"Sudah Hyung bilang ! Jangan keluar rumah dan bermain tanpa ijin Hyung,Wookie-ah !"
"Tapi,Hyung. Wookie Cuma main sama Kyunnie dan Henly. Umma juga sudah tahu."
"Shireo ! Pokoknya kau harus pulang." Yesung melangkahkan kaki menuju rumahnya dengan kesal.
"Sebaiknya kau ikuti maunya,Hyung."
"Ne,Wookie pulang dulu ne. pay..pay.."
Love Is Blind
YEWOOK FANFICTION
Pairing : YeWook
Genre : Drama,Family
Rated : T-Indonesia
Disclaimer : Mereka punya orang tua mereka,Tuhan,ELF's,dan SM entertainment
Yesung punya Wookie, Wookie Punya Yesung dan mereka saling memiliki.
Warning : YAOI,jelek,abal,OOC,typo,miss typo,
DON'T LIKE DON'T READ
Summary :
Ketika kau mencintai seseorang,dan kau takut mengungkapkannya karena sebuah status. Apa itu akan berlangsung lama ? Sedangkan takdir akan mempermainkan kalian. Kalian hanya akan berputar-putar pada pijakan yang sama. Yaitu ketidakpastian akan perasaan.
Tak tahukah pada akhirnya akan melukai perasaan yang lembut ? Namun jika kalian menyadarinya bahwa Love Is Blind right ? ##############################################################################
Chapter 1
"Hyung,kenapa kau selalu menyuruhku untuk tidak bermain di luar ? Terutama bersama,Kyunnie dan Henly ?" Wookie mendongakkan kepalanya untuk menatap mata sipit sang Hyung. Mereka sekarang sedang berada di kamar Wookie setelah insiden kecil yang biasa terjadi tadi. Biasa ? Well,Yesung memang biasa meminta Ryeowook untuk pulang dan tidak bermain dengan tetangganya itu. Terutama pada Kyuhyun – yang dipanggil Kyunnie tadi -.
"Hyung hanya ingin Wookie tak kenapa-napa. Jadi Wookie turuti mau Hyung ne ?"
"Ne,Hyung." Bocah lima tahun itu hanya mengiyakan permintaan Hyungnya tanpa protes sedikitpun. Anak kecil selalu begitu kan ? Jika ada orang bicara mengenai kebaikan untuk dirinya,mereka pasti percaya saja.
"Kalau begitu,Hyung mau mengerjakan pr dulu. Wookie istirahat saja." Ucap Yesung yang dijawab dengan anggukan sang namdongsaeng. Setelah itu dia keluar dari ruangan bercatkan ungu itu.
YESUNG POV
Aku baru saja keluar dari ruangan namdongsaengku. Hatiku berdenyut. Sedikit rasa nyeri tersirat didalamnya. Rasa apa ini ?
Dia tak menyangka tadi adik angkatnya akan bertanya demikian. Untung saja kepolosannya itu membuatnya langsung percaya akan apa yang aku katakan. Mungkin ada benarnya ucapanku tadi,tapi ada sesuatu yang lebih benar daripada ucapan diatas. Dan soal itu,aku tak tahu jelas. Aku hanya merasa aku harus melindungi Wookie agar kejadian yang dialami adik kandungku – Jong Jin – tak terulang kembali.
Dulu keluargaku hidup biasa,bukan kehidupan yang terlalu rumit atau apa. Sekarangpun kurasa masih sama,hanya saja anggota keluarga kami berubah. Dua tahun lalu,saat aku berusia lima tahun,adik kadungku – Jong Jin – tertabrak sebuah mobil yang melintas di depan rumah tetanggaku. Semenjak saat itu,aku merasa aku hanyalah seorang hyung yang payah dan tidak bisa menjaga adiknya. Melihatku murung, umma dan appaku – Kim JungSoo dan Kim Young Woon – mengadopsi seorang anak kecil ynag berusia sama dengan Jong Jin-ah. Dia bernama Kim Ryeowook. Umma bilang Wookie sudah ada di panti asuhan sejak kecil,jadi dia tak punya siapa-siapa di dunia ini. Sejak itulah aku berjanji di depan makam Jong Jin-ah untuk menjaga namdongsaeng baruku.
YESUNG POV END
11 tahun kemudian
Yesung dan Ryeowook telah beranjak dewasa sekarang. Yesung berada di tingkat akhir di Seoul Senior High School,sedangkan Ryeowook berada di tingkat kedua di dekolah yang sama dengan Yesung. Tak ada masalah yang terjadi diantara mereka. Hubungan mereka masih baik layaknya Hyung dan Dongsaeng lainnya,hanya saja ke-posessive-an Kim Jong Woon – Kim Yesung – ini masih melekat dan menekan kuat Kim Ryeowook dari dunianya.
