Title: The Special Things in Your Life
Author: Ly
Genre: Romance, Drama
Main cast: Jung Daehyun and Yoo Youngjae (Daejae Couple)
Rating: T
Type: Two shots
Disclaimer: This story is mine. Don't plagiarize please.. thank you
Warning: Boys Love and typo(s)
Summary: ketika kau menanyakan hal spesial apa yang ada di dalam hidupku, maka aku akan menjawab bernafas, mengapa? Karena pada saat aku masih bisa bernafas, itu tandanya aku masih hidup, dan aku masih bisa berada di sampingmu secara nyata…
.
.
STORY BEGIN
.
.
Pemuda berseragam sekolah dan berkacamata itu mengetuk-ketukkan kakinya jengkel ke jalanan aspal tempat ia berpijak, melipat kedua tangannya di atas perut dengan erat, dan membuang nafasnya kesal untuk yang kesekian kalinya. Sungguh sudah 3 jam ia menunggu, tetapi orang itu tak kunjung datang. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan dia harus rela berdingin-dingin ria di tengah musim salju seperti ini hanya demi sebuah buku musik! Hah sial! Jika tidak karena lomba, dia juga tidak akan mau disuruh menunggu seperti ini. Apa dia ingin aku mati beku hah?!
"Yoo Youngjae!" dari kejauhan terdengar teriakan seorang lelaki yang memanggil namanya. Langkah sepatu yang mendekatinya terdengar sangat cepat. Ah pemuda itu –Yoo Youngjae– menduga jika lelaki yang sangat membuatnya jengkel hari ini sedang berlari ke arahnya dan sialnya lelaki itu terus memanggil namanya, tetapi itu tidak akan membuat Youngjae menoleh sedikitpun. Biar saja! Tau rasa kau!
"Hhh~~~~ hhh~~~~ hhh~~~~ m-mianhae~~~" setelah sampai tepat di hadapan Youngjae, dengan nafas yang sedikit tersengal, pemuda itu menyodorkan buku yang diminta Youngjae untuk lomba menyanyinya besok.
"Yak Jung! Kau ingin aku mati beku hah?! 3 jam! 3 jam aku berdiri di sini dan menunggumu. Tidak bisakah kau tepat waktu?!" Youngjae langsung membentak pemuda bermarga Jung yang berada di depannya tak tanggung-tanggung. Dadanya kembang kempis untuk menahan amarah. Dia benar-benar kesal saat ini dan sang korban pembentakan seketika terdiam dengan wajah terkejut.
"M-mianhae… biar aku jelaskan. Jadi ternyata buku ini, yang kau minta, tidak ada di rumahku, pantas saja tadi aku menyarinya ke mana-mana tidak ketemu. Lalu aku ingat jika Junhong meminjamnya minggu lalu untuk ujian menyanyinya… yaa jadi… aku bergegas pergi ke rumahnya untuk mengambil buku ini hehe… mianhae… kau sangat kedinginan kan… aku akan menraktirmu minum kopi setelah ini dan yaa kau bisa memakai jaketku…"
Youngjae sedikit menepis tangan pemuda Jung ini ketika ia hendak memakaikan jaket ke tubuhnya yang mungil dan menggigil. "Tunggu… kau… jangan bilang kau pergi ke Mokpo! Kau benar-benar pergi ke Mokpo hanya untuk mengambil buku ini?!"
Pemuda yang hendak memakaikan jaket tebalnya ke pundak Youngjae, menurunkan kembali tangannya. "Eum… aku pergi ke Mokpo, maka dari itu aku sangat terlambat menemuimu Youngjae-ah… sekali lagi maafkan aku ne…" pemuda tampan itu memberikan tatapan menyesal yang sungguh terlihat sangat tampan. Youngjae hanya terdiam melihat pemandangan indah itu.
"Gwaenchanna." Youngjae hanya membalasnya dengan kaku dan dingin. "aku pinjam bukumu dan aku akan mengembalikannya setelah lomba selesai. Terima kasih." Jawab Youngjae dengan muka datar tanpa ekspresi, tetapi pemuda Jung itu membalas sebaliknya, dia menganggukkan kepalanya dan tersenyum hangat ke arah Youngjae yang masih bersikap sok cuek.
