Terima kasih untuk review nya di cerita Dango Daikazoku! ^.^ Ini balasannya. Ehehehe…

Jigoku Aya:

Hohohoho… Sankyu~ ^^

Tak usah lah kau berlagak sebagai Senpai =,=

Kuroi5:

Ahahaha… saya biasa aja ^^' *ga nanya*

Ya tentu tak sampai sebanyak itu walaupun saya tak tau gambarnya ^^ *dilempar sandal*

Mikaela Williams:

Ahahaha! Aku juga suka. Kadang-kadang saya sampai iri gara-gara gak pernah di peluk dari belakang :D (punya pacar aja nggak…)

Ahahaha… aku ga tersinggung kok… ^^ yah, anggep aja saya jadi setannya gitu… ufufufu *dilempar sandal lagi*. Kalau gitu, saya usahakan disini tak ada author note, ya. Padahal saya lagi pengen-pengennya jadi setan.. ^^' ehehehe… *dilempar sandal lagi untuk ke-3 kalinya*

Owly Bros:

Sengaja kubuat lucu… Ufufufu…

Caninae Villosa:

Terima kasih telah menyambutku~ ^^

Akun ini suuudah lama, tetapi saya baru mau nulis fic sekarang. Ehehehe…

Makasih banget sarannya. Aku nulisnya malem, jadi mataku ngantuk plus pusing buat ngebaca lagi =='

Panggil saya 'Sekar' aja juga ga apa-apa kok :)

.

.

.

Disclaimer: punya Masashi Kishimoto-san ^^ (mencoba jujur *?*)

Warning: asal (karena menurut author, hanya mengikuti tangannya yang ingin menari-nari diatas keyboard *?*), gaje, mungkin OOC, tak sesuai EYD, dan lain-lain :)

Suatu pagi di Konoha Gakure, terlihat seorang wanita berambut merah muda sedang membuka matanya perlahan-lahan.

"Engh-"

Ya, wanita itu bernama Sakura Haruno, seorang kunoichi hebat yang merupakan murid dari sang Hokage ke-5, Tsunade. Kekuatannya bisa dibilang mengerikan, karena kekuatannya hamper sama dengan sang guru.

Me is There for You

By: Sekar Yamada

My Second Fic.

This Story is Real From Me. Sorry If My Story is Same with Someone FanFiction Author.

"Ohayou, Sakura." Kata Ino Yamanaka, sahabat Sakura yang pernah menjadi musuhnya.

"Ohayou, Ino. Kau ada kerjaan dirumah sakit?"

"Yaah, begitulah… Aku bisa lembur hari ini karena kutinggal seminggu untuk bulan madu." Kata Ino menghela nafas.

"Itu toleransinya, Ino. Mungkin kalau aku juga sudah menikah dengan Sasuke-kun, aku juga akan sama denganmu." Kata Sakura mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Iya juga, ya… Oh iya, kapan kau dan Sasuke akan menyusulku dan Sai-kun?"

"Aku dan Sasuke-kun sama-sama sibuk, Ino. Bahkan kami tak terlalu sering bertemu sekarang." Kata Sakura yang sekarang giliran *?* untuk menghela nafas.

"Wah, gawat itu… Baiklah, aku kearah sini. Jaa, Sakura~"

"Jaa, Ino." Kata Sakura tersenyum. Dan sekarang Sakura menuju ruangannya yang sebenarnya tak terlalu jauh dari ruangan Ino.

'Menikah, ya?'

.

.

.

"Hey, Teme!" kata Naruto memulai percakapan.

"Hn?"

"Kau tak bersama Sakura-chan?"

"Aku dan dia sama-sama sibuk, Dobe. Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu? Apa karena Hinata ada disampingmu sekarang?" kata Sasuke datar sambil –sedikit- melirik kearah Hinata yang berada disamping Naruto.

"E-eh, Sasuke-kun?" kata Hinata Hyuuga eh salah, Hinata Uzumaki kaget.

