Author : Keewanii

Title : Huntao Married Life

Cast : Sehun, Tao and others.

Genre : Romance, humor, married life.

Length :

Rating : T

Warn : Genderswitch guys! Crack pair! Don't like don't read 'kay?!

Disclaimer : Ini murni dari pikiran absurd gue, maaf kalo ada kesamaan ide, tidak bermaksud menjiplak kok kak.

Mau cuap lagi nih ya, kan kemaren katanya ada yang bingung tuh gimana silsilah keluarga disini. Mau jelasin sedikit ya ya ya? Biar ga pada bingung wkwk.

Baekhyun : Kakak kandung Sehun

Kris : Kakak Kandung Tao

Chanyeol : Suami Baekhyun

Luhan : Istri Kris

Suho : Kakak kakak-an Tao /?

Baekchan : Anak Baekhyun & Chanyeol

Zifan : Anak Kris & Luhan

.

Albino Married Panda After Story

.

"Yak! Apa yang kau lakukan Oh Sehun?" Bentak Tao yang berada di samping Sehun sambil merebut gelas yang Sehun pegang saat hendak membantu Tao membilas peralatan makan yang sudah ia sabuni. Sehun tersenyum kearah Tao, membasuh tangannya dengan air dan mengeringkannya dengan kain lap yang berada tak jauh dari tempat Sehun berdiri.
Setelah tangannya sudah kering, Sehun berjalan kebelakang gadis itu dan memeluknya dari belakang. Sehun merasakan tubuh Tao yang menegang.

"Dasar, sudah berapa bulan jadi istriku, masih saja terkejut dengan sentuhanku." Batin Sehun.

Sehun menyibak seluruh helai rambut Tao ke samping dan mencium kulit leher Tao yang tidak lagi terhalang rambut. Secepat Sehun mencium leher Tao, secepat itu pula busa sabun dari spons di tangan Tao menyapa wajah Sehun.

"Menyingkir kau, Oh Sehun!" Pekik Tao seraya kembali menyipratkan busa sabun ke wajah Sehun.

"Ya! Kau— Apa yang kau lakukan?!" Umpat Sehun sambil membersihkan wajahnya dengan kain lap.

"Tentu saja mencuci otak mesummu itu! ini masih pagi, Tuan Oh."

"Apa? Berarti kalau sudah malam, Aku boleh melakukannya? Iyakah? Iyakah?" Tanya Sehun sambil mengangkat Tao dan mendudukannya di atas pantry dapur. Gadis itu menatap Sehun geram dan dengan tangan kurusnya itu, ia menarik kedua telinga Sehun.

"Dengar baik-baik, Oh Sehun. Aku MASIH KULIAH! Sampai kau melakukannya, itu berarti kau sudah siap mendapatkan panggilan dari pengadilan untuk mengurus perceraian kita!" Gadis itu berteriak dengan sangat kencang.

"Haha okay. Cepat selesaikan pekerjaanmu lalu kita berangkat." Sahut Sehun sambil berlalu menuju kamar mandi. Wajah tampannya menjadi lusuh karena ulah si Panda itu.

Setelah sepuluh menit, Mereka pun siap untuk berangkat. Saat sampai di depan pintu, Sehun dan Tao dibuat terkejut dengan kehadiran seseorang. Ia berdiri sendirian di depan pintu apartemen mereka. Sosok dengan tinggi sekitar 160 centi itu menatap Sehun sendu.

"Noona? Ada apa? Kenapa tidak menekan bel? Kau sudah lama menunggu di luar? Are you okay? Tidak biasanya kau datang tanpa bilang dulu." Sehun menyerangnya dengan berbagai pertanyaan, tapi dia hanya tersenyum kecil. Terlihat oleh Sehun, air mata sang noona yang telah menggenangi pelupuk matanya. Mata yang memiliki lipatan mata yang sempurna.

"Jie-jie, are you okay?" Tanya Tao yang sepertinya juga menyadari air mata yang hampir menetes itu. Sehun segera memeluk noona kesayangannya itu. Sehun paling tidak tega melihatnya seperti ini. Sehun memeluknya erat, berharap Baekhyun bisa merasa tenang.