Hari ini adalah hari kelulusan Kim Yesung. Semua murid tingkat akhir sudah berkumpul di aula untuk mengadakan acara perpisahan yang juga mengikutkan para orang tua wali.
"Yesungie,duduklah. Apa kau terlalu gugup untuk bernyanyi nanti ?" Ah,Yesung adalah salah satu pengisi di acara ini. Dia akan menyanyikan sebuah lagu untuk memeriahkan acara terakhir baginya di sekolah yang memberinya pembelajaran selama tiga tahun itu. Memang bukan asal pilih untuk menunjuk Yesung menjadi pengisi acara itu,mengingat suaranya yang tak boleh diragukan lagi dan harus diacungi jempol.
"Aniyo,Umma. Yesung hanya sedang mencari Wookie. Dia benar berangkat kan tadi ?"
"Tenanglah,dia bukan yeojya kecil yang harus dipantau terus. Dia sudah besar,lagipula dia kan namja."
"Tapi,Appa.."
"Kita sambut Kim Yesung !" Protesan Yesung terpotong saat MC memanggil namanya. Langsung saja dia naik ke panggung dan bernyanyi. Tapi matanya berkeliling ke segala penjuru ruangan untuk mencari namja mungil besurai coklat.
YESUNG POV
Selama aku bernyanyi,aku mengedarkan mataku ke seluruh ruangan ini. Tapi,dimana dia ? Dia tak ada dimanapun. Selesainya bernyanyi aku langsung turun dan keluar aula untuk mencarinya.
_BRUKK_
"Aw.."
"Mianhe." Aku segera bangun dan mencoba untuk melihat siapa yang menabrakku.
"Gwenchana,Hy-Hyung ?"
"Wookie-ah ? Ya ! Darimana saja kau ? Daritadi aku mencarimu. Ku kira kau takkan datang." Aku segera membicarakan apa yang ada dipikiranku saat ini agar dia tahu aku sangat kalut mencarinya.
"Mi-Mianhe,Hyung." Melihatnya menunduk membuatku sedikit tak tega. Aku langsung merengkuhnya.
"Gwenchana,kajja masuk. Umma dan appa juga sudah di dalam." Aku menuntunnya untuk masuk dan menuju ke tempat umma dan appaku duduk.
"Ah,kau sudah datang Wookie-chagi. Sini duduk,kau juga Yesungie." Ucap umma saat aku dan Wookie sampai.
"Ne,Umma." Jawab kami berbarengan.
.
.
.
.
3 jam berlalu,ah..acara itu sungguh membuatku lumutan. Bagaimana bisa ada acara yang lama seperti itu. Aku segera bangkit dan menggandeng Wookie untuk keluar aula ini.
"Eh ? Hyung,mau kemana ?"
"Kita akan pulang tentunya. Wae ?"
"A..aku ada acara di club setelah ini. Tak apa kan,Hyung ?"
"Kau tak bohong kan ?" Aku memicingkan mataku untuk mencari kebohongan dibalik kegelisahannya itu.
"Tentu,Hyung."
"Aku percaya padamu." Ucapku sebelum aku benar-benar beranjak.
YESUNG POV END
RYEOWOOK POV
Sekitar tiga jam-an,acara ini akhirnya selesai. Namun saat aku akan keluar dan menuju ke tempat Sungmin-hyung,Yesung-hyung menggandeng tanganku.
"Eh ? Hyung,mau kemana ?" Tanyaku padanya.
"Kita akan pulang tentunya. Wae ?" Dia berkata dengan datarnya. Mungkin dia jengah sekali saat ini.
"A..aku ada acara di club setelah ini. Tak apa kan,Hyung ?" Aku berbohong padanya. Karena jika aku bilang aku akan pergi dengan Sungmin-hyung,Kyuhyun,Henry,dan Mimi-ge pasti dia tidak membolehkan.
"Kau tak bohong kan ?" Dia memicingkan mata untuk mencari tahu apakah aku berbohong atau tidak. Dengan segera aku merubah mimic gelisahku.
"Tentu,Hyung." Jawabku mantap agar dia percaya.
"Aku percaya padamu." Katanya sebelum pergi dari tempat ini. 'Mianhe,Hyung. Aku berbohong padamu.' Aku menatapnya dengan penuh penyesalan.
RYEOWOOK POV END
"Yesungie,Wookie sudah pulang ?"
"Belum,Umma. Dia bilang dia ada acara di club-nya." Yesung mengendikkan bahunya. Meskipun terlihat tenang,namja bermata sipit ini sangat menghawatirkan 'adik'nya itu.
"Tapi ini sudah hampir malam." Ucap JungSoo selaku umma yang mencemaskan anak bungsunya itu.
