BOOOOM!
Itachi yang sedang asyik menonton tv, langsung bangkit dari sofa yang sedari tadi ditempatinya dan berlari ke arah suara ledakan yang berasal dari dapurnya. Betapa terkejutnya saat dia melihat keadaan dapurnya yang sudah berevolusi menjadi kapal pecah. Oven yang sepertinya diperkirakan menjadi suara ledakan berasal –menurut Itachi- sudah hangus, dinding dapur menjadi hitam, bahan-bahan makanan berceceran di lantai sehingga membuat dapur milik keluarga Uchiha itu menjadi terlihat MENAKJUBKAN.
Itachi hanya menatap ruangan yang entah masih pantas disebut dengan dapur itu dengan tatapan shock. Dipikirannya sudah terbayang akan kemarahan Kaasan-nya yang tersayang. Sungguh Itachi sama sekali tidak sanggup membayangkan Kaasan-nya yang biasanya lemah lebut seperti malaikat menjadi iblis seperti Kaasan rivalnya itu. Memikirkannya saja sudah cukup membuatnya merinding.
Kesal, manik hitam Itachi mulai memeriksa dapur guna mencari siapa pelaku yang berani menghancurkan dapur milik keluarga Uchiha itu. Matanya terpaku saat dia melihat sesosok makhluk yang berada di pojok dapur yang sepertinya melindungi diri dari ledakan oven tadi. Itachi lalu mulai mendekati sosok itu dan matanya langsung membulat saat menyadari siapa sebenarnya sosok itu. Disana berdiri sang adik kecilnya atau yang biasa dipanggil dengan Sasuke Uchiha dangan penampilan yang cukup mengenaskan.
Kulitnya yang tadinya putih berubah menjadi hitam, rambutnya yang biasa seperti pantat ayam itu menjadi layu dan kotor, celana pendek dan kaos tanpa lengannya sama sekali tidak kotor karena terlindungi oleh celemek putih, sebelah tangannya memegang sebuah spatula dan sebelahnya lagi melindungi wajahnya dari ledakan. Tu-tunggu sebentar, Sasuke dengan celemek dan..
..Spatula?
Disclaimer : Naruto by Masashi Kishimoto
Rating : T
Warning : AU, OOC, Shounen ai, Typo, Gaje.
Pair : NaruSasu
Genre : Romance, Friendship dan Humor.
Summary : Perjuangan Sasuke dalam membuat coklat Valentine untuk orang yang dicintainya.
For Valentine's Day
Ket :
'bla bla bla' dalam pikiran
"bla bla bla" bicara biasa
Don't Like Don't Read!
"Bwahahaha!"
"Diamlah!"
"Bwahahaha!"
"Diamlah, Baka-Aniki."
"Bwahahaha… Uhuk..Uhuk.."
Buagh
'I..it-ttai. Tega sekali kau melempar botol air mineral kewajah Aniki-mu yang tampan ini, Sasu-chan."
"Oh, diamlah. Wajah tertawamu ingin membuat aku muntah."
Itachi hanya manyun mendengar perkataan adiknya itu. Membuka tutup botol air mineral yang tadi dilempar oleh adiknya , kemudian meminumnya sampai setengah dan kembali melanjutkan tawanya yang tertunda.
"Gyahahaha…. Baru kali ini aku melihatmu di dapur menggunakan celemek milik Kaasan dan sedang memegang sebuah spatula. Apa yang sedang kau lakukan, Sasuke? Hahaha…" Muka Sasuke memerah mendengar perkataan Itachi yang memang ada benarnya itu. Beruntung baginya karena wajahnya tidak terkena serpihan oven yang meledak itu, sehingga wajahnya masih mulus. Meski tubuhnya bau gosong setidaknya tidak menghilangkan ketampanannya sedikit pun. Ck, dasar narsis. Tetapi setelah dia selesai membersihkan diri dan mengganti baju. Dia sudah disambut dengan tawa Itachi diruang tv.
Memalingkan wajahnya kesamping dia lalu menjawab pertanyaan Itachi dengan setengah hati.
