Aku mencintaimu Sasuke
Warning : gag jelas , alur maju –mundur
Just : Hinata's POV
Disclaimer : naruto hanya PUNYA KAKAK MASASHI KISHIMOTO :*
selamat menikmati
Namaku adalah Uchiha Hinata , aku sudah menikah dan memiliki dua buah hati yang lucu – lucu , hidupku sempurna semenjak menjadi nyonya Uchiha. Aku akan menceritakan kisahku pada kalian mengenai seorang pemuda berparas tampan yang sekarang menjadi suamiku , ya kalian pasti tahu , dia adalah Uchiha Sasuke.
Flashback
Pertama kali aku bertemu dengan Uchiha Sasuke , saat aku menjadi seorang kasir di salah satu pusat perbelanjaan. Dia sedang mengantar pacarnya saat itu , aku yang baru menjadi seorang kasir hanya mampu menelan ludah saat dia menatapku dalam – dalam. Parasnya yang tampan dan berkharisma membuatku gugup dan mengalami debaran jantung yang hebat.
Saat itu juga aku seperti mati rasa , jantungku berdetak tiga kali lipat lebih cepat dari biasanya hanya dengan menatap mata nya. Setelah dia pergi aku baru bisa menormalkan detak jantungku yang sangat amat berisik. Sampai – sampai aku tidak fokus dalam bekerja setelah hari itu pertama kalinya dalam hidupku aku melihat lelaki yang seolah menghipnotisku...
Esoknya , aku bertemu lagi dengan nya yang ternyata sendirian , entah ada angin apa tiba – tiba dia mengajak aku untuk pergi , aku yang tak sanggup menahan keterkejutanku hanya mampu meremas ujung rok yang kupakai , dan demi Kami-sama mata kelamnya seolah mengajakku untuk ikut serta dengan dia , dengan bodohnya aku mengikutinya , meninggalkan pekerjaan ku, saat itu aku benar – benar berhutang budi pada Kak Konan yang bersedia menggantikan aku bekerja.
Belum hilang keterkejutanku tiba – tiba dia mengajakku ke sebuah caffe yang ada di ujung jalan , aku memperhatikan wajahnya dari belakang karena pada saat itu dia tengah menggandeng tanganku , wajah yang tampan dan oh so wow , dan postur yang kelihatannya sangat enak di peluk serta wanginya yang memesona membuat wajah ku semakin memanas. Tiba tiba dia berhenti dan aku tak sengaja menabrak punggungnya yang lebar, dia berbalik dan menyuruhku untuk duduk di depannya. Pada saat itu suasana caffe benar – benar tampak sepi dan hanya ada segelintir orang yang sedang makan. Suasana benar – benar menjadi canggung saat tidak ada obrolan yang bisa diutarakan , dengan tekad yang kuat aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya , tetapi dia hanya melihat mataku saja dan tak berniat untuk menjawab pertanyaanku. Ada perasaan kecewa bergelayut di dadaku sebenarnya ada apa tiba-tiba dia yang notabene pada saat itu belum kuketahui namanya mengajakku keluar pada saat jam kerja , dan sekarang dengan cara yang tiba – tiba juga dia tidak menjawab pertanyaan yang sudah kuajukan untuknya. Aku baru menyadari ketika dia mulai berdiri dan menggenggam tanganku lagi dan memaksaku untuk mengikutinya , aku berpikir bahwa dia aneh sekali , dia seolah sedang merencanakan sesuatu untukku. Aku terkejut ketika dia membawaku ke kantornya , dan dia memperkenalkan kepada seluruh karyawannya bahwa aku tunangannya, aku bagaikan terserang stroke ringan saat dia mengumumkan berita itu ...