"Tenang, Hinata! Dia hanya cemburu karena kita sudah menikah dan sering bersama! Hahaha!" kata Naruto menenangkan istrinya.

"Ck. Lalu kenapa kau memanggilku pagi-pagi begini diruang Hokage?" kata Sasuke yang amarahnya mulai naik.

"Yaaah, aku hanya ingin sedikit mengobrol… Tetapi ada sedikit masalah juga." Kata Naruto yang ucapannya mulai serius.

"Hn. Then?"

"Aku ingin memberimu misi untuk nanti sore."

"Hn."

"Dan bersama Sakura-chan. Kau senang kan, Teme?"

"Hn."

"Kau itu pelit bicara sekali, Teme! Oh iya, kau beritahu Sakura-chan saja sekarang dan nanti sebelum berangkat, kalian berdua kesini dulu agar aku bias memberitahu misi kalian."

"Hn. Sudah?"

"Kau lapar ya, Teme?"

"Tidak."

"Lalu kenapa kau bilang 'sudah?' tadi?"

"Aku sedang malas, Dobe."

"Hahaha! Itu tak mungkin! Tapi baiklah, untuk sekarang sudah cukup, Teme."

"Hn." Dan Sasuke pun jalan menuju rumahnya sekarang. Ah tapi…

'Apa aku beritahu Sakura sekarang saja? Baiklah, sekarang saja.'. Lalu Sasuke memutar arah jalannya dan sekarang dia menuju rumah sakit Konoha.

.

.

.

Sementara itu, dikantor Hokage setelah kepergian Sasuke…

"Naruto-kun, apa tidak apa-apa bila Sasuke-kun digoda terus olehmu? Bukankah yang member misi juga kamu, Naruto-kun?"

"Hmm… Iya sih. Tapi tak apa-apa lah, Hnata-chan. Mungkin kalau sering ku goda, Sasuke-teme akan berfikir terus oleh ucapanku tentang 'menikah'. Sama seperti itu."

"Naruto-kun itu sahabat yang baik ya, walaupun selalu berantem dengan Sasuke-kun." Kata Hinata tersenyum kepada suaminya.

"Dan Hinata itu istri yang baik ya, selalu memperhatikan suaminya ini yang mulai jarang makan." Kata Naruto err… menyeringai kearah sang istri.

"Go-gombalnya mulai deh…" kata Hinata yang mukanya sudah merona.

"Habis kau lucu, Hinata-chan. Setiap wajahmu memerah, aku selalu ingin mencubitnya."

"Ahahaha… Up to you, Naruto-kun…" kata Hinata tertawa pelan.

.

.

.

Tok, Tok, Tok-

"Silahkan masuk~ e-eh, Sasuke-kun? Ada perlu apa denganku?" kata Sakura kaget karena sang pacar tiba-tiba dating keruangannya.

"Apa aku mengganggu?"

"Tidak sama sekali, Sasuke-kun~ ada perlu apa?" kata Sakura tersenyum manis.

"Kau dan aku mendapat misi dari Naruto-dobe. Nanti sore kita disuruh kekantornya untuk memberi tahu misi kita."

"Ah baiklah, Sasuke-kun."

"Kau tidak menanyakan kabarku?"

"Kan nanti bias, Sasuke-kun. Memang sih, biasanya aku cerewet mempertanyakan keadaanmu, tapi ini kan masih pagi. Nanti malah membuatmu pusing dengan suaraku." Kata Sakura mencoba memberi alasan pada pacarnya itu.

'Jadi kau sadar ya, kalau kau sering cerewet bila sedang menanyakan keadaanku…' batin Sasuke.

"Hn. Kau sudah makan?"

"Iya tadi sudah dirumah. Ah, Sasuke-kun belum makan, ya? Mau makan bekalku?"

"Bukankah itu untuk makan siangmu?" kata Sasuke binggung karena ingin tidak merepotkan pacarnya itu.

"Itu benar, sih… Tapi tak apa-apa kok, asalkan untuk Sasuke-kun." Kata Sakura tersenyum.