"Sama-sama… dan aku akan menraktirmu di kedai kopi sebelah sana… kajja!" pemuda Jung itu menunjuk kedai kopi tak jauh dari mereka berada. Ia berjalan mendahului Youngjae dengan tangan kanan yang masih membawa jaket tebalnya –jaket yang ditolak Youngjae barusan–, tetapi sebelum pemuda yang membuatnya kesal dan… dan…. membuatnya… sedikit berdegup tadi berjalan lebih jauh, Youngjae menahannya dengan memanggil namanya perlahan.
"Jung Daehyun…" pemuda Jung itu menoleh mendengar panggilan pelan dari Youngjae. "j-jaket itu… eum… boleh aku memakainya… k-kau eum sepertinya tadi menawarkanku jaket. Ya aku kira begitu…" Youngjae tidak tahu kenapa dia begitu gugup saat ini. Dia membuang pandangan ke segala arah, yang terpenting bukan memandang pemuda Jung –Jung Daehyun– yang berjalan ke arahnya yang sialnya terlihat sangat gagah. Apa dia sering berolahraga eoh?!
Di saat Youngjae sibuk menenangkan dirinya sendiri, tanpa sadar jaket itu sudah melingkar sempurna di pundaknya dengan Daehyun yang berada tepat di depan wajahnya. Tinggi mereka sama dan otomatis wajah Daehyun sejajar dengan wajah Youngjae. Nafas mereka bertabrakan dan Youngjae bisa merasakan hangatnya nafas Daehyun yang menerpa kulit wajahnya yang beku. Mati kau Yoo Youngjae! "K-k-kajja!" Youngjae berlalu begitu saja dan sedikit mempercepat langkahnya. Hah entahlah rasanya ia ingin berlari kencang saat ini untuk menghindari tatapan hangat Daehyun yang membuat jantungnya berdegup tak karuan. Sedangkan Daehyun di belakangnya hanya bisa tersenyum tampan melihat perilaku menggemaskan Yoo Youngjae.
.
.
20 menit lagi kompetisi menyanyi antar Sekolah Menengah Atas akan dimulai. Yoo Youngjae yang sudah siap dengan segalanya –kostum, sedikit dandanan, dan tatanan rambut– segera menepi ke pinggir ruangan untuk latihan terlebih dahulu sebelum kompetisi dimulai. Setelah mendapatkan tempat yang sempurna –sofa di pojok ruangan– ia menghempaskan bokongnya perlahan dan duduk bersandar, di bukanya buku pemberian Daehyun kemarin malam dan senyuman manis itu perlahan mengembang di pipinya yang chubby.
Youngjae terkekeh perlahan mengingat perkataan Daehyun kemarin malam sebelum mereka berpisah di perempatan jalan untuk menuju ke rumah masing-masing. Aku akan duduk di bangku paling depan dan berteriak paling keras setelah kau selesai bernyanyi. Buat aku terkesan Tuan Yoo yang pemarah. Youngjae mendengus humor, bisa-bisanya Daehyun berkata seperti itu seakan-akan telah mengenal Youngjae sangat lama. Hey mereka baru mengenal selama 3 minggu, jika bukan karena lomba ini, Youngjae juga tidak akan mengenal Daehyun. Sepertinya mereka harus berterima kasih kepada Pak Lee –Kepala Sekolah mereka– karena telah membuat acara ini sehingga mereka bisa bertemu dan saling mengenal.
Youngjae menggelengkan kepalanya perlahan dan mulai membuka lembar demi lembar buku musik yang ia pinjam dari Daehyun. Memang bukan buku spesial, ini hanya buku berisi not-not balok, kunci dan garis paranada, tetapi yang membuat spesial dari buku ini adalah tulisan tangan Daehyun yang ada di setiap lembarnya yang melihatkan betapa seriusnya ia belajar musik. Youngjae akui Daehyun memang sangat hebat dalam musik.
Ia terus membuka lembar demi lembar buku itu untuk menemukan halaman yang ia inginkan, setelah lembar ke 23 dan ia membalik ke lembar berikutnya… gotcha! Ia mendapatkan halaman yang ia mau. Halaman yang berisi lagu yang Daehyun tulis sendiri. Ada banyak sekali catatan yang menghiasi halaman itu dan sekali lagi Youngjae tersenyum memandang coretan tangan Daehyun. Aku jamin kau akan berteriak setelah aku selesai bernyanyi.