"S-s-seh-hun-ah..." Suaranya tersendat-sendat karena tangis.

"Kita bicara di dalam saja." Ujar Sehun sambil mengajak Baekhyun masuk tanpa melepaskan pelukannya. Tao mengekor di belakang dan segera menuju dapur, mungkin untuk membuat minuman.

- Albino Married Panda After Story –

Kini Sehun dan Baekhyun telah duduk di sofa. Baekhyun masih saja menangis di dada Sehun. Sehun hanya bisa diam, memeluk Baekhyun erat sambil mengusap belakang kepala Baekhyun, menunggu sampai Baekhyun tenang dan bisa menceritakan masalahnya pada Sehun.

"Jie-jie minum tehnya dulu." Ujar Tao yang baru datang dengan secangkir teh hangat di tangannya. Tapi Baekhyun sama sekali belum ingin melepaskan pelukannya, dia hanya menggeleng pelan dalam pelukan Sehun. Mata Tao yang penuh tanda tanya menatap Sehun, seolah berkata 'apa yang terjadi?'. Sehun menggeleng pelan, karena Sehun juga belum tahu apa-apa saat ini.

Setelah sekitar setengah jam, tangis Baekhyun mulai mereda. Kini dia menggenggam cangkir berisi teh yang tadi disiapkan Tao dengan kedua telapak tangannya.

"Noona, ada masalah apa?" Tanya Sehun lembut. Tangannya masih setia merangkul pundak Baekhyun. Karena pertanyaan Sehun, lagi-lagi air mata Baekhyun mulai menggenang. Baekhyun menundukan kepalanya dalam-dalam.

"Sehun-ah aku... keguguran." Jawabnya pelan. Mata Sehun dan Tao membulat seketika, mereka saling bertatapan karena terkejut. Sebelum ini mereka sama sekali belum pernah mendengar kabar bahwa Baekhyun hamil. Lalu sekarang Baekhyun bilang dia keguguran? Tidak ada yang lebih mengejutkan saat ini dibanding penjelasan Baekhyun barusan.

"A-apa? Noona keguguran? Bagaimana bisa? Dan lagi, aku tidak tahu kalau noona hamil." Sehun sedikit berhati-hati saat mengatakannya, Sehun takut salah bicara disaat Baekhyun sedang sensitif seperti ini.

"Aku juga baru tahu tiga hari yang lalu bahwa Sehun hamil. Seharusnya sudah satu bulan, tapi sekarang, kau tahu? Kemarin eomma dan mertuaku sangat kecewa saat mendengar ceritaku… kenapa aku ini sangat bodoh?" Suara Baekhyun terdengar parau, ditambah dengan air matanya yang mulai mengaliri pipi chubby itu lagi, membuat Sehun merasakan nyeri di dadanya.

"Lalu, Chanyeol-hyung?" Baekhyun menggeleng pelan dan lagi-lagi menghambur ke pelukkan Sehun.

"Chanyeol sedang di luar kota sejak dua hari yang lalu. Aku belum memberitahunya. Aku takut memberitahunya, Sehun-ah. Sehun takut dia marah." Bahunya bergetar karena isakannya yang kuat. Sehun baru sadar, ternyata wajah Baekhyun pucat pasi.

"Sampai kapan kau akan menyembunyikannya, noona?" Ujar Sehun, pelan. Baekhyun diam. Terlepas dari ketakutannya, Baekhyun harus memberitahu ini pada Chanyeol. Chanyeol suaminya, iya 'kan?

"Aku takut, Sehun-ah." Jawab Baekhyun lirih. Sehun mengeratkan pelukannya pada Baekhyun dan meletakan dagunya diatas kepala Baekhyun.

"Arra, mianhae." Ini bukan saat yang tepat untuk menuntut Baekhyun menjelaskan masalah ini pada Chanyeol, itu akan membuatnya semakin tertekan.

Baekhyun melepaskan pelukannya, duduk tegap sambil menyeka air matanya.

