FF/ Hug U or Hate U? (REMAKE)
Author : MY Yeon
Title : Hug U or Hate U?
Cast : -Park Jimin (GS)
-Min Yoongi
-Jeon Jungkook
-Kim Taehyung
-Jung Hoseok
Length : tadinya oneshoot, tapi saya potong jadi threeshoot
Genre : romance, hurt
Rated :M
Disclaimer : semua cast milik Tuhan YME. ff ini murni karangan otak MY Yeon.
Warning : YAOI, REMAKE dari ff straight milik saya dengan judul yang sama
don't be plagiator!
.
.
"aku di mana?" Ucapku pertama kali saat mulai membuka mataku lebar-lebar dan merasakan kepalaku sakit.
"apa kau sekarang buta setelah sebelumnya tuli?" Hei. kenapa suara itu terdengar dekat sekali denganku? Aku terlonjak duduk saat menyadari..
"yak kau! Kau siapa?! Bagaimana bisa kau begitu santainya berbaring disampingku? Dan ini di.. Di dalam tenda! Apa yang akan kau lakukan padaku hah?" Reflek aku beringsut ke pojok tenda dan memeluk diriku sendiri.
"kau ini berisik sekali. Aku lelah, biarkan aku istirahat" Dia menjawabku dengan tetap berbaring telentang tanpa membuka matanya. Sebelah tangannya ia letakkan di dahi. Samar kulihat dahinya berkerut, sepertinya dia memang lelah.
"aku telah melakukannya. Kau benar-benar menguras tenagaku jika kau mau tahu" Lanjutnya. Membuatku berfikir..
"yak! Apa yang telah kau lakukan padaku hah?!" Aku was-was, takut sekali dengan jawaban yang akan dia berikan. Tapi dia hanya diam saja. Nafasnya terlihat teratur, tertidur rupanya. Kuperhatikan penampilannya, dia hanya memakai kaos putih yang terdapat beberapa bercak noda dan jeans panjang yang robek pada kedua lututnya serta sepatu kets hitam yang masih dia pakai. Wajahnya.. Cukup tampan. Ani. Dia sangat tampan! dengan kulit putih pucat dan rahang yang terlihat jelas, benar-benar pria idamanku!
"aku tau aku sangat tampan. Jangan kagumi wajahku seperti itu atau kau akan menyesal"
"darimana kau tahu aku sedang mengagumi wajahmu?! eh" Aku menutup mulut dan merutuki kebodohanku. Dia tersenyum. Manis sekali. Yak Park Jimin, berhenti mengagumi dirinya!
"jadi aku benar ya?" Dia terkekeh. Sial. Aku masuk ke perangkapnya.
"jadi, kenapa aku ada disini dan apa yang telah kau lakukan padaku?!" Sebenarnya maksud pertanyaan ini sekarang hanya untuk menutupi rasa maluku #_-
"aku menculikmu"
"a-apa?!"
"silahkan kalau kau mau kabur dariku. Aku terlalu lelah. Bukan untuk mengejarmu, tapi untuk menghindar dari binatang buas di luar sana. Selain banyak binatang buas, hutan ini juga terkenal angker" Setelah mengatakan itu dia membalikkan tubuhnya membelakangiku. Aku bergidik ngeri. Niatanku untuk keluar dari tenda ini pupus sudah. Apalagi kudengar sayup-sayup suara lolongan. Tengah malam, suara lolongan, berhasil membuatku segera berbaring di samping pria asing yang tak kukenal ini. Biarlah pelarianku ku tunda sampai besok pagi.
.
.
Silaunya sinar matahari membangunkanku. Aku terduduk dan merenggangkan kedua tanganku sesaat sebelum aku menyadari posisiku sekarang ini. Dengan cepat mataku kualihkan ke samping, tempat pria asing itu tertidur semalam. Dia tidak ada. Kemana dia?
"selamat siang putri tidur" Aku terlonjak kaget. Dia tiba-tiba saja melongokkan kepalanya dari balik resleting pintu tenda yang sedikit terbuka. Setelah itu dia membukanya lebar-lebar, masuk dan duduk disampingku.
