Ikanaide「いかないで」

Author : Lth_rin

Kuroko no basuke by Fujjmaki Tadatoshi

Rate : T

Pair : MidoTaka

Genre : Drama, Angst, Hurt/Comfort,Tragedy

Summary :

Setiap detik waktu yang ku jalani bersamamu, setiap kepingan kenangan yang kita ciptakan bersama, setiap kehangatan kasing sayang yang kau berikan padaku walau tak terucap dalam kata-kata. Namun semua seperti kepingan bunga tidur yang layu, seolah-olah akan mati kapan saja. Kau meninggalkanku tanpa aku menginginkannya, hanya sendirian. Kini ku hanya sendiri tanpamu, ku ingin mengucapkan satu kalimat yang tak bisa ku ucapkan saat itu." Ikanaide...Takao...Onegai!".

Warning : If you not like shounen-ai or yaoi you can clik back for now,Typo,And sad content.

DON'T LIKE DON'T READ!

「いかないで」

(PROLOG)

"Since I'm meet you in one time I feel hurt"

Past and future is not important.

Today is the most important.

Seek your happiness without any parameter.

I wish you are still happy in the further.

Midorima POV

Aku, Midorima Shintarou saat ini sedang mencoba untuk memahami segala situasi rumit yang sedang terjadi. Semua ini...aku tak mengerti, karena aku yakin diriku yang sekarang belum cukup dewasa untuk bertindak sesuai sesuai , hatiku masih terpaku pada masa lalu.

Hei, untuk diriku sepuluh tahun mendatang, apakah sekarang kau bahagia?

Ataukah kau sedang bersedih? Mengapa kau sedang menangis?

Memikirkan hari yang berlalu, yang bisa aku lakukan hanyalah mengikuti arus waktu.

Dan aku juga bertanya-tanya, mungkinkah hari itu akan terulang kembali?

Hei, mereka—orang yang kamu sayangi—apakah tidak berubah sampai sekarang?

Ataukah dia telah menjauh dan melangkah pada jalannya sendiri?

Atau memang dia telah pergi dan tak mungkin bisa kembali!?

Untuk aku sepuluh tahun mendatang, jika sekarang kau sedang bahagia—

Segala sesuatu tentang diriku dulu, apa kau masih mengingatnya?

Disini ada hal yang menyakitkan, bahkan sampai membuatku menangis.

Jika kau bisa, ubahlah air mata itu dengan perlahan, menjadi kenangan yang indah.

Aku,.Midorima Shintarou tidak sediam seperti apa yang orang-orang pikirkan.

Ya. Jika kau bertanya tentang bagaimana perasaanku yang sebenarnya, aku tak akan pernah mau pasti akan menjawab berkebalikan dengan apa yang aku rasaka. Yah itu pun merurut orang-orang yang dekat denganku.

Tapi percayalah, diam-diam di dalam kamar, ketika aku sedang fokus dengan pelajaranku—kadang pikiran tentang masa depan kerap saat itu terjadi, Aku akan mengambil selembar kertas lalu menuliskan segala sesuatu yang ada dikepalaku sebagai pelampiasan.

Aku tidak punya teman sebagai teman pelepasan, karena Aku sendirian sekarang-Semenjak dirinya di sekolah aku begabung dengan klub basket yang mengenal diriku, tapi tetap saja aku merasa mereka seperti orang asing. Sekarang.

Ah ... Sejak kapan ada jurang yang tumbuh di keluarga keduanya ini, omong-omong? Aku sama sekali tidak ingat. Banyak hal yang terjadi setelah setahun berlalu.

Menjadi tertua tidak menutup kemungkinan kalau aku mempunyai pikiran dewasa pula. Kata siapa? Diriku hanya remaja 17 tahun, belum menginjak kepala dua. Bahkan Seijuurou Teman semasa SMPku pun sama, ia hanya setahun lebih tua dariku dan itu tak mengubah kenyataan bahwa aku danSeijuurou adalah remaja yang masih ingin menghabiskan waktu mudanya dengan hal-hal menyenangkan yang muda-mudi biasa rasakan. Berpacaran, hang-out bersama teman-teman, bahkan pergi ke bar untuk berpesta, barangkali?

Wajar ... bukan? Walaupun Aku sendiri dikenal sebagai anak yang pendiam dan tidak tertarik dengan hal tidak penting macam itu, setidaknya jika ada yang memaksaku pasti aku akan ikut.

