Tittle: Another Love Story.

Author: Hannaevani.

Editor: Bluedevil9293.

Disclaimer: This story belong to Hannaevani.

Main Cast:

- SiBum.

Other Cast:

- HyunMin as Ortu Kibum.

- GDTOP as Ortu Siwon.

- Kim Jaejoong.

- Lee Sungmin.

- Park Jungsoo.

Chap: 1 of 4.

Genre: Romance, Drama, Little Hurt, Dead Chara, Ghost, Family.

Rated: T.

Warning: Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy. Please, Don't Like Don't Read. No bashing and flame, Like and comment if you like this fanfic.

Note: No bashing, no flame, no copas, no re-publis, no plagiat, yes to like and comment.

Summary: Kibum seorang namja berumur 17 tahun yang kabur dari rumah dan tinggal sendiri bertemu dengan seorang namja tampan di sebuah toko CD yang membawanya ke dalam sebuah kejadian-kejadian tak terduga.

_o0o_

Author Pov…

Kibum sudah berdiri di balik meja kasir sebuah toko kaset di sebuah mall selama berjam-jam dengan seragam berwarna abu-abu dan topi hitam menunggu pelanggakn yang akan membeli kaset. Dia sedang menulis sesuatu di buku jurnalnya ketika seorang namja tampan berjaket biru dengan garis merah dilengannya membawa sebuah kaset berjalan ke meja kecil didepan meja kasir. Dia dapat melihat dari sudut matanya namja tampan itu memasukkan kaset ke cd room dan menekan tombol play setelah kasetnya masuk ke kepemutar, lalu dengan sigap dia memasang earphone. Untuk sejenak namja tampan itu hanya berdiam diri sambil mendengarkan lagu ditelinganya.

Kibum menggantung ujung penanya di jari sambil memikirkan hal apa saja yang menurutnya menarik untuk ditulis di jurnal pribadinya itu. tak sengaja dia memandang wajah namja tampan yang masih serius dengan musik ditelinganya. Wajah namja tampan itu terlihat seperti bercahaya. Hidung, mata, poni dan bibirnya terlihat sangat sempurna. Sempat terbesit dipikirannya betapa beruntung namja tampan itu memiliki wajah sempurna, dan jika dilihat sepertinya namja tampan itu juga mempunyai kehidupan yang sempurna. Dia tersadar dari lamunannya ketika tangan namja tampan itu bergerak membuka earphone ditelinganya, dia segera berpura-pura sibuk dengan jurnalnya. Dalam hati dia sangat malu karena hampir ketahuan sedang memperhatikan namja tampan itu.

Namja tampan itu meletakkan kaset itu diatas meja kasir dan mengeluarkan uang dari dompetnya. Kibum segera berdiri dan menghitung harga kaset itu dengan alat pemindai barcode, dia memandang layar komputer dengan hati-hati. Dia masih merasa sedikit grogi. "40.000 Won" ucapnya pelan, dia menghindari tatapan mata namja tampan itu.

Namja tampan itu memberikan uang 50.000 Won pada Kibum. Dia merasakan keanehan sikap Kibum. Dia memandang bayangan wajahnya di kaca transparan yang menjadi dinding toko kaset itu, memastikan tak ada yang aneh pada wajahnya. Namun tak ada apapun yang membuat wajahnya terlihat janggal.

Kibum segera membungkus kaset tadi dan memberikannya pada namja tampan itu bersama uang kembalian. "Ini, terima kasih sudah berkunjung ketoko kami dan silahkan kembali lagi.." ucapnya pelan. Sekilas dia memandang kedua bola mata namja tampan itu. bola matanya berwarna coklat muda, sangat mengagumkan.

Namja tampan itu tersenyum, "Thank's.." dia mengambil kaset dan uang kembaliannya, lalu segera melangkah keluar dari toko. Kibum sempat memandangi namja tampan itu untuk beberapa saat, lalu dia kembali memandang jurnalnya. Entah kenapa dia merasa ada sesuatu yang akan terjadi yang berhubungan dengan namja tampan itu, tapi dia berusaha membuang pikiran itu jauh-jauh.

"Jangan terlalu memperhatikan.. Nanti patah hati.." Goda Jaejoong, bos tempatnya bekerja sambil berlalu dengan senyuman khasnya. Kibum hanya tersenyum tipis sambil menundukkan wajah.

Yap! Inilah hidupnya. Kibum Kibum, Seorang namja cantik yang masih berusia 17 tahun yang sudah harus merasakan beratnya berjuang demi menyambung hidup. Pada usia 11 tahun ummanya meninggal karena kanker. Wanita yang sangat tegar dan selalu menjadi inspirasi hidupnya. Tak lama kemudian dia merasakan betapa kejamnya ibu tiri, bahkan appanya sudah mulai tak memperdulikan dirinya. Ketika adik tirinya lahir, appanya bahkan tidak segan-segan menyakitinya. Hinggak akhirnya dia memutuskan untuk melarikan diri ketika usianya masih 15 tahun. Oleh karena itu dia tak bisa melanjutkan sekolahnya. Dia berjuang sendiri dengan tangan dan kakinya untuk menyambung hidup.

