SMA Jungwon punya Baekhyun dan Chanyeol sebagai murid kelas dua belas yang hampir tidak pernah bertukar sapa satu sama lain. Baekhyun yang asli pendiam dan Chanyeol yang paling ribut dikelas.

Mereka dikelas yang sama selama satu tahun ini sebelum akhirnya lulus. Memilih duduk berjauhan, Baekhyun duduk dibangku kedua diujung kelas dan Chanyeol diujung satunya dibangku belakang. Dua murid ini sama-sama terkenal disekolah dengan alasan: Baekhyun yang selama empat semester ini memegang peringkat satu sedang Chanyeol murid yang selalu membuat kegaduhan dikelas.

Walaupun Chanyeol orang yang terlalu berisik dan berbuat onar, dia sama sekali tidak terlihat ingin mengajak Baekhyun berbicara. Bahkan saat mereka berdua dalam satu kelompok Biologi untuk membedah katak, keduanya sama-sama bekerja dengan tenang. Chanyeol yang biasanya akan memanfaatkan lab untuk mengganggu teman-temannya atau karena sekarang ada katak yang dapat dijadikan objek untuk mendukung misinya, dia tak melakukan itu. Anehnya, Chanyeol tampak tenang-tenang saja didekat Baekhyun.

Entah karena mengerti Baekhyun adalah orang yang tidak suka keributan disekitarnya, Chanyeol seakan tidak ingin mengusiknya. Dia berlaku tenang saat ada Baekhyun didekatnya dan kembali berulah jika sudah berada jauh dari Baekhyun. Itu yang membuat Chanyeol mendapat protesan massal dari teman-temannya.

Pernah suatu hari sahabatnya Yixing, ikut protes kepadanya.

"Aku selalu bersamamu dan mengurusmu jika kau sedang bermasalah diruang BP, tapi bahkan kau tidak ingin membalas kebaikanku itu walau dengan tidak menggangguku sehari saja! Astaga, Chanyeol, sampai kapan kau berhenti menggangguku?"

Dan dengan senyuman lebarnya, Chanyeol berkata. "Justru karena kau adalah sahabatku, Xing, aku selalu mengganggu orang yang menarik dimataku."

Tapi waktu itu, Yixing pikir Baekhyun adalah orang yang beda dari yang lain karena Chanyeol tampak tidak berminat mengganggunya.

Walaupun dianggap sahabat, Yixing tidak tahu apapun mengenai alamat rumah Chanyeol. Pernah sekali-dua kali Yixing meminta berkunjung ke rumah Chanyeol sepulang sekolah, namun orang yang bersangkutan selalu punya banyak alasan untuk menolak.

"Aku punya urusan."

"Harus ke rumah bibi dulu untuk mengurus keponakanku, dia masih sangat bayi, aww, aku jadi sangat ingin mencubit pipinya sekarang juga."

"Ibu memintaku menjeput seseorang dibandara, emm kira-kira harus menunggu lima jam!"

"Aku harus ke supermaket karena Ibu—tidak, jangan, sebelum itu aku harus membawa motorku ke bengkel, iya kau tidak bisa menunggu selama itu."

"Kau tidak bisa ikut, aku bersama... pacarku!—ah iya bukan, sih, tapi ada seseorang. Heheheheh."

"Maaf, Xing, aku sepertinya ingin ke toilet, aduh, tidak tahan!"

Selama ini, Chanyeol tidak tampak seperti mempunyai seorang pacar. Jadi kalau dia tiba-tiba bilang mau jalan dengan sang pujaan hatinya, itu bohong. Dari sejak kelas satu Yixing telah mengenal seluruh sifat Chanyeol termasuk gerak-geriknya ketika tengah tertarik pada seseorang. Pernah sewaktu kelas dua disemester pertama, Chanyeol cerita kepadanya.

"Xing, apa kau melihatnya?"

"Lihat apa?"

"Wajahku terlihat semakin tampan hari ke hari, apa kau tidak menyadarinya, Xing?"