.
.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 4 sore yang menandakan kompetisi menyanyi akan segera dimulai. Bangku penonton sudah terisi penuh oleh para murid dari berbagai Sekolah Menengah Atas. Youngjae yang sedari tadi berdiri di belakang panggung –dibalik tirai hitam penyekat antara stage dengan backstage– sibuk memandang satu persatu murid yang duduk di barisan paling depan. Mencari sosok pemuda menjengkelkan yang bermarga Jung. Youngjae masih mengingat janji Daehyun kemarin malam. Awas saja jika dia tidak menepati janjinya! Jika dia berbohong, buku itu akan jadi milikku!
"Yoo Youngjae cepat kemari!" teriakan itu berasal dari salah satu panitia acara. Sepertinya mereka memanggil nama Youngjae untuk briefing terlebih dahulu. Youngjae segera mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju tempat semua peserta dikumpulkan. Ia sedikit mendesah kecewa karena Daehyun tak ada di sana. Mati kau setelah ini Jung! Youngjae mengumpat dalam hati dan Youngjae hanya bisa menjawab panggilan itu dengan malas, "Ne…"
"Yoo Youngjae dari School of Performing Arts Seoul, kau nomor 4." Youngjae yang merasa namanya dipanggil hanya mengangguk sekilas dengan wajah datarnya. Setelah semua rangkaian briefing selesai, Youngjae segera berjalan menjauh dan kembali ke tempatnya tadi, dibalik tirai hitam dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda, memandang satu persatu murid di barisan terdepan untuk menemukan pemuda bernama Jung-Menyebalkan-Daehyun.
"Eoh! Itu dia!" Youngjae memandang Daehyun yang sibuk merapikan jas SOPA-nya, lalu sedikit menyisir rambutnya ke samping, dan setelahnya duduk tegap menatap ke arah panggung. Youngjae refleks tertawa melihat perilaku Daehyun. "dasar konyol."
.
.
Peserta pertama telah selesai, lalu dilanjutkan dengan peserta ke dua, ke tiga, dan sekarang tiba saatnya untuk Youngjae naik ke panggung. Ia naik perlahan dan berjalan dengan tegapnya di atas panggung bak model professional. Kemeja hitam dipadukan dengan dasi kupu-kupu merah marun, lalu jas putih dan celana kain yang senada membuatnya terlihat seperti pengeran dari negeri dongeng dan jangan lupakan satu hal, pemuda manis itu telah melepas kaca matanya dan ia ganti dengan lensa kontak berwana biru. Sempurna! Sangat sempurna!
Semua penonton bergeming menatap Youngjae. Berkedip takjub melihat penampilan Youngjae yang bisa dibilang 180 derajat berbeda dari biasanya, tentu saja itu hanya bagi teman satu sekolahnya yang memang sudah mengenalnya, sedangkan murid dari sekolah lain beranggapan bahwa Youngjae adalah salah satu murid populer dari SOPA. Haha… penampilan memang bisa mengubah perspektif orang lain.
Lalu dengan Daehyun? Ia hanya bisa memerah di tempat. Tunggu… Apa? Memerah? Sejak kapan Daehyun tersipu melihat penampilan Youngjae yang luar biasa manis –bukan tampan, baginya. Yoo Youngjae sungguh berbeda kali ini. Seperti ada cahaya terang yang mengelilinginya. Begitu silau, tetapi Daehyun enggan untuk menutup mata. Ia tidak akan melewatkan waktu sedetik pun, bahkan hanya untuk berkedip. Jung, matamu sampai memerah karena terbuka lebar sedari tadi, berkediplah sejenak ck ck ck…
"Yoo Youngjae dari School of Performing Arts Seoul, dengan lagunya How About You."
"NDE?!" Daehyun tersadar dari lamunannya dan menjerit tertahan karena lagu buatannya disebutkan oleh pembawa acara. Youngjae yang melihat keterkejutan Daehyun hanya tersenyum sekilas ke arah pemuda yang sekarang memberikan tatapan penuh tanda tanya. Sebelum Daehyun meminta penjelasan lebih lanjut, musik sudah mulai diputar dan Daehyun hanya bisa khawatir dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Musik mengalun dan Youngjae mulai menyanyikan bait pertama. Why did I do that? It's not that kind of personality… I know you'd have been hard on me now… I didn't even think about it… I put up with it… I want to ask you but you're not already there… you… I always smiled at you when I was tired… I miss you... bait pertama selesai dan Jung Daehyun begitu pula Yoo Youngjae tak hentinya saling memandang.