"hanya ini buah yang bisa kutemukan di dekat sini. makanlah" Jujur saja, perutku lapar, dan langsung berteriak minta di isi melihat buah masak yang dia bawakan untukku. Tapi sesuatu hal menghentikanku.
"buah apa ini?" tanyaku heran. Aku belum pernah melihat buah seperti ini sebelumnya.
"tidak tahu. Yang jelas itu tidak beracun" aku bimbang, aku ingat semalam dia mengatakan kalau dia menculikku. Bukankah tak aneh jika sekarang dia bermaksud meracuniku dengan buah ini yang ternyata beracun?
"kalaupun itu beracun, kau punya dua pilihan, mati keracunan atau mati kelaparan" gaya bicaranya, benar-benar gaya bicara seorang penculik. Entahlah. Aku berfikir sepertinya mati keracunan lebih elit dibandingkan mati kelaparan. Jadi keputusanku, aku makan saja buah ini #_-
"kau membawaku kesini tanpa persiapan makanan? kau seorang penculik yang payah" celetukku disela kegiatan makanku.
"dan kau objek penculikan yang bodoh. kenapa kau tidak berusaha lari dariku?" uhukk. Aku tersedak. Dia benar. kenapa aku tidak lari saja dan malah enak makan disini?
"aku tidak tahu ada di hutan mana sekarang. aku tak mau ambil resiko kabur tapi tersesat dan kemudian mati dimakan binatang buas" hahaha diam-diam aku mengagumi kepintaran otakku sekarang. Padahal yang kurasakan, aku hanya tak ingin berpisah dengannya. Lebih tepatnya, tak rela jika harus pergi darinya. Ada perasaan yang mulai tumbuh di dalam hatiku sekarang. Salahkan dia, kenapa terlalu tampan dan terlihat baik hati untuk ukuran seorang penculik. See? Aku sama sekali tidak di ikat olehnya. Bukankah penculikan biasanya terdapat adegan korban di ikat dan di pukuli, bahkan ada juga yang mendapat perlakuan tak senonoh dari pelaku? Eh tunggu. Dipukuli? kuraba sumber sakit yang kurasakan dan menemukan perban melingkari kepalaku.
"aku pergi. Kau diamlah disini. Aku sudah menghubungi adikku untuk menemanimu selama aku pergi. Sebentar lagi dia akan sampai" dia menyambar jaket kulitnya dan segera keluar dari tenda.
"hei tunggu! ada yang ingin aku tanyakan!" teriakku langsung mengejarnya. Langkahnya cepat sekali. Dia sudah jauh padahal baru saja keluar dari tenda.
"tetaplah di dalam tenda, Park Jimin" teriaknya dari kejauhan. Aku menghentikan langkahku. Dia mengetahui namaku? Eh bodohnya aku. Tentu saja seorang penculik harus mengetahui nama korbannya #_-
.
.
Dia benar. Beberapa saat setelah kepergiannya seorang lelaki yang mengaku sebagai adiknya datang. Dia memperkenalkan dirinya dengan nama Jeon Jungkook. Dia membawakanku banyak sekali makanan dan beberapa baju untuk kupakai. Dan disinilah aku sekarang. Berendam di sungai di bawah air terjun setelah sebelumnya kusuruh dia memastikan tidak ada buaya ataupun ular di dalamnya.
"jangan mengintipku!" entah sudah berapa kali aku meneriakkan kalimat ini. Kali ini dia hanya diam membuatku khawatir apa mungkin dia meninggalkanku sendiri di sini? Atau mungkin dia sedang mengintipku? Jujur saja kemungkinan yang kedua lebih bisa kumaafkan daripada yang pertama. Segera saja kuedarkan pandanganku ke sekeliling. Aku mendesah lega setelah mendapati dirinya sedang berbaring membelakangiku di atas batu yang datar. Dengan cepat aku menyudahi mandiku dan bergegas memakai baju ganti dengan bersembunyi di balik batu yang kurasa cukup untuk menyembunyikan tubuhku darinya.
