Disclaimer: DRRR! punyanya yang punya...karena kalo punya saya, saya dengan senang hati membuat banyak sekali adegan(?) Kida/Mikado dan Shizaya (o3o) -plak-

Warning: OOC mungkin, typo, ceritanya ga jelas, dan karena ini ff pertama saya di fandom Durarara! jadi mungkin agak gaje (ewe)... -udah baru pertama, langsung bikin yang ga jelas pula-...HAPPY READING~! (OwO)


PLEASE ALLOW ME TO TEACH YOU HOW TO SMILE, ROPPI-SAN

"Ummm..seharusnya arahnya benar kesini, kok…Kenapa bisa jalan buntu lagi, ya?" ucap Tsukishima sambil menghela nafas. Ini sudah ketiga kalinya ia menemukan jalan buntu.

"Bagaimana ini kalau aku sampai terlambat..? Bisa-bisa aku dimarahi sama Shizuo-nii.." gumamnya sambil berbalik arah.

Tanpa sadar, ia menabrak seorang pemuda yang mengenakan jaket hitam-merah sampai jatuh.

"E-Eh! M-Maafkan aku.." ucap Tsukishima panik dan mengulurkan tangannya untuk membantu orang yang baru saja ia tabrak.

"Tak apa…" gumam pemuda itu sambil bangkit sendiri.

Tsukishima memandang wajahnya dan bergidik. Mata pemuda itu berwarna merah. Tatapan matanya seakan-akan mampu menelan apapun yang ia lihat.

"A-Anoo..kamu terluka, tidak?" tanya Tsukishima khawatir walaupun ia sendiri juga takut.

"Tidak. Aku tidak apa.." jawabnya sambil membersihkan debu yang menempel pada jaketnya.

Tsukishima menghela nafas lega. Tapi begitu ia melihat tangan pemuda itu, ia langsung kaget.

"T-Tanganmu kenapa?" tanya Tsukishima sambil menyentuh tangan pemuda itu. Ditangannya terdapat sebuah luka sayat yang cukup besar. Darah pun masih mengalir dari tangannya.

"Tch.." gumam pemuda itu sambil menepis tangan Tsukishima. "Ini bukan urusanmu. Dan juga bukan salahmu.." lanjutnya sambil menatap Tsukishima.

"T-Tapi kau terluka! Uhh..a-aku harus membawamu ke rumah sakit terdekat.." ucap Tsukishima panik sambil mencari telepon genggamnya untuk menelepon Shizuo. Dia tidak mungkin mengambil resiko tersesat lebih jauh karena mencari rumah sakit, bukan?

"Tidak perlu. Kau benar-benar merepotkan..Sudah, ya.." ucap pemuda itu sambil berjalan meninggalkan Tsukishima.

"T-Tunggu!" seru Tsukishima sambil menahan tangan pemuda itu.

"Ada apa lagi, sih? Kau itu menyebalkan, tahu?" seru pemuda itu kesal.

"K-Kumohon…setidaknya biarkan aku menutup luka ditanganmu agar tidak infeksi..ya?" ucap Tsukishima pelan sambil menatap pemuda itu dengan sedih.

Pemuda itu menatapnya, menghela nafas, dan berkata, "Terserahlah..dasar aneh.."

Tsukishima tersenyum. Ia membuka tasnya dan mengeluarkan botol air, obat luka serta saputangan besar. Ia mencuci tangan pemuda itu, mengobatinya dengan lembut, dan menutup luka ditangan pemuda itu dengan saputangan besar tadi.

"Sudah~" ucap Tsukishima sambil tersenyum senang.

Pemuda itu melihat tangannya yang sudah diobati Tsukishima. Tak lama ia menatap Tsukishima yang tengah tersenyum.

"Hei.." ucap pemuda itu sambil menatap Tsukishima.

"Y-Ya?" tanya Tsukishima yang masih sedikit merasa ketakutan.

"..T-Terima..kasih.." gumamnya sambil menatap kearah lain.