Lagu terus mengalun dan semua orang di sana terbawa suasana. Terutama sang pencipta lagu yang sangat terpesona akan penampilan Yoo Youngjae saat ini. Pria galak itu terlihat begitu indah dan tenang. Seperti sebuah kapas putih yang melayang di udara. Begitu polos dan sangat terlarang untuk dijamah. Hmmm… sepertinya Jung Daehyun menjadi puitis saat ini.
Tiba saatnya pada reff lagu. How about you then? I really regret not being able to hold you again… I'm sorry… My heart is not that… How are you doing now? I know I can't do this, but how are you doing these days? I didn't know then… I didn't want to see you crying alone… sekali lagi Youngjae memandang Daehyun. Entahlah, kali ini pandangan itu terasa begitu dalam dan ini pertama kalinya ia memandang Daehyun seperti ini. Tidak ada pandangan sinis atau cuek. Hanya ada pandangan seperti harapan yang terpendam. Apa maksudnya? Bahkan Youngjae sendiri tidak mengerti dengan hatinya.
Daehyun yang dipandang seperti itu oleh Youngjae hanya bisa bertanya-tanya dalam diam. "Ada apa dengannya dan kenapa aku merasa seperti ada sesuatu?"
Youngjae berpaling dan menyeka air matanya diam-diam. Tidak ingin siapapun melihatnya meneteskan air mata, terutama Daehyun. Akan sangat berbahaya jika Daehyun mengetahuinya dan mungkin akan berujung dengan rentetan pertanyaan. Akan jawab apa ia nanti jika Daehyun bertanya, sedangkan dirinya sendiri saja tidak tahu mengapa matanya tiba-tiba mengeluarkan air mata, yang ia tahu hanyalah hatinya terasa sangat sesak saat menyanyikan lagu ini.
Sampailah pada akhir lagu dan pada syair How are you doing these days? Youngjae kembali menatap Daehyun yang langsung dibalas olehnya dengan senyuman yang mengembang lebar, sehingga keriput di pipinya tercetak dengan jelas dan Youngjae perlahan membalas senyuman Daehyun begitu manis yang membuat Daehyun sedikit tersentak.
Lagu telah selesai dan tepuk tangan riuh bergema di hall tempat kompetisi berlangsung. Teriakan para fangirl dadakan yang begitu nyaring menjadi pemanis selesainya penampilan Youngjae sore hari ini. Bisa dibilang ini penampilan tersukses Youngjae selama berkali-kali ia mengikuti kompetisi, selain karena dirinya yang terlihat begitu berbeda, juga karena ia begitu terbawa oleh lagu ciptaan Daehyun saat ia menyanyikannya tadi dan entah mengapa lagu itu membuat hatinya sedikit tak nyaman. Youngjae sendiri tidak tahu mengapa hatinya mendadak berdenyut nyeri menyanyikan lagu ini.
Ditatapnya Daehyun sekali lagi yang sibuk bertepuk tangan dengan meriah dan berteriak-teriak tidak jelas ke arahnya. Youngjae mau tidak mau tersenyum melihat tingkah konyol Daehyun. Ia tidak tahu apa yang terjadi saat ini dan mengapa ia jadi begini, yang ia tahu hanyalah, saat ini ia merasa spesial dan bahagia karena Daehyun melihatnya bernyanyi secara langsung. Untuk saat ini, hal inilah yang menjadi kebahagiaan Yoo Youngjae.
.
.
25 peserta telah tampil dan sekarang mereka semua sedang berkumpul bersama di ruang khusus untuk menunggu hasil penjurian. 1 jam lagi hasil untuk pemenang lomba akan diumumkan dan hadiah yang diberikan tak tanggung-tanggung, juara pertama akan mendapatkan tiket liburan gratis ke Macau selama 7 hari. Hadiah yang luar biasa yang tidak akan dilewatkan oleh siapapun, tetapi pengecualian untuk Yoo Youngjae, jujur saja ia tidak tertarik sedikitpun. Ia mengikuti lomba juga karena ditunjuk oleh Kepala Sekolah, bukan karena keinginannya, jadi menang atau kalah ia tak terlalu memusingkan hal itu.