Kibum berjalan seorang diri diantara gelapnya malam. Jalanan belum terlalu sepi. Dia merapatkan jaketnya sambil memastikan sekeliling. Dingin terasa sangat menusuk kulit. Dia mempercepat langkahnya agar segera sampai ke kontrakan kecil yang dia sewa dengan harga paling murah. Kondisi rumah itu hanya memiliki dua ruangan kecil, bagian depan dia jadikan kamar dan dibelakang dapur. Meskipun begitu, dia bisa menyulap rumah itu menjadi rumah yang sangat nyaman. Dia tinggal di daerah kumuh dan lingkungan yang kurang baik. Selisih beberapa rumah dari kontrakannya ada tempat pelacuran yang selalu buka sampai pagi, bahkan dia pernah ditawari untuk bekerja disana.

Kibum membaringkan tubuhnya diatas kasur. Memandang langit-langit kamarnya. Tiba-tiba dia teringat wajah namja tampan tadi, wajah yang seperti bercahaya yang telah menarik perhtiannya. Dia baru menyadari kalau dia adalah remaja. Tapi apa yang harus dia lakukan? Berlaku seperti remaja lain yang menghabiskan uang di mall bersama teman-teman mereka, atau memiliki kekasih tampan yang selalu mereka pamerkan kemana-mana? Sudah pasti dia tak bisa melakukan itu semua. Hidupnya hanya bisa diisi oleh kerja keras untuk menyambung hidup. Rasanya dia tak berhak mendapatkan itu semua. Tapi.. bayangan namja tampan itu membuat hatinya bergetar. Apa yang terjadi?

_o0o_

Malam ini Kibum pulang lebih awal karena bos tempatnya bekerja mempunyai acara yang tak bisa dia lewatkan. Biasanya dia baru pulang dari toko kaset sekitar pukul 10 atau 11 malam, tapi sekarang baru pukul 8 malam. Dia senang bisa mempunyai waktu senggang malam ini, jadi dia bisa mampir kesebuah pasar malam yang tak jauh dari rumahnya. Meskipun tak mempunyai teman, paling tidak dia bisa merasa terhibur berada di tengah-tengah keramaian sambil menyaksikan berbagai pertunjukan. Beberapa kali dia mengelap air mata yang mulai membasahi pipinya ketika mengingat almarhum ummanya sering mengajaknya ke pasar malam dulu. Matanya terpaku pada sebungkus gulali yang dijual oleh seorang pedagang. Dia menyukai gulali, tapi jika dia membeli gulali itu bisa saja membuka kenangan-kenangan tentang umma yang sangat mencintainya. Suasana membahagiakan itu cukup menyiksa batinnya, jadi dia memutuskan untuk pulang.

Dia menendang beberapa batu kecil yang tergeletak dijalan. Jalanan menuju rumahnya sangat sepi, membuat suasana hatinya semakin mellow. Tiba-tiba terdengar suara mobil yang direm secara paksa tak jauh dari tempatnya berjalan, dia melirik mobil itu dari sudut matanya. Tampak beberapa namja bertubuh besar keluar dari mobil sambil menyeret seorang namja muda yang memakai sweater berwarna abu-abu. Dia tak bisa melihat namja yang diseret itu dengan jelas. Dia hanya menunduk berpura-pura tak melihat apapun. Karena disekitar rumahnya bukan hal yang aneh jika terjadi tindak kriminal.

"Aaaww!" rintih Kibum ketika salah seorang namja besar itu menabraknya. Dia memegangi bahunya yang nyeri. Namja itu memandang Kibum dengan muka garangnya.

"Jangan menutupi jalan!" Kibum segera menyingkir dari jalan agar mereka bisa lewat.

"Lepaskan!" seru namja yang diseret itu. Kibum mengangkat wajahnya untuk melihat namja itu. Meskipun gelap, tapi dia bisa mengenali namja itu dengan gampang dari hidung dan matanya. Dia terkejut ketika menyadari yang sedang diseret itu adalah namja tampan yang tempo hari berbelanja di toko kasetnya. Namja tampan yang tak bisa berkutik karena dipegangi oleh dua orang bertubuh besar dikanan dan kirinya itu juga mengenali Kibum, dia berteriak meminta pertolongan.

"Heii! Kamu yang di toko kaset itu kan? Please! Tolong aku!" Kibum ingin sekali bisa menolong namja itu, tapi apa yang bisa dia lakukan. Dia ketakutan. Tiba-tiba seorang namja yang paling belakang menjambak rambutnya dengan kasar.

