Perlahan namun pasti, butiran air mulai bertebaran turun menghantam bumi dengan kecepatan yang relatif cepat, membuatnya terlihat seperti tali transparan yang menjuntai dari langit ke bumi. Hujan pun kian lama, kian menderas. Namun, tak mengubah perhatian dari Dua pasang iris sapphire yang kini tengah saling menatap satu sama lain. Cairan liquid bening pun, tak tertahankan untuk dibendung oleh sang pemiliki iris tersebut, walau bagaimanapun bertemu orang yang sangat dirindukan tentu akan menimbulkan kesan yang mengharukan, bukan?
Naruto, nama pemuda itu, tak mengenal gadis didepannya, namun... terasa sangat familiar dibatinnya, ia pun sempat bertanya-tanya siapakah gerangan gadis itu.
"Apakah kita pernah bertemu? Kenapa dirimu terasa sangat familiar dimataku..." Ucap Naruto, tak dapat lagi membendung perasaan ingin tahu yang bergejolak dalam diri.
"Ya, dulu... Mungkin kau telah melupakanku... tapi... aku sudah merasa sangat senang, karena sudah bertemu denganmu..." Ucap gadis itu melepaskan semua ledakan emosi dalam diri, dengan mata yang memerah, dan suara isakan tangis pecah, dibeberapa jeda kalimatnya.
"Begitu... ya, perkenalkan... namaku... Naruto..." Naruto bersuara dengan senyum diwajahnya, mengabaikan fakta bahwa gadis didepannya tengah menangis.
Sebuah tangan terulur didepan muka dari seorang gadis yang memiliki surai pirang panjang yang terurai.
"Gabriel..." Sang gadis pun ikut tersenyum, tak mampu menahan gejolak kebahagiaan dihatinya.
Kini, kedua tangan telah bersatu, mencoba mengikat kembali rajutan takdir yang sempat terhapus, tanpa mengindahkan diri yang tengah terguyur tetesan air.
One Who Shines On All
Desclaimer :
Bukan Punya Saya.
Summary :
Keduanya hanyalah seorang manusia, terlahir sebagai manusia. Bukanlah seorang makhluk superior, namun tercipta dengan sempurna. Ada, sebagai harapan terakhir mereka, sebagai penerang jalan di dunia, dalam takdir kejam dunia ini.
Warning :
Segala kekurangan ada disini.
Tolong Bimbingannya, soalnya ini First FanFiction buatan saya \(^ ^ )
Pair ?
Naruto X ... (Ada saran?)
Sasuke X ... (Ada saran?)
No Harem... atau mungkin :3
Jangan menyarankan Rias, Akeno, Sona, ataupun cewek-cewek iblis terkutuk itu... Sudah terlalu mainstream... Juga no fem version dari para cowok-cowok di kedua anime ini, walaupun fem version, dimata saya itu tetap bernilai YAOI .
Thanatos, In!
Sedikit penjelasan :
"Bicara" langsung.
'Bicara' batin.
.
Seorang pemuda dengan surai pirang jabrik dengan manik biru sapphire bertengger dalam kedua bola matanya, tengah berjalan dengan santai, sembari memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya, menatap keindahan matahari yang mulai tenggelam, yang mana terlihat seperti sang surya tertelan oleh samudera.
Kenikmatan dunia...
Ya, mungkin inilah definisi menikmati indahnya dunia, dimata sapphire yang menatap dunia dengan tatapan polos, layaknya seorang bayi yang baru saja terlahir tanpa mengenal dosa.
Semua kebahagiaannya bertambah, tatkala matanya menangkap kedireksi dimana kedai ramen berada, Makanan para dewa kata pemuda itu. Tanpa disadarinya kakinya telah membuat langkah awal, menuju tempat tersebut.
Status pemuda pirang itu saat ini adalah pekerja paruh waktu disana, demi menghidupi dirinya dan adiknya. Tunggu adik? Siapa adiknya itu? Ah, lebih baik kita tidak membahasnya, atau kalian akan menyesal. Sayang, momen berharga baginya itu, terpecahkan oleh matanya yang menangkap gambaran sepasang muda-mudi yang tengah duduk bersama di kursi taman, surai coklat dan hitam, ketika dia dalam perjalanan pulang setelah selesai bekerja.
'Tunggu, coklat dan hitam? Issei dan pacar barunya? Bukankah sekarang sudah larut malam? Apa yang akan dilakukan sibodoh itu?' Pikir Naruto, walau bagaimanapun, issei tetaplah adiknya, tentu ia akan khawatir.
Sementara itu, sepasang kekasih itu sedang berbincang-bincang sebentar, sebelum terjadinya keheningan yang ditimbulkan oleh perkataan sang gadis.
"Issei-kun, maukah kau... mati untukku?" Ucap gadis itu, dengan penuh penekanan pada kata mati.
Bersamaan dengan perkataan itu, tekanan atmosfer menjadi berat, langit menjadi merah layaknya darah, serta pakaian gadis itu berubah menjadi sebuah pakaian yang kekurangan bahan (?), dan jangan lupakan sepasang sayap gagak dipunggung gadis itu. Gadis itu melemparkan senyuman manis kepada issei, sembari tangannya mengumpulkan inti cahaya yang membentuk sebuah tombak.
Tombak itu dengan cepat melesat kearah pemuda coklat itu, tak mengindahkan pandangan pemuda itu yang tengah terkejut, bahkan pemuda itu tak sempat bereaksi secara fisik, karena... pikirannya menjurus kehal-hal yang berbau lupakan saja!
