::At Close::

Ketika semuanya telah pergi, maka tidak akan ada harapan untuknya kembali

::ooooooooooooo::

.

.

.

.

Kyuhyun menatap sendu meja kosong di hadapannya. Sudah hampir setengah jam ia duduk di salah satu bangku kosong tepat di samping meja itu. Tubuhnya terasa enggan untuk bergerak, rasanya terlalu sesak ketika matanya menangkap satu persatu objek di ruangan itu.

Terlalu sakit ketika hanya mengingat sekian banyak kenangan yang dulu ia lakukan dengan orang yang berhasil merebut seluruh perhatiannya, orang yang berhasil mengisi kekosongan hati dan jiwanya. Bahkan kata 'dulu' sangat tidak pantas rasanya, karena sampai sekarang ia masih menganggap sosok tersebut sebagai sosok yang special di hatinya.

Tapi kebodohan yang sama sekali terlintas di dalam otak kecilnya mampu membuat semuanya berubah dengan mudahnya. Menyingkirkan sumber kehidupan dalam dirinya. Membuatnya seperti makhluk tak berjiwa hingga saat ini.

"Bisakah kau kembali? Bisakah kau menggenggam tangan ku seperti dulu?" hanya gumaman lirihlah yang terdengar dari mulutnya terus menerus.

Terkadang Kyuhyun tertawa dengan kebodohannya, dan tidak jarang pula ia menangisi kebodohan yang sama.

"Kau belum makan siang, Kyu" Hyukjae memasuki ruangan tempat Kyuhyun berada, lalu mendudukan dirinya di salah satu kursi kosong. Sebenarnya hatinya ikut berdenyut sakit, ketika dongsaeng nya itu tampak seperti mayat hidup ketika setelah selesai beraktivitas. Hyukjae merasa Kyuhyun bukanlah dirinya yang dulu, yang selalu membuat onar ketika di pagi hari, menyembunyikan kaus kakinya sampai-sampai membuat member lain kelimpungan untuk mencarinya. Sekarang hanyalah Kyuhyun yang suka merenung, lalu menutup diri dari yang lain. Walaupun Kyuhyun selalu berusaha tampil maksimal ketika mengisi sebuah acara.

Bukankah Kyuhyun benci kepalsuan? Tetapi kali ini ia melakukan kepalsuan dengan berpura-pura terlihat baik-baik saja namun berubah ketika lampu camera mulai padam.

"Nanti saja"

"Jangan mengorbankan kesehatan mu, aku sungguh tidak suka melihat itu"

"Iya, kau cerewet sekali, Hyung"

Hyukjae mengerang dalam hati, sikap Kyuhyun yang seperti inilah yang membuatnya lelah. Lebih baik Kyuhyun menumpahkan semuanya, daripada harus ditahan seperti ini.

"Kau masih akan terus mencintainya?"

"Kapan aku pernah bilang akan berhenti?" Kyuhyun menatap Hyukjae. "Biarkan aku untuk memilikinya meskipun hanya sebatas nama"

.

.

~0000oo0000~

.

.

"Kyu?"

"Ming, ada apa?"

Sungmin mendesah berat, dan berjalan mendekati Kyuhyun. Tangannya tergerak untuk meraba lengan yang tak sekekar dulu milik Kyuhyun.

"Silahkan membenci ku, silahkan kau menyumpahi atas semua yang telah kuperbuat. Tapi satu yang perlu kau ketahui, bahwa aku bersyukur cinta kita pernah ada."

"Kau salah"

Sungmin terdiam, ia menunduk menyembunyikan wajahnya, ia terlalu takut bahkan sekedar menatap wajah yang dulunya menjadi penyemangat dirinya. Tapi sekarang bagaimana disaat wajah itu tidak lagi memancarkan aura penyemangatnya karena sekarang yang Sungmin lihat hanyalah Kyuhyun yang menjadi sebatas Kyuhyun yang tidak pernah ia kenal karena sikap nya berubah tidak seperhatian dulu.

Bukan tanpa sebab Kyuhyun melakukan itu. Ia tidak mungkin sanggup untuk mencurahkan segala perhatiannya kepada seseorang yang sebentar lagi akan menyambut hari bahagianya.

"Cinta yang pernah kita rajut bersama akan selalu ada sampai kapanpun. Silahkan jika kau ingin meninggalkannya. Tapi aku di sini akan tetap menjaga cinta itu layaknya hal yang paling penting dalam hidupku" lanjut Kyuhyun sambil menatap lurus tanpa ada sinar bahagia dari sorot mata dingin itu.