"Maaf, kau harus bekerja kan? Kita lanjutkan nanti saja." Baekhyun memaksakan dirinya untuk tersenyum. Sehun mengacak pelan rambutnya dan mengangguk.

"Menginaplah disini, kau sendirian 'kan di rumah?" Tanya Sehun. Baekhyun menganggukan kepalanya.

"Ya sudah, Aku berangkat dulu. Tao, kau temani noona ya?" Tao yang sejak tadi hanya diam pun mengangguk. Dia menatap iba pada Baekhyun. Setelah yakin semuanya akan baik-baik saja, Sehun meraih tas kerjanya dan berangkat menuju kantor. Ayahnya bisa marah kalau Sehun datang lebih telat dari ini.

- Albino Married Panda After Story –

Kini Sehun sudah sampai di apartemennya. Sehun pulang larut lagi, banyak sekali pekerjaannya di kantor tadi. Di ruang tengah, Sehun melihat Baekhyun sedang duduk sendirian. Sehun melangkahkan kakinya untuk mendekati Baekhyun. Sehun mendengar suara isakannya, Baekhyun sedang menangis lagi. Lalu, dimana Tao? Bukankah Sehun menyuruhnya untuk menemani Baekhyun tadi? Bocah itu, dasar.

"Noona, apa yang kau lakukan disini? Ini sudah malam, kenapa tidak tidur? Dan, Tao.. dimana dia?" Tanya Sehun sambil duduk di sebelah Baekhyun. Salah satu wanita terpenting dalam hidupnya itu hanya menggeleng pelan lalu menyandarkan kepalanya di bahu Sehun.

"Aku tidak bisa tidur, Hun. Dan Tao, dia sedang keluar. Aku tidak tahu kemana, Aku tidak dengar saat dia pamit tadi."

"Jam berapa dia keluar?"

"Sekitar jam lima. Sudahlah, mungkin dia ada urusan. Kau sudah makan?" Aah, Noona Sehun memang sangat baik. Disaat seperti ini pun dia masih memikirkan apa Sehun sudah makan atau belum.

"Sudah. Noona sendiri?" Baekhyun mengangguk.

"Noona tidak bisa tidur? Aku akan menemanimu sampai kau tidur. Ayo." Mereka hendak bangun dari sofa, namun tiba-tiba.

"Jie-jie! Maaf, Aku meninggalkanmu sendirian." Tao yang baru datang langsung membungkukan badannya berkali-kali, dan dia tidak menyadari keberadaan Sehun.

"Eh? Hun? Kau sudah pulang ternyata." Sehun hanya mengangguk sekali dan menatap Tao tajam.

"Ma-maaf, tadi Aku ada urusan penting. Kalian sudah makan malam?" Tanya Tao dengan nafas yang masih memburu. Sehun rasa Tao habis berlari jauh.

"Sudah." Jawab Baekhyun dengan lembut. Tao menghembuskan nafasnya, lega.

"Syukurlah. Aku takut kalian menungguku." Tao mengelus dada.

"Tao, kau tidur sendiri tidak apa-apa 'kan? Aku mau menemani noona."

"Ya. Tentu saja. Aku akan tidur di kamar tamu. Jie, kau harus tidur yang cukup. Aku tidak ingin jie sakit. Good night!" Sehun mengacak pelan rambut istrinya itu lalu mengajak Baekhyun masuk ke kamarnya. Baekhyun sempat memeluk Tao sebentar, tersenyum diiringi air matanya yang kembali menetes. Disaat seperti ini, tanduk Sehun hilang entah kemana. Biasanya jika sedang di dekat Baekhyun, Sehun selalu ingin mengerjainya, membuatnya marah dan setelah itu Sehun akan merajuk padanya, meminta maaf hingga akhirnya Baekhyun tersenyum dan memanjakannya. Tapi sekarang? Tidak ada niat lain selain ingin terus memeluknya, membuatnya tenang dan tersenyum seperti biasanya.

