Gintoki x Reader/Katsura x Reader/Takasugi x Reader
Happy Reading
.
.
.
Samurai Heart
"Permisi.." Gadis berkulit pucat itu memencet bel di depan pintu geser bangunan Yorozuya.
"Permisi!" panggilnya dengan nada lebih keras karena belum ada balasan dari si pemilik rumah. Gadis itu menatap foto yang ia pegang ditangan kirinya.
"Kagura-chan sepertinya ada tamu, tolong buka-kan pintunya!" Shinpachi menoleh ke ruang utama dari arah dapur. Tangannya sibuk mencuci lobak di dalam baskom.
Jari telunjuk gadis itu kembali memencet tombol bel disebelah pintu.
Tidak ada jawaban dari Kagura, dan suara bel masih saja berbunyi. Shinpachi melepas sarung tangannya lalu berdiri. "Kagura-chan, sudah kubilang buka-kan—" kalimat Shinpachi terhenti melihat si gadis china yang ia panggil sedang enak molor di depan televisi yang menyala. "Neteru ka yo..."
Kepala Kacamata bermanusia itu lalu menoleh kearah pintu, pada akhirnya ia sendiri yang membukakan pintu itu karena Gintoki sedang keluar bersama Madao di jam-jam segini. Membiarkan dirinya memasak sisa bahan seadannya untuk makan malam mereka, karena kalau tidak Kagura pasti akan mengamuk.
"Haaaii~" Shinpachi menjawab lalu membuka pintunya, yang langsung memperlihatkan cewek cantik yang tengah menatap foto ditangan kirinya. "Are? Klien kah?" Gumam Shinpachi.
"Ano... aku melihat plakat di depan bangunan. Benar ini Yorozuya?" gadis itu bertanya dengan nada datar.
"Ah hai. Sou desu yo. Kami menerima pekerjaan apapun yang diminta klien kami—Maa, asalkan tidak melanggar hukum sih"
"Jaa..." Gadis itu mulai menjelaskan.
"Ano otoko desu ka?" Shinpachi menatap foto anak laki-laki berambut hitam dikuncir kuda di foto milik gadis itu.
"Hai" jawab si gadis yang kini sudah duduk di ruang utama Yorozuya. "Aku ingin kalian mencari dimana anak laki-laki itu sekarang. Tapi..."
"Tapi?" mata Shinpachi beralih dari foto itu ke mata onyx perempuan di depannya.
"Masalahnya itu fotonya saat masih kecil dulu. Sudah duabelas tahun berlalu sejak saat itu..." gadis itu menatap permukaan meja sambil melamun.
"D-duabelas tahun?" tanya Shinpachi. Disampingnya, Kagura terbangun sambil mengucek matanya.
"Aku tahu ini mustahil, tapi aku mohon... Orang itu adalah orang pertama yang ingin kutemui setelah sekian lamanya aku tidak menapakkan kaki di bumi"
"Daijoubu-aru. Tidak ada yang tidak bisa kami lakukan. Serahkan semuanya pada kami" kata Kagura setengah mengantuk.
"Demo.. kami mungkin baru bisa mencarinya besok, karena boss kami sedang keluar saat ini" jelas Shinpachi.
"Tidak masalah" jawab perempuan itu. Ia pun berdiri, membungkuk sopan sebelum pergi.
.
.
"Gin-san kemana saja kau ini? Tadi ada klien datang, lho" omel Shinpachi begitu Gintoki pulang. Pemuda itu langsung nimbrung di meja makan.
"Ah sou" jawabnya datar. "Tadi ada urusan sebentar dengan Hasegawa-san"
"Paling juga main pachinko-aru" tambah Kagura. Gintoki tak menggubrisnya dan langsung melahap apapun diatas meja seperti orang kelaparan.
"Klien kita kali ini seorang perempuan" Shinpachi kembali berceloteh.
"Oi, rasanya terlalu asam. Apa ini? Oi Shinpachi, apa kau menambahkan cuka kedalam sup lobak ini?" Gintoki menggerutu diantara kunyahannya.
"Dia meminta kita mencari laki-laki di foto ini. Dia bilang ini fotonya saat kecil, mungkin sekarang dia seumuran dengan perempuan itu" Shinpachi masih terus menjelaskan.
"Mattaku, lebih baik kau menambahkan azuki.. rasanya masih jauh lebih baik dari asam cuka"
"Kiite kudasaaaiiii!" Shinpachi menggebrak meja sangkin kehabisan kesabaran.
"Hn?" hanya itu respon Gintoki sambil melirik kearah Shinpachi. Pemuda berkacamata itu menghela nafas, lalu meletakkan foto tadi diatas meja agar Gintoki bisa melihatnya.
"Zura?" alis Gintoki terangkat.
"Zura-aru ka?" Kagura ikut menatap foto itu.