"Aku akan mencarinya." Sanggah Yesung sebelum menyambar jaket dan kunci mobil.
YESUNG POV
Apa-apaan dia ? Membohongiku ?
Aku melajukan mobil menuju sekolahan. Sesuai perkiraanku,disana sudah tak ada siapa-siapa. Sekolahan sudah sepi. Kemana dia ?
Aku terus melajukan mobilku. Aku memicingkan mataku saat melihat ada beberapa anak yang baru keluar dari kedai soju. Aku segera memarkirkan mobilku saat mengenali salah satu wajah diantara mereka.
_SREET_
"Kajja pulang !" Aku menarik tangannya yang tadinya dipapah teman-temannya.
"Aku mau pulang dengan teman-temanku,Hyungg~~." Ucapnya dengan suara mendayu. Sepertinya dia sudah mabuk. Aku tak menjawabnya dan mengehempaskannya ke dalam mobil di kursi penumpang.
"KAU SUDAH BERANI MEMBANTAH HYUNGMU,HUH !" Aku sedikit membentaknya.
"HYUNG,AKU SUDAH BESAR !" Ujarnya dengan nada yang sama tingginya denganku.
"Jangan memperlakukanku seperti saat aku kecil. Seperti aku adalah dongsaeng lemah yang selalu menurut dan berlindung dibalik hyungnya. Aku namja,Hyung." Lanjutnya dengan nada lirih.
Aku terpaku,memang benar apa yang dia katakan. Tapi tetap saja aku hanya tak mau dia terluka. Aku menatap matanya. Seketika aku memeluknya erat.
"Mianhe,aku hanya tak ingin kau terluka." Dia mendorong bahuku pelan.
"Seharusnya kau tak usah mengajakku pulang sekarang."
"Wae ? Kau masih ingin bersama mereka ? Bagaimana kalau kau kenapa-napa ?" Nada bicaraku kembali meninggi.
"Sungmin-hyung bersamaku tadi. Dia jago material arts. Dia bisa melindungiku."
Mendengarnya berkata demikian,aku langsung mengemudikan mobilku dengan kecepatan diatas rata-rata.
_BRAAK_
Aku membuka pintu rumahku dengan kasar. Entah kenapa setelah mendengar Wookie mengelu-elukan orang lain,hatiku rasanya panas.
"Hyung,kau marah ?" Aku menghentikan langkahku. Dan berbalik menghadapnya yang sedang menunduk.
"Berhenti memanggilku hyung. Aku bukan hyung kandungmu. Lagipula kau sudah memiliki hyung lain yang lebih bisa melindungimu kan ? Kau Juga lebih mempercayainya kan ? Lebih mementingkannya dan membohongiku kan ? Apanya yang HYUNGMU ! Segeralah pergi ke rumahnya dan meminta orangtuanya mengganti namamu menjadi LEE RYEOWOOK ! ARRA ?" Setelah mengatakan semuanya aku berlalu ke kamar.
YESUNG POV END
"Berhenti memanggilku hyung. Aku bukan hyung kandungmu. Lagipula kau sudah memiliki hyung lain yang lebih bisa melindungimu kan ? Kau Juga lebih mempercayainya kan ? Lebih mementingkannya dan membohongiku kan ? Apanya yang HYUNGMU ! Segeralah pergi ke rumahnya dan meminta orangtuanya mengganti namamu menjadi LEE RYEOWOOK ! ARRA ?"
LeeTeuk yang baru saja datang dari dapur langsung diam di tempat. Dia tak pernah berpikir anak sulungnya akan semarah ini dan membentak 'adik'nya. LeeTeuk menghampiri Ryeowook yang menangis terisak di tempat dan memeluknya.
"Uljimma,Chagi.. Kenapa sampai seperti ini ?"
"Hiks..Umma..hiks..Yesung-hyung membenciku..hiks..apa yang harus Wookie lakukan ?" Ryeowook menangis sesenggukan di dekapan LeeTeuk setelah menceritakan apa yang sudah terjadi. LeeTeuk mengelus rambut Ryeowook sayang. Siapapun pasti tak mau terjebak dalam posisinya. Dia tahu Ryeowook hanya seorang anak yang tidak pernah merasakan bagaimana bebasnya remaja seusianya. Ryeowooknya selalu dikekang sang Hyung dengan alasan melindunginya. Padahal dia – LeeTeuk – tahu bahwa anak sulungnya memiliki rasa berbeda dari hyung-dongsaeng biasanya sehingga Yesung tak mengijinkan Ryeowook bermain dengan teman-temannya agar Ryeowook tak melihat orang lain selain dirinya. Sedangkan Yesung sendiri menganggapnya wajar sebagai hyung yang tak mau kehilangan namdongsaengnya untuk kedua kalinya.