"Mati..."
.
One Who Shines On All
.
"WOAH..."
Di awal pagi yang cerah, setelah selesai mempersiapkan sarapan pagi, itulah hal pertama yang didengarnya, teriakan dari lantai atas. Namun, dia tak perduli, ia hanya melangkahkan kaki dengan tujuan utama kekamar adiknya berada, lalu membuka pintu...
"Issei, sarapan sudah siap... Tentu, setelah kalian selesai..." Ucap Naruto datar.
"Eh... Kakak, kau tak terkejut?" Tanya Issei dengan heran. Bagaimana tidak? Saat ini dirinya tak terbalut oleh sehelai pun benang yang melekat pada tubuhnya... Dan, yang lebih parah... Seorang gadis dengan rambut crimson bersamanya, Rias Gremory salah satu dari two great onee-sama, dan dalam keadaan yang sama dengannya.
"Yah... cepat atau lambat, hal seperti ini pasti terjadi..." Kata Naruto seraya melangkahkan kakinya menuju lantai bawah.
Setelah selesai dengan "Urusan" mereka, sepasang remaja berbeda gender turun dari lantai atas, menuju keruang makan...
"Issei, kalau membawa seorang gadis kerumah, kau harus bicara dulu denganku..." Ucap Naruto menggantung, yang memecah keheningan yang terjadi diruangan, lalu menatap kearah gadis berambut crimson "Apalagi, dia seorang yang cukup terkenal disekolah..." Lanjutnya.
"Ta-Tapi... kakak—" Belum selesai merealisasikan rangkaian kata yang berputar dalam benaknya, Rias telah lebih dahulu menginterupsi perkataan Issei.
"Dewasa ini, tidur bersama dan dalam keadaan seperti tadi, itu normal kok... Naruto-kun..." Ucap Rias enteng, disertai dengan sihir hipnotis yang "Menurutnya" sudah pasti akan berefek.
"Benarkah? Aku ragu akan hal itu, Gremory-san" Kedua tangan telah bersidekap didepan dada pemuda pirang itu, menandakan bahwa ia tengah serius saat ini.
'Eh? Tidak berfungsi? Apakah—' Pikiran gadis itu seketika buyar ketika Naruto memilih untuk buka mulut kembali.
"Yah... Terserah, aku tak peduli... Lihatlah jam berapa sekarang..." Ucapan itu keluar bersamaan dengan arah telunjuk yang mengacung pada jam dinding, diikuti oleh beberapa pasang mata yang menatap kearah dimana jam dinding berada.
.
One Who Shines On All
.
Langkah pertama yang dibuat oleh pemilik surai kuning, coklat, crimson, membuat suasana disebuah sekolah berubah dengan drastis, setiap pasang mata melirik kesana, menatap dengan terkejut.
Jika itu adalah, kuning dan crimson... Oke, tidak ada yang salah.
Tapi... coklat dan crimson? What? Apa-apaan dengan ini?
Setiap mata menatap kesana dengan ekspresi yang berbeda, memberikan tekanan yang tinggi, bahkan gaya gravitasi menjadi seakan-akan meningkat dengan sendirinya.
"Terkutuk kau Issei!"
"Jauhkan kemesumanmu itu dari Rias-senpai!"
Oke, lupakan! Hujan dari hujatan menekan psikis Issei, namun tak berefek pada Rias maupun Naruto, mereka seakan tak peduli, karena memang bukan mereka yang menjadi sasaran hujatan itu.
"Issei, ayo kekelas, kau tidak mau berurusan dengan Kaicou, kan?" Tanya Naruto pada Issei, yang memecah suasana yang mencekam tersebut, para penghujat pun mulai berlarian kekelas masing-masing, mengingat bel masuk sekolah sekitar satu sampai dua menit lagi.
.
One Who Shines On All
.
"Hey Matsuda, Motohama... kalian benar-benar tidak mengingat Amano Yuma?" Kening Issei berkerut, menghadapi kenyataan yang dihadapinya. Gadis yang telah merenggut...—jangan salah paham— Nyawanya, tidak pernah ada dimemori otak kedua makhluk didepannya? Dia ingat ketika dia Memamerkan pacarnya pada kedua temannya.
"Kukira, kau harus segera pergi ke psikiater Issei" Ucap seorang pemuda dengan kepala yang menyerupai cangkang telur.
"Ya, aku sangat setuju dengan hal itu..." Retorik pemuda bermata empat.
Merasa sia-sia dengan pembicaraan ini, dia mulai mengingat apa yang dikatakan gadis crimson tadi pagi...
"Kalau kau ingin mengetahui apa yang terjadi, datanglah keruang klub penelitian ilmu gaib".
'Yah... Sepertinya tak ada pilihan lain' Pikir Issei
.
.
.
TBC.
Gimana? Masih jelek yah...
Yah, banyak juga skip scene...
Saya anak baru :3, sebenernya saya cuma silent reader dari tahun 2013... Tapi, baru berani coba buat FF sendiri sekarang...
Kalo nggak keberatan Fav, Fol, Review...
Kalo nggak sih :3
Yah, itu aja sih... Mohon dikasih tau ya kekurangannya...
Dan juga, bantu ajarin buat FF yang baik dan benar :v
Sekian, terima kasih...
.
.
Thanatos-san, Out!
