa yang kualami.
"Hmm… Jika kamu tidak memiliki nama, berarti tempat kamu berada sebelumnya tidak memperlakukanmu seperti manusia…", gumam Azazel pelan, tapi aku masih mendengar apa yang dia ucapkan.
"… Kami mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari pihak Gereja, dengan harapan salah satu dari kami akan mampu menggunakan [Holy Sword Excalibur] dan menjadi pahlawan, kami terus berdoa setiap malam, dan yang kami dapatkan adalah pembunuhan massal… Aku melihat teman-teman seperjuanganku dibunuh 1 per satu, belum cukup sampai disitu, mereka pun meracuni kami dengan gas beracun…", jelasku lagi kepada mereka, meski mereka tidak bertanya apa yang sudah kualami. Aku hanya ingin melepaskan beban yang ada dihatiku. Azazel tampak semakin tidak senang dengan apa yang kualami, sedangkan Mittelt-san berusaha menahan air matanya.
"[Holy Sword Excalibur]? Jadi begitu, salah satu mata-mata ku di pihak Gereja mengatakan bahwa pihak Gereja mengadakan eksperimen untuk membuat seseorang bisa menggunakan [Holy Sword Excalibur], tak kusangka eksperimen yang mereka lakukan seperti itu…", gumam Azazel lagi.
"… Dengan bantuan teman-teman seperjuanganku, aku dan 1 orang lagi, 'Subject 11' berhasil kabur, tapi kami terpisah ditengah jalan. Sisanya seperti yang kalian ketahui…", ujarku menyelesaikan penjelasan atas apa yang kualami.
"Hmm, lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?", Tanya Azazel kepadaku. Aku terdiam memikirkan apa yang akan kulakukan setelah ini.
"… Aku tidak tahu…", jawabku. Aku sempat memikirkan untuk membalas dendam kepada pihak Gereja atas apa yang mereka lakukan kepadaku, tapi dengan kondisi ku sekarang itu sama saja dengan bunuh diri. Suatu saat nanti aku akan melakukannya, tapi tidak dalam waktu dekat. Mendengar jawabanku, Azazel tersenyum kepadaku.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kau kuadopsi jadi anakku?", tanyanya dengan senyuman lebar dimulutnya.
"… Adopsi? Apa kau serius? Aku bukan…", sebelum aku melanjutkan kata-kataku, Azazel memotong kata-kataku.
"Omong Kosong! Aku tidak peduli apa kau manusia, fallen angel, devil, atau angel, yang kau butuhkan sekarang adalah keluarga, sesuatu yang tidak kau miliki sebelumnya!", ujar Azazel.
"Aku setuju Azazel-sama, kalau bisa aku ingin menjadi kakak perempuannya.", ujar Mittelt-san yang tampak senang dengan proposal yang diajukan Azazel kepadaku.
… Keluarga, huh… Sejujurnya aku tidak ingat siapa orang-tua ku, dan melihat ekspresi kedua Fallen Angel dihadapanku, aku merasakan… kehangatan…
"Ah, tapi sebelumnya kita harus memberimu nama. Mittelt-chan, ada saran?", Tanya Azazel kepada Mittelt-san, disaat aku masih memikirkan bagaimana rasanya memiliki keluarga.
"Hmm… bagaimana kalau ini, Azazel-sama…"
-5 tahun kemudian-
Setelah aku diadopsi oleh Azazel, aku diberikan nama oleh Mittelt-san, yang kemudian mengangkat dirinya sendiri menjadi kakak perempuanku. Nama yang dia berikan adalah 'Hikari Sakura', Hikari dari kanji 'cahaya' dan sakura dari nama bunga yang berada di Jepang. Sepertinya Mittelt-san pernah ke Jepang dan melihat secara langsung bunga sakura pada saat mekar, dan ingin agar aku menjadi seperti bunga sakura yang elegan dan cantik, serta bisa bersinar seperti kanji 'Hikari' dinama yang dia berikan. Sejujurnya aku menyukai nama yang dia berikan kepadaku, jadi aku terima usulannya.