"AAAwww!" jeritnya. Namja bertubuh besar itu mencengkeram rambut Kibum dengan kuat, lalu berbisik ditelinga namja cantik itu.

"Anggakp kamu nggak ngeliat apapun malam ini kalau kamu masih mau hidup! NGERTI KAMU?!" ancamnya. Kibum kesakitan. Tak tau apa yang harus dia perbuat, dia mengangguk perlahan.

"I.. iya.."

"Kalalu kamu sampai ngelapor ke polisi, kamu bakalan aku buat kayak namja yang didepan itu!" namja itu menyentakan tanganya hinggak tubuh Kibum yang kecil terhempas ke aspal.

DUUG!

Rasa pedih menjalar dikepala Kibum untuk beberapa saat, lalu menghilang. Secercah cahaya masuk kecelah matanya, ingatan-ingatan tak mengenakan itu kembali muncul. Senyum ummanya, kasih sayang yang selalu dia rasakan ketika itu. dan perlakuan tidak adil dari appanya.

"Bummie! Bummie! Banguun!" Ucap sebuah suara lembut yang tak asing ditelinga Kibum. Kibum membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa sangat pusing, semuanya terasa berputar. Dia mengerjapkan matanya berkali-kali untuk membiasakan matanya dengan cahaya terang. Setelah beberapa saat baru dia bisa melihat dengan jelas siapa yang memanggil namanya, Sungmin, seorang namja cantik yang tinggal tak jauh dari tempat tinggalnya.

"Kamu kenapa Bummie? Kok bisa pingsan di jalanan gini?" Tanya Sungmin cemas. Setelah mendengar ucapan Sungmin, Kibum baru mengingat kejadian terakhir. Ternyata dia pingsan semalam. Dahinya terluka, darah kering masih terpapar jelas disana. Dia belum punya cukup tenaga untuk menceritkannya pada Sungmin.

"Ya udah, kamu bangun dulu.. aku anter ke rumah ya.. Kamu istirahat aja dulu.." Ucap Sungmin sambil membantu Kibum bangkit. Sesampai dirumah. Kibum segera berbaring ditempat tidurnya. Dia mengingat namja tampan yang telah merasuki pikirannya selama berhari-hari itu. bagaimana nasibnya sekarang.

"Ohh.. jadi gitu. Hati-hati kamu Bummie, mereka pasti orang suruhan yang ditugasin untuk ngabisin tuh namja. Mending jangan cari gara-gara dengan orang yang kayak gitu. Entar malah kamu yang kena batunya." Ucap Sungmin setelah mendengar cerita Kibum ketika dia baru selesai mengobati luka didahi namja cantik itu.

"Tapi aku khawatir banget dengan namja itu.." Ucap Kibum. Sungmin memandang Kibum tak mengerti.

"Bummie.. belum apa-apa aja kamu udah kayak gini, gimana kalau kamu sampe dibunuh sama mereka? Emang kamu kenal sama namja tampan itu?" Kibum menggeleng.

"Nggakk.. tapi dia pernah belanja di toko kaset tempat aku kerja."

"Udah deh, Bummie.. Jangan cari masalah! Yaudah, aku balik dulu ya. Takut Umma nyariin.. kamu nggak apa-apa kan aku tinggal?" Tanya Sungmin. Kibum tersenyum tipis sambil mengengguk.

"Iya, nggak apa-apa.. Thank's ya.." Sungmin bangkit dan keluar dari rumah kontrakan Kibum. Walaupun Sungmin memintanya untuk tidak memikirkan tentang namja tampan itu, tapi pikirannya tak bisa berhenti membayangkan wajah panik namja tampan itu semalam. Dia merasa sangat bersalah karena tak bisa melakukan apapun. Dia bangkit perlahan dan duduk di pinggir kasur, membuat daftar kecil diotaknya tentang apa saja yang mungkin terjadi pada namja tampan itu.

Benturan dikepala benar-benar membuatnya tak bisa berlama-lama menegakkan kepala selama beberapa hari. Hal itu membuatnya terpaksa mengambil cuti untuk sementara waktu dari tempat kerjanya. Dihari ketiga, dia sudah bisa beraktifitas seperti biasa meskipun pusing dikepalanya belum hilang seutuhnya.

Tok! Tok! Tok! Terdengar ketukan dari luar.

Reflek kepala Kibum langsung memandang kearah pintu. Dalam hati dia bertanya siapa yang datang, dia beridiri perlahan dan berjalan kepintu tanpa mengeluarkan suara.

"Kibum.. ada yang mau ketemu kamu nih..." Ucap suara riang dari luar, Kibum tau itu adalah suara ahjumma pemilik kontrakan yang selalu ceria, Leeteuk Ahjumma.