Tunggu sebentar ... Apa maksud perkataanku ini, apa aku mengingatnya lagi dia yang selalu memaksaku untuk menemaninya!? Baiklah Abaikan saja-nanodayo!

Kembali ke cerita; sebagai yang tertua ,dan sering berada di rumah, segala tanggung jawab jatuh kepadaku. Mempelajari tentang bisnis usaha rumah sakit ayah yang akan di urus olehku,Mempelajari seluk beluk menjadi dokter dan lainnya.

Memang hal itu tak terlalu sulit bahkan dengan mudah aku bisa melalukannya dengan saat itu aku tak bertemu dengannya, ya seseorang yang membuatku gila senyum manisnya, Candanya ,Kehangatannya ,Perhatian yang selalu ia curahkan gila olehnya, namun tak disangka di pergi !.

Saat rumit seperti inilah, Aku akan berdiam diri di kamar. Melakukan kebiasaan kecilku ketika bingung dan satunya yaitu aku pernah menulis surat untuk diriku sendiri di masa depan. Menyempilkannya pada salah satu buku agenda. Berharap diriku di masa depan mengingatnya dan memperbaiki segala kesalahan yang ada.

Midorima POV end

.

.

Pagi hari, sebelum berangkat ia bekerja—Shintarou sibuk mencari buku agenda kecil miliknya. Banyak hal-hal penting di sana, dan ia harus menemukannya sekarang juga. Saat sedang membuka buku-buku lamanya sesuatu terjatuh.

Itu adalah secarik kertas yang dilipat biasa. Masih rapi karena tak pernah tersentuh.

Sebuah kata tertulis di depan kertas itu 'Untuk Shintarou' ditulis dengan rapi di bagian atasnya. Ah, dia ingat surat ini..

Ditulis sepuluh tahun yang lalu, saat usianya tujuh belas tahun. Midorima Shintarou yang sekarang—sepuluh tahun mendatang, adalah orang yang berbeda.

Aku,Midorima Shintarou saat ini sedang mencoba untuk memahami segala situasi rumit yang sedang terjadi. Semua ini..aku tak mengerti, ya, karena aku yakin diriku yang sekarang masih belum dewasa untuk bisa bertindak sesuai , hatiku masih terpaku pada masa lalu.

'Kau bodoh karena tak bisa move-on, Shintarou. Tapi aku mengerti, kau memang belum dewasa saat itu.'

Untukku sepuluh tahun mendatang, apakah sekarang kau bahagia?

Ataukah kau sedang bersedih? Mengapa kau sedang menangis?

'Aku tidak tau apa yang kurasakan saat ini. Bahagia ... itu seperti apa?

Bersedih? Ya, mungkin aku sedang bersedih. Kenapa kau tahu aku menangis, Shintarou? Kau tahu, banyak hal yang telah terjadi, segala masalah yang kau sebabkan dulu menjadi rumit. Aku yang merasakannya dampaknya sekarang.

Aku menangisi kesalahanku di masa lalu.

Memikirkan hari yang berlalu, yang bisa aku lakukan hanyalah mengikuti arus waktu.

Dan aku juga bertanya-tanya, mungkinkah hari itu akan terulang kembali?'

Hei, mereka—orang yang kamu sayangi—apakah tidak berubah sampai sekarang?

Ataukah dia telah menjauh dan melangkah pada jalannya sendiri?

Atau memang dia pergi dan tak mungkin bisa kembali!?

'Karena kau pengecut, Shintarou, Dan aku malu menjadi seorang pengecut sepertimu. Kau lemah, kau hanya bisa pasrah. Jika aku bisa, izinkan aku untuk membenahi segala kesalahanmu dulu.

Hari itu—hari bersamanya—tak akan pernah kembali, Baka-Shintarou.

Mereka yang kusayangi.. tentu sudah berubah. Setiap orang pasti berubah, kan? aku juga, dan dia bukan pengecualian. Hanya saja, dia yang kusayangi sudah berubah menjadi makanan para makhluk bawah tanah sana.

Dan, ya, dia menjauh. Melangkah—mengambil jalannya sendiri. Jalan yang amat menyakitkan untukku.

Untuk aku sepuluh tahun mendatang, jika sekarang kau sedang bahagia—Segala sesuatu tentang diriku dulu, apa kau masih mengingatnya?

Disini ada hal yang menyakitkan, bahkan sampai membuatku menangis.

Jika kau bisa, ubahlah air mata itu dengan perlahan, menjadi kenangan yang indah.

Aku mengingatnya. Jelas.

