salam kenal...
aku adalah author baru dan ini adalah fic pertamaku. Mungkin cerita ini akan membosankan, tapi jujur author hanya ingin meramaikan fandom anime kesayanganku ini. Dan kalau ceritanya ada yang menyamai mungkin saja author terinspirasi dari cerita atau film yang author baca. Mohon dimaafkan dan dimengerti
penuh Typo, AU,OOC dll...dan Geje
Disclaimer: sepenuhnya GS/GSD milik sunrise
CHAPTER 1
"Cagalli," teriak seorang pria dewasa berambut coklat pendek bermata violet berlari menghampiri seorang wanita berambut kuning cerah bermata hazel. Yang dipanggil pun menoleh. "Ada apa Kira? jangan berteriak di sepanjang koridor. Itu mengelikan dan lagi aku ini tidak tuli tahu!" balas sang wanita dengan ketusnya.
"Jangan marah dong! aku hanya ingin kau tahu, kalau nanti malam kita harus berkumpul di rumah. Ayah akan membahas sesuatu yang penting. Jadi jangan ke rumah sakit atau pergi kemana–mana." Perintah Kira pada Cagalli.
"Hmmm..." balas Cagalli dengan memasang muka bosan.
"Hei, jangan begitu adik manis nanti jelek loch," kata Kira sambil mencubit pipi cubby Cagalli.
"Apa tadi kau bilang? Adik? hah…lupakan mimpimu itu Kira. Aku masih ada kelas, aku pergi dulu". Tatap Cagalli sambil mendesah lalu berjalan meninggalkan Kira-Sang kakak.
"Iya, belajar yang rajin ya manis." Sambut sang Kakak yang ternyata adalah saudara kembar dari gadis yang bernama Cagalli itu.
Sore hari
"Cukup sekian hari ini. Semoga kalian bisa berkomunikasi dan mengerjakan tugas akhir kalian ini dengan baik." Kata sang dosen yang diketahui bernama Murrue sensaiatau akrab disapa madame Murrue.
"Terima kasih. Dan selamat sore madame." Balas seluruh mahasiswa yang ada di dalam kelas tersebut. Diikuti dengan seluruh mahasiswa yang keluar dari kelas.
"Cagalli," Panggil sang dosen
"Iya madame, ada yang bisa saya bantu?"
"Tolong,berikan map ini pada Mr. Mwu. Sekarang ia ada di fakultas ekonomi."
"Baik madame." balas Cagalli sambil mengambil map yang ditunjukkan.
Kenapa hari ini aku banyak mendapat perintah sih?hello,,,,,kalian tahu?fakultas ekonomi dan fakultas kedokteran itu jauh banget. Dan lagi, aku ini paling malas bertemu dengan mahasiswa dan mahasiswi disana. Mereka semua sombong. Mungkin karena kebanyakan dari mereka adalah anak kolengmerat tingkat dewa yang ada di dunia. Itulah sebabnya mereka sombong tiada tara.Pikir Cagalli sampai–sampai tidak menyadari bahwa ia telah...
BRUKKK
…bahwa ia telah menabrak seseorang. Gadis yang sangat cantik, berambut pink yang panjang, kulit putih,bermata biru, dan bentuk tubuh yang sempurna.
"Aww….kau buta ya? hati hati dong!" tatap gadis itu dengan sebalnya karena ditabrak oleh Cagalli-yang menyebabkan ia jatuh dengan tidak elitnya.
"Gomen, sini aku bantu" balas Cagalli dengan mengulurkan tangannya. Bermaksud untuk membantu gadis itu untuk berdiri.
"Aww…sakit. Jangan pegang sembarangan dong!" Balas gadis itu. Sambil melepaskan tangan Cagallli yang tadi membantunya berdiri.
"Meer, kau tidak apa–apa kan?" kata seorang pria berambut biru kehitaman bermata zamrud yang berjalan lebih tepatnya sedikit berlari menghampiri mereka berdua.
"Lihat pria ini. Dia menabrakku. Hingga aku terjatuh. Lihat ini..." menunjukan lengan yang sakit."…sakit sekali Athrun" rengek gadis yang bernama Meer itu.
What? Pria? Woi, aku ini cewek. Apa dia gak ngerasa waktu aku tabrak tadi? Pikir Cagalli dengan bosannya. Cewek ini terlalu berlebihan dalam menghadapi masalah. Menyebalkan sekali sih. Runtuk Cagalli pada dirinya sendiri.
"Apa dia sudah minta maaf?" Tanya pria itu pada gadisnya.
"Hanya omongan saja, tapi ia tidak mengambilkan kertas–kertasku yang jatuh karena dia." Ucapan Meer sambil melirik kearah Cagalli. Ucapan yang lebih tepatnya perintah tak langsung itu hanya dibalas Cagalli dengan langsung mengambil kertas gadis itu dan membereskan kertas–kertasnya sendiri.
"Coba kau lihat dulu, nanti aku takut kalau kertas kita tertukar. Jadi periksa saja terlebih dahulu." Tegas Cagalli dengan wajah yang sudah sangat bosan.
