Daniel mengernyit bingung, saat melihat Minhyun yang hanya diam sesaat setelah sampai di Zero Base. Ya, memang biasanya Minhyun adalah orang yang paling kalem jika mereka ke Zero base, tidak seperti member lain (termasuk dia juga) yang akan selalu excited, berteriak heboh saat mereka di Zero Base. Karena hanya di Zero Base mereka bisa menikmati waktu bersantai seperti orang normal (bukan sebagai Idol)

Tidak ada yang menyadari keanehan Minhyun, karena semua orang sedang sibuk dengan semua barang dan makanan yang terdapat di Zero Base. Daniel diam-diam mengikuti Minhyun yang berjalan masuk kedalam kamarnya, ia makin mengernyit, saat mendengar Minhyun sesekali mendesis kesakitan sambil memengagi lehernya.

"Hyung, kau kenapa? Apa kau sedang sakit?"

Minhyun terkejut, ia sebisa mungkin menormalkan ekspresinya, agar Daniel tidak menyadari keadaannya.

"Ti- tidak apa-apa Niel, aku... Aku hanya capek, ya... Capek" Minhyun berujar gugup, membuat Daniel semakin yakin kalau ada yang salah dengan Minhyun. Daniel mendekatkan tubuhnya pada Minhyun, ia menarik kerah baju yang dipakai Minhyun tak sabaran. Membuat Minhyun mendesis sakit akibat gesekan kerah baju yang ia pakai dengan lehernya.

"Ni-Niel, pelan-pelan leherku sakit" Minhyun mencicit pelan.

Daniel menghela napas, ia menatap Minhyun dengan datar. Tangannya bersidekap di depan dada, membuat Minhyun mengalihkan pandangannya kemana saja, asal tidak bertatapan dengan mata Daniel.

"Kau bilang ini tidak apa-apa?" Marah Daniel, yang membuat Minhyun menundukkan kepala nya. "Alergimu kambuh, dan bilang tidak apa-apa? Apa kau tidak bisa membedakan antara rasa sakit dan tidak? Apa harus masuk rumah sakit dulu, baru kau bilang itu berbahaya! Aku sudah bilang berapa kali, hyung. Jika pakaianmu berkeringat, cepat ganti dengan pakaian lain. Apa sulit melakukan itu, hyung?" Daniel berujar setengah emosi.

"Daniel, dengarkan aku dulu aku-

"Ck... Aku tidak mau mendengar alasanmu, sekarang cepatlah mandi, setelah mandi ke kamarku, aku akan menaburkan bedak ke bagian yang ada ruamnya. Agar tidak terlalu terasa sakit."

Minhyun menganggukkan kepalanya menuruti kata-kata Daniel. Ia segera membongkar tasnya, mencari baju tidur dan handuk. Tidak ada pilihan lain selain menurut, kalau tidak Daniel akan terus mengomelinya.

Seperti yang diperintahkan oleh Daniel, selesai mandi Minhyun bergegas ke kamar Daniel. Minhyuh membuka hordeng kamar Daniel dan masuk kedalam kamar Daniel. Daniel yang sedang tiduran sambil memainkan ponselnya pun, menghentikan kegiatannya saat menyadari Minhyun berdiri didepannya. Daniel menghela napas kasar, ia mendudukkan tubuhnya, menarik Minhyun untuk semakin mendekat.

Daniel mengangkat dagu Minhyun, agar lebih leluasa melihat leher Minhyun. Daniel memicing, saat melihat leher Minhyun yang hampir dipenuhi ruam merah.

"Lihat? Kau bilang ini tidak apa-apa! Aku tau ini pasti sangat sakit 'kan? Jangan membuatku kuatir, hyung." Daniel menatap Minhyun dengan lembut. Minhyun menundukkan kepalanya, ia tidak berani membalas tatapan Daniel.

"Ma-maaf Niel, aku tidak bermaksud membuatmu kuatir" Minhyun mencicit pelan.

Daniel menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Minhyun. "Tidak perlu minta maaf, kau tidak salah" Daniel tersenyum lembut, walaupun nyatanya Minhyun tidak bisa melihat senyumannya, karena saat ini Minhyun tengah menunduk.