Setelah itu, aku diperkenalkan kepada pemimpin dari organisasi Grigori. Yang pertama adalah Shemhaza, vice-governor of Fallen Angel. Dia dan Azazel adalah teman dekat, dan sangat loyal kepada Azazel. Yang kedua adalah Baraqiel. Yang bisa kutangkap dari penampilannya adalah Baraqiel itu orang yang serius dan seorang ksatria. Yang ketiga adalah Kokabiel. Berbeda dari kedua pemimpin Grigori yang kusebutkan sebelumnya, Kokabiel agak sedikit tidak waras, dan dia tampak tidak menyukai keberadaanku di Grigori. Selain mereka bertiga, aku juga bertemu dengan pemimpin Grigori yang lain, tapi itu lebih baik diceritakan lain kali saja.
Kemudian aku dipertemukan dengan Vali Lucifer dan Tobio Ikuse, 2 pemegang [Longinus Sacred Gear]. Vali memegang [Divine Dividing], Sacred Gear yang memiliki kemampuan membagi dua kekuatan lawan yang dia hadapi setiap 10 detik dan mengambil kekuatan yang dia bagi untuk digunakan sendiri. Tobio-san memegang [Canis Lykaon], Sacred Gear yang mengambil wujud anjing hitam besar. Tobio-san menamakan anjing itu 'Jin'.
Saat aku menanyakan apa itu Sacred Gear kepada Azazel, tiba-tiba matanya bersinar seperti anak kecil yang mendapatkan mainan yang dia inginkan. Belakangan aku mengetahui bahwa Azazel memiliki hobi mengoleksi 'Sacred Gear', dan menelitinya untuk kemudian memproduksi 'Artifical Sacred Gear', yang sayangnya masih belum begitu sukses.
'Sacred Gear' adalah sebuah artifak yang diberikan oleh Tuhan dalam Kitab Suci kepada manusia, seseorang yang memiliki darah manusia, atau mantan manusia. Kemampuan artifak itu bermacam-macam, ada yang tidak berguna sampai artifak yang mampu membunuh Tuhan, yang kemudian diklasifikasikan menjadi [Longinus Sacred Gear]. Seseorang mampu memiliki lebih dari 1 'Sacred Gear' didalam tubuhnya, kecuali [Longinus Sacred Gear]. Pemegang [Longinus Sacred Gear] hanya mampu memiliki 1 'Sacred Gear' dalam tubuhnya.
Untuk mampu menggunakan 'Sacred Gear' secara maksimal, dibutuhkan hasrat yang kuat. Semakin kuat hasrat seseorang, maka 'Sacred Gear' mereka akan semakin kuat juga. 'Sacred Gear' juga mampu beradaptasi dan berevolusi berdasarkan keinginan, kebutuhan, dan perasaan pemiliknya. Tahap akhir evolusi 'Sacred Gear' adalah [Balance Breaker]. Pada tahap ini, 'Sacred Gear' berada dalam puncak kekuatannya. Cara untuk mencapai [Balance Breaker] adalah perubahan perasaan pemiliknya dimana perubahan perasaan itu bisa sampai mengubah keseimbangan dunia. Misalnya seseorang yang punya perasaan dendam kepada orang lain, setelah mengetahui fakta sebenarnya dari penyebab dendam tersebut dia melepaskan rasa dendamnya, dan mencapai 'Enlightment', sehingga dia mampu mentrigger [Balance Breaker]. Tentu saja, itu lebih mudah didalam teori ketimbang prakteknya. Cara lain adalah memaksa pemegang 'Sacred Gear' untuk melawan seseorang/sekelompok orang yang jauh lebih kuat dari dirinya. Ibaratnya seperti Main Character dari game RPG level 1 melawan Last Boss level 99. Jika dia sukses menghadapi mereka, dia memiliki kesempatan lebih besar untuk mencapai [Balance Breaker]. Tapi rencana ini sangat beresiko sehingga sangat jarang digunakan.