Aku juga menangis, Shintarou.

Tentu, aku akan berusaha mengubah semuanya—yang bisa aku ubah.

Aku,Midorima Shintarou berjanji akan berhati-hati agar tidak salah mengambil langkah, seperti yang Shintarou lama lakukan.

Setelah keluar dari ruang operasi, melepas masker hijau dari mulutnya, ia langsung dikerubuti oleh keluarga pasien yang baru ditanganinya, remaja perempuan yang dimasukkan ke ruang UGD beberapa jam lalu karena mengalami Colaps dari penyakit yang di deritanya -Leukemia. Shintarou beserta rekan-rekannya yang mengurusnya langsung. Dokter yang lain sedang sibuk dengan urusannya masing-masing dan Shintarou mau tak mau harus turun tangan. Hal seperti ini memang sudah biasa.

"Bagaimana keadaan anak saya, dok?"Sang ibu bertanya dengan wajah yang terlihat lembab dan mata sembab. Di sampingnya suaminya memegangi pundak sang istri. Memegangi tubuhnya yang sepertinya masih gemetar dan lemas.

Mereka pasti terpukul jika ia memberitahu kabar tak menyenangkan ini.

"Maaf," kata dokter muda ini pelan. Berita yang ingin Shintarou sampaikan saat ini adalah kabar buruk, "Pasien tidak bisa bertahan dengan kondisinya sekarang. Sepertinya Tuhan berkehendak lain," Ia menunduk, menyembunyikan wajahnya yang penuh penyesalan.

Shintarou dengan tim medis lain sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi memang dasarnya penyakit yang di derita pasien sudah sangat parah dan tak tertolong, Ini takdir, takdir mutlak dari yang di atas, dan Shintarou tidak bisa mencegahnya.

"Tidak mungkin ... Tidak! Maki-chan tidak mungkin pergi meninggalkanku! Maki-chan jangan meninggalkan Okaa-san!

"Dokter! Kumohon, kembalikan Maki-chan! Berapa biayanya pasti akan kubayar ...Maki-chan ... "

"Tenangkan dirimu sayang! Jangan seperti ini ..." Suaminya berusaha menenangkan istrinya yang mengamuk dan mulai histeris. Ia sendiri sedang mencoba kuat, "Maki-chan pasti akan sedih. Relakan dia. Dia sudah bahagia.."

"PEMBOHONG! MAKI-CHAN TIDAK MUNGKIN BAHAGIA DISANA!

"Ya Tuhan ... anakku ... kenapa kau tega mengambilnya dariku! putriku masih memiliki masa depan yang panjang, jangan kau ambil dia seenaknya. Hei Kami-sama. Ambil nyawaku, jangan putriku. MAKI-CHAN!"

"Maafkan kami.." ia membungkuk kecil. "Permisi."

Dengan ini Midorima Shintarou meninggalkan sepasang suami-istri yang sedang dalam masa kalutnya. Tidak ingin mengganggu.

Ini sudah biasa. Ia sudah sering menghadapi yang seperti ini.

Pukul satu dinihari. Shintarou melewati koridor rumah sakit yang sepi. Suara histeris keluarga pasien masih menggema jelas di lorong tersebut. Membuat hatinya merasa pilu.

Dokter muda ini tahu benar perasaan itu, kok. Ia pernah merasakannya. Kehilangan sosok yang amat di sayanginya. Terlebih dia yang masih sangat muda.

Dan penyebab kematian orang yang di sayanginya karena penyakit kanker, tentu sangat parah sampai tak tertolong dan itu suatu pukulan telak bagi Shintarou.

Jika Tuhan sudah mengehendaki, kau sebagai manusia tidak punya hak untuk menolaknya.

Semuanya sudah diatur, yang manusia harus lakukan ialah menerimanya dengan lapang posisimu, karena manusia hanyalah makhluk lemah.

Tidak ada yang tau betapa hancurnya Shintarou saat itu.

Mayat orang yang ia sayangi ditutupi kain putih di dorong menuju kamar jenazah DIHADAPANNYA.

TBC

A/N : HOLAAA MINNA INI FIC KEDUA suka deh fic ini akan jadi berchapter tapi gak akan panjang chapternya wkwkwk...dan publishnya akan agak telat karena author ini baru sma kls 2 blm nyiapin buat lomba debat akhir oktober hufftt...

Jika ada kesamaan atau apalah itu faktor ketidak sengajaan hehehe...

JANGAN LUPA RIPIUUU...