"Membuat kue coklat untuk valentine nanti."
HENING
HENING
HENING
HENING
HENING
"Hmp.."
"Oy, Baka-Aniki." Panggil Sasuke heran saat dilihatnya Itachi yang tiba-tiba meringkuk. Sebelah tangannya memegang perutnya dan sebelahnya lagi menutup mulutnya. Muka Itachi yang putih menjadi membiru akibat menahan sesuatu yang ternyata adalah..
"GYAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!"
… sebuah tawa?
Sasuke langsung memberikan deathglare miliknya yang mematikan kepada Itachi, yang tentunya tidak dipedulikan oleh Itachi karena terlalu sibuk tertawa mendengar jawaban –yang menurutnya- konyol itu. Sasuke hanya menggelengkan kepala dan tersenyum miris saat melihat tingkah Itachi yang sekarang ini sedang berguling-guling dilantai sambil tertawa keras layaknya orang gila yang senang karena berhasil kabur dari rumah sakit jiwa.
'kenapa aku bisa mempunyai Aniki yang nggak waras kayak gini sih. Memangnya saat Kaasan hamil Aniki ngidam apa sih?' Pikir Sasuke konyol karena bingung melihat tingkah Itachi yang tidak waras.
"..HAHAHAHAHAHA."
Coret kata tidak waras tadi. Itachi sudah Gila tingkat Stadium Akhir.
"Sudah puas tertawanya?" Tanya Sasuke saat dilihatnya Itachi yang menghampirinya didapur. Itachi hanya tersenyum menahan tawa dan mengangguk, tidak mau membuat Sasuke ngambek kepadanya. "Jadi apa yang harus kita lakukan untuk membereskan semua ini?' Tanya Sasuke lagi sambil melihat dapurnya yang 'sungguh indah dilihat sampai membuat orang yang melihatnya menjadi ingin muntah.' Tolong abaikan kalimat barusan.
"Kita? Loe aja kali, gue nggak peduli." Jawab Itachi sok gaul.
TING TONG
Sasuke hampir melempar Itachi dengan benda yang ada di dekatnya seandainya saj bel rumahnya tidak berbunyi. Mendengus pelan, Sasuke kemudian beranjak dari dapur menuju pintu rumahnya untuk mengetahui siapa yang membunyikan bel rumahnya itu.
CEKLEK
"Sasu-chan~"
Brugh
"Kaasan, hentikan kebiasaan Kaasan yang selalu memelukku terus. Aku bukan anak kecil lagi, Kaasan." Kata Sasuke sambil berusaha melepaskan pelukan Kaasan-nya yang dirasanya menyiksa itu. Mikoto langsung melepaskan pelukannya dan menatap Sasuke dengan ekspresi cemberut.
"Kaasan kangen nih sama Sasu-chan. Udah lama kita nggak ketemu, Benarkan Fugaku?" Tanya Mikoto sambil menoleh kearah suaminya yang baru datang sehabis memakirkan mobil di garasi.
Fugaku mengangguk pelan. "Kaasan-mu benar Sasuke." Sasuke hanya memutar kedua bola matanya saat mendengar perkataan Tousan-nya itu. 'Please deh, kalian baru pergi sekitar dua jam yang lalu.' Pikir Sasuke kesal.
"Oh iya, dimana Ita-chan?" Tanya Mikoto sambil memasuki rumahnya. Belum sempat Sasuke menjawab sebuah suara dari arah dapur berteriak keras memanggilnya. "Sasuke! Siapa yang datang?"
"Tousan dan Kaasan, Aniki." Jawab Sasuke sambil berteriak. Mikoto langsung mencubit Sasuke dan menegurnya. "Jangan teriak-teriak begitu, Sasuke."
"Oh. Tousan dan Kaasan ya. EEEEEHHH! KAASAN?" Mikoto dan Fugaku menyerngit mendengar teriakan anak sulung mereka yang sumpah kayaknya OOC banget. Sedangkan Sasuke hanya memasang tampang cuek seolah tahu apa yang membuat Itachi berteriak sekeras itu. Yup, jawabannya adalah Dapur.