Kini Sehun bersandar pada kepala ranjang, menjaga tidur Baekhyun yang terlihat gelisah. Mengusap puncak kepala Baekhyun perlahan sambil bersenandung, memandangi wajahnya yang sendu dan sedikit lebih tirus dari terakhir kali Sehun melihatnya. Sehun memang turut sedih akan kejadian yang telah menimpanya itu, tapi bagaimanapun Baekhyun adalah pihak yang mengalami. Rasa sedih yang dirasakannya pasti jauh lebih dalam dibanding Sehun.

"Noona, Aku menyayangimu." Bisik Sehun sebelum mencium keningnya. Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka diikuti kepala Tao yang menyembul di baliknya.

"Sehun-ah. Chanyeol-oppa, dia menelpon. Sehun, aku harus bilang apa?" Tanyanya, berbisik. Perlahan Sehun menuruni tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Setelah pintu tertutup rapat, Sehun merebut ponsel Tao dengan cepat.

"Hyung? ada apa?" Tanya Sehun pada orang di seberang sana setelah Sehun berada di dapur.

"Sehun-ah, Baekhyun.. apa dia ada di apartemenmu?" Tanyanya panik. Sehun bisa mendengar hembusan nafasnya yang kasar, dan suaranya pun sarat akan kekhawatiran.

"Iya. Dia sedang tidur sekarang, hyung. Kau sudah tahu soal noona yang…" Sehun ragu untuk mengatakannya. Dan untuk sesaat Sehun mengerti alasan kenapa Baekhyun takut memberitahu suaminya ini perihal kepergian janinnya yang bahkan belum sempat memberikan kesan tersendiri pada mereka.

"Aku tahu, dia baru saja keguguran. Makanya aku segera pulang dan mencarinya. Aku akan bersiap untuk ke apartemenmu, kau tunggu aku ya."

"Wait!" Seru Sehun saat Chanyeol hendak menutup teleponnya.

"Wae?"

"Kurasa noona masih belum siap bertemu denganmu, hyung. Aku akan menjaganya, kau tenang saja." Chanyeol mendengus pasrah, dan dia diam untuk sesaat.

"Baiklah. Terus kabari aku tentang keadaannya. Oh ya, berikan teleponnya pada Tao." Sehun melirik Tao sesaat.

"Kau mau bicara apa padanya?" Tanya Sehun menyelidik. Kedekatan mereka sungguh tidak wajar, mengingat Tao terlalu manja pada Chanyeol dan Chanyeol juga terlalu memanjakan gadis yang harusnya Sehun manjakan itu.

"Jangan banyak tanya. Cepat berikan padanya, lagi pula ini ponselnya 'kan?" Sehun mengepalkan tangannya saat mendengar nada suara Chanyeol yang begitu menuntut, seolah mendengar suara gadis pandanya adalah kebutuhan hidup Chanyeol.

"Benar, tapi kenapa kau malah menghubunginya? Kenapa tidak menghubungiku?" jawab Sehun, gusar.

"Ya! Cepat berikan ponselnya pada Tao. Aku ingin bicara dengan gadis labil itu."

"Cih!" Umpat Sehun sambil menyerahkan ponsel berwarna putih itu ke tangan Tao.

Sehun memutuskan untuk duduk di meja makan dan mendengarkan pembicaraan mereka.

"Wae, oppa?" Tanya Tao manja.

"Ya tuhan, seumur-umur belum pernah dia memanggilku semanis itu kecuali jika ada maunya. Membuatku merasa gerah saja." Batin Sehun.

"Ya! Aku sudah bisa memasak. Buktinya Sehun masih hidup sampai sekarang. Aish, lebih baik oppa tutup teleponnya jika oppa hanya ingin meledekku." Tao menggerutu lalu menggembungkan pipinya. Sehun meneguk air di gelas yang ada di depannya sambil melirik gadis panda yang sedang senyam-senyum aneh.

"Arra. Oppa, kau memang hebat. Dan, mana oleh-oleh untukku?"

"Jinjja? Thank you, oppa!" Seru Tao sambil melompat kecil.

"Kenapa dia bahagia sekali? Apa yang mereka bicarakan?" Sehun membatin, lagi.