"Hah?"

"Kau ini bagaimana, setiap menit bersamaku, tapi bahkan memerhatikanku tidak pernah, tsk. Jangan lihat wajahku, lihatlah ke dalam hatiku."

"Kurasa ada sesuatu yang salah padamu, Yeol."

"Tidak, Xing—oh ayolah, coba perhatikan, aku terus tersenyum-senyum begini karena apa?"

"Karena kau beda dengan yang lain—gila?"

"Ah, sudahlah!"

Oke, Yixing tahu apa yang tengah terjadi pada diri sahabatnya itu, dia hanya terlalu aneh mengetahui Chanyeol yang kelakuannya agak miring itu sedang jatuh cinta. Karena rasa penasaran terhadap siapa gerangan orang yang kurang beruntung itu, Yixing segera meminta maaf dijam ketiga. Dan Chanyeol memberitahunya tentang seseorang dengan ciri-ciri berikut: pasrah, wajah yang memerah, lembut, menggembirakan, dan halus.

Meskipun telah memaksa—karena Yixing tidak melihat satupun orang dengan ciri-ciri yang menurutnya aneh tersebut—Chanyeol tetap tidak menyebutkan namanya. Malah dengan nada mengejek yang tidak terlalu kentara, dia berkata seperti ini:

"Si kepo...Zhang Yixing."

Kepo sendiri adalah bahasa aneh yang Chanyeol temukan berasal dari Indonesia.

Tapi wajah konyol yang hari itu selalu ditunjukkannya ternyata tidak bertahan lama, karena esok harinya dia bertingkah seperti biasa dengan membuat keributan dikelas.

Saat awal-awal semester dua, Chanyeol membawa seorang teman setinggi kuping kepadanya. Orang itu mengaku bernama Suho dengan name tag Joonmyeon. Sejak saat itu, mereka selalu bertiga.

Dipenghujung bulan november, saat salju turun malam itu, Suho mengutarakan maksud ia bergabung bersama Chanyeol dan Yixing. Chanyeol yang saat itu tahu maksud Suho, memilih meninggalkan mereka berdua entah kemana. Yixing tidak tahu sama sekali tentang perasaan khusus Suho padanya, ia memperlakukan dirinya dan Chanyeol sama rata, seakan hubungan mereka sebatas sahabat saja. Namun karena ini adalah hubungan remajanya yang pertama, Yixing mengiyakan pertanyaan Suho.

Pada tahun pertama dikelas dua belas, Yixing dan Chanyeol tidak seberuntung itu untuk sekelas lagi seperti dua tahun sebelumnya. Yixing mendapat kelas 12-1 dan Chanyeol di 12-3. Semenjak itu, cerita persahabatan mereka telah berhenti sampai disitu.

Anak rusa yang menjadi teman semeja Chanyeol bernama asli Luhan. Luhan adalah anak studi banding dari China yang menarik dan pintar dikelas. Saat pertama kali melihat Chanyeol, dia kira dia telah menemukan sosok imitasi dari seorang Kris temannya yang populer di China, karena bentuk fisik dan wajah mereka hampir serupa. Namun saat di jam istirahat pertama, saat Chanyeol menawarkan sebungkus permen yang dengan senang hati diterimanya, dan saat bungkus permen itu berakhir meledakkan potongan-potongan kertas kecil dalam jumlah banyak pada wajahnya, Luhan sadar bahwa mereka tidak sama. Sama sekali tidak. Amit-amit.

Ketika sadar seluruh teman sekelas menertawakan dirinya, termasuk Chanyeol itu sendiri, Luhan tidak bisa menahan seluruh emosinya dikepala. Jadi hari dimana Luhan meminta untuk membantunya selama dikelas pada saat pengenalan, malah berakhir meneriaki teman semejanya sendiri. Ternyata rumor bahwa anak baru yang bersekolah di Korea dan ditindas itu benar.

