a/n this is an attack on titan short fanfic

Jean Kirstein x Reader : Return

Dia bilang dia akan kembali. Dia janji.

Benar, itu memang misi yang berbahaya, tapi dia hanya menyeringai dan memutar bola matanya seolah itu bukan apa-apa.

"Khawatirmu berlebihan" dia bilang dengan nada khasnya yang songak.

Kau meremas jemari tanganmu sampai memutih pucat, tak peduli rasa sakit mulai menggerogoti. Bagimu luka di bagian lain jauh lebih menyakitkan.

"Jean—" suaramu tersendat.

"Bukankah kau percaya padaku?" Jean menyela.

Kalimat itu menggema di udara diatas reruntuhan bangunan tempat kau berdiri sekarang. Tempat itu sudah aman sekarang setelah Eren berhasil menutup lubang di dinding. Beberapa penduduk juga kembali membuka lahan pertanian yang sempat terbengkalai.

Kau menatap langit dalam diam. Membiarkan angin menerpa wajah dan mengibarkan geraian rambutmu. Kau ingat terakhir kali kau melihat kepergian Jean dari atas sana. Kuda-kuda hitam itu meringkik dan berlari menjauhi dinding menuju medan kematian—mengingat keberhasilan misi ini hanya beberapa persen. Kala itu matahari tak nampak. Hanya kumpulan awan hitam yang terlihat.

Tapi kini langit begitu bersih. Tak ada noda sedikit pun. Bahkan tak terlihat titik hitam dikejauhan yang menandakan bahwa kuda-kuda itu telah kembali.

'Bukankah kau percaya padaku?'

"Disaat seperti ini, aku sendiri juga tidak yakin.." kau menggumam.

Seorang anak laki-laki sekitar 3 tahunan sudah lelah memainkan batu di depan sebuah rumah ang terlihat sederhana. Seorang gadis yang lebih muda dari bocah laki-laki itu tengah berlarian mengejar capung di dekatnya. Kau bisa melihat ekspresi mereka berdua dari atas reruntuhan. Dibalik wajah polos itu, mereka masih berharap bisa melihat kerumunan kuda yang lelah setelah berperang berjalan menyusuri kota. Sama sepertimu. Hingga sesaat kemudian Jean akan turun sambil memasang senyum mengejek karena kau terlalu khawatir.

Tapi sekali lagi langit tetap kosong. Dan tak ada tanda kehidupan dikejauhan sana. Satu-satunya suara hanya gemerisik angin.

Bocah laki-laki itu berbalik dan berjalan kedalam rumah karena bosan. Gadis itu menatapnya untuk beberapa waktu, lalu berbalik menatapmu. Kau tersenyum getir menatapnya. Sesaat kemudian ia mengikuti langkah si bocah laki-laki sambil menguap.

Kau masih bertahan. Tubuhmu tak tergerak. Jauh di dalam dirimu kau masih punya harapan, dan kau tidak ingin membalikkan badan. Kau sudah lelah berulangkali membalikkan tubuhmu dan kembali ke rumah dengan putus asa.

Jean pasti akan kembali. Dia harus kembali. Dia sudah janji, dia harus menepati.

Tidak.

Jean bohong. Dia bahkan membohongi dirinya sendiri.

"Jean..."

Air mata membuat semuanya mengabur. Kau memejamkan matamu lalu mengusapnya cepat-cepat, berbalik menuruni reruntuhan dan kembali ke rumahmu dengan langkah kecewa.

Jean tidak akan kembali.

.

.

Fin