Langkah Kibum terhenti sejengkal sebelum mendekati pintu. Siapa yang mencarinya? Itu lah yang sedang bergulat dipikirannya. Dengan sangat hati-hati dia mengintip dijendela kamarnya. Betapa terkejutnya dia ketika melihat sosok namja bertubuh tinggi dan sedikit gemuk berdiri didepan pintu bersama Leeteuk Ahjumma. Dia segera membungkam mulutnya dengan tangan ketika teriakan kaget akan keluar dari mulutnya.

Kibum melangkah mundur sepelan mungkin menjauhi pintu. Pikirannya kacau. Dia tak tau harus melakukan apa. Kenangan-kenangan buruk di masa lalu kembali muncul dibenaknya. Masih ingat jelas dipikirannya bagaimana cara namja tinggi dan sedikit gemuk itu menghukumnya hanya karena dia tidak terlihat senang ketika adik tirinya lahir, dia nyaris mati karena ditenggelamkan di bathup. Tubuhnya bergetar, dia sangat panik! Dia benar-benar tak mau bertemu namja yang secara biologis itu adalah appanya. Jalan satu-satunya adalah kabur secepatnya.

Kibum segera menjangkau tas kecil yang tergantung di dekat kasurnya, lalu dengan cepat dia memasukkan baju secukupnya kedalamnya. Setelah mengambil dompet dia segera masuk kedapur untuk keluar dari pintu belakang sebelum Leeteuk Ahjumma berinisiatif masuk menggunakan kunci cadangan. Dia membuka pintu belakang perlahan, tak terlihat siapapun disana. Dengan cepat dia keluar dan menjauh dari rumahnya secepat mungkin.

Kibum sudah merasa cukup tersiksa selama ini bersma appanya, dan dia tak mau mengalaminya lagi. Tubuhnya masih bergetar ketika dia duduk di halte bus, walaupun dia tak berniat naik bus. Dia masih tak mengerti bagaimana appanya bisa mengetahui tempat tinggalnya dan kenapa setelah beberapa tahun dia pergi dari rumah namja itu malah mencarinya. Sekarang selain kenangan masa lalu yang menyesakkan dadanya, perutnya juga menyiksanya karena dia lupa sejak kemarin belum makan apa-apa. Dia segera mencari cafe untuk mengisi perutnya sebelum pingsan karena kelaparan.

Setelah perutnya terisi, pikirannya kembali jernih. Dia memikirkan langkah selanjutnya yang akan dia lakukan. Tidak mungkin untuk sementara waktu ini dia kembali kekontrakan.

"Telah dilaporkan menghilang, seorang anak pengusaha ternama, Choi Siwon, pada dua hari yang lalu..." ucap pembaca berita di sebuah tv kecil yang terdapat disudut warung itu.

Spontan Kibum memandang ke layar TV. Matanya melotot melihat foto yang terpampang di layar tv. Itu adalah foto namja tampan yang semalam diseret oleh orang-orang itu sedang tertawa sambil memegang kamera. dan ciri-ciri yang disebutkan pun sama persis.

".. ketika menghilang dia mengenakan sweater abu-abu dan jeans berwarna hitam..."

Kibum semakin panik. Ternyata namja tampan yang bernama Siwon itu belum pulang sejak kejadian malam itu. apa yang terjadi? Pikirannya kembali berkecamuk. Dia segera meninggaklkan warung itu sebelum ada orang yang menyadari kepanikannya. Dia tak tau harus melakukan apa dan harus pergi kemana. jadi dia memutuskan untuk mengunjungi makam ummanya.

Dia berjalan diantara makam-makam yang tak terawat. Begitu juga makam ummanya. Sudah bertahun-tahun dia tak berkunjung kemari. Dia membersihkan makam itu dengan tangan, sebersih yang dia bisa. Setelah itu dia duduk di pinggir makam ummanya, dia memandangi nisan ummanya yang sudah mulai memudar. Dalam hati dia menjerit dan menceritakan semua kesedihannya. Air mata pun ikut menemaninya dalam hening. Dia mulai terisak sambil menghapus air matanya.

"Bummie nggak tau harus ngelakuin apa, Umma.." ucapnya lirih. "Bantu Bummie umma.. Bummie nggak bisa menghadapi ini sendiri." Dia mulai terisak lagi, "Maafin Kibum karena nggak bisa jadi anak yang bisa ngebanggakin umma.. Kibum takut.." dia tenggelam dalam tamgis beberapa saat, "Apa yang harus Kibum lakuin umma?"

"Kamu harus menolongku.." Ucap sebuah suara di sisi lain makam umma Kibum.

_o0o_ To Be Continue _o0o_

Ini cerita bukan buatan q, q cuma mengubah beberapa aja seperti cast dll.