"hei, bangun" kutepuk pelan pipinya. Dua kata yang langsung terfikir olehku. Halus. Mulus. Ya, pipinya mulus sekali! Apa dia ini artis? Apa kakaknya juga? Ah tidak tidak. Mana mungkin artis menculikku.
"nuna sedang apa? Kenapa menggeleng-gelengkan kepala secepat itu? Apa tidak sakit?" tanyanya polos. Aku tidak menjawabnya. aku celingak-celinguk mencari kalau saja ada kamera tersembunyi di sini. Mungkin saja mereka ini benar artis dan aku sedang berada dalam sebuah acara reality show, yakan? Kalau iya, tentu saja aku sangat malu karena mereka pasti merekam acara mandiku tadi plus ganti baju #_-
"hei, kau ini bukan artis kan? Atau member boyband?" Aku berbisik dekat telinganya. Entahlah pertanyaan gila ini keluar begitu saja dari mulutku.
"apa yang nuna tanyakan? Pfft hahaha hahaha" dia tertawa lepas seraya memegangi perutnya. Aku jamin terdapat abs di balik kaosnya. #eh?
"yak bocah! Kenapa kau menertawakanku eoh?" sungutku kesal saat melihat dia tidak hentinya tertawa.
"selain cantik dan manis, nuna ini lucu sekali. Pantas saja hyung mempertahankan nuna" aku menggaruk kepalaku yang masih terbungkus perban. Bingung. Apa maksud dari kata 'mempertahankan'? Ah tak usah kupikirkan. Yang penting kuanggap saja jawaban yang baru saja dia katakan tersirat arti bahwa mereka bukanlah artis atau member boyband #_-
.
.
"kakakmu itu.. Kemana dia?" tanyaku seraya asyik menyisir rambutku saat kami sudah berada di depan tenda.
"dia ada urusan" jawabnya singkat. Jemarinya sibuk menata kayu-kayu yang akan dijadikan api unggun nanti malam.
"jadi, hari ini siapa targetnya?" aku yang saat ini duduk di atas bongkahan batu di dekatnya mencondongkan kepalaku.
"apa?!" dia terkejut. Apa ada yang salah dengan pertanyaanku?
"maksudku kemarin dia menculikku, kali ini siapa korbannya?" tanyaku serius dengan tetap menjaga nada bicaraku sepelan mungkin.
"jadi kau mengira kakakku seorang penculik?" aku menganggukkan kepalaku.
"dia sendiri yang mengatakannya semalam"
"oh, itu hanya sebuah lelucon" dia tersenyum. Ah, kenapa senyumnya tak kalah manis dengan kakaknya?
"lalu, kenapa dia membawaku kesini?"
"tidak tahu. Tugasku hanya menjaga nuna selama dia pergi. Aku menurut saja tanpa bertanya macam-macam. Hyungku itu sangat sibuk. Tapi yang pasti, dia bukan seorang penculik" aku hanya menganggukkan kepalaku mendengar jawabannya.
"eh? apa itu?" tanyaku saat menyadari kalau ada dua tenda di belakangku sekarang.
"tentu saja itu tenda"
"ya aku juga tau itu. Tapi seingatku hanya ada satu tenda tempatku dan dia tidur tadi malam" aku bingung.
"ah benarkah? Jadi semalam nuna dan hyung tidur bersama dalam satu tenda?" kulirik dia. Senyum nakalnya. Kedua alisnya ia naik turunkan. Jadi dia sedang menggodaku? Kurasa pipiku mulai memerah layaknya udang rebus saat ini.
"awas saja kalau dia kembali lagi kesini" aku mengangkat tangan kananku dan mengepalkannya. Berusaha mengeluarkan ekspresi kesalku pada orang asing yang telah seenaknya tidur bersamaku semalam. Meski dia tidak berada disini, setidaknya adiknya melihat kekesalanku padanya kan?