"Heeeee? Katsura-san desu ka... kore!?" tanya Shinpachi tidak percaya. "Tapi, kenapa perempuan tadi ingin sekali mencarinya ya?"
"Saa, mungkin saja dia punya dendam dengannya. Orang sepertinya itu punya banyak sekali musuh. Mungkin saja anggota Jouishishi pernah membunuh ayah perempuan itu, dan kini giliranya untuk membunuh ketua fraksi Joui" Gintoki menyeruput supnya.
"Sou nano? Tapi, dia bilang dia ingin sekali bertemu dengannya setelah duabelas tahun tidak menginjakkan kaki di bumi. Jika itu Katsura-san sepuluh tahun yang lalu... mungkin dia belum jadi pemimpin Jouishishi kan..?" prediksi Shinpachi.
Tek. Gintoki meletakkan mangkuknya diatas meja dengan serius setelah mendengar penjelasan Shinpachi barusan.
"Shinpachi" nada suaranya terdengar lebih dalam. "Siapa nama perempuan itu?"
"(L/N)... (Y/N)... desu" jawab Shinpachi.
Set. Gintoki langsung berdiri dan berlari menuju pintu keluar. "Apa kau tahu kemana arah perginya dia? Apa dia meninggalkan alamat?" teriaknya sambil berlari keluar.
Shinpachi mengikuti sampai depan pintu dengan bingung. "Eh? Ie, aku tidak tahu. Gin-san matte! Doko iku no?!"
Gintoki tak mendengarkan permintaan Shinpachi. Ia menuruni tangga dan berlari mengelilingingi Kabukichou malam, berharap menemukan perempuan itu.
"Nanda aitsu?" Kagura muncul dibelakang Shinpachi, memegang foto Zura.
"Kagura-chan... jika perempuan itu teman masa kecil Katsura-san... itu berarti... dia juga teman..."
"Gin-chan.." sambung Kagura.
'Ano hito...' Gintoki membatin 'Mungkin dia akan datang ke tempat itu...'
Di sisi lain...
Di sebuah tempat dekat dengan danau dan juga kuil, terdapat sebuah pohon sakura besar dengan bangku panjang di bawahnya. Ini adalah musim semi, dan pohon itu sedang mekar-mekarnya. Beberapa kelopak berjatuhan disekitar gadis itu berdiri. Tepat ditepian jurang danau.
"Hah...hah.. hah... yabari, koko ka" Gintoki berhenti berlari begitu dekat dengan tempat itu. Ia membungkuk sambil memegang lututnya karena lelah berlari.
(Y/N), gadis yang berdiri dibawah sakura itu menoleh. Menatap pemuda tak dikenal tak jauh darinya itu. Beberapa saat hanya memandangi prem rambut Gintoki.
"(Y/N).. miike..." kata Gintoki setelah berhasil mengatur kembali nafasnya.
Mendengar namanya disebut, dan juga berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki pemuda itu, langsung membuat (Y/N) membelalakkan matanya.
"..." mulutnya terbuka. "...Gin?"
Deg. Suara itu... membuat wajah Gintoki langsung memerah. Pemilik rambut prem itu memalingkan wajahnya dan menggerutu pada diri sendiri karena ia tidak meynyangka akan bereaksi seperti itu setelah sekian lama tidak melihat sosok perempuan didepannya.
"Omae.. bagaiman bisa— Shinsuke bilang kau sudah—" gagap (Y/N).
"Bakayaro" sela Gintoki. "Kau percaya begitu saja dengan apa yang idiot itu katakan"
Hyuuung... angin malam berhembus dan menerbangkan helai-helai kelopak sakura diantara mereka.
"Sou da ne. Aku tetap saja bodoh seperti dulu.." gadis itu menggumam.
"Kau pergi begitu saja saat itu. Sekarang aku menemukanmu, jangan berani-berani kau melarikan diri lagi dihadapanku. Karena hal buruk selalu terjadi sejak kau menghilang" Gintoki berjalan mendekat, cukup dekat hingga (Y/N) terpaksa harus mendongak untuk menatap wajah si silver soul.
Pletakk! Gintoki menjitak kepala perempuan itu.
"Ittai!" (Y/N) memegang kepalanya kesakitan. "Nani yateruno!?"
"Kedatangan amanto, perang, perpecahan pertemanan kita berempat, dan juga.. kau tahu 'dia' sudah mati kan..? Semua hal buruk itu datang sejak kau pergi"
"Aku tahu lebih dari yang kau tahu.." balas (Y/N).
"Itu dia! Aku menemukan perempuan itu!" dikejauhan segerombol amanto berlari mendekat. (Y/N) menoleh ke sumber suara dengan panik. Begitu melihat siapa yang mengejarnya, ia langsung mendorong Gintoki ke jurang dan membuatnya tercebur ke kedalaman danau.
TBC