"Sudah. Tidak ada yang salah. Darling, ayo kita pergi dari pria busuk ini!" sambil menggandeng tangan Athrun dengan manjanya.
Manja sekali. Dan apa pria itu tidak risih? Tunggu dia itu mirip sekali dengan Lacus, tapi dari caranya berbicara berbeda sekali. Aku harus bertanya pada Kira. Harus!tegas Cagalli pada pikirannya sendiri.
"Cagalli," pekik seorang wanita berambut pendek berwarna cokelat dan pendek
"Milly," toleh Cagalli sambil menjulurkan tangannya, untuk menyambut tangan Milly.
"Ada urusan apa kamu dengan mereka berdua?" kata Milly sambil mengenggam tangan Cagalli. Dan menunjuk kearah pasangan yang tadi berdebat dengan Cagalli.
"Owh..mereka? Aku tadi tidak sengaja menabrak gadis itu"menunjuk kearah Meer. Yang masih manja di pelukan Athrun. Cagalli bergidik melihat tingkah sepasang kekasih itu.
"Meer? Kau tahu dia adalah kembaran dari Lacus Clyne. Tunangan dari kira, saudara kembarmu itu. Dia juga bersuara emas seperti Lacus. Namanya Meer Campbell. Dia ikut ibunya keluar negeri. Berpisah dengan ayah dan kakaknya. Karena orang tua mereka bercerai." Jelas panjang lebar dari Milly.
"Apa? Mereka berbeda sekali. Lacus itu baik, lembut, ramah dan sopan. Sedangkan dia? Pemarah berbeda sekali dengan Lacus. Apa–apan dunia ini. Terlalu sulit untuk dipahami." Komentar Cagalli atas apa yang ia dengar dari Milly.
"Apa kau yakin? Kau sendiri dengan Kira juga sangat berbeda. Kalian bagai langit dan bumi. Kira itu baik, ramah dan bergaul dengan siapa saja dan lagi dia mudah tersenyum pada siapa saja. Dia juga pintar dan tidak ceroboh. Sedangkan kau?" balas Milly dengan tatapan sedikit meremehkan. Sebenarnya mereka ini bersahabat baik sejak di JHS. Apapun yang dilontarkan oleh Milly hanya dianggap sebagai angin lalu oleh Cagalli. Jadi Cagalli sama sekali tidak tersinggung apalagi sampai marah atas pernyataannya.
"Milly, kita kan baru bertemu. Kenapa kau malah menyambutku dengan komentar seperti itu sih?"balas Cagalli sambil manja pada Milly. Cagalli memang manja pada sahabat kecilnya ini, karena sebenarnya Milly akan menuruti apapun yang Cagalli minta padanya.
"Iya-iya, oh iya. Kenapa anak kesehatan datang ke kawasan anak ekonomi? Kau sudah bosan di tempatmu?"balas Milly.
"Kau ini. Aku kesini Karena ingin menyerahkan map ini ke . Kau tahu ia ada dimana?" Tanya Cagalli pada sahabat karibnya ini,
"Mr. Mwu sekarang ada kelas di jurusan Finansi dan Perbankan. Kau bisa kesana. Dari sini lurus lalu naik ke lantai dua. Cari aja kelas G-6. Beliau mengajar ditempat itu." Jawab Milly.
"Terima kasih. Tahun depan aku traktir ramen jamur spesial dech. Ingat ya tahun depan." Kata Cagalli sambil berlari dan mengejek Milly.
Dasar,tidak pernah berubah. Sampai akhirnya ia berteriak "Cag,jangan berlari. Nanti kau jatuh." Terdengar dari teriakan Milly, bahwa ia sangat khawatir apabila Cagalli berlari.
Dilantai Dua
Selalu saja melarang ku untuk berlari. Padahal aku sudah sembuh. Sudah sembuh!. Hmmmm, ini menyebalkan, aku terlihat lemah sekali dihadapan Milly.
"Oh,ini ruangan G-6 itu ya? sepertinya iya. Tapi tunggu dulu, sepertinya beliau masih mengajar." katanya entah pada siapa. "Aku menunggu disini aja dech." Sambil melangkahkan kakinya menuju bangku yang terletak agak jauh dari ruang kelas itu. Untuk menghilangkan rasa jenuhnya ia duduk sambil mempermainkan kakinya dengan mengayunkan kedepan dan kebelakang.
"Hai, Cag," sapa seseorang pria berambut kuning sepanjang bahu yang sedari tadi sudah mengawasi wanita ini dari jauh.
"Hai, Rey. Lama tidak bertemu,kau sedang sibuk menyelesaikan skripsimu ya?" Tanya Cagalli pada teman waktu di JHS dulu.
"Iya, 2 bulan lagi aku akan sidang. Doakan aku lulus ya? kau sendiri? Aku dengar kau bekerja dirumah sakit ayahmu ya?" Tanya Rey dengan tiga pertanyaan sekaligus.