"nuna, bisa kau bantu aku?" dia berjongkok sibuk mengacak-acak isi ransel besar di hadapannya. Sial. Jadi sedari tadi dia tidak memperhatikan kekesalanku? #_-
"apa?!"
"sinis sekali" ucapnya saat mendengar ucapanku.
"baiklah, apa yang bisa kubantu?" Sebisa mungkin aku menjawabnya dengan nada halus yang kubuat-buat.
"tolong nuna carikan kotak p3k di dalam ransel ini. Aku akan menyiapkan tungku untuk memasak" aku menurut saja, berjongkok dan mulai mengeluarkan satu persatu isi ransel di tanganku ini sampai kutemukan yang aku cari.
.
.
"kukira kau memasak apa" sungutku sambil meniup mie cup yang masih terasa panas di genggaman tanganku.
"hehe hanya itu yang paling praktis dan bisa kubuat" Jungkook meringis memperlihatkan deretan giginya. Aku mendesah. Apa boleh buat, sepertinya selama berada disini aku memang hanya bisa makan makanan instan atau hanya buah-buahan saja. Yah, akupun tidak pandai memasak. Hidup bergantung pada kekayaan ibuku benar-benar membuatku sangat tidak mandiri. Semua pekerjaan rumah dilakukan oleh para pelayan, dan apapun yang aku inginkan pasti dituruti oleh ibuku. Oh ya, ibu.. Bagaimana keadaannya sekarang? Sudah sebulan lebih dia tidak pulang kerumah, sibuk menjalankan bisnisnya seperti biasa. dia pasti makin terlihat cantik. Bahkan diusianya yang hampir 40, tak terlihat sedikitpun kerutan di wajahnya.
"nuna, kau melamun?" Jungkook mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan mataku membuatku tersentak. Aku tidak menjawabnya, hanya mulai memakan mie cup milikku yang sudah dingin.
"hari sudah gelap, sebaiknya nuna masuk ke tenda" suruhnya setelah memastikan aku menghabiskan makan malamku. Kulihat dia memasukkan kembali semua barang-barang yang telah kukeluarkan dari ransel, kemudian mengangkat ransel itu dibawanya ke dalam tenda. Aku menurutinya dengan segera memasuki tenda yang satunya lagi dan menyalakan lampu kecil bertenaga baterai. Cukuplah untuk sekedar menerangi tenda ini.
"nuna, boleh aku masuk?"
"masuklah" Jungkook membuka kembali tenda yang baru saja kututup semenit yang lalu. Dia masuk dengan sebelah tangannya menjinjing kotak p3k yang aku bantu menemukannya tadi.
"perban nuna harus diganti" segera saja dia duduk di hadapanku dan meraih ujung perban yang berada di kepalaku serta membukanya perlahan. Pintu tenda yang dibiarkan terbuka memudahkan angin malam masuk dan merasuki pori-pori kulitku membuat tubuhku terasa dingin. Sebisa mungkin aku memeluk diriku sendiri sekedar mengurangi rasa dinginku. Terlihat Jungkook terampil memasangkan perban yang baru setelah sebelumnya mengusap obat yang tak kumengerti di lukaku menggunakan kapas.
"selesai" ucap Jungkook riang. Persis seperti anak kecil yang baru saja menyelesaikan pekerjaan pertamanya.
"gomawo.. Jungkook, bisa tolong kau tutup tendanya?"
"apa nuna kedinginan?" tanyanya saat melihatku. Aku hanya menganggukkan kepala.
"aku bisa menghangatkan"
.
,
.
,
.
,
.
TBC
APA INI?! :v hanya remake dari oneshoot pertama yang mengisi blog pribadi. Ehem. Setelah saya baca ulang ternyata ya ampun, bahasaku, mengerikan :v ini hanya saya ganti cast yeojanya, perbaiki huruf kapital di awal kalimat, perbaiki sedikit percakapan, tanpa merubah isi. Jadi ini bener-bener karya abal saya :v
sudahlah, kalo banyak yang minat, akan saya lanjut, kalo ga banyak yaa saya hapus aja, terlalu memalukan wkwkw
Next? Review ^^