Di saat semua peserta sedang gelisah menunggu hasil penjurian, Yoo Youngjae malah terlihat tenang di pojok ruangan, duduk santai sambil memasang headset di telinganya. Demi apapun Youngjae ingin pulang ke rumahnya sekarang. Ia ingin tidur di kasurnya yang empuk. Memeluk guling dan tidur nyenyak. Memikirkan hal itu membuat pria chubby berumur 14 tahun ini memejamkan matanya perlahan.
TOK TOK TOK. Terdengar suara ketukan pintu perlahan yang sontak membuat seisi ruangan geger. Mereka semua berpikir yang mengetuk pintu adalah panitia acara yang akan memberikan instruksi 'sebentar lagi pemenang lomba akan diumumkan' tetapi mereka harus menelan kekecewaan di saat yang muncul di balik pintu bukan panitia acara, melainkan seorang pria tidak dikenal yang memakai seragam SOPA. Pria itu masuk ke ruangan dengan canggung dan celingukan tidak jelas mencari teman sekolahnya yang baru saja selesai mengikuti lomba. Lalu tiba-tiba matanya menangkap sosok temannya itu yang terlihat sedang memejamkan mata sambil memasang headset di telinga dan bersandar di sandaran sofa. "Youngjae-ah…"
Yoo Youngjae yang merasa namanya dipanggil, membuka kelopak matanya perlahan dan langsung duduk tegap saat menyadari siapa yang memanggilnya barusan. "O-oh Daehyun-ah…"
Daehyun segera menghampiri Youngjae dan duduk tepat di samping kanannya. "Keluarlah… aku harus bicara sesuatu kepadamu…" dan Youngjae hanya bisa mengangguk kaku menjawab permintaan Daehyun barusan. Apa yang ingin dia tanyakan? Dia tidak akan bertanya hal yang aneh-aneh kan? Saat dirasa Youngjae malah melamun, Daehyun segera mengguncang pundaknya perlahan. "apa yang kau lamunkan? Ayolah aku benar-benar harus mengatakan sesuatu kepadamu…" Daehyun langsung memegang pergelangan tangan Youngjae dan sedikit menyeretnya keluar dari ruangan.
Mereka terus berjalan dengan tangan Daehyun yang memegang pergelangan tangan Youngjae erat. "Yak Jung kita mau kemana? Kenapa kau terus menyeretku?! Kau kira tidak sakit di seret seperti ini?!" Youngjae sibuk menggerutu yang sayangnya tidak dipedulikan oleh Daehyun. Lelaki seumuran Youngjae tersebut terus melangkah dan di saat ia menemukan tangga ke menuju rooftop, pemuda bermarga Jung tersebut bergegas menaiki tangga dengan terus –sedikit– menyeret Youngjae.
Setelah sampai di rooftop, Daehyun melepaskan genggaman eratnya pada pergelangan tangan Youngjae dan menatap pria manis yang sepertinya sekarang sedang marah. Haha dasar pemarah. Batinnya tertawa. Daehyun sedikit memajukan badannya yang membuat jarak diantaranya dengan Youngjae semakin dekat. "Aku membawamu ke sini, karena di sini tidak ada siapapun dan aku bebas bertanya kepadamu tanpa malu diperhatikan oleh orang lain."
Youngjae yang awalnya sedang kesal –marah– pada pemuda tampan di hadapannya ini seketika langsung siap siaga saat menyadari jarak diantara mereka terasa terlalu dekat, bagi Youngjae tentunya dan membuatnya mundur secara perlahan, tetapi ia tetap memasang tampang tenangnya. Seperti tidak terjadi apapun. "Memangnya apa yang ingin kau bicarakan padaku?"
"Aku akan langsung ke intinya saja, tapi sebelum itu, chukkae penampilanmu sungguh luar biasa hari ini." Daehyun tersenyum kepada Youngjae dan Youngjae hanya membalasnya dengan senyum simpul yang begitu singkat.
