I'm Chasing You by Izumi Akita Suzuki

Summary : Tadashi penasaran dengan apa yang dilakukan kakaknya pada saat keluar di tengah malam begini, maka dari itu Tadashi memutuskan untuk membuntuti kakaknya tersebut. Namun ia justru terjebak di antara banyak orang yang mengerikan

Big Hero 6 Movie belongs to Disney, Big Hero 6 Comic belongs to Marvel and as always I only have the storyline of this fic.

Fanfic ini mengandung unsur age swap antara Tadashi dan Hiro, jika anda tak menyukai ini ada baiknya anda menekan tombol back daripada anda menyesal

San Fransokyo sama seperti kota – kota lainnya, dimana akan terjadi aktivitas dan rutinitas yang memuakkan pada saat siang hari. Namun akan dihiasi gemerlap kehidupan malam yang cukup mengerikan pada saat malam hari. Jika Las Vegasaka terkenal akan judi casino yang dimilikinya maka San Fransokyo terkenal akan bot-fight yang menjadi rutinitas wajib para penujudi yang ada disana.

Di tengah gemerlapnya kota San Fransokyo di malam hari. Tinggalah seorang pemuda 16 tahun bersama dengan adiknya serta bibinya di Lucky Cat Café. Jika, kalian bertanya kenapa sang author membawa keluarga pemuda ini. Tentu saja jawabannya karena pemuda berusia 16 tahun tersebut adalah salah satu dari sekian banyak bot-fighter yang ada di kota ini. Pemuda itu bernama Hiro Hamada, dan walaupun dia seorang bot-fighter, dia bukanlah seorang berandalan ataupun preman. Bahkan ia salah satu siswa ter-brilliant yang dimiliki SFIT –sebuah universitas yang sangat terkenal di San Fransokyo dan diketahui untuk dapat masuk ke sana membutuhkan usaha yang sangat keras-. Dia hanya suka bersenang – senang dengan bot-fight karena baginya itu merupakan sebuah hiburan yang menguntungkan.

Pada malam hari ini Hiro berniat melakukan kebiasaan, ya ia berniat untuk keluar malam guna melakukan bot-fight. Ia tahu kegiatan itu illegal dan sangat berbahya. Namun semua orang tak akan mempedulikan resiko apapun soal hobinya kan? Hiro memutuskan untuk segera menggenakan hoodie-nya dan segera keluar rumah –tentunya setelah ia berpamitan dengan bibinya dan dengan adik semata wayangnya-.

Tadashi berlari ke arah kakaknya karena ia tau –ditinjau dari penampilan kakaknya- bahwa kakaknya akan segera keluar dari rumah. Ia memandang Bibi Cass dan kakaknya secara bergantian dan akhirnya padangan Tadashi terarah tepat pada kakaknya.

"Niisan! Niisan mau kemana? Aku boleh ikut tidak?"

Suara yang dikeluarkan Tadashi sebenarnya menggetarkan Hiro dan tentu saja ia akan sulit menolak permintaan adiknya. Tapi well, dia akan segera melakukan hal yang illegal dan berbahaya, bagaimana mungkin ia membiarkan adiknya terlibat? Hiro tak bisa melakukan itu. Hiro akhirnya memeluk Tadashi dan mengelus rambut anak berusia 11 tahun itu.

"Niisan akan kerumah teman, Dashi! Ah ya jalanan di luar sana sangat berbahaya apalagi untuk orang semuda dirimu. Lagipula Niisan tak akan pergi lama. Jadi sebaiknya kita lakukan bro-fist saja sebelum Niisan pergi. Niisan akan kembali besok!" kata Hiro dengan tenang dan kemudian ia mengajak Tadashi untuk melakukan bro-fist.

Tadashi hanya mengangguk setelah kakaknya ia

Jam telah menunjukkan tengah malam dan Tadashi tetap tak bisa tidur karena sang kakak belum ada di sampingnya. Ia melihat ranjang kosong yang ada di sebelahnya, rasanya tak lengkap jika sang kakak tak tidur di sana. Tadashi kemudian memutuskan untuk mengendap – endap keluar rumah guna mencari kakaknya tersebut. Tadashi pun dengan langkah pelan menuju ke tempat dimana kunci Lucky Cat Café disembunyikan oleh bibinya. Setelah ia mendapatkan kunci itu ia langsung membuka pintu Lucky Cat Café dan kemudian ia mengunci pintu itu di luar dengan harapan Aunt Cass tak akan tahu bahwa ia telah lari dari rumah dan membawa kunci.

