Kali ini Ruki coba bikin fan-fic yang lebih bagus & plotnya gak berantakan!

(mungkin masih berantakan maaf ya, nilai b. indo Ruki jelek siih)

Semoga berkenan dihati ^^

Bleach © Tite Kubo


Together forever

'Rukia, aku mencintaimu..' sekarang kata itu tinggal kenangan

'Kamu tak mengerti aku, Rukia!'

'Kenapa aku harus mengerti dirimu jika kau tak mengerti aku, Ichigo!'

hanya itu, hanya itu teriakan kami yang selalu terdengar di rumah kami , tak ada yang lain.

Aku adalah Rukia Kurosaki, istri dari Ichigo Kurosaki. Kami adalah pasangan suami-istri selebriti. Hubungan kami makin hari makin rentan, sudah berbeda dengan dulu dimana kami belum menikah dan dikala Ichigo belum terkenal seperti sekarang.

Aku terbangun dari tidurku, kulihat sebelahku, suamiku Ichigo masih terlelap dalam tidurnya. Jam telah menunjukkan pukul 6 pagi, aku bersiap untuk menyiapkan hal-hal rutin yang selalu aku lakukan sebelum bekerja. Setelah mandi aku menyiapkan sarapan untukku, juga untuk Ichigo. Setelah selesai membuat roti bakar untuk sarapan kami berdua aku memakan jatahku dan menyeruput teh hangat untuk menenangkan pagiku. Kulihat dari dalam ruang makan, Ichigo sedang bertelephone dengan seseorang. Karena penasaran aku mendengarkan percakapan Ichigo dengan orang yang sedang ditelephone nya.

"ya... aku mengerti.." katanya lembut

'siapa yang dia telephone? Kenapa suaranya lembut begitu?' batinku dalam hati

"Aku juga mencintaimu"

Mataku terbelalak, hatiku semakin hancur mendengarnya. Suamiku yang sangat ah tidak, yang sangat lebih aku cintai dari apapun berselingkuh dibelakangku. Hubungan kami memang sudah sangat rentan, tetapi bukan berarti aku membencinya.. Aku tetap mencintainya, apapun yang terjadi. Ya, apapun yang terjadi.

Kulihat Ichigo memasuki ruang makan dan mengacak-acak isi kulkas berharap ada yang bisa dimakan. Sepertinya ia tidak berniat memakan roti bakar buatanku. Dalam hatiku aku terus menahan luka hatiku. Keheninganpun menyelimuti kami berdua, akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

"Siapa tadi?" tanyaku untuk mengusir kecemburuanku

"Teman" jawabnya singkat sambil meminum coca cola dari kulkas

'Ichigo, aku tahu kau berbohong padaku. Tadi itu pacarmu kan!' jeritku dalam hati. Setelah tidak tahan menahan gejolak emosi yang menghantuiku, aku menjadi lepas kendali. Aku sudah tidak tahan menahan semua luka yang Ichigo berikan padaku.

"Bohong! Tadi itu pacarmu kan!" bentakku padanya

"Tidak, buat apa aku bohong! Bukan urusanmu!" balasnya dengan nada tinggi

BLAM! aku memukul meja makan. Aku sudah tak tahan menahan emosiku lagi.

"Tentu itu urusanku! Aku ini Istri mu Ichigo!"

"Istri apanya! Aku sudah bosan padamu!"

"Kau pikir aku bodoh hah! Kau selingkuh lagi kan!"

"Tidak! berapa kali aku harus mengatakan padamu agar kau mengerti!"

"Jujur sajalah kau Ichigo! Aku dengar semuanya! BAJINGAN!" betapa bodohnya aku melontarkan kalimat itu pada orang yang aku cintai, namun semua itu sudah terlanjur.

Ichigo mengambil gelas kaca dari meja makan dan PRANG! Ia melemparkannya kearah lantai

"CUKUP! DIAM KAU!" bentaknya. Aku kaget akan bentakkannya meski aku sudah biasa menerimanya. Aku langsung berlari keluar rumah dan menangis sepuasnya. 'oh Tuhan, kenapa kau begini tega kepadaku' jeritku dalam hati. Aku tidak rela jika orang yang aku cintai lebih dari diriku sendiri seperti ini.

'Deai ni iro wa nakutte' nada dering monochrome no kissu terdengar dari handphone ku. Ku tengok ada telephone dari temanku, Kaien Shiba. Dia adalah salah satu model andalan majalah terkenal. Kami adalah teman lama. Ya, dia adalah teman kuliahku dulu.

"Ha-halo Kaien?" ucapku

"Rukia, hari ini kita satu stasiun tv kan? Jangan lupa nanti malam kita diundang ke interview artis." ucapnya panjang lebar

"Terima kasih.." balasku lirih dengan suara yang terlihat habis menangis

"Kau.. kenapa lagi?" tanyanya seolah-olah ia mengkhawatirkanku. Aku tak dapat membalas perkataannya.

"Baiklah jika kau tidak ingin menceritakannya padaku. Tapi kau harus ingat 1 hal, jika kau membutuhkanku, aku janji akan selalu ada untukmu" lanjutnya dengan lembut. Aku rindu kalimat itu, andai saja kalimat itu terlontar dari mulut Ichigo sekali saja.

"Arigato Kaien-san"

"Douitta, Rukia"

=OAO=


15 menit kemudian Kaien datang menjemputku dengan menaiki mobil BMW hitamnya. Kaien turun dari mobilya dan menghampiriku yang tengah sibuk menyembunyikan wajah menangisku.

"Rukia.." ucapnya sambil memegang pipiku. Wajahku merah padam selain malu akannya, wajah menangisku jadi terlihat olehnya.

Ia semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku. Semakin dekat, dekat dan dekat. Nafasnya mulai mengenai wajahku 'andai saja Ia adalah Ichigo' gumanku dalam hati. Ah tidak, sadarlah Rukia, lelaki yang dihadapanmu ini bukan Ichigo tetapi Kaien. Entah kenapa tubuhku tak memberontak saat Kaien yang sepertinya ingin menciumku, bahkan mataku telah terpejam.

"Selamat pagi, Rukia" ucapnya dengan lembut. Kukira ia akan menciumku tadi. Ternyata aku salah. Mungkin ia tidak berniat untuk merusak rumah tanggaku dengan Ichigo. Tetapi kelembutannya itu membuatku nyaman dan terbuai akannya. Tak terasa air mataku meleleh lagi membasahi pipiku.

"Ru-Rukia! Kau kenapa! Aku salah bicara ya?" ucapnya panik.

"Tidak... Terima kasih... Kaien-san" ucapku sambil mengelap air mataku

Setelah itu aku menaiki mobil Kaien dan berangkat menuju tempat dimana kami bekerja. Didalam mobil suasana hening menyelimuti berakhir saat Kaien berusaha untuk mengajakku mengobrol.

"Bagaimana?" Tanyanya

"A-apanya?" Jawabku gugup

"Hubunganmu dengan Ichigo..."

"Buruk, sangat buruk.. Hiks.." tak terasa air mataku meleleh lagi

Tiba-tiba mobil Kaien berhenti.

"Kenapa berhenti?" Ucapku sambil menahan tangisanku

"Rukia" Ucapnya sambil menghapus air mataku dan memegang pipiku. Ia mendekatkannya wajahnya ke wajahku. "Aku akan selalu ada untukmu" lanjutnya dan bersiap menciumku

Aku segera menunduk untuk menolak ciuman yang akan ia berikan padaku. "Maafkan aku Kaien, aku tidak bisa.." kataku padanya

Kaien langsung melepaskan tangannya. "Kau tahu bagaimana aku mencintaimu, Rukia. Tapi mengapa?" balasnya

"Dan kau juga tahu bagaimana aku mencintai Ichigo"

"Ya, kau benar"
Setelah itu kami tertawa bersama mengenang masa lalu dimana aku menolak Kaien dan memilih Ichigo. Aku tidak menyesal akan pilihanku.

=OAO=


Pukul 1 siang

Aku melewati lorong stasiun TV untuk menemukan studio 3 dimana Kaien sedang melakukan pemotretan.

"Rukia!" Kata Kaien semangat saat mendapatiku di studio 3

"Hehehe, Kaien-san! Ini aku bawakan makan siang" ucapku sambil menyodorkan tempat makan bewarna hijau.

"Terima kasih, Rukia Kurosaki.." jawabnya sambil mencium keningku. Wajahku langsung merah tak karuan.

Aku merasa ada seseorang yang mengawasiku dan Kaien. Aku menoleh ke sebelah kanan dan... Ternyata ada Ichigo disana. Aku tak dapat berkata apa-apa. Yang jelas sekarang aku terlihat sedang selingkuh.