"Eo gomawo. Lalu apa yang ingin kau tanyakan?" Sungguh Youngjae tidak ingin bertele-tele. Memikirkan apa yang akan ditanyakan pemuda menjengkelkan di depannya ini membuatnya sesak napas. Pikirannya melayang kemana-mana. Bagaimana jika ia bertanya hal yang tidak terduga bagi Youngjae dan bagaimana jika Youngjae tidak bisa menjawabnya. Pastinya hal itu akan sangat memalukan dan Youngjae tidak ingin hal itu terjadi. Tidak! Tidak bisa! Youngjae harus bisa berpikir cerdik! Harus!
"Mengapa kau memakai laguku? Bukankah waktu itu kau menolaknya mentah-mentah?" Daehyun ingat hari itu, hari di mana mereka menjadi partner dan Daehyun mengusulkan lagunya, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Youngjae dan ingatkan Daehyun jika waktu itu ia merasa sangat sakit hati pada Youngjae. Dia tidak akan lupa hari itu. Tidak akan pernah!
"Aaahhh soal itu…" Youngjae akhirnya bisa bernapas lega, jadi Daehyun hanya bertanya soal itu. Haha tak masalah, Youngjae bisa menjawabnya dengan baik, "yaa benar aku memang menolaknya waktu itu dan… tepat di hadapanmu, mian… tapi setelah aku membaca ulang salinan lagu yang sempat kau berikan padaku sebelum insiden penolakan lagu itu, aku mulai berubah pikiran dan mulai mempelajari lagumu diam-diam… lagu buatanmu bagus juga ternyata… maafkan aku karena selama ini tidak pernah mengatakannya padamu dan itu juga alasan kenapa kemarin malam aku memintamu untuk membawa buku musikmu… eum karena aku tau di dalamnya ada banyak sekali catatan tanganmu… dan juga anggap saja ini kejutan untukmu. Yah kejutan! Taraaa! Kau senang?!"
Daehyun hanya bisa bercengo ria mendengar jawaban dari Youngjae, selain karena ia tidak percaya bahwa ternyata selama ini Youngjae merubah pikirannya, juga karena gesture terakhir yang Youngjae berikan pada Daehyun. Tangan direntangkan ke atas selebar mungkin dengan senyum merekah yang terlihat begitu konyol. "Errr.. okay… yeahh okay…" otak Daehyun masih belum bisa mendapatkan jawaban selain 'yeah okay'
Youngjae buru-buru kembali ke posisi normal. Sedikit berdeham dan merapikan jasnya. "Jadi… hanya itu saja kan? Apa aku bisa kembali?"
Daehyun seketika menatap tajam mata Youngjae, lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Ani! Ada satu hal lagi yang akan aku katakan kepadamu."
"Oh God… kau benar-benar… ah baiklah cepat katakan!"
"Karena ini laguku dan kau memakainya tanpa sepengetahuanku, jadi sebagai bentuk tuntutanku kepada namja pemarah sepertimu… aku akan meminta satu hal. Hanya satu hal, tapi kau harus mengabulkannya. Jika tidak, aku akan mengatakan ini kepada Kepala Sekolah jika kau melakukan pelanggaran copyright terhadap laguku. Bagaimana?"
"Heol! Kau mengancamku eoh?! Lagipula kau sendiri kan yang menawarkannya kepadaku!"
"Iya, tapi waktu itu kau sudah menolaknya dengan kejam dan setelahnya kau mempelajari laguku diam-diam. Sangat keterlaluan!"
"Hhhh~~~ arraseo… arraseo… lagipula aku sudah minta maaf kepadamu kan barusan. Lalu apa yang kau mau?"
"Pesta akhir tahun nanti… di pesta itu kau akan tampil kan… aku hanya ingin… kau-tampil-bersamaku." Daehyun mempercepat kalimat terakhirnya dan mengatakannya dalam satu tarikan napas. Membuang pandangannya ke arah lain agar tidak bertemu pandang dengan mata berkilau Yoo Youngjae. Bagaimana jika sampai Youngjae menolaknya?
"Nde? Kau… apa kau bersungguh-sungguh?" Youngjae sempat merasa kaget atas permintaan Daehyun barusan, tetapi detik berikutnya entah mengapa hati Youngjae menyetujuinya hal itu. Dadanya terasa penuh dan bergemuruh. Bibirnya menