PROLOG

"Kau, bekerjalah dengan benar!" penjaga berbadan kekar itu melesatkan cambuknya ke punggung perempuan berambut merah tanpa sedikitpun rasa kasihan. Perempuan itu memkik. Ia berusaha menahan air matanya dan melanjutkan mengangkat bongkahan Kristal yang sudah di pecah hingga beberapa bagian.

tidak ada setitikpun warna biru pada langit yang sudah tercemar oleh pabrik pembuat senjata dan pasukan robot terbesar di planet ini. hanya ada warna oranye yang membuat mata sakit dan asap asap yang mengepul dari cerobong baja yang menjulang hingga ke langit. sambil menahan perih, perempuan berambut merah itu membawa bongkahan Kristal hijau yang mereka gunakan sebagai material utama pembuat senjata menuju kereta pengangkut.

"kau tidak apa-apa, Maya?" tanya seorang pria yang berada di balik kemudi kereta itu dengan suara berbisik, ekor matanya mengintip ke arah penjaga yang sedang membentak pada budak lainnya, lalu dengan cepat pria di balik kemudi itu melemparkan sebotol air minum pada maya.

"ini?" Luna membelalak heran. Air bukan barang yang murah, bukan benda yang bisa begitu saja di miliki seorang budak seperti dirinya. Bahkan, memiliki air sebotol penuh seperti ini sangatlah terlarang.

"cepat kau minum, kau tidak ingin mati, kan?"

Tidak benar. Mungkin yang maya iginkan sekarang adalah kematian. Mungkin kematian akan lebih indah jika dibandingkan degan hidup seperti ini.

"terimakasih." ujar maya dengan suara lemah. Ia melirik ke arah penjaga, ia masih tidak melihat. Lalu sesegera mungkin maya meneguk habis seluruh air di botol yang tidak terlalu besar itu. Melegakan sekali. Sangat segar, ia sudah lupa kapan terakhir kali meminum air sesegar ini. sejak VUDO menyerang dunia ini. ia hanya bisa meminum cairan aneh berwarna hijau yang rasanya sangat aneh. tapi entah bagai an acairan itu dapat menghilangkan lapar walau hanya bertahan setengah hari. Selebihnya rasa lapar itu kembali datang menyiksa.

"Hei. Apa yang kau lakukan di sana? Kembali bekerja!"

"cih, para kombatan itu, semakin hari mereka semakin parah saja," ujar pria bersorot mata tajam yang maya kenal dengan nama Mikhail. Ada ribuan orang yang bekerja di pertambangan ini. naun tidak banyak yang maya kenal. Tidak pernah ada kesempatan untuk bercakap cakap di pertambangan ini. mereka semua bekerja 20 jam sehari dan para pengawas dengan cambuk di tangannya tidak pernah membiarkan para pekerja untuk bermalas malasan, bahkan untuk sekedar mengobrol.

"maya, ikutlah denganku." Ajak Mikhail tiba tiba ketika ada kesempatan berbicara di mana pengawas sedang melihat ke arah yang lain.

"ikut? Ikut ke mana?" tanya maya keheranan.

"kita pergi dari dunia ini."

Maya tidak mengerti dengan perkataan Mikhail yang ajaib itu. Sebelah alisnya terangkat menatap Mikhail, menimbang nimbang apa pria ini masih waras. 'Pergi dari dunia ini?' apa dia mengajaknya untuk mati?

"Kita akan pergi dari dunia ini. kita akan pergi ke bumi. Dunia parallel…"