"Apa dipunggungmu juga muncul ruam?"

"Aku tidak tau, tapi sepertinya iya"

Daniel mengangguk faham, ia menarik Minhyun agar semakin mendekat kearahnya. Daniel mengambil bedak tabur yang terletak tak jauh darinya, ia menuangkan agak bedak ke tangan nya. Daniel mengusapkan bedak tersebut ke leher Minhyun secara perlahan, membuat Minhyun memejam menikmati usapan tangan Daniel pada lehernya.

"Sekarang berbalik, dan angkat bajumu keatas, hyung"

"A-apa?!"

"Angkat bajumu sayang, aku akan memberi bedak juga pada punggungmu" Daniel terkekeh.

"A-ah! Oke..." Minhyun berujar gugup, dalam hati ia merutuki dirinya yang sempat-sempatnya berfikir macam-macam saat Daniel ingin merawatnya.

"Jangan berfikiran macam-macam, aku tidak akan melakukan apa-apa. setidaknya, untuk saat ini. Tapi nanti jika alergimu sudah sembuh, sepertinya tidak salah kalau aku minta imbalan," Daniel berujar jail, membuat Minhyun mendengus.

"Dasar, Kang mesum Daniel... Sekali mesum tetap saja mesum." Minhyun manyun.

"Aku tau kau sedang memanyunkan bibirmu sekarang nyonya Hwang, nanti saja jika kau ingin aku cium, tidak sekarang." Daniel semakin menggoda Minhyun.

ooo

Minhyun menggeliat tidak nyaman, saat merasa seseorang menyentuh anggota tubuhnya. Perlahan-lahan matah rubahnya terbuka, ia mengernyit bingung saat menyadari ia tidak berada dikamarnya.

"Kau sudah bangun?"

Minhyun menolehkan kepalanya, mencari asal suara. Oh! Dia ingat, tadi dia ketiduran dikamar Daniel setelah minum obat alerginya. Minhyun merona, saat menyadari posisinya saat ini sangat intim dengan Daniel. Ia tidur dengan lengan kanan Daniel sebagai bantal, sedangkan tangan kiri Daniel memeluk pinggangnya. Minhyun sendiri balas memeluk Daniel, ia memeluk Daniel layaknya memeluk guling.

"Eum... Daniel, apa aku tertidur lama?"

Daniel menggeleng, iya mengusak rambut Minhyun tak lupa diselingi kecupan pada dahi Minhyun. Membuat Minhyun memejamkan matanya, menikmati perlakuan Daniel.

"Apa kau lapar?" Daniel bertanya dengan lembut.

Minhyun menggeleng, ia makin merapatkan tubuhnya pada Daniel. Minhyun menelusupkan kepalanya pada dada bidang Daniel. Sedangkan Daniel, ia hanya terkekeh melihat Minhyun yang sedang dalam mode manja.

"Bagaimana punggungmu, hyung? Apa masih terasa perih?"

"Masih Niel, tapi tidak terlalu perih seperti tadi" Minhyun berbicara dengan posisi yang tidak berubah, anak itu malah semakin erat memeluk Daniel.

"Daniel, aku haus" Minhyun berujar manja.

"Kau haus? Mau aku ambilkan minum?"

Minhyun menggeleng dalam pelukannya, membuat Daniel mengerutkan alis tebalnya.

"Jangan lepas pelukanmu"

Daniel semakin bingung.

"Jadi? Kau mau bagaimana? Kau haus, tapi tidak mau aku beranjak untuk mengambil minum." Daniel bertanya gemas. Minhyun terkadang membuatnya bingung jika sudah dalam mode manja.

"Eum... Tidak tau, pokoknya aku tidak mau kau melepas pelukanmu" Minhyun berujar mutlak. Daniel? Jangan ditanya, anak itu hanya bisa menggeleng pasrah.

"Oke, jadi harus bagaimana nyonya Hwang? Tidak mungkin air minum datang sendiri 'kan? Tidak mungkin juga kita minta seseorang untuk mengambilkannya, aku yakin mereka semua sudah jatuh ke alam mimpi" Daniel berbicara dengan sabar.