Ada juga kondisi dimana pengguna 'Sacred Gear' mengorbankan salah satu bagian tubuhnya untuk mencapai [Incomplete Balance Breaker]. Sesuai namanya, Incomplete berarti tidak sempurna. Jika dia tidak mengorbankan bagian tubuhnya dia belum bisa menggunakan [Balance Breaker], dan ini seperti 'one time deal', jika ingin melakukannya lagi dia harus mengorbankan anggota badannya yang lain. Sekali seseorang mencapai [Perfect Balance Breaker], dia bisa menggunakannya lagi dengan lebih mudah.
Urutan [Longinus Sacred Gear] berdasarkan kekuatannya adalah :
- True Longinus
- Zenith Tempest
- Annihilation Maker
- Dimension Lost
- Boosted Gear
- Divine Dividing
- Regulus Nemea
- Canis Lykaon
- Sephiroth Graal
- Incinerate Anthem
- Absolute Demise
- Innovate Clear
- Telos Karma
Hanya [True Longinus] yang mampu membunuh Tuhan dalam bentuk dasarnya, 12 [Longinus Sacred Gear] lain harus dalam bentuk [Balance Breaker] untuk mampu membunuh Tuhan. Azazel juga mengatakan kalau [Longinus Sacred Gear] itu unik dalam artian memiliki lebih dari 1 kemampuan.
"Oh ya, aku baru saja memeriksa tubuhmu, sepertinya kamu juga memiliki 'Sacred Gear' dalam tubuhmu. Terserah kepadamu apa kau mau mengaktifkannya apa tidak.", setelah menjelaskan 'Sacred Gear' kepadaku, Azazel langsung mengatakan kalau aku juga memiliki 'Sacred Gear', dan setelah mendengar ucapannya akupun terkejut. Azazel tampak puas dengan reaksiku dan menyarankan agar aku mengaktifkan 'Sacred Gear' ku, dimana akupun setuju. Memiliki artifak untuk melindungi diri sendiri bukanlah sesuatu yang buruk.
"Sakura-chan! Jangan bengong!"
Tiba-tiba seseorang berteriak kepadaku yang sedang mengenang kejadian 5 tahun lalu, dan akupun menerima serangan [Light Spear] dan membuatku mental sejauh 5 meter. Aku beruntung sedang mengaktifkan 'Sacred Gear' ku, atau aku akan mati tertusuk [Light Spear].
"Sakura-chan, jangan bengong saja, bagaimana kalau kau terkena seranganku? [Light Spear] itu berbahaya bagi manusia dan Devil, tahu!", ceramah Mittelt, yang juga menyerangku dengan [Light Spear].
"Maaf Mittelt-chan, aku sedang mengingat kejadian 5 tahun yang lalu…", ujarku meminta maaf kepadanya. Mittelt mengerucutkan alisnya, dan kemudan mendesah pelan.
"Sakura-chan, dalam medan perang jangan sekali-kali bengong, itu berbahaya! Kau beruntung ini hanya latih tanding dan kau sudah mengaktifkan [Divine Reflector], tapi kau harus serius dalam latihan jika ingin meningkatkan kemampuanmu!", ceramahnya lagi.
Mittelt tidak berubah banyak dari 5 tahun yang lalu, sekarang dia lebih pendek dibandingkan denganku. Semula aku menyangka dia menggunakan 'magic illusion' karena dia lebih memilih untuk tetap pendek, tapi dia mengatakan bahwa tinggi dia sekarang itu tinggi aslinya, dan usianya bahkan sama denganku. Saat aku mau mengomentari hal itu, dia langsung menatap tajam kepadaku, dan akupun mengurungkan niatanku untuk mengomentari tinggi badannya lagi. Salah satu yang menonjol dari dirinya adalah 3 pasang sayap hitam dipunggungnya. Akupun kembali mengingat penjelasan Azazel mengenai jumlah sayap bagi Fallen Angel.
"Bagi Fallen Angel, Devil, dan Angel, jumlah sayap yang dia miliki sebanding dengan kekuatan dan juga status sosialnya. Semakin banyak sayap yang dia miliki, maka semakin kuat dia, dan semakin tinggi statusnya."