Runtuh segala pertahana Sungmin, ia menangis dan menundukan wajahnya dalam. Kesedihan dan kesesakan itu kini terasa menyiksanya. Disaat ia ingin benar-benar pergi dan melupakan semuanya, cinta itu kembali datang terasa seperti memanggilnya untuk kembali, namun apa daya yang bisa ia lakukan? Langkahnya sudah terlanjur jauh, dan terlalu jauh juga untuk memutuskan kembali.

"Hey.. calon pengantin tidak boleh kelihatan menyedihkan seperti ini" Kyuhyun ikut menundukan wajahnya untuk mengusap linangan air mata yang memenuhi pipi yang dulu sering ia cium ketika dirinya merasa lelah. Pipi yang dulu menjadi favoritnya ketika sedang merasa tidak nyaman.

Sungmin menghentikan pergerakan tangan Kyuhyun yang tengah mengusap pipi lembutnya. "Aku jahat ya?"

Kyuhyun tersenyum menyedihkan. Tatapan itu sangat ia benci. Sungmin menatapnya dengan airmata yang terus mengalir dari pelupuknya, ia pernah bersumpah tidak akan pernah membuat satu tetespun airmata itu keluar tapi nyatanya Kyuhyun tidak cukup kuat untuk mempertahankannya. Sudah berapa banyak airmata yang telah Sungmin keluarkan selama ini.

"Aku yang mendorong mu pergi menjauh dariku. Maafkan aku yang terlalu bodoh ini, aku terlalu terlambat untuk menyadari rasa cinta yang ada pada diriku sendiri"

Sungmin menggeleng kasar di sela tangisannya, "Tidak ada kata terlambat untuk cinta, Kyuhyun-ah"

"Apa kau masih bisa berkata seperti itu setelah melihat apa yang telah terjadi pada kita, hyung?" habis semua kesabaran Kyuhyun. Pria itu sudah tidak sanggup untuk berpura-pura mengatakan semua dalam keadaan baik. Ia hanya manusia biasa yang terlalu rapuh menerima kenyataan bahwa seseorang yang baru ia sadari bergitu ia cintai kini telah pergi bersama orang lain yang bukan dirinya. Jika sudah seperti ini siapa yang mau disalahkan? Menyalahkan Kyuhyun dengan kesalahannya yang mendorong Sungmin pergi karena masih meragukan perasaannya atau menyalahkan Sungmin dengan semua pikirannya mengambil jalan yang semua orang tidak pernah duga?

"Aku telah menyadari semuanya, bahwa perasaan ini hanya dapat kita rasakan sendiri, tidak bisa untuk saling memiliki. Bodoh ya?" ucap Kyuhyun.

"Jika saja aku mampu untuk membuat waktu berjalan mundur, aku akan memperbaiki semuanya Sungmin-ah, aku akan memperbaiki semua kesalahan ku" lanjutnya.

Sungmin bergerak untuk menyandarkan kepalanya di dada hangat itu. Jangan memikirkan tanggal bodoh itu! tapi bagaimana tidak dipikirkan jika waktu terus berjalan, maka hari itu akan semakin dekat. Semua orang mengaggap pernikahan adalah hal yang paling membahagiakan, tapi tidak untuk Kyuhyun dan Sungmin serta para member lainnya. Pernikahan Sungmin terasa seperti peringatan akan musibah besar yang tidak dapat dicegah.

"Cinta itu buta kan? Maka dari itu, aku akan melakukan segala cara untuk mendapatkan mu kembali"

.

.

.

-END-

Kenapa baru aku sadari cinta ini sekarang?
Kenapa air mata ini baru mengalir sekarang?
Kenapa aku baru menyadarimu sekarang?

"Kyu?"

"Hm?"

"Terdengar seperti menyakitkan sekali lagu itu."

"Hahah.. jangan dipikirkan, Ming"

"Rencana untuk meluncurkan album kapan, Kyu? Kulihat telah banyak lagu yang kau siapkan"

"2 atau 3 tahun lagi"

"Ohh.. kalau begitu semangat!"

Chup!

"Terimaksih dear"

'Dan saat itulah aku haru siap untuk menghadapi saat itu tiba'

-AT CLOSE-

:My Love is so Foolish:

Say goodbye to November, and welcome to DEATHcember..

we can be strong, if that day comes, then we will both mutually reinforcing.

Sorry for typo(s)