Jalanan San Fransokyo di malam hari sangatlah lenggang. Itu yang dirasakan Tadashi pada saat ia melangkahkan kakinya keluar dari café milik bibinya tersebut. Namun rasa itu tak berlangsung lama

'BRRRUMMM BRUUUMMM BRUUUMM.'

Suara berisik itu dikeluarkan oleh banyak motor yang sepertinya sedang balapan. Balapan di malam hari? Oh, baiklah jadi kini pandangan Tadashi berubah ternyata bahkan di malam hari keadaan San Fransokyo tak bisa tenang. Dan well Tadashi baru saja ingat bahwa apa yang baru saja ia lihat adalah balapan liar. Hiro pernah ceritanya padanya bahwa balapan liar adalah sebuah perbuatan illegal yang melanggar hokum dan itu tak baik untuk dilakukan. Hiro juga berkata padanya bahwa bot-fight itu illegal bagaimanapun hal itu sama dengan judi.

Tadashi hanya memandang balapan liar itu sebentar kemudian ia kembali berjalan dan berusaha menemukan jalan. Ia berhenti tepat di suatu tempat yang terkenal untuk bot-fight, entah kenapa ada sebuah rasa penasarannya yang mendorongnya masuk. Namun sebelum ia masuk..

"WAH ADA BOCAH KECIL DISINI!" seseorang yang bisa dengan mudah kita identifikasikan sebagai preman mulai menunjuk Tadashi yang sama sekali tak berbuat apa apa.

Sementara teman premannya yang lain mulai mengitari Tadashi. Menonton bocah berusia 11 tahun itu tampak dalam kebingungan dan kekhawtiran. Andai saja tadi ia tak masuk sini, ia pasti tak akan berakhir disini. Andai saja Niisannya ada disini. Tunggu, apakah mungkin Niisannya disini?

"NIISAAAAAN!" suara getir dan rengekan Tadashi terdengar sampai di dalam area pertandingan bot-fight.

Hiro yang sedang asik menduelkan megabit-nya di dalam secara tiba tiba mendengar suara rengekan yang familiar, ini suara rengekan dari adiknya Tadashi! Tunggu! Jangan bilang Tadashi menyusulnya disini! Heck, adiknya itu masih terlalu kecil untuk berada di arena seberbahaya ini.

Hiro memutuskan untuk segera berlari dan meninggalkan pertandingan yang sedang ia lakoni begitu saja. Tadashi lebih penting dari bot-fight! Hiropun berlari dengan tergopoh – gopoh dan benar benar menemukan Tadashi disana,

"TADASHI LARI!" ia berteriak pada adiknya yang ada disana.

Semua preman yang ada di sanapun menatap Hiro dengan tajam. Dan pada saat itu juga Hiro melihat Tadashi telah berhasil lari dan ia langsung menyusul Tadashi yang lari.

"Aku duluan!" kata Hiro sambil nyengir kepada para preman yang ada di depannya.

Setelah perlarian dan perjalanan yang cukup panjang akhirnya Tadashi dan Hiro berhasil lolos dari kejaran para preman dan akhirnya mereka sampai di Lucky Cat Café dengan selamat. Hiro menghela nafas lega lalu ia menatap Tadashi

"Kenapa kau menyusulku?"

"Aku mengkhawatirkanmu Niisan!"

"Tapi itu berbahaya, Dashi!"

"Aku tau tapi aku tak mau kehilangan Niisan!"

Mendengar pernyataan Tadashi, Hiro merasa bersalah telah membuat adiknya tersebut merasa khawatir, akhirnya ia memutuskan untuk memeluk dan adiknya dan memberikan ketenangan pada adiknya.

FIN

A/N : Ichan ultah hari ini dan well Ichan akan memberikan traktiran pada para fic reader Ichan. Pada para fic reader di fandom BH6 inilah traktirannya sebuah fic dengan Hiro dan Tadashi yang age swap hehehe gimana traktirnya udah cukup kan? Mungkin Ichan bakal lebih banyak bikin ini AU tapi entahlah hanya Ichan dan Tuhan yang tau apa yang akan terjadi berikutnya , Well karena Ichan udah traktir para reader bersedia kasih kado ke Ichan kan ya? /ngarep/ Baiklah abaikan apa yang Ichan tulis sebelumnya jadi silahkan reviews yaa ichan akan merasa lebih dicintai oleh anda dengan review yang anda kirim!