Kebanyakan para pemimpin Grigori memiliki 5 pasang sayap, Azazel sendiri memiliki 6 pasang sayap. Dengan 3 pasang sayap yang dia miliki, Mittelt-chan termasuk dalam golongan 'Middle class Fallen Angel', status yang cukup tinggi didalam Grigori.
Mengenai [Divine Reflector], 'Sacred Gear' yang kumiliki, artifak ini mengambil wujud tameng di tangan kananku, dan memiliki kemampuan untuk menampung serangan yang kuterima. Jika serangan yang kuterima lebih lemah atau sama dengan kekuatan tubuhku secara keseluruhan, aku bisa memantulkan balik serangan tersebut kelawanku. Dan jika serangan yang kuterima lebih kuat dari kemampuan tubuhku secara keseluruhan, aku akan terkena dampak serangan tersebut. Semakin kuat serangannya, maka dampak yang kuterima akan semakin kuat. Azazel mengatakan 'Sacred Gear' yang kumiliki adalah 'Ultimate Defense Sacred Gear', bukan berarti Defense nya tidak bisa ditembus, tapi Sacred Gear ini tidak memiliki kemampuan untuk menyerang lawan selain memantulkan balik serangan lawan, fakta yang tidak mungkin terjadi jika aku melawan seseorang yang jauh lebih kuat daripadaku.
Berdasarkan fakta tersebut, Azazel meminta Shemhaza-san untuk mengajariku alchemy, teknik untuk membuat benda berdasarkan material yang dimiliki. Sejauh ini aku sudah bisa membuat berbagai jenis potion, baik 'love potion' sampai 'healing potion', meski kemampuan menyembuhkan potion yang kupunya jauh lebih inferior dibandingkan [Phoenix Tears] yang bahkan mampu menyambungkan bagian badan yang terpotong (jangan tanya bagaimana), tapi lebih baik daripada tidak punya sama sekali.
Azazel sendiri mengajariku bagaimana membuat senjata. Tentu saja dia tidak mengajariku cara membuat senjata biasa, melainkan senjata yang memiliki 'magic' didalamnya. Senjata yang kubuat jelas kalah jauh dibandingkan dengan senjata legendaries seperti 'Kusanagi no Tsurugi', 'Ascalon', 'Gram', 'Excalibur', ataupun 'Durandal', tapi sekali lagi, lebih baik daripada tidak punya sama sekali.
"Sakura-chan! Apa kau mendengarkan apa yang kukatakan?!", tanya Mittelt dengan penuh emosi.
"Mi-Mittelt-chan, maaf…", ujarku sambil meminta maaf kepadanya. Tampaknya aku bengong lagi ditengah ceramahannya. Mendengar kata-kataku, ekspresi wajah Mittelt menunjukkan kalau dia benar benar marah.
"Mou! Sakura-chan idiot!", teriaknya sambil berlari meninggalkan tempat latihan Grigori. aku benar-benar merasa bersalah atas kejadian ini, tapi aku juga tidak bisa menyangkal kalau ekspresi Mittelt saat marah itu imut.
"Aku harus minta maaf kepadanya…", gumamku sambil beranjak mengejar Mittelt.
"Sekali lagi aku minta maaf Mittelt-chan, jangan cemberut terus dong…", aku secara putus asa berusaha mendapatkan pengampunan dari Mittelt karena sebelumnya aku mengacuhkan kata-katanya. Melihat kondisiku yang bersujud dihadapannya berharap kesalahanku dimaafkan, dia hanya mendesah pelan.
"Mou, aku sudah tidak marah kok, tidak usah bersujud segala, kau tahu aku tidak bisa marah lama-lama kepadamu, Sakura-chan…", ujarnya sambil tersenyum. Mendengar dia sudah memaafkanku, aku langsung memeluknya.
"Terima kasih Mittelt-chan, aku suka kamu~", ujarku kegirangan. Mendengar kata-kataku (dan juga karena aku memeluknya), muka Mittelt langsung memerah semerah tomat.
