Disclaimer : Hetalia Axis Powers © Hidekaz Himaruya

Writer's note : Aku belum pernah bikin puisi jadi maaf sangat kalau tidak bagus =.= Mohon kritik dan sarannya.


Dengarkan Aku

.

Wahai engkau yang ku tak tahu berada di mana

Hatiku perih

Tertusuk panah angin yang terlepas
Tergores tajamnya bilah besi terpanas
Terhantam oleh palu baja terkeras

Tercerai-berai

Tercabik cakar buas mengoyak
Terbelah pedang tipis mengiris
Tergenggam kepahitan mencengkram

Aku menangis

Menjerit dalam keputusasaan

Tak bisa melakukan apa-apa

Dimana kau?

Aku tidak tahu kau dimana
Aku tidak tahu harus bagaimana
Aku tidak tahu (lagi) kau siapa

Hei,
Aku menantimu…

Percaya pada kata manismu
Yakin pada janjimu
Tegar menunggu dirimu

Kau tahu?

Aku lemah
Tak bisa apa-apa
Tidak berguna

Tapi, kau tahu?

Aku masih menunggumu.

Dengarkan aku,

Wahai engkau yang ku tak tahu berada di mana

Aku bertanya
"Dustakah dirimu padaku?"
"Ingkarkah engkau pada janjimu?"
"Tidakkah kau memikirkanku?"
dalam hatiku

Kau tahu?

Aku berlutut di depan Sang Penguasa
memohon untuk bersamamu

Aku berdialog dengan Sang Angin
berharap mendengar suaramu

Aku bersujud di atas Sang Bumi
mengemis agar bertemu denganmu

Tapi, dimana kau?

Tak ada sepatah kata atau kabar apapun darimu
Kau tidak memikirkanku?

Tak ada tanda-tanda kehadiranmu
Kau tidak merindukanku?

Tolong

Kembalilah

...

Dengarkan aku,

Wahai engkau yang ku tak tahu berada di mana

...

Aku

merindukanmu

Shinsei Roma

.

Italy Veneciano

.

Thank you so much for reading.

Please review if you don't mind.