Kalian nggak ngerti? Oke, kalian pasti tahukan tempat untuk memasak berbagai macam makanan atau tempat untuk membuat berbagai kue dan minuman. Masih nggak tahu? Ternyata kalian lola ya.#dibantai reader
Intinya si Itachi takut terkena amukan dari Kaasan tercintanya karena sudah membuat dapur kesayangannya hancur lebur. Pertanyaanya adalah kenapa harus Itachi yang takut? Kan yang menghancurkan dapurnya si Sasuke? Jadi harusnya si Sasuke dong yang merasa ketakutan, bukannya si Itachi.
Ok, malah jadi ngelantur begini.
"Oh. Ha-ha-halo Kaasan. Su-sudah pulang?" Tanya Itachi yang sudah muncul dari dapur. "Halo Tousan." Fugaku hanya mengangguk mendengar sapaan Itachi.
"Nee.. kenapa kamu tiba-tiba berteriak dan menjadi gugup begini? Apa terjadi sesuatu, Ita-chan?" Tanya Mikoto. Dari nadanya sudah banyak yang bisa menebak kalau dia sedang khawatir dengan keadaan Itachi. "Aaa..aa.. Itu tadi di dapur ada tikus yang lewat jadi refleks teriak deh." Kata itachi sambil melirik Sasuke yang tampak duduk di samping Fugaku di sofa ruang tv sambil menonton sebuah acara di tv. Lebih tepatnya berpura-pura menonton.
'Dasar adik durhaka!' Teriak Itachi dalam hati saat melihat sikap Sasuke yang santai saja seolah tidak terjadi apa-apa.
Itulah hukuman karena menertawakan Sasuke tadi, Itachi. Ternyata yang namanya hukum karma itu ada ya.
"Oh." Mikoto hanya bias ber-'oh'-ria mendengar alasan Itachi yang kedengarannya absurd itu. Konyol sekali bisa ada tikus dirumah mereka. Memalukan saja.
"Ya sudah. Kaasan mau ke dapur dulu. Mau membuat makan siang." Kata Mikoto sambil berjalan menuju dapur. Mata Itachi –dan Sasuke- langsung membulat mendengar perkataan Mikoto.
"JANGAAAAAAANNNN!" Teriak Itachi dan Sasuke secara bersamaan.
.
.
.
"Kalian kenapa sih?" Tanya Mikoto yang kaget karena teriakan ItaSasu yang kompak dan nyaring itu. Sedangkan Fugaku hanya bisa mengelus dadanya pelan karena teriakan Sasuke yang tepat ditelinganya. Hampir saja dia terkena serangan jantung.
"Kaasan didapur ada tikus. Mending kita pesan makanan dari restoran saja ya." Jawab Sasuke.
"Tenang saja. Kaasan nggak takut dengan tikus kok." Balas Mikoto sambil berjalan kearah dapur. Itachi spontan berniat menghentikan Kaasan-nya, tapi terlambat karena Mikoto sudah mencapai dapur dengan selamat. Sedangkan Fugaku hanya menatap bingung kedua anaknya meskipun wajahnya masih menampilkan eskpresi datar.
.
.
.
"ITACHIIIII! SASUKEEEEEE!"
Fugaku langsung beranjak dari sofa dan berlari kearah dapur saat mendengar teriakan marah dari Mikoto. Sedangkan Itachi dan Sasuke hanya bisa berpandangan dan menghela nafas lelah saat mendengar teriakan itu.
Ini benar-benar akan menjadi hari yang panjang.
"Jadi bisa ada yang menjelaskan kenapa dapur Kaasan bisa menjadi hancur lebur begitu?" Tanya Mikoto dengan nada angker sambil menatap kedua anaknya yang sedang duduk bersimpuh di lantai yang dilapisi dengan permadani. Sedangkan Mikoto dan Fugaku duduk di atas sofa.
Ya. Mikoto langsung menyuruh kedua anaknya untuk duduk bersimpuh dengan ancaman uang saku dipotong untuk waktu satu tahun kalau tidak mau menurutinya. Fugaku sendiri hanya bisa menghela nafas pasrah saat melihat keadaan dapurnya yang 'sangat menyedihkan' itu. Memikirkannya saja sudah membuat kepalanya sakit.