"Sa-Sakura-chan! Jangan tiba-tiba memelukku seperti ini!", Mittelt-chan berusaha melepaskan pelukanku, tapi entah kenapa dia tidak bisa melepaskan pelukanku, padahal secara fisik dia lebih kuat dariku (fisik Fallen Angel lebih kuat dari manusia). Karena dia tidak melepaskan pelukanku, akupun melanjutkan untuk memeluknya.
"Aku minta maaf karena mengganggu hubungan yuri kalian, tapi aku membutuhkan perhatian kalian berdua...", mendengar suara Azazel dari belakang, aku pun mendadak melepaskan pelukanku terhadap Mittelt. Aku tidak memiliki cermin sekarang, tapi aku yakin wajahku semerah tomat, sama seperti Mittelt.
"A-A-A-Azazel-sama! Ka-Kau salah paham, ini bukan yuri seperti yang kau duga!", bantah Mittelt secara tidak meyakinkan.
"A-A-A-Azazel! Ini bukan yuri, kami hanya melakukan skinship antar sahabat, tidak lebih!", akupun membantah apa yang diucapkan Azazel, meskipun aku juga yakin bantahanku tidak meyakinkan.
"Hahaha! Terserah kalian saja, tapi ini penting jadi aku membutuhkan 100% perhatian kalian.", ujar Azazel serius. Melihat ekspresi diwajahnya, kami berdua pun juga memasang ekspresi serius. Azazel yang puas melihat keseriusan kami tersenyum dan melanjutkan apa yang ingin dia sampaikan.
"Aku memiliki tugas bagi kalian berdua. Kalian berdua pergilah ke Tokyo, untuk mengawasi seorang individual bernama Hyoudou Issei."
"Hyoudou Issei? Ada apa dengan dia?", tanya Mittelt.
"Dia diduga memiliki 'Sacred Gear', sampai sekarang kita dari Grigori masih belum tahu apa jenis 'Sacred Gear' yang dia miliki."
"Tapi bukannya Raynere sudah mendapatkan misi serupa?", tanyaku pada Azazel. Azazel pun kembali tersenyum.
"Ya, aku sudah menyuruh Raynere untuk mengawasi bocah itu, tapi kita butuh 'pengawasan dari dalam'…", ujar Azazel. Akupun menangkap maksud dari kata-katanya.
"… Kamu ingin agar aku menyusup kedalam Kuoh Academy sebagai murid disana. Aku yang merupakan manusia tidak akan terlalu menonjol disana, dan aku bisa menyuplai informasi bagi Grigori dari dalam… sekalian memberiku kesempatan untuk masuk kedalam sekolah…", aku berusaha menebak maksud 'misi' dari Azazel,
"Seperti yang sudah kuduga dari Sakura-chan, kau menangkapnya dengan cepat~~", jawabnya. Mittelt kemudian kembali bertanya.
"… lalu apa peranku dalam 'misi' ini, Azazel-sama?"
"Bodyguard, apa lagi? Tanpa maksud merendahkan Sakura-chan, tapi dia tidak akan mampu menangani para devil yang membuat markasnya di Kuoh Academy. Apabila sesuatu terjadi pada Sakura-chan, kau bisa menyelamatkannya seperti pangeran~", ujar Azazel, yang kemudian membuatku dan Mittelt memerah.
"Ja-jadi inti dari misi ini adalah Sakura-chan menyusup kedalam Kuoh Academy untuk mengawasi individual bernama Hyoudou Issei dengan berpura-pura menjadi pelajar disana, dan aku stand-by didekat Sakura-chan sambil berusaha menjauhi kontak dengan devil disana?", Mittelt mengkonfirmasi inti dari misi ini sambil berusaha menghapus rona merah diwajahnya.
"Intinya seperti itu, tapi aku tidak menyuruh Sakura-chan untuk berpura-pura menjadi pelajar disana, Aku menyuruh Sakura-chan untuk MENJADI pelajar disana sampai dia lulus."
