Disclaimer : Bigbang milik Tuhan YME dan YG entertaiment, kecuali GD itu milik saya seorang kekeke~

Cast : Kwon Jiyong, Kim Jisoo

FF ini terinspirsi dari lagu LOSER - BIGBANG

FF berantakan karena saya masih newbie ^^


STORY 1 - I AM SO LONELY

Loser, loner..

"KELUAR ! AKU TAK MAU MELIHATMU LAGI!"

"T-tapi... sajangnim.."

Aku segera mengangkat tangan kananku pertanda keputusanku sudah bulat, aku tak mau mendengar mulutnya beralasan lagi. Dengan wajah menunduk dia berjalan mendekati pintu keluar.

"Tunggu!" Dia membalikkan badannya. wajahnya masih menunduk.

"Besok pagi aku sudah harus melihat surat pengunduran dirimu di mejaku, mengerti!"

"B-baik sajangnim." Kulihat raut muka sedih terpancar diwajahnya yang masih menunduk. Gadis itu lama kelamaan hilang dari pandanganku.

Namaku Kwon Jiyong. Aku terlahir dari keluarga yang semua orang tahu kalau kekayaan Kwon tidak akan habis sampai tujuh turunan. Perusahaan yang di naungi Kwon tersebar sukses di beberapa kota besar di Korea. Kwon Corp yang letaknya di Seoul adalah salah satu perusahaan terbesar di Korea dan Ayah memberikan sepenuhnya kepadaku saat ulangtahunku yang ke 17. Saat itulah pertama kalinya Ayah mempercayakan sesuatu kepadaku. Saat semua orang iri dengan apa yang kumiliki, rumah mewah, mobil mewah, harta benda yang mungkin akan sulit mereka dapatkan, dan tentunya wajah tampanku. (Hehe narsis dikit). Tapi siapa sangka aku tak pernah bahagia memiliki itu semua. Orangtuaku yang mereka puja-puja bahkan seperti tidak pernah merasa memiliki anak seperti aku. Kami jarang berkumpul, mungkin setahun sekali saat perayaan natal dan tahun baru. Bakan ketika aku mengubah model rambutku mereka tidak akan mengenalku. Sungguh. Bagaimana bisa dia menganggap ada orang asing di rumahku sendiri. Aku tidak membenci dan juga tidak menyukai mereka.

Teman? Ahh siapa itu teman? Aku tidak pernah mempunyai teman apa lagi sahabat. Bukan aku tidak ingin, tapi aku trauma. Saat itu umurku 11 tahun, dia yang kusebut sebagai teman telah merusak hidupku, mereka membohongiku dan membunuh Hyung ku, satu-satunya keluarga yang dekat denganku. Setelah itu aku tidak mempercayai seorang teman.

Kekasih? Ahh aku begitu merindukannya. setelah 5 tahun kepergian Hyungku, dia yang lebih muda 2 tahun dariku memberikanku warna lagi, memberi dan mengajariku senyum. Sungguh aku sangat mencintainya, dan selamanya akan seperti itu. Hari itu saat pertunangan kita, usianya masih 20 tahun. Aku masih ingat betapa manisnya dia tersenyum sepanjang malam itu, sampai akhirnya Dia dengan seenaknya mengambil senyuman itu. Dia terlibat kecelakaan besar saat bermaksud pulang kerumah setelah malam pertunangan kita. Kedua orangtua dan adiknya luka parah sedangkan dia ...

Tuhan kenapa Kau selalu mengambil mereka dariku? Aku membencimu, sungguh aku membencimu, Tuhan..

Aku berjalan menyusuri padatnya jalanan xx street. Malam ini orang-orang lalu lalang melakukan apa yang harus mereka kerjakan. Setengah dari isi botol wine yang ada digenggamanku ini sudah berbaur dengan tubuhku membuat jalanku sempoyongan tak peduli dengan tatapan sinis orang yang kutabrak bahunya satu persatu. Kebisingan lalu lintas kendaraan tak bisa ditangkap indra pendengaranku. Ditengah keramaian ini aku merasa sepi. yang ada hanya pembicaraan dua makhluk berbeda yang terngiang di telingaku.

"Kenapa kau tak mau, oppa?"

"Kenapa? Aku bahkan tidak pernah berfikir untuk menemui orangtuamu"

"Kenapa kau jadi seperti ini, bukankah kau..."

"DIAM!"

"Oppa.."

"Jangan terlalu serius. aku tidak akan menikahimu, Jisoo-ya"

"Ku kira kau serius denganku. Setelah..."

"Kau yang memberikan keprawananmu padaku, bukan aku yang memintanya"

"Bajingan brengsek!"

Aku masih ingat saat dua hari yang lalu mulutnya melontarkan 2 kata nista itu. Mengingat betapa bodohnya dia membendung air mata yang harusnya keluar saat ia beranjak meninggalkanku. Dan hari aku memecatnya sebagai kekasihku dan juga sebagai sekertarisku, dia Kim Jisoo.

Kim Jisoo yang bodoh. Bagaimana mungkin dia berfikir untuk menikah dengan laki-laki sepertiku. Laki-laki yang hanya berteman dengan sebotol wine, Laki-laki yang melepas lelahnya pekerjaan dengan cara meniduri wanita yang berbeda di setiap malamnya. Dia benar-benar bodoh. Bukan, dia terlalu baik untuk laki-laki semacamku.

'Maafkan aku Jisoo, Aku tidak bisa mencintaimu. Sungguh aku sama sekali tidak membencimu. Hanya saja hati ini begitu sakit saat kau memintaku menikahimu. Memori ini tiba-tiba memutar kata-kata sama 7 tahun yang lalu saat kau menginginkan sebuah keluarga dariku. Hati ini masih menyimpan luka itu dengan sempurna. Hati ini masih menutup, Jisoo. Maafkan aku. Orang tolol ini masih tertutup dengan goresan sampah kotor. Pecundang ini sangat mencintainya dan akan terus mencintainya.'

Kakiku terus berjalan tak menentu. Langkah yang tak tau arah ini pelan-pelan berhenti di tengah keramaian lalu lintas kendaraan. Kaki yang tiba-tiba lemah ini kehilangan keseimbangan. Aku terjatuh lemas dengan botol yang masih digenggamanmu. Aku terbaring diantara kendaraan yang lalu lalang ditempatnya. Aku tersenyum kecut. Semua orang bahkan tak mempedulikanku. Mungkin mereka kira aku ini orang yang barusaja keluar dari rumah sakit jiwa. Yang tertangkap di telingaku hanya suara klakson kendaraan yang keluar secara bergantian.

"Maafkan aku, Jisoo, I am a Loser"

Loser waetori sen cheokhaneungeopjaengi

Motdwaen yangachi geoul soge neon

Just a loser waetori sangcheoppunin meojeori

Deoreoun sseuregi geoul sogenan

~FIN~