"Mm. Saranghae! Neomu neomu saranghaeyo!" Mata Sehun terbuka lebar dan entah sejak kapan hobi menganga Tao merasuk kedalam jiwa Sehun. Sehun menganga lebar mendengar ucapannya barusan. Saranghae? Kau gila, Oh Zi Tao?!

"Bye, oppa. Good night, dan err.. soal Baekhyun jie, dan oppa yang…ng.. Aku turut sedih. Oppa jangan khawatir, aku akan menjaga Baekhyun jie dengan sangat sangat baik. Dan oppa, Fighting! Kau pasti bisa 'mendapatkannya' lagi secepat mungkin!" Serunya dengan tangan yang terkepal. Entah seperti apa bentuk wajah Sehun sekarang. Yang pasti Sehun menganga hancur-hancuran. Bagaimana bisa si Panda itu mengatakan hal semacam itu? Pada seorang pria pula.

"Sehun-ah? Are you alright?" Kibasan tangan Tao di depan wajah Sehun membuatnya tersadar.

"Apa? Chanyeol-hyung bilang apa?" Sahut Sehun tak menghiraukan pertanyaan Tao. Tao mendengus sebal dan menggembungkan pipinya.

"Dia bilang aku harus memasak makanan sungguhan untuk jie. Hah, dia itu. Seenaknya saja bilang makanan buatanku adalah racun. Dia 'kan belum mencobanya." Gerutunya sambil berlalu menuju kamar tamu.

"Ya! Aku belum selesai bicara." Sehun mengejar langkah Tap dan berdiri di depan pintu kamar yang hendak ia buka. Mata Tao menatap Sehun jengah.

"Apalagi?" Tanya Tao malas. Sehun melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Tao menuntut penjelasan.

"Mwoya?!" Geram Tao frustasi karena sejak tadi Sehun hanya memandanginya.

"Saranghae. Apa maksudmu mengatakan Saranghae pada Chanyeol-hyung? Kau sudah bosan jadi istriku, hah?"

"Kukira apa. Memangnya kenapa? Apa itu salah?" Tap bertanya balik dan terdengar menantang.

"Sudahlah Sehun-ah, dia oppa-ku. Sama seperti Kris oppa dan Suho oppa. Jangan berlebihan. Kau temani Baekhyun-jie sana." Jemari tangannya menyingkirkan tubuh Sehun dengan pasti lalu meraih daun pintu dan membukanya.

"KYAAA!" Jeritnya sambil bersembunyi di belakang punggung Sehun. Sehun menatapnya heran sambil sesekali melirik ke dalam kamar. Tidak ada apa-apa. Kenapa Tao menjerit seperti itu?

"Ada apa, Tao?" Tanya Baekhyun noona yang tiba-tiba keluar dari kamarku. Sepertinya dia kaget karena jeritan gadis pandanya Sehun ini.

"Itu.. itu.. tadi ada.. KYAAA! Itu! lihat itu! Hantu!" Jerit Tao lagi seraya membenamkan wajahnya di punggung Sehun. Sontak, Sehun dan Baekhyun melongok kedalam kamar. Hanya ada gorden berwarna putih tulang yang sedang melambai-lambai karena tertiup angin yang masuk dari jendela yang terbuka. Sehun rasa yang dia maksud hantu tadi adalah gorden itu.

"Itu hanya gorden, Tao." Tukas Baekhyun seraya terkekeh. Baiklah, kali ini Sehun harus bersyukur bahwa istrinya ini bodoh, karena kebodohannya itu baru saja membuat Baekhyun tersenyum.

"Sungguh?" Dengan ragu, panda bodohnya Sehun menyembulkan kepalanya dan melongok ke dalam kamar. Sehun melihat Tao yang bergidik ngeri saat melihat gorden yang lagi-lagi melambai tertiup angin.

"Kurasa tidur di sofa jauh lebih baik. Hii~" Gumamnya. Tangannya meraih gagang pintu dengan takut-takut lalu menutup pintu kayu itu dengan cepat.

Brakk!