"Wahh..cepat sekali, aku masih akan membuat skripsi. Tentu aku akan mendoakanmu, kalau kau lulus belikan aku cokelat spesial belgia dan sekeranjang buah jeruk. Ingat itu ya!..."balas Cagalli dengan mengacuhkan jari telunjuknya seperti gerakkan mengancam."... Iya, aku bekerja dirumah sakit ayah sebagai salah satu dokter junior." Lanjutnya sambil menghela napas berat.
"Hei`hei, gaya mu tetap saja tidak berubah. Selalu meminta segala sesuatu tanpa ampun, kau sedang tertekan ya? Aku tahu kalau kau meminta sesuatu pada orang lain , berarti kau sedang dalam kondisi tidak baik. Katakan padaku ada apa, Cag?" lirih Rey pada wanita di depannya ini. Ia sangat mengenal Cagalli. Karena Rey dulu mungkin sampai saat ini masih menaruh harapan pada wanita di depannya ini. Sampai seseorang datang dan mengambil Cagalli dari sampingnya.
"Hehehe..kau tahu, aku sedang bingung mencari ide untuk bahan skripsi ku nanti. Belum lagi aku harus meninggalkan hobi memasakku. Itu membuat aku tambah stress. Rey, maukah kau membelikan coklat untukku?" renggek Cagalli pada pria yang kalem itu.
"Iya, tenang saja. Dompetku siap memanjakan mu. Dan jangan memasang wajah kekanakkan seperti itu. " tanpa Rey sadari, wajahnya sudah memerah karena malu." Ada apa kau kesini dan sedang menunggu siapa?" Tanya Rey untuk menghindari keadaan yang semakin buruk karena perubahan warna pada wajahnya.
"Ini..." tangan Cagalli menunjukan map berwarna merah. "Aku disuruh Madame Murrue untuk menyerahkan map ini pada Mw. Mwu. Sedangkan sekarang aku menunggu Mr. Mwu selesai mengajar. Temani aku sebentar ya? Aku tidak mengenal banyak orang disini" rengek Cagalli pada Rey lagi.
deg
Jangan seperti itu Cagalli, aku bisa mati saat ini juga, mengertilah. Batin Rey saat itu juga. Siapa yang tidak gila jika ditatap oleh wanita yang disukai, apalagi wanita menatatapmu dengan tatapan memohon." Hei, Sudah aku bilang jangan seperti itu. Kau…". Rey kehabisan kata–katanya.
"Seperti apa? Kau tidak mau ya Rey?maaf kalau aku memaksa mu," potong cagalli karena tidak enak pada Rey. Ia terlalu banyak meminta pada temannya ini.
"Bu-bukan begitu, aku senang, ah..sudahlah, sepertinya sudah selesai. Dan lagi aku akan melakukan apapun asal kau bahagia." Tegas Rey dengan tatapan penuh keyakinan.
"Kenapa?"
"Karena aku…"
"Eh, itu aku kesana dulu ya, tunggu disini ya!" Cagalli berlari mengejar dosen yang baru keluar dari kelasnya itu.
BRUKK
Lagi, apa aku menabrak lagi?pikir Cagalli
"Hei, jangan berlari dikoridor dong!" sahut pria bermata zambrud. Lalu melanjutkan jalannya
"Gomen," teriak Cagalli." Wah…Mwu sensai.." teriak Cagalli dengan menepuk keningnya pelan.
"Maaf sensai, ini map dari madame Murrue . ada yang bisa saya bantu lagi senpai?"tawar Cagalli yang sebenarnya hanya basa-basi,yang berharap dijawab dengan kata T-I-D-A-K.
"Sudah cukup. Kau bisa melanjutkan acaramu. Terima kasih Cag." Balas Mwu sensai
"Terima kasih kembali sensai, saya permisi dulu. Selamat sore." Ucap Cagalli seformal mungkin takut menghancurkanimagenya di depan para sensai.
Cagalli segera berjalan menyusuri koridor gedung itu, berharap dapat menemukan Rey untuk menagih janji Rey tadi. Sampai didepan ruang G-9, ia melihat sepasang kekasih sedang mengobrol akrab. Sangat akrab. Cagalli yang melihat kejadian itu langsung tertunduk lesu. Lututnya sudah tak mampu lagi menopang berat tubuhnya hingga ia ambruk dan meneteskan air matanya. Tidak mungkin, ia tidak ada disini, ia..sekelebat bayangan seseorang muncul dengan senyuman yang mengarah ke Cagalli, senyuman itu hanya untuk Cagalli. Dan sekarang ia melihat-nya dengan mesranya bersama dengan wanita lain. Hati Cagalli hancur, ia sudah tidak kuat untuk lama–lama ditempat itu, ia berdiri dan berlari kearah sebelumnya. Tidak mungkin, ia mengingkari janjinya sendiri, tidak mungkin. Jeritnya dalam hati.
...TBC
bagaimana ceritanya? maaf kalau belum memuaskan. ini adalah bentuk cinta saya pada AsuCaga saja. sebenarnya cerita ini berlanjut. mohon dukungannya dengan mereview fic geje ini.
thanks
