Bayangan
Ying. Perempuan manis itu selalu menghantui Fang. Setiap hari matanya selalu terjaga di balik kacamata biru bulatnya. Bibir tipisnya selalu melengkung ke atas membentuk senyuman. Saat melihat wajahnya, ia merasa hatinya selalu berbunga-bunga. Pada saat itu Fang bertekad untuk memiliki Ying.
Fang ingin menembak Ying. Tapi ia malu-malu. Memang itu bukan tipe cowok popular, tapi tetap saja ia malu. Lalu ia memutuskan untuk membuat puisi untuk Ying.
Malangnya, Fang tidak punya inspirasi untuk puisi cintanya. Ia pun memandang ke luar jendela, ia melihat mentari hampir terbenam. Ia pun mendapat kata-kata untuk puisinya.
Setelah puas memandangi senja, ia keluar dari rumahnya untuk mencari inspirasi.
Ia masuk ke lorong Pak Senin Koboi, Ia memandangi bayangannya. Ia pun mulai menulis kata-kata itu di kertasnya.
Inspirasi terbentuk ketika ia memasuki rumahnya yang gelap gulita. Ia melihat celah cahaya masuk menembus rumahnya. Ia segera naik ke kamar dan meyelesaikan puisinya.
