Hoy semuanya….. sepertinya saya harus meng-edit fic ini dan mengubah judulnya yang lebih cocok.
Salam kenal aku Ayu, panggil aja Yoyot. Disini aku mau share ceritaku. Jadi plis dibaca yaw… khususnya pecinta ItaSaku
Warning: POV jelek, gak kerasa… maaf *pundung*
Don't like don't read
Summary: Tentang cinta.. keluarga.. pertengkaran.. Terdapat banyak perbedaan diantara kami. Perbedaan agama.. perbedaan usia yang rentan jauh.. Aku dan kamu sangat berbeda. Namun cinta ini? Inilah kisahku #Inspired from my life. Untuk Chooteisha Yori dan semua pembaca.
Naruto punya Masashi Kishimoto
Sulit Untuk Bersamamu
Chapter 1 Pertemuan
By Heading Space alias Yoyot
Pair: Itachi and Sakura
Rated T (ato ada yang mau M++? *digampar*)
.
Pertemuan Pertama..
Disebuah tempat, tepatnya di Madiun yang sangat jauh dari hiruk pikuk kota metropolitan. Letaknya tepat diantara sawah yang diapit oleh kekayuan kering. Atapnya terbuat dari beberapa helai daun alang-alang yang berwarna keabu-abuan. Pedesaan yang sangat asri. Disinilah aku berada saat ini, tepatnya disebuah warung sederhana dengan ditemani sebuah kelapa muda yang siap untuk diminum. Kuhirup oksigen segar yang mulai merayapi kulitku. Sangat menyenangkan rasanya, aku pun mencoba menikmatinya dengan memejamkan mataku.
"You stay here?" kudengar sebuah suara memanggilku, membuatku membuka mata dan menoleh ke arah sumber suara. Ternyata ada seorang pria berkebangsaan asing yang sedang mengajakku berbicara.
"No, im not." Jawabku sekenanya. Sedikit gugup sepertinya, karena baru pertama kali ini aku berbicara dengan pria asing.
Surai rambut hitamnya sedikit tertiup angin membuatnya tersenyum. Kulihat matanya kian menyipit saat senyum menghiasi wajahnya.
Tampan adalah kata pertama yang ada di pikiranku.
Pertemuan Kedua..
Krik
Aku memfoto relief Candi yang sedikit pugar itu. Namun kesan seninya sangat indah. Sedikit ku menahan tawa saat melihat seorang pria bule tampan sedang mengetuk-ngetuk relief yang terpahat pada batu tersebut. 'Haduh, mas mas. Ganteng ganteng kok kurang kerjaan pake ngetuk batu segala.' Pikirku konyol.
Krik
Tanpa sengaja saat aku memotret, aku melihat seorang pria yang wow.. tampan sekali. Tentu saja pria bule. Sepertinya dia sangat sibuk karena para Ibu-ibu sudah mengerubutinya untuk meminta foto tentu saja. Aku pun mencoba untuk rr.. mendekatinya mungkin, tapi rambutku terbawa angin membuatnya mengenai mataku, sehingga saat aku menolehkan pandangan ke kanan ternyata dia sudah tidak ada…
Kalian pasti tahu siapa pria itu. Yap! Tentu saja pria yang mengobrol sebentar denganku saat di warung Madiun dua hari yang lalu.
Entahlah aku hanya berfikir ini sebuah kebetulan semata.
Pertemuan Ketiga..
Rasanya kakiku sudah tak pegal lagi, maka aku pun meneruskan traveling-ku seorang diri, karena Ibu dan Ayahku sudah pegal katanya. Akhirnya aku memutuskan pergi ke pasar Borobudur.
Kutapakkan kakiku perlahan-lahan dengan santai. Kulihat beberapa pedagang makanan mencoba menawariku, namun aku haya tersenyum dan menolaknya dengan halus. Kaki ini masih berjalan terus hingga sampai di satu pedagang yang menjual berbagai macam kacamata. Saat itu juga aku tertarik untuk membeli kacamata berwarna merah kecoklatan.
"Buk, yang ini berapa?"
"Oh dua puluh ribu kok khusus untuk Nona yang manis." Haduh si Ibu ini pandai sekali merayuku atau aku nya saja yang kepedean?
Kurasa sebuah kulit menyentuhku, membuatku kaget.
"Eh copot copot irunge!" penyakit latahku pun kumat saat sebuah tangan terulur memberikan uang sebesar lima puluh ribu untuk Ibu tadi. Kepalaku terdongak ke atas untuk melihat siapa yang memberikan uang tersebut. Wow.. dan ternyata dia adalah…
"Wah, pacarnya ya neng?" tanya Ibu itu sedikit membuatku blushing dan langsung menggeleng-gelengkan kepalaku ke kanan dan ke kiri.