Lain lagi ceritanya jika Chanyeol memilih untuk balas meneriaki Luhan dan berakhir di ruang BP, mendapat skorsing tiga hari. Luhan yang saat itu telah melempari Chanyeol dengan buku tulis baru dan seluruh pusat perhatian terarah padanya, tiba-tiba menjadi kebingungan. Chanyeol merangkulnya dengan akrab, senyum lebar yang menampakkan hampir semua giginya terukir hanya demi Luhan seorang.

"Namamu Luhan, kan? Ayo berteman!"

.

.

.


SMA Jungwon

Genre: Schoolife, curious-fluff, with little bit nonsense

Cast: Luhan, Park Chanyeol, Kim Jongin, Oh Sehun, Byun Baekhyun, Zhang Yixing, Kim Joonmyeon

.

Chapter 1

"Sosok pembuat onar Park Chanyeol dan teman-teman di kelas 12-3."


.

.

.

Duduk semeja sekaligus menjadi sahabat Chanyeol membuatnya tertarik juga untuk mengetahui lebih banyak tentang Chanyeol. Seperti Yixing, Luhan ingin berkunjung ke rumah Chanyeol dengan alasan ingin belajar bersama karena dalam pelajaran, Chanyeol terbilang cukup lamban.

Namun beda dengan Yixing, Luhan tidak memaksa untuk pergi ke rumah Chanyeol lagi ketika dia berkata padanya:

"Aku hanya butuh teman saat di sekolah, aku tidak butuh siapapun saat dirumah."

Luhan tahu maksud Chanyeol adalah dia tidak ingin seorang pun datang ke rumahnya, entah untuk alasan apa. Luhan hanya membiarkannya karena mungkin Chanyeol punya permasalahan keluarga yang Luhan atau siapapun tidak boleh mengetahuinya.

Luhan pernah sekali memergoki Chanyeol dibelakang perpustakaan bersama seseorang. Saat itu Luhan berencana meminjam buku kewarganegaraan untuk tugas rabu depan, batal ketika melihat Chanyeol berbelok menuju bagian belakang perpus, dan Luhan menjadi penguntit sahabatnya sendiri hari itu.

Seseorang dengan tinggi selaras dengan mata Chanyeol berdiri tak jauh dihadapan Chanyeol. Dia terlihat tersenyum canggung ketika Chanyeol menyapanya. Kemungkinan orang itu adalah pacar gelap Chanyeol, jadi Luhan mencoba membaca name tag pada seragamnya.

Lee Taemin.

Anggapan Luhan ternyata salah. Karena dari yang didengarnya dari Taemin saat mulai berbicara pada Chanyeol, terdengar sangat salah ditelinga Luhan. Taemin mengaku menyukai Chanyeol saat entah kapan itu dihalaman sekolah, Chanyeol menyapanya. Luhan segera merasa kasihan pada anak yang bernama Taemin itu, karena yang Luhan tahu, Chanyeol memang selalu iseng menyapa seseorang saat memasuki gerbang sekolah, itu adalah salah satu kejahilannya.

Saat dikelas, Luhan bertanya tentang Taemin.

"Bagaimana Taemin?"

Chanyeol terlihat amat kaget awalnya, lalu menyadari nada Luhan yang sepertinya memang bertanya dia menjawab. "Kau melihatnya?"

"Tidak sengaja. Hehehe."

Chanyeol menghela nafas. "Lain kali jangan lakukan."

Luhan berusaha membantah. "Kau, sih, hidup punya banyak rahasia, mengundang wartawan datang, tahu?"

Chanyeol nyengir. "Kalau tidak punya rahasia, tidak akan menarik."

Luhan memutar bola mata. "Serius, tadi kau bilang apa pada Taemin?"

"Aku menolaknya, kalau itu yang kau maksud."

"Kenapa?"

"Hah?"

"Kenapa kau menolaknya, Chanyeol."

"Serius kau mau tahu?"