Tanpa ada hujan, angin, badai, Itachi langsung menerjang dan memeluk Mikoto dan menenggelamkan wajahnya diperut Mikoto sambil menangis dan berteriak-teriak histeris.
"BUKAN AKU PELAKUNYA, KAASAN! BUKAN AKU! AMPUNILAH AKU! HUWEEEEEE!"
'Lebay.' Pikir Fugaku dan Sasuke kompak saat melihat tingkah Itachi.
'Kami-sama, apa salah hamba sampai bisa mendapatkan anak yang punya penyakit gila seperti Itachi ini? Katakan dosa apa yang hamba buat saat Itachi berada dalam kandungan.' Batin Fugaku miris dan menyesal mempunyai anak yang aneh seperti Itachi. Mencemarkan nama baik Uchiha saja.
'Kenapa? Kenapa? Aku harus punya Aniki yang gila seperti Itachi ini, Kami-sama.' Sama seperti fugaku, Sasuke hanya bisa membatin dan tersenyum miris melihat kelakuan Itachi yang sudah hampir menyamai orang yang mempunyai penyakit ayan. Rasanya dia ingin membuang Itachi ke segitiga Bermuda biar Itachi nggak kembali lagi sampai hilang nggak berbekas kalau bisa.
Poor Itachi.
"Cup..cup.. jangan nangis dong Itachi." Itachi hanya memberikan cengiran yang siapapun melihatnya ingin muntah.#dihajarfansItachi.
"Jadi siapa yang menghancurkan dapur itu kalau bukan kamu? Tousan ragu kalau Sasuke yang melakukannya." Itachi langsung menyeringai mendengar perkataan Tousan-nya. "Sayangnya Sasuke-lah yang telah menghancurkan dapur itu. Demi membuat kue coklat untuk pujaan hatinya saat valentine nanti."
Fugaku membatu dan Mikoto hanya bisa menutup mulutnya saat mendenar perkataan Itachi yang menurut mereka sulit untuk dipercaya. "Apa itu benar, Sasuke?" Tanya Mikoto pelan. Fugaku dan Mikoto bertambah shock saat dilihatnya wajah Sasuke yang memerah dan mengangguk pelan, membenarkan perkataan Itachi.
'Akan Kubunuh Kau, Baka-Aniki!' pikir Sasuke marah.
"Ehem. Jadi Sasuke, siapa orang spesial itu sampai kamu rela membuatkannya kue coklat itu?" Tanya Fugaku yang berusaha mencairkan suasana aneh yang tidak sengaja tercipta.
"Ah, benar juga. Siapa gadis yang beruntung itu, Sasuke?" Tanya Itachi.
"Kalau mau, Kaasan bisa mengajarkanmu cara membuat coklat dengan benar loh." Sambung Mikoto.
Muka Sasuke memerah mendengar berbagai pertanyaan yang diberikan kepadanya. Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya yang terasa sulit untuk didapatkan, dia mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
"Dia bukan perempuan."
KRIK
KRIK
KRIK
"Dia adalah…"
.
.
.
.
.
"APAAAAAAAAAAA!"
Sepertinya hari ini keluarga Uchiha semangat sekali ya.
TBC
A/N: Halo Author muncul lagi dengan Fic baru. Tolong jangan marahin Author karena Author sudah menelantarkan dua Fic Author yang lain, Author lagi nggak punya ide dan sepertinya Author terkena virus WB. Btw, ini adalah Fic NaruSasu pertama Author, mohon maaf kalau jelek dan sepertinya di chap ini full dengan keluarga Uchiha yang pada OOC ya? =='
Fic ini saya buat untuk merayakan hari Valentine, dan buat judulnya saya nggak tahu harus dikasih judul apalagi.
Bagi reader yang mau memberikan Kritik, Saran atau Flame, Silahkan dan terimakasih karena sudah mau membaca fic ini. ^^
Review or Flame Please~