Tsukishima berkedip bingung sampai akhirnya ia tersenyum dan berkata, "Sama-sama.."

"A-Aku boleh pergi sekarang, kan? Kau sudah tidak punya urusan lagi denganku.." ucap pemuda itu sambil berbalik.

"A-Ah..anoo..m-maukah kau membantuku..?" tanya Tsukishima takut-takut.

Pemuda itu berhenti dan berbalik badan.

"Ada apa lagi?" tanyanya dengan nada suara yang mengisyaratkan kalau ia merasa terganggu.

"E-Etoo..aku ingin pergi ke alamat ini..t-tapi aku tidak tahu jalan.." jawab Tsukishima sambil menunduk dan membaca kertas yang ada ditangannya.

Pemuda itu menghela nafas dan mengambil kertas yang ada ditangan Tsukishima lalu membacanya. Tak lama, ia kembali memandang Tsukishima.

"Kau..ingin pergi kesini..?" tanya pemuda itu tidak percaya.

Tsukishima mengangguk dengan polosnya sambil membetulkan kacamatanya yang turun.

"Tidak mungkin…a-apa kau..bernama Heiwajima Tsukishima?" tanya pemuda itu sambil menatap Tsukishima dalam.

Tsukishima ketakutan tapi ia mengangguk. Pemuda itu menghela nafas lagi untuk yang kesekian kalinya.

"Ikut aku.." gumamnya sambil berjalan menjauhi Tsukishima.

Tsukishima memandang pemuda itu lalu cepat-cepat mengikutinya. Tak lama mereka tiba disebuah apartemen. Mereka berjalan sampai tiba disebuah ruangan besar. Tsukishima melihat sekeliling dengan takjub. Ia tidak pernah melihat apartement yang entah kenapa seperti rumah seumur hidupnya.

"Hei..sedang apa kau disana? Ayo cepat kemari!" seru pemuda itu sambil menoleh kebelakang.

Tsukishima tersadar dari kekagumannya dan bergegas menghampiri pemuda itu. Mereka berjalan sampai kesebuah ruangan ditengah. Pemuda itu mengetuk..-atau menggedor lebih tepatnya-pintu malang itu.

"Izayaaaa! Kau didalam kan?" seru pemuda itu keras.

Tak lama terdengar suara orang berjalan dan pintu itu terbuka. Dibaliknya ada seorang pemuda yang entah kenapa benar-benar memiliki wajah yang sama dengan pemuda ini.

"Roppi..aku kan sudah bilang kalau mau masuk, ketuknya pelan-pelan.." ucap orang yang bernama Izaya sambil tertawa kecil.

"Yah terserah kau saja.." ucap pemuda yang akhirnya diketahui bernama Roppi itu sambil menghela nafas. "Heiwajima Tsukishima sudah datang.." lanjutnya sambil menunjuk kearah pemuda pemalu yang ada dibelakangnya.

"A-Anoo..saya Heiwajima Tsukishima..S-Salam kenal.." ucap Tsukishima sambil membungkuk sedikit.

Izaya tertawa kecil dan menepuk pundak Tsukishima.

"Tidak perlu formal seperti itu, Tsukishima-kun..Kenalkan.. Namaku Orihara Izaya dan ini adikku-" ucapan Izaya terpotong.

"Aku bukan adikmu.." potong Roppi sambil membuang muka lalu pergi dari tempat itu.

"Yah..begitulah dia..oh..dan namanya..Orihara Hachimenroppi. Kau bisa memanggilnya Roppi, kok!" ucap Izaya sambil tersenyum.

'Ooh..jadi namanya Roppi, ya..' pikir Tsukishima sambil memandang punggung Roppi yang berjalan menjauh.

-MUNGKIN AKAN BERLANJUT(?)-


..walah jadi bersambung... (.w.)a

Mungkin Chanchan akan buat kalau ga malas (=w=)

R&R nya..? (QwQ)