Luhan berpikir lagi. Kalau alasan Chanyeol menolak Taemin dia tahu, pasti karena tidak ada perasaan yang sama padanya, lagipula Chanyeol hanya iseng menyapanya saat itu. Jadi Luhan menanyakan hal lain.

"Kenapa kau tidak berpacaran?"

"Luhan, apa itu penting?"

"Kudengar kau tidak pernah sekalipun pacaran."

"Kau dengar dari mana?"

"Apa sebenarnya...kau ada kelainan, ya?"

"Itu pertanyaan yang bodoh."

"Kalau tidak ingin aku bertanya lebih bodoh lagi, jawab pertanyaanku yang pertama kalau begitu."

"Apa kau sebegitu ingin tahunya?"

"Aku kenal seseorang, seseorang ini mengatakan bahwa aku ini sahabatnya dihari pertama aku masuk sekolah baruku di Korea. Nah, apa artinya itu?"

Chanyeol menatap Luhan dengan pandangan memohon untuk tidak bertanya tentang itu, tapi Luhan malah bersenandung.

"Oke, sebelum aku menjawab, mari buat persetujuan. Kau tidak boleh bertanya lagi tentang hal ini setelah aku menjawabnya, setuju?" Luhan setuju.

"Hm, begini, ya, aku sebelumnya pernah mengatakan ini pada Lay, aku hanya akan mengatakannya sekali, jadi dengarkan baik-baik...

—hangat, nyaman, pandai berteriak, bisa sedikit melukai. Itu ciri-cirinya."

Luhan diam beberapa saat mencerna perkataan Chanyeol yang terbilang aneh dan susah dimengerti.

"Apa? Ciri-ciri apa itu? Kau mengada-ada, Park Chanyeol?"

Chanyeol hanya menggerakkan kepalanya untuk menggeleng. "Tidak, tidak, tidak, kau tidak—"

"Dan tunggu, itu ciri-ciri pacarmu atau targetmu? Atau apa? Kau bicara atau sedang bergurau, hah?"

Chanyeol terus menggeleng. "Ingat, kau tidak boleh bertanya lagi."

.

.

.


Chanyeol punya kebiasaan membuat keributan saat dijam pelajaran maupun istirahat. Tidak memandang apakah itu guru kiler atau bukan yang saat itu mengajar, sahabat atau bukan yang dia jahili, Chanyeol benar-benar tidak pandang bulu.

Waktu itu saat jam pelajaran Kimia oleh guru Kim, Kim Jongwoon atau Yesung-nim—singkatan dari Yesung-seongsaengnim—adalah guru paling sabar sepanjang sejarah dua tahun ini menghadapi Chanyeol. Sebenarnya murid patut merasa kasihan pada beliau, karena setiap Chanyeol berulah dikelas, beliau tampak seperti orang linglung—dungu—tanpa berusaha menghentikan keributan yang Chanyeol buat.

Dikelas Yesung-nim tersebut, ditengah-tengah penjelasan yang beliau terangkan pada murid 12-3, Chanyeol memulai lagi keusilannya. Luhan yang saat itu hanya bisa menyaksikan aksi Chanyeol yang sedang mengeluarkan katak yang sebenarnya untuk eksperimen Biologi seusai jam pelajaran, menatap guru Kimianya dengan pandangan bersalah. Dia merasa bersalah karena hanya bisa menyaksikan Chanyeol membuat kegaduhan dalam kelas saat dua kantung besar isi katak itu mulai saling melompat-lompat hingga ke depan kelas. Semua anak terutama anak perempuan menjerit histeris melihat ada satu-dua-tiga katak melompat naik ke meja dan pahanya. Beberapa anak laki-laki malah menikmati suasana yang tidak lagi mainstream tersebut dan malah semakin membuat kegaduhan menjadi lebih parah dengan melemparkan para katak-katak ke arah anak perempuan yang membuat gerombolan disudut kelas. Sedang Chanyeol tertawa-tawa melihat hasil pekerjaannya.