"Eungh... Gendong aku" Minhyun berujar tiba-tiba.

"Hah?! Apa?"

"Isshh Kang bodoh Daniel! Aku bilang gendong aku! kita kedapur sekarang, tapi kau gendong aku. Aku sedang malas berjalan" Minhyun berujar sebal.

"Hwang Minhyun malas? Wow... Hal langka yang patut di abadikan" Daniel berlebihan, Minhyun mencubit pinggang Daniel dengan kuat, membuat anak itu mengaduh sakit.

"Nieel, cepatlah, aku haus dan Sekarang lapar juga" Minhyun berujar tak sabaran. Daniel mendengus, ia mencubit hidung Minhyun dengan gemas. Membuat anak itu mengaduh kesakitan.

Daniel melepaskan pelukannya pada Minhyun, ia berdiri, lalu setelahnya ia berjongkok mengisyaratkan Minhyun agar naik ke punggungnya. Minhyun tersenyum senang, ia memposisikan diri senyaman mungkin di dalam gendongan Daniel. Tangannya ia kalungkan tak terlalu erat pada leher Daniel.

"Kau tau nyonya Hwang..." Daniel menggantungkan kalimatnya.

"Tau apa?"

"LOVE dan Wannable bisa histeris jika mereka melihat sifat aslimu yang seperti ini" Minhyun memiringkan kepala nya, menatap bingung Daniel dari samping. "Sifat asliku bagaimana?"

"Sifat aslimu yang manja" Daniel terkekeh. Minhyun manyun "Biarlah, bagus mereka tidak tau, di panggung kan aku laki-laki keren" Minhyun berujar bangga.

"Yeaah... Itu hanya di atas panggung, lihat jika tidak dipanggung"

"Aku 'kan, hanya manja padamu dan Jonghyun"

"Tsk... Berhentilah manja pada Jonghyun hyung, aku tidak mau, nanti Taemin hyung mengomeliku lagi karenamu"

"Biar saja, kan... Kau yang diomelin bukan aku" cuek Minhyun. Daniel hanya bisa bersabar mendengar ucapan Minhyun.

Mereka sudah sampai di dapur Zero Base, Daniel merendahkan tubuhnya agar Minhyun bisa dengan mudah turun. Minhyun menelah makanan apa yang akan ia masak untuk dimakan, pilihannya jatuh pada nasi instan dan juga Ramyun. Ia mulai memasak dalam diam, hanya ada keheningan diantara mereka. Baik Daniel, maupun Minhyun tidak ada yang berniat membuka suara.

Setelah Minhyun selesai makan, mereka kembali ke kamar (kamar milik Daniel lebih tepatnya) entah ada angin apa Minhyun ingin tidur bersama Daniel. Biasanya, diajak pun anak itu tidak pernah mau.

"Good night, sweetheart" Daniel mengecup dahi Minhyun, membuat Minhyun memejam menikmati sentuhan bibir Daniel pada dahi nya.

"Good night too" Minhyun membalas dengan suara pelan, rasa kantuk mulai menghinggapinya. Tak berapa lama setelahnya Minhyun jatuh ke alam mimpi, disusul oleh Daniel beberapa saat kemudian.

.

.

TBC

.

.

oke... aku tau itu yang di atas sungguh tida jelas :v ide yang tiba-tiba muncul gara-gara Liat pict teteh Minhyun yang punggungnya penuh keringat :v mungkin aku doang kali yah, kalo liat teteh Minhyun keringetan bukan malah terpesona, tapi lebih ke kuatir karena alerginya dia T.T ke Minhyun doang, kalo liat mas bugi keringetan tetep terpesona kok wkwk...

oke rencana nya sih mau dijadiin kumpulan Oneshoot seme x hwang, banyak ide nya sayang kalo nggak di tulis wkwk... tapi tergantung dari tingkat ke malesan juga :v kalo males ngetik, ya mungkin mentok disini :v

and last, yang udah baca jangan lupa review :D

sampai ketemu di oneshoot selanjutnya..

2018-01-09