Ichigo mendekati kami dan menatap dingin padaku "Hebat juga kau, Rukia. Bisa mendapatkan pria seperti itu"ucapnya. Ucapannya itu sungguh mengiris hatiku.

"Bu.. Bukan.. i-ini..." aku berusaha menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Namun tak ada satupun kalimat yang dapat aku katakan padanya.

"Ichigo, kau ingat padaku?" tanya Kaien untuk menghilangkan suasana tidak enak diantara kami berdua.
Aku segera berlari meninggalkan mereka berdua, keluar dari studio 3 dan menangis di pojokan tempat parkir mobil.

"Hiks.. hiks.. huwaa.. kenapa ini harus terjadi padaku.. Kenapa!" aku berharap Ichigo mengejarku, memberiku pelukannya untuk yang keterakhir kalinya, merasakan aroma tubuhnya sekali saja dan melontarkan kalimat yang sudah lama ia tak katakan padaku 'aku mencintaimu, Rukia' ya kalimat itu. Kurasakan seseorang memegang bahuku dari belakang

"Kenapa kau menangis, nona?" ucap seseorang dibelakangku. Aku langsung menatapnya, kulihat wajah Ichimaru sedang terlihat senang. Ia adalah mantanku sewaktu SMA dulu. Aku tidak tahu kenapa ia berada disini sekarang.

"Brengsek kau.." ucapku kasar sambil menepis tangannya yang menyentuh pundakku

Ia kembali menarik lenganku sehingga mulutnya dekat dengan telingaku. Ia kemudian berkata "Santai sajalah, aku tahu koq kenapa kau menangis" Ia segera menarikku menuju sebuah ruangan gelap, mungkin ruangan gudang. Ichimaru memeluk pinggulku dan menciumku dengan kasar. 'Tidak' jeritku dalam hati. Lidahnya mulai memasuki mulutku, menyapu semua gigiku, menggigit bibirku agar aku tidak teriak. Aku sudah meronta-ronta namun ia tak menghiraukan. Ichimaru melepaskan bibirku dan mendorongku sehingga aku berada dibawahnya. "Tenanglah Rukia, nikmatilah.." katanya. Aku semakin ketakutan mendengar ucapannya.

DOK! DOKK! Kudengar seseorang berusaha membuka pintu gudang yang terkunci dengan paksa

"Rukia! Kau disana!" Teriaknya keras

"Mmh.. mmhh!" Jawabku dari dalam dengan mulut yang terkunci oleh tangan Ichimaru

BRAKK! Pintu gudang yang terkunci itupun rusak. Dan kulihat sosok Kaien yang bercucuran keringat karena berusaha membuka pintu secara paksa.

Kaien memukul Ichimaru dengan keras dan menarik kerah bajunya "Jika kau menyentuh Rukia sekali lagi, MATI KAU"ucapnya marah pada Ichimaru. Ichimarupun kabur karena ulah Kaien.

Kemudian Kaien mendekatiku dan memeluk tubuh kecilku yang masih gemetaran "Rukia.. syukurlah..." ucapnya.

Air mataku mulai bejatuhan dari mataku menuju pipiku dan membasahi baju hitam Kaien yang sedang dipakainya. Mataku terbelalak ketika suamiku melihatku dengan dingin dari belakang Kaien.

"Cih, gagal lagi." ucapnya

Kaien dengan pandangan marah menatap Ichigo berkata "Jadi, semua ini ulahmu kan, Kurosaki!" bentaknya sambil menganggkat kerah baju Ichigo.

"Kalau iya?"
"Brengsek kau!" Ucap Kaien semakin marah.

"Yang benar saja.. Dia itu istriku.. terserah mau aku apakan kan?"

BUKK..! Kaien memukul Ichigo hingga Ichigo terpental 2m dengan mulut berdarah

"Yang benar saja kau ini! Memangnya kau bisa terus semena-mena begini hah! Suami macam apa kau!"

Ichigo bangun dan melap bibirnya yang berdarah karena sobek. "Ya, kau benar. Oleh karena itu, ceraikanlah aku.. Rukia"

"HENTIKAN!" teriakku "Henti.. kan..." air mataku menetes lebih banyak dari sebelumnya

To be continued~


Alur ceritanya kecepetan ya?

Hwahaha... Ruki pengen skali-skali bikin fan-fic model beginian.

Ada yang punya ide supaya fan-fic ini makin menarik?

Semua caci maki diterima~ ^^

Review!~