E-Eh? Sampai aku lulus?! Berarti aku harus berada di markas devil selama 3 tahun sambil berusaha menutupi fakta bahwa aku berhubungan dengan Grigori?
"Azazel-sama, itu mustahil. Sakura-chan itu terlalu polos dan gampang ditebak, jika dia berada dimarkas devil lebih dari 2 minggu kedoknya pasti akan ketahuan.", ujar Mittelt dengan dingin. Gee, terima kasih atas kepercayaanmu, Mitlet-chan!
"Justru itu Mittelt-chan, kamu menjadi bodyguardnya agar devil itu tidak macam-macam dengan Sakura-chan. Dan aku yakin kedok Sakura-chan hanya akan bertahan selama 1 minggu.", jawab Azazel atas peryataan Mittelt. Maaf deh kalau aku ini polos dan gampang ditebak!
"Aku agak ragu menempatkan Sakura-chan kedalam sarang devil, tapi karena ini tugas darimu Azazel-sama, kami akan melaksanakannya. Haruskah aku mengontak Raynaredalam misi ini?", Mittelt menyanggupi tugas dari Azazel, tapi kepercayaan diriku hilang karena dua orang ini tidak percaya atas kemampuanku untuk menjadi mata-mata.
"Jangan. Aku mendapat laporan dari familiarku kalau Raynare melakukan kegiatan yang mencurigakan."
"Mencurigakan? Apa dia melanggar perintahmu, Azazel?", tanyaku pada Azazel.
"Aku tidak tahu, tapi 1 hari setelah aku memerintahkan Raynare untuk mengawasi Hyoudou Issei, alat pengekstrak 'Sacred Gear' yang kusimpan menghilang.", mendengar fakta itu dari Azazel, ekspresiku dan Mittelt langsung memucat.
Alat pengekstrak 'Sacred Gear', seperti namanya, mampu untuk mengeluarkan 'Sacred Gear' dari dalam tubuh pemiliknya untuk dipindahkan ke orang lain. Tapi setelah itu pemilik 'Sacred Gear' tersebut akan mati, karena 'Sacred Gear' terhubung dengan jiwa dari pemiliknya. Jika jiwa seseorang diambil, maka sudah pasti orang tersebut akan mati juga. Selain itu kemungkinan alat itu sukses mengeluarkan 'Sacred Gear' tergolong kecil. Setelah tahu efek sampingnya, Azazel menghancurkan semua alat tersebut kecuali 1, yang dia simpan di basement pribadinya.
"Aku mengerti. Timing kehilangan alat tersebut terlalu pas dengan kepergian Raynare untuk mengawasi Hyoudou Issei. Dengan kata lain, misi kali ini selain mengawasi Hyoudou Issei, kami juga harus mengawasi Raynare, benar kan Azazel-sama?", tanya Mittelt kepada Azazel. Azazel mengangguk.
"Jika Raynare terbukti melawan perintahku, kau berhak untuk membunuhnya, meski aku akan lebih senang jika kau mengirimnya kembali ke Grigori. ada pertanyaan lain?", karena kami berdua menggelengkan kepala kami, Azazel kembali berkata,
"Baiklah, karena tidak ada pertanyaan lain, misi ini resmi dimulai! Jangan mengecewakanku, Mittelt-chan, Sakura-chan!"
"Jangan khawatir Azazel/Azazel-sama, kami akan menyelesaikan misi ini dengan sempurna.", ujar kami berdua sambil membungkuk hormat kepadanya.
To Be Continued…
Author Note :
Phew, akhirnya setelah bertahun-tahun saya cuma lurking di , saya berani juga bikin akun dan posting cerita. Highschool DxD adalah cerita favoritku, karena saya suka Dragon.
Ini merupakan cerita pertama saya yang saya publish di , jadi saya butuh saran agar cerita ini lebih baik. Saya juga penasaran bagaimana cerita saya diterima disini, jadi ya kalau ad yang ingin dikatakan review aja (asal jangan flaming, saya rentan terhadap flame)
Chichiryuutei, Out!