Yesung-nim yang telah berkali-kali menjadi target kelas keusilan Chanyeol seperti biasa hanya berdiri linglung dibalik papan tulis berisi rumus asam basa yang tengah dijelaskannya, tanpa mencoba untuk memanggil guru lain membantu menenangkan kelas. Sebagai seorang guru, Luhan pikir Yesung-nim adalah guru yang payah.

Luhan sendiri merasa agak ngeri juga berada dalam kumpulan para katak yang gemar melompat-lompat, ukurannya juga tidak main-main. Chanyeol benar-benar niat kali ini. Demi menghindari ada katak yang menempel padanya, Luhan sampai naik ke meja sambil menahan gidikan tubuhnya yang terus merespon geli ketika melihat katak besar dalam jumlah banyak itu.

Disudut lain, ada satu anak yang juga berusaha menghindar dari katak-katak yang mengarah padanya. Dia berhenti mundur saat tubuh belakangnya menubruk dinding kelas, kaki-kakinya menendang katak yang berusaha melompat ke arahnya. Anak itu hanya terpusat pada lima katak yang masih keras kepala mendatanginya, dia terus menendang walau tendangannya tidak cukup kuat untuk membuat para katak menjauh, pada pelipisnya telah ada peluh yang berjatuhan.

Kemudian ada kaki lain yang berukuran lebih panjang tengah ikut membantunya menendangi lima katak yang mengepungnya. Kakinya sendiri berhenti menendang, membiarkan kaki yang lebih panjang itu yang mengusir para katak. Setelah semua katak telah menjauhi mereka, Chanyeol berbalik untuk melihat keadaan Baekhyun.

Baekhyun semakin menempelkan punggungnya pada tembok, pandangannya lurus pada lantai, dan nafasnya tersengal. Chanyeol memandangnya bersalah, dia pikir anak laki-laki tidak akan takut pada katak, targetnya hanya para anak perempuan.

Sebelum sempat terjadi apa-apa pada mereka berdua, pintu kelas menjeblak terbuka. Para katak sibuk melarikan diri melewati pintu tersebut, sementara yang menjeblak pintu menatap Chanyeol dengan geram.

Dia adalah kepala bagian kesiswaan.

Ini adalah skorsing pertama yang diterima Chanyeol selama bersekolah di Jungwon. Dua tahun sebelumnya ia hanya mendapat catatan negatif serta arahan-arahan untuk tidak mengulangi hal yang sama berikutnya. Well, Chanyeol memang tidak mengulangi perbuatan yang sama karena setiap kerusuhan yang dia ciptakan selalu berbeda.

Untuk kali ini memang yang paling parah. Sebelumnya keusilan yang diperbuat Chanyeol hanya berskala kecil seperti menaruh tipe-ex pada kursi teman yang duduk didepannnya, menyembunyikan spidol guru, membuang sampah sembarangan, dan lain-lain. Membawa katak berjumlah dua kantung plastik besar...baiklah, sebenarnya yang mempengaruhi skorsing Chanyeol adalah karena yang mendatangi langsung tempat kejadian saat itu adalah guru kepala bagian kesiswaan yang selama ini menerima dan menyimpan catatan para kelakuan anak muridnya. Kelakuan Chanyeol benar-benar tidak lagi bisa dimaafkan.

Selama tiga hari masa skorsing, Luhan tidak pernah melihat Chanyeol dimanapun. Tempat satu-satunya menemukan anak badung itu hanyalah disekolah. Tempat-tempat yang sering atau pernah

Chanyeol kunjungi tidak pernah ketahuan oleh orang lain, untuk itu Luhan merasa sangat kesepian dengan hilangnya Chanyeol disekolah.

Selama Chanyeol tidak masuk, Luhan mendengar rumor bahwa ketidakharmonisan rumah tangga menjadi penyebab Chanyeol berkelakuan negatif disekolah, seperti difilm-film, untuk mencari perhatian. Juga ada yang bilang ada seseorang yang Chanyeol sukai telah menolak perasaan laki-laki itu dengan cara yang menyakitkan, sehingga untuk menghibur hatinya yang penuh luka saat itu Chanyeol tidak berhenti untuk mengacaukan pelajaran.