"Err.. kalian lihat apa? Jie , maaf mengganggumu. Tidurlah lagi, hehe." Ujar Tao, canggung. Baekhyun tersenyum dan mengacak rambut Tao.

"Sehun-ah, temani jie. Sana!" Bisiknya seraya menyenggol-nyenggol lengan Sehun. Tak Sehun hiraukan tindak kekanakan Tao itu.

"Aku tidur dulu ya, kalian mengobrol saja dulu. Jalja." Baekhyun kembali masuk kedalam kamar, dan kalian tahu? Tatapannya tadi terlihat sedikit iri.

"Ya! Aku saja yang tidur di sofa. Kau temani noona." Sehun mendorong tubuh Tao hingga berdiri di depan pintu kamar mereka, tapi gadis itu melesat ke belakang Sehun dengan cepat.

"Kau saja yang temani jie-jie. Aku tahu kau tidak tenang melihatnya seperti itu. Tidak usah pikirkan aku. Sana! Hush!" Usir Tao, galak. Memang benar, Sehun tidak tenang melihat noona seperti itu, tapi Sehun juga tidak tenang kalau gadis pandanya itu harus tidur di sofa.

"Ta.. eh? Kemana dia?" Sehun bingung saat mendapati Tao tak lagi berdiri di belakangnya. Kemana perginya? Cepat sekali dia menghilang. Dasar.

Trang trang trang

Sehun mendengar suara sendok yang saling beradu dengan piring. Itu pasti ulah si panda itu. Sehun tidak ingin mengganggunya dan Sehun juga tidak ingin diusir lagi, jadi dia memutuskan untuk masuk ke kamar dan menemani Baekhyun.

Saat Sehun masuk, Baekhyun bergegas menelusup ke dalam selimut. Dia pasti habis menangis lagi. Sehun menghampiri Baekhyun dan duduk merapat di sebelah tempat Baekhyun berbaring.

"Noona, tadi Chanyeol-hyung telepon. Dia khawatir sekali." Ujar Sehun sambil menarik selimutnya. Baekhyun menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Sudahlah, noon. Ayo, tidur. Ini sudah malam. Wajahmu masih pucat, aku tidak ingin kondisimu semakin buruk." Sehun pun menaiki kasur dan berbaring di tempat kosong di sebelah Bakhyun. Dalam sekejap, Baekhyun bergulum ke dalam peluka Sehun. Sikap manjanya ini selalu timbul jika ia sedang kalut. Sehun mengusap puncak kepala Baekhyun terus hingga ia tertidur.

Cukup lama waktu berjalan hingga akhirnya Baekhyun telah tertidur pulas. Sehun melepaskan pelukanmya dan merubah posisinya menjadi berbaring, menyelimutinya lalu mematikan lampu tidur yang ada di meja kecil di samping tepat tidur.

Jam 1 pagi. Bagaimana dengan Panda itu? Apa dia sudah tidur?

Sehun memutuskan untuk melihat keadaannya. Sehun tercengang melihatnya. Tidur di sofa tanpa bantal dan tanpa selimut. Pasti dia terlalu takut masuk kamar tamu untuk sekedar mengambil bantal dan selimut. Panda, monster macam apa kau ini?

Sehun pun segera mengambilkan bantal dan selimut untuknya. Tidurnya pulas sekali, sudah tiga kali Sehun coba untuk membangunkannya agar dia membenarkan posisinya yang melengkung itu, tapi tidak ada respon. Sehun tahu saat tidur, seluruh indera kita berhenti bekerja kecuali hidung, tapi ini keterlaluan. Sehun sudah mengguncang tubuhnya dari pelan hingga cukup kencang namun tidak membuatnya terkejut sedikit pun. Apa saja yang dia lakukan hari ini hingga tidur sepulas itu?

"Aish." Rutuk Sehun seraya meletakkan bantal juga selimut yang dibawanya ke atas lantai. Sehun mengangkat tubuh gadis panda itu hingga ia terduduk. Sehun harus memeluknya agar dia tidak jatuh, lalu mengambil bantal empuk yang tadi diletakannya di lantai dan menempatkannya diatas sofa. Membaringkan lagi Tao dan menempatkan kepalanya diatas bantal, menyelimutinya dan memandangi wajahnya yang Sehun tidak tahu kapan Sehun akan bosan melihatnya.