Senyuman manispun terpatri jelas di wajah tampannya. "Im sorry, I don't speak Indonesia."
Ya Tuhan pria inikan bule tadi! Kenapa dia ada disini?
"Aw.. thanks." Ucapku sekenanya. Baik sekali dia mau membelikanku sebuah kacamata.
"You're welcome," Diapun tersenyum lagi padaku.
Kamipun berjalan bersampingan.. tidak enak kalau dikatakan jalan berdua. Dapat memandang wajahnya yang ada di sebelah kananku. Kulihat tatapannya seperti melihat-lihat sesuatu atau entahlah aku tak paham. Aku pun mencoba memulai pembicaraan.
"So-"
"Im Itachi. My name is Uchiha Itachi. Nice to meet you.. again?" Tangan kirinya terulur membuatku mengernyitkan dahi.
Kenapa tangan kirinya yang terulur? Apakah dia tak diajarkan sopan santun?
Dengan segera kutarik tangan kanannya, kemudian menjabatnya.
"Use your right hand, Sir. My name is Sakura Haruno". Kataku dengan sedikit penekanan. Pria itu hanya mengangguk.
"If in Indonesia, that's not polite. Use right hand for handshake." Tanganku kembali menjabat tangan kanannya dan menggerak-gerakkan ke atas dan ke bawah. Naik turun naik turun*jangan tiru tindakan author sedeng*, membuat pria itu sedikit bingung mungkin..
Oh, Ayolah.. teman-temanku saja tertawa saat aku melakukan ini, tetapi kenapa pria ini tidak? Ah.. tak memiliki selera humor tinggi sepertinya.
Bang, sms siapa ini bang?
Bang, pesannya pake sayang sayang
Bang, ayo jawab tanyaku abang
Bang, kalau masih sayang
Astaga! handphone siapa itu yang berbunyi? Hahaha lagunya konyol sekali. Mana lama lagi bunyinya.
Kurasakan saku celanaku bergetar dan ternyata aku baru sadar kalau HP ku berbunyi dengan ringtone yang sangat nyaring membuat beberapa pedagang ikut menoleh ke arah kami, tentu saja Itachi ikut menoleh. Siapa yang mengubah ringtone HP ku? Ahh.. memalukan sekali.
"Halo Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, kau dimana Sakura?"
"Oh, aku sedang jalan-jalan, Bu. Ketemu bule loh? Heheheh.. ganteng loh?"
"Ayo, cepat ke Kafetaria. Nenek sudah menunggu di rumah."
"Baik, Bu"
Sambungan telefon pun terputus. Segera kumasukkan ponselku ke dalam saku jeans yang sedikit ketat ini.
"Im sorry, I have to go. My mom looking for me." Ucapku seraya menunjuk ke arah ponsel yang berada di saku punyaku.
"Wait! Give me your number." Ia menyerahkan ponselnya yang bermerk Apple tersebut dan aku mengetikkan nomer ponselku kemudian menyerahkan ponselnya kembali. Dengan buru-buru akupun berlari, takut-takut ditinggal rombongan.
"Hey!" Itachi memanggilku, membuatku menoleh. Aku pun mendongakkan kepala.
"Can we meet again?"
Tidak tahu harus menjawab apa, aku pun hanya tersenyum menanggapinya. "Maybe?" aku pun membalikkan badan untuk kemudian berlari lagi. Samar-samar aku mendengar ia berteriak "I will call you!"
Sulit Untuk Bersamamu
Dan dari situlah kami bertemu dan dari sanalah kita berkenalan. Dia sering mengirim pesan padaku, bahkan menelfonku. Setiap satu bulan, kami bertemu tiga sampai lima kali. Dan dari situlah kami memulai hubungan ini. Suatu awal dari hubungan rumit ini.
Bersambung
Kacamatanya masih author simpan *peluk kacamata kenangan*
Waduh apa ini? Gimana gimana? Sudah saya rapikan. Apa kebanyakan? Atau gimana? Atau.. *digebukin reader gara-gara plin plan*
Review? Hehe buat lanjut atow egaknya ehehehew
M4ka5ih lowh yawch,… *bahasa apa ini?"
Makasih Charachain, Akasuna no ei-chan, Rieki Kikkawa, mako-chan, Noeruheiwa dan Hanazono Yuri *peluk kalian*