Well, itu hanya rumor, dengar? Karena Chanyeol tidak tampak semenyedihkan itu. Orang-orang pasti terlalu penasaran dengan kehidupan Chanyeol, hingga mencari informasi tentang laki-laki itu terlalu sulit untuk didapatkan kebenarannya. Rumor-rumor yang beredar adalah satu-satunya cara untuk mengurangi rasa penasaran mereka.

Tidak seperti anak lain, Chanyeol hidup dengan bayang-bayang misterius dipunggungnya, menyimpan semua rahasia kehidupannya maksudku. Seperti Oh Sehun misalnya, seorang anak yang tinggal disalah satu apartemen mewah di Gangnam, ke sekolah membawa mobil Audi TT RS Roadster model terbaru bersamanya, dan pacar yang banyak disekolah yang berbeda-beda. Banyak yang telah mengetahui bahwa Sehun adalah seorang yang playboy, tapi masih lebih banyak pula yang mau menjadi salah satu koleksi pacarnya. Luhan pikir ini aneh, apa orang-orang lebih memilih pacar yang keren daripada harus memikirkan perasaan mereka sendiri? Oh, atau mungkin orang yang bersama Sehun juga tidak memakai hati mereka untuk sang playboy, melainkan hanya untuk memamerkan tampang Sehun saja kepada teman-temannya yang lain. Entahlah, Luhan rasa Oh Sehun melakukan hal yang sama kepada pacar-pacarnya juga.

Lalu ada Kim Jongdae, atau Chen, orang-orang memanggilnya ChenChen, entah untuk alasan apa. Anak ini terbilang 'freak' pada waktunya dan bisa menjadi sangat perhatian diwaktu yang lain. Tidak banyak yang dia lakukan karena Jongdae orang yang bodoh. Maksudnya, perkataan yang selalu diucapkan selalu aneh, Luhan menganggap itu adalah lelucon gagal si ChenChen, karena tidak tega mengatai anak itu dengan kata sifat 'bodoh'—seperti yang orang-orang lakukan. Well, anak itu hanya mencoba untuk melucu, dengarkan Luhan kali ini.

Dan Byun Baekhyun, anak paling berprestasi di Jungwon. Anak ini adalah anak yang paling mudah untuk ditebak. Dia pendiam, penyendiri, dan tidak suka terhadap keramaian—Luhan selalu melihat Baekhyun menghidari keributan saat jam istirahat. Menurut data para siswa di Jungwon, Baekhyun mempunyai rumah yang bertempat tinggal di daerah Apgujung—agak jauh dari sekolah, punya kakak perempuan yang telah menikah, dan orang tua yang pensiun. Baekhyun punya kehidupan sosial yang biasa-biasa saja, namun kehidupan belajarnya disekolah lebih dari biasa saja. Baekhyun seperti anak emas milik Jungwon yang tidak banyak bertingkah seperti pelajar yang diidamkan para orang tua.

Ketiga orang tersebut adalah bagian dari kelas yang sama dengan Luhan, 12-3.

Mengenai Baekhyun, Luhan ingat saat insiden dua kantung katak yang melompat-lompat yang tepatnya terjadi kemarin, saat itu Chanyeol datang membatunya. Yang Luhan tahu, keduanya tidak pernah saling berinteraksi satu sama lain selama dua tahun belakangan, dan Luhan berpikir ini adalah yang pertama kalinya mereka berada dalam jarak yang dekat, ini menarik Luhan pikir. Orang yang menyaksikan tingkah laku mereka sebagai sesama teman sekelas untuk yang pertama kali adalah Luhan, sahabat Chanyeol sendiri.

Dan seketika Luhan berubah menjadi Yixing, yang ingin tahu sesuatu pada diri seorang Park Chanyeol.

Yang Chanyeol sebut sebagai,

'Si kepo Luhan.'