"Tidak perlu, aku akan makan dirumah saja."

"Mau kubuatkan makanan dirumahmu?"

"Pekerjaanmu?" kata Sasuke binggung lagi.

"Tidak apa-apa, bias kutunda. Bagaimana, Sasuke-kun?"

"Hn. Terserah kau." Kata Sasuke datar. Sekarang ia membalikkan tubuhnya menuju keluar ruangan Sakura.

"Ehehehe.. Tunggu aku, Sasuke-kun!" kata Sakura melepas jaket putihnya (yang biasa dipakai dokter) dan segera menyusul Sasuke yang sudah duluan.

.

.

.

"Lihat lah, ada Sasuke Uchiha! Walaupun mantan missing nin, aku tak peduli! Yang penting dia keren!"

"Aku juga! Ah tapi, kenapa dia memilih Sakura Haruno untuk dijadikan pacar, ya?"

"Aku juga tidak tahu. Iya sih, dia itu kunoichi yang hebat, tetapi bukannya aku lebih cantik dari dia?"

"Aku juga! Aah, dunia tak adil!"

Itulah percakapan penggosip di Konoha yang melihat Sasuke dan Sakura melewati mereka. Sasuke hanya diam saja, tetapi bagaimana dengan Sakura?

'Ah, yang dikatakan mereka ada benarnya juga.'

Dan yah, Sakura ternyata memikirkan apa yang dikatakan sang penggosip.

"Anu, Sasuke-kun… Sepertinya aku harus kembali ke rumah sakit…"

Sasuke membalikkan badannya dan berkata, "Jangan pedulikan omongan mereka."

'Kok Sasuke-kun bias tau apa yang kupikirkan, ya?'

"A-aku hanya baru ingat ada yang belum kukerjakan hani ini kok, Sasuke-kun…" kata Sakura yang berusaha membuat mukanya tersenyum.

"Kau itu kepikiran ucapan mereka! Ayo!" kata Sasuke yang memegang sebelah tangan Sakura untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah Sasuke.

"Ba-baiklah, Sasuke-kun…" kata Sakura pasrah.

Ternyata, Sasuke bisa mengatasi yang dipikirkan Sakura meskipun tidak membuatnya lebih tenang.

.

.

.

"Nah Sasuke-kun, kamu mau sarapan apa?" kata Sakura yang sudah didapur Sasuke.

Gyut-

"Apa saja, Sakura. Aku menyukai semua yang kau masak." Kata Sasuke berkata seadanya. Sakura hanya tertawa kecil.

Menurut Sasuke, masakan Sakura sudah –hampir- sejajar dengan koki kelas atas. Sedangkan Sakura yang memasaknya, hanya biasa saja, dan menurutnya, masakannya hanya pas saja dilidah. Tapi, yah… Pendapat orang memang berbeda-beda.

"Sasuke-kun tunggu saja dimeja." Sakura mencoba untuk melepaskan pelukan tiba-tiba Sasuke agar dia lebih leluasa berkuasa di 'acaranya'.

"Baiklah." Then, Sasuke melepas pelukannya dan pergi kearah meja.

.

.

.

20 menit kemudian…

"Taara-! Sudah selesai!" kata Sakura tersenyum puas melihat hasilnya dimeja makan Sasuke.

"Kau mau makan lagi?"

"Tidak. Kalau aku terlalu kenyang, nanti aku malah mengantuk dan tidak bisa bekerja serius. Hahaha."

"Kalau begitu, suapi aku."

"E-eh? Kau yakin, Sasuke-kun?" kata Sakura yang –sedikit- tidak percaya apa yang diucapkan pacarnya barusan.

"Aku yakin, Sakura-chan." Ucap Sasuke yang sepertinya sengaja untuk menjahili Sakura.

"O-oke, oke, aku akan menyuapimu, Sasuke-kun." Kata Sakura yang sepertinya terkena 'jebakan' Sasuke.

"Aaa-" kata Sasuke membuka mulutnya.

"Ahahaha… Kau seperti balita saja, Sasuke-kun!" kata Sakura menyuapi Sasuke sambil tertawa –kecil-.

"Aku ingin membiasakan sikapku ini kepada 'calon' nyonya Uchiha ini." Kata Sasuke menyeringai kearah Sakura yang sepertinya untuk menjahili Sakura yang kedua kalinya. Sakura hanya terkena blushing akut setelah Sasuke berkata seperti itu.

"Ayo suapi aku lagi, Sakura-chan."

"Baiklah, Sasuke-kun." Kata Sakura hanya bisa tertawa kecil mendengar sang pacar memanggilnya dengan 'Sakura-chan'.

Suasana sarapan Sasuke terlihat berkilau *?* pagi ini dengan kedatangan Sakura dan memasak sarapannya.

"Ah ya, Sasuke-kun."

"Hn?"

"Untuk saat ini, mana yang kau pilih, Sasuke-kun? Kebaikan atau kejahatan? A-ah, tapi tak usah kau jawab juga tidak apa-apa."

"Aku akan memilih kebaikan dan aku akan berterima kasih kepada orang yang di depanku ini karena selalu menarikku kedalam kebaikan. Arigatou, Sakura."

"Doita, Sasuke-kun." Kata Sakura tersenyum bahagia.

"Sekarang sudah hampir jam 9. Kau tidak kau tidak kerumah sakit?"

"Selesai menyuapimu dan mencuci piring, aku akan pergi kerumah sakit, Sasuke-kun."

"Hn. Terserah kau, Sakura-chan."

.

.

.

"Nee Sasuke-kun, aku kerumah sakit dulu ya. Kalau kamu nanti ingin duluan kekantor Hokage, silahkan saja." Kata Sakura yang hendak pergi kerumah sakit. Sekarang posisinya –dan posisi Sasuke- berada di pintu keluar keluarga Uchiha.

"Aku akan menjemputmu nanti di rumah sakit."

"Baiklah kalau begitu. Jaa Sasuke-kun!" kata Sakura mengecup pipi Sasuke.

"Hn."

Sasuke pun masuk kedalam rumahnya dan menutup pintunya setelah ia melihat Sakura telah menjauh dari rumahnya.

.

.

.

"Hey, kapan kalian menikah?"

Sasuke yang mendengar ucapan Naruto itu hanya diam, berusaha untuk semburat wajahnya tidak terlihat dan Sakura membuang mukanya agar tak terlihat utuh kalau mukanya sekarang sudah jadi kesukaan Sasuke –tomat.

"Kenapa kau dari pagi menggodaku soal 'menikah', dobe?" ucap Sasuke yang sepertinya mulai kesal dengan sahabatnya itu.

"Kan kau belum menikah, Teme."kata Naruto dengan wajah polosnya.

"A-ah, sudahlah, Naruto! Kau ini memanggil kami untuk misi atau ingin meledek kami?"

"Dua-duanya, Sakura-chan!". Dan ucapan Naruto sukses membuatnya mendapat deathglare dari Sasuke dan Sakura.

"Ba-baiklah, baiklah, akan kuberi tahu misi kalian. Kalian hanya kusuruh untuk..."

.

.

.

To Be Continue…

Je-jeeng! (author muncul tiba-tiba)

Lagi-lagi dengan banyak perubahan dari iPod saya walaupun belum selesai *readers: kami tak tanya*

Oh iya, mohon review nya untuk misi SasuSaku! Saya sedang kehilangan ide, jadi –terpaksa- menulis 'To Be Continue' . Review yang sepedas-pedasnya juga saya terima, kok. Asal jangan terlalu pedas, nanti air minum dirumah saya habis. Ehehehe… *dilempar sandal –lagi-*

Oh, satu lagi! Gomenasai kalau alurnya agak cepat karena otak saya lagi ngadat-ngadat. Ehehehe… (biasanya juga ngadat-ngadat -,-)

Kata terakhir, saya cuma mau minta saran melalui review. Terima kasih telah membacanya! ^^