Author note: Ha! Fic terbaru dari Erin! Enjoy... Don't forget to read and review! :)
•••••
Behind That Name
•••••
Disclaimer: Yuki Amemiya and Yukino Ichihara
(Bukan pny Erin *tears*)
Genre: Romance and General
Pairing: OukaTei, FrauTei (chap 2)
Warning: sho-ai, cinta segitiga, bahasa kurang bener, typo, galau, OOC, bingung, dll. Silahkan dilihat sendiri. 2 shot.
Song disclaimer: Kimi no Koto ga Suki da Kara by AKB48.
X...X
Part 1: Prologue
X...X
Aku Ouka. Lebih lengkapnya Roseamanelle Ouka Barsburg, anak gadis satu-satunya dari Wolfram Eifeler Barsburg dan Dalia Barsburg, pemilik Barsburg Steel Corporation, perusahaan besi baja terbesar di negara ini, Raggs. Aku adalah gadis paling bahagia. Aku punya semuanya. Uang, kecantikan, pekerjaan yang menyenangkan—dokter sekaligus direktur perusahaan Barsburg Steel, orang tua yang baik, teman yang setia dan pelayan-pelayan yang pengertian. Tapi yang paling spesial, tunanganku, Teito Klein, seorang desainer kawakan pemilik brand "Frau" yang terkenal dengan birkin bag. Siang ini aku punya janji dengan klien sekaligus sahabat lamaku, Gyokuran, yang mau memesan salah satu produk perusahaan Barsburg Steel. Tapi sebelumnya, sebagai klien yang baik, Gyokuran selalu konfirmasi untuk pertemuan.
Triritrirtrit!
"Halo, selamat pagi, bisakah saya bicara dengan Ouka?"
"Ya, ini dengan sekretarisnya. Anda ingin bicara dengan Ouka-san? Ini dengan siapa saya berbicara?"
"Gyokuran Oak, teman Ouka."
"Baik, mohon ditunggu sebentar ya, Gyokuran-sama. Saya sambungkan dulu dengan Ouka-sama."
"Ya, terimakasih."
Tiba-tiba telepon di kantorku berbunyi.
"Halo, ini dengan Ouka. Ada yang bisa saya bantu?"
"Aloha! Ouka, ini Gyokuran! Kamu jangan terlalu formal ah. Kaku tau!"
"Ya aku kan ga tau ini kamu. Kupikir kan siapa..."
"Oke oke. Aku cuma mau konfirmasi kok, nanti siang kita jadi kan ketemuan? Jam 2? Di cafe A Cup of Coffee?"
"Yup!"
"Oke, see ya there! Bye!"
"Bye too! Eh, jangan lupa bawa surat persetujuannya ya," kataku mengingatkan Gyokuran yang terkenal pelupa.
"Iya, tenang saja."
Lalu aku menutup telepon. Sambil menghela napas aku mulai mengerjakan tugas-tugas lain. Aku juga mengontrol file-file tentang pasien-pasienku, sampai HP-ku berdering. Aku melihat ke arah HP, lalu foto Teito nampak di situ. Aku melonjak kaget. Ah, ini Teito yang menelepon!
"Ha-halo?" dengan malu-malu aku menjawab telepon dari Teito.
"Hai... Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Menyenangkan, eh?"
"Ahaha, ya begitulah. Kau sendiri bagaimana?"
"Ya, pekerjaan berjalan dengan lancar... Desain karyaku mau dipakai dalam peragaan busana tahunan di Antwort! Omong-omong nanti malam kamu bisa dinner sama aku?"
"Bentar, aku lihat dulu," kataku sambil mengecek agenda hari ini.
"Eh, aku bisa Tei!" sambungku.
"Wah, syukurlah! Ada yang ingin kubicarakan soalnya. Ya sudah, nanti malam kita ketemu ya, di Hausen Hotel jam 8. Di situ ada restoran Itali yang masakannya enak sekali."
"Sip... Bye Teito!"
"Dah juga, Ouka..."
Lalu aku menutup telepon. Kusambar pena yang ada di sampingku dan menuliskan beberapa catatan untuk hari ini.
Today's To-Do-List, 3 November 2012
1. Meeting with Gyokuran at A Cup of Coffee Cafe 2 p.m.
2. Telepon atau bertemu Ayanami-sama u/ menanyakan kepastian proyek 4 p.m.
3. Dinner with Teito at Hausen Hotel's restaurant 8 p.m.
4. Mengurus jadwal praktek 10 p.m.
5. ...
6. ...
7. ...
Ah, aku belum tahu ada kegiatan apalagi.
Setelah itu aku melanjutkan kembali pekerjaanku. Begitu selesai aku langsung menyadari bahwa sekarang sudah jam 13.30. Itu berarti, aku harus segera berangkat ke cafe A Cup of Coffee untuk janji temu dengan Gyokuran. Aku langsung berjalan ke parkiran dan menyalakan mobilku. Sekitar 20 menit kemudian, aku sampai di lokasi. Aku tahu aku datang 10 menit lebih awal, dan mencari tempat duduk. Lalu aku memanggil waitress untuk memesan minuman. Tak lama kemudian, pesananku datang dan saat itu pula Gyokuran muncul di depan cafe.
"Ouka!" panggil Gyokuran.
"Hai! Sini-sini," jawabku lalu mengibaskan tanganku memberi isyarat supaya dia kemari, ke meja tempat aku duduk.