"Hyungmu tak membencimu,Chagi. Dia hanya tak ingin kehilangamu. Sebaiknya kau istirahat,biar nanti Umma dan appa yang akan bicara dengannya ne ?" LeeTeuk menatap wajah Ryeowook dengan penuh kasih sayang seorang umma.
"Ne,Umma. Wookie mohon bantuannya. Tolong katakan juga Wookie minta maaf pada hyung ne,Umma ?"
"Ne,Chagi. Sekarang tidurlah." LeeTeuk menuntun Ryeowook yang masih tampak lemah untuk berjalan. Sepertinya tenaganya sudah terkuras karena kejadian yang dia alami kali ini.
"Jalljayo,Chagi." LeeTeuk membenarkan letak selimut Ryeowook dan mengecup dahi Ryeowook pelan.
Wanita paruh baya itu melihat anak bungsunya yang tertidur dengan wajahnya yang terdapat bekas air mata. Namun itu tak lama,karena dia segera turun dan menyambut sang suami yang baru pulang kerja.
"Mereka sudah tidur,Yeobo ? Bukannya ini baru pukul delapan malam ?" Tanya sang appa a.k.a Kim Young Woon.
"Mereka bertengkar." Ucap LeeTeuk dengan nada sendu membuat YoungWoon menghela nafas berat.
"Aku akan bicara dengan Jong Woon."
Young Woon melangkah menuju kamar Yesung.
"Kau sudah tidur,Yesungie ?" Ucap Young Woon saat membuka pintu kamar Yesung. Terlihat seorang namja tengah bersandar memejamkan mata sembari mendengarkan lagu dari i-podnya – cara Yesung menenangkan pikirannya – . Young Woon menepuk bahu Yesung pelan membuat sang empu tersadar dan membuka matanya. Melihat sang appa,Yesung melepas earphone yang bersarang di telinganya.
"Appa sudah pulang ? Ada apa ?"
"Seharusnya appa yang tanya padamu ada apa denganmu dan Wookie. Kalian bertengkar ?" Pertanyaan Young Woon a.k.a Kangin membuat Yesung menundukkan wajahnya.
"Ne,Appa." Ujarnya pelan.
"Kau tahu,Chagi ? Masalahmu ini bukan hanya menyangkut soal hyung dan dongsaeng. Namun juga perasaan kalian."
"Maksud Appa ?" Yesung mendongak mendapatkan sang appa tengah tersenyum bijak.
"Kau mencintainya."
Yesung terdiam,dia tak bisa membenarkan maupun menyalahkan. Dia sudah lama bertanya hal apa yang dia rasakan. Namun hasilnya nihil. Dia tak tahu apa yang dia rasakan sehingga mengekang Ryeowook. Dia bahkan menyadari bahwa perlakuannya, tatapannya, perasaannya terhadap Ryeowook berbeda dengan Jong Jin. Tapi sekali lagi dia tak bisa mmebenarkannya. Ini melenceng takdir. Ryeowook ditakdirkan untuk menjadi dongsaengnya,bukan kekasihnya.
"Ani,aku tak mencintainya Appa."
"Lalu kenapa kau tak mencari yeojya atau namja untuk dijadikan kekasih dankau menolak perjodohan dengan HyoJoon-ah ?"
"Aku..aku baru akan bilang aku menerimanya hari ini. Dan aku siap untuk pindah ke Jepang untuk kuliah dan tinggal dengannya disana." Yesung berkata dengan nada ragu terselip di dalamnya.
"Baiklah,jika itu keputusanmu. Jangan menyesal nantinya. Besok kita bicarakan dengan keluarga HyoJoon,setelah itu kau dan HyoJoon akan pergi ke Jepang." Ucap Kangin.
"Ne,Appa."
"Tidurlah,Chagi. Kau pasti lelah. Jalljayo." Kangin meninggalkan ruangan yang berisi namja yang sedang bingung atas pilihannya itu. 'Semoga ini yang terbaik,lagipula Wookie sudah tak membutuhkanku.'
TBC
TBC
Satu fic hurt/comfort lagi *sigh*
Mianhe jika ada fic yang kiranya sama.
Seperti biasa,
Selai mau tanya
KEEP OR DELETE ?
LANJUT ATAU BERAKHIR DISINI ?
Gaje kah ? Jelekkah ? Kritik saran diterima. Multichap . Jika readers minta lanjut saya aka melanjutkan. Apabila ada yang bilang jangan lanjut tidak saya lanjutkan. Mianhe for typo's dan kejelekkan cerita. Gomawo,sudah menyempatkan waktu untuk membaca ^.^
REVIEW PLEASE..