Lihatlah wajahnya saat tidur, sangat manis. Bulu matanya yang lentik, bibirnya yang seperti kucing, hidungnya yang bangir dan pipinya yang chubby.

"Ng.. hantu~" Racau Tao. Dahinya mengerut, membuat Sehun tersenyum melihat tingkahnya yang sedang berada di alam bawah sadar. Dengan lembut, Sehun mengusap puncak kepala Tao, menunggunya hingga kembali tenang dan setelah itu Sehun kembali ke kamar.

Sehun bangun ketika jam sudah menunjukan pukul delapan. Sepertinya Sehun akan sangat terlambat ke kantor. Baekhyun sepertinya sudah bangun sejak tadi, Sehun harap dia sudah tidak terlalu depresi. Dengan segera Sehun menghambur ke kamar mandi dan membasuh tubuhnya, berpakaian lalu keluar kamar.

Sehun cukup terkejut saat melihat Baekhyun sedang berbicara dengan Chanyeol di sofa. Bakhyun menangis lagi, tapi Sehun merasa tenang saat melihat Chanyeol yang tidak terlihat marah ataupun kecewa sedikit pun. Dia hanya memeluk Baekhyun dan malah terlihat sangat khawatir dengan keadaan Baekhyun.

"Annyeong, hyung." Sapa Sehun seraya duduk di sofa seberang.

"Annyeong. Jam berapa ini, Hun? Kau sudah sangat terlambat. Pergilah, aku akan menunggu Tao pulang dulu." Balas Chanyeol. Sehun baru sadar, sejak tadi pandanya itu tidak menampakan ujung bulu matanya sesenti pun.

"Tao? Dimana dia?" Tanya Sehun seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, tapi tetap saja Sehun tidak melihatnya.

"Aku sudah mengantarnya ke kampus tadi. Sudah, kau berangkat sana." Jujur, Sehun kecewa mendengar jawaban Chanyeol. Kenapa dia yang mengantar Tao? Kemarin Tao mengatakan saranghae pada Chanyeol berkali-kali ditelepon, sekarang dia diantar Chanyeol.

"Panda, sampai kau mendepakku begitu saja..akan kusiksa kau!"

"Arra. Aku pergi dulu noona, hyung.. " Pamit Sehun seraya berlalu. Appanya pasti memarahinya karena terlambat lagi.

- Albino Married Panda After Story –

Chanyeol masih memeluk Baekhyun dengan sangat protektif. Kalau boleh jujur, ia juga merasa sedih karena impiannya menjadi seorang ayah harus tertunda karena kecelakaan yang pastinya diluar kata sengaja.

Dua hari yang lalu Baekhyun sedang senam pagi, berolah raga agar kandungannya tetap sehat, tapi tiba-tiba saja ia tergelincir dan mengalami pendarahan yang sangat hebat hingga mengakibatkan janin didalam rahimnya tidak bernyawa lagi. Baekhyun dirawat di rumah sakit, namun karena terlalu tertekan melihat kekecewaan orangtua dan mertuanya, pada pagi harinya Baekhyun meninggalkan rumah sakit tanpa sepengetahuan siapapun dan dia pergi ke apartemen Sehun. Sehun memang belum mengetahui kabar tentang Baekhyun. Chanyeol panik setengah mati saat ibunya menghubunginya dan mengatakan bahwa Baekhyun kabur dari rumah sakit. Dia segera memacu mobilnya menuju Seoul dan meninggalkan seluruh pekerjaannya.

TBC

Wohooo! Kita bertemu lagi kawan wkwk. Hayo siapa yang nungguin sequel Albino Married Panda?! Ngaku woy ngaku wkwk. Pede amat gua yak, siapa juga yang mau nungguin sequel ini ff. Ya walaupun pada kaga nungguin review bisa kali h3h3.

Regards,
Keewanii.