"Maaf aku agak telat, tadi di depan ada kerumunan orang, entah ada apa!"
"Ya sudah, duduk sini. Pesan minumanmu dan segera kita selesaikan urusan kita, oke? Soalnya aku masih ada janji lagi," kataku berusaha untuk cepat menyelesaikan urusan ini. Nanti kan aku harus bertemu dengan Teito. Walaupun masih nanti malam sih, tapi rasanya ingin cepat bertemu. Minuman pesanan Gyokuran lalu datang dan kita mulai berbincang tentang pesanan Gyokuran.
"Nah, ini salah satu produk terbaru kami, Gyokuran. Baja ini dibuat dengan teknik dan pencetakan khusus sehingga mempunyai ketahanan yang kuat. Ini bisa menahan beban sampai 10 ton," ujarku panjang lebar mengenai produk dari perusahaanku.
"Hm! Menarik sekali. Kebetulan perusahaanku mau pakai yang seperti ini! Berapa harganya?"
"4500 yuus per meter."
"Mahal juga, tapi cukup terjangkau dengan kelebihan yang ada. Bagaimana kalau aku memesan custom made?" Gyokuran lalu membuat pesanannya.
"Oke. Tuliskan pesananmu di sini beserta beberapa detail yang aku perlu ketahui," ucapku lalu menyodorkan kertas untuk order.
Gyokuran dengan cekatan mulai menggambar pesanannya, dan tidak memakan waktu lama, ia sudah selesai. Aku melihatnya lalu memasukan gambar itu ke map yang aku bawa. Giliran Gyokuran yang menyodorkan kertas.
"Hah? Ini apa?" tanyaku.
"Haa kok kamu bisa lupa sih! Ini kan surat persetujuan dari perusahaanku," balas Gyokuran dengan agak frontal.
"Eh iya! Kok aku lupa hehehe, ya sudah, sini, aku tandatangani."
Setelah menandatangani surat itu, aku pamit pada Gyokuran dan beranjak pergi dari cafe itu. Aku yang bayar bill. Ketika mau keluar cafe, langkah kakiku seakan berhenti. Gyokuran memanggilku lagi.
"Ouka! Tunggu!" teriaknya.
"Ada apa?"
"Apa kamu sudah tahu rumor itu?"
"Rumor apa?"
"Tunanganmu... Teito, dia punya orang lain selain kamu!"
"Ah, kau bercanda nih Gyokuran. Dia milikku dan aku miliknya! Dia bukan milik orang lain dan tak akan pernah!"
"Ta-tapi..."
"Sudahlah, aku pergi dulu ya."
"I-iya. Daah..."
Aku kembali lagi ke kantor dan bekerja sampai sekitar jam 7 malam. Lalu, karena Hausen Hotel lumayan jauh dari kantorku, aku sudah berangkat jam 19.10.
Kimi no koto ga suki dakara... Boku wa itsumo koko ni iru yo!
HP-ku berdering dan tanpa melihat ke arah layar HP aku menjawab panggilan tersebut.
"Ya, dengan Ouka di sini."
"Ouka, ini aku Teito," kata suara di ujung lain.
"Ah, Teito!"
"Ya. Nah, kita jadi kan? Di Hausen Hotel."
"Jadi dong. Ini aku lagi on the way ke sana."
"Oh, ya sudah. Kutunggu di sana ya. Ini aku sudah agak dekat dengan Hausen Hotel. Sebentar lagi aku sampai," kata Teito, namun, kenapa suaranya terdengar tidak senang ya? Apa perasaanku saja?
"Iya. Okay, I gotta go. Lagi nyetir nih, nanti lagi ya ngomongnya... Bye..."
"Bye..."
Kuakhiri pembicaraan singkat tersebut. Sejak mendengar nada bicara Teito yang sedikit suram tadi, aku mendapat perasaan aneh. Seperti... akan dikhianati oleh seseorang. Tapi cepat-cepat kutangkis perasaan itu. Aku tak boleh berprasangka buruk pada orang yang akan segera menjadi suamiku. Beberapa saat kemudian, aku sampai di sana. Lagi-lagi aku melakukan hal yang sama seperti tadi siang, mencari tempat duduk, tapi, aku tak perlu repot. Rupanya Teito sudah sampai duluan dan dia mempersilahkan aku duduk di hadapannya.
"Hai, Ouka. Akhirnya kamu datang juga," ucap Teito, lagi-lagi nadanya datar dan membuatku mendapat perasaan aneh lagi.
"Iya. Apa kabarmu?"
"Aku baik-baik saja tuh. Eh, kita segera pesan makanan yuk, aku sudah lapar nih! Hehe," kata Teito dengan ceria seperti biasanya. Rasa tidak nyaman tadi langsung terasa hilang seperti debu yang dibawa angin. Teito lalu memberiku buku menu dan aku mulai melihat makanan apa saja yang tersedia. Aku dan Teito lalu memesan makanan. Saat aku tengah makan, Teito mulai menyambar tanganku lalu mengusapnya dengan lembut.
Deg deg deg!
Jantungku ber-deg-degan ria.
"Te-teito?"
"Hmm... Aku hanya ingin memegang tangan lembutmu... untuk terakhir kalinya..."
"Hah? Maksudmu apa, Teito?"
"Ini semua tentang rahasiaku, dibalik nama itu..."
X...X
To be continue...
X...X
.TBC... :)
Read and Review please...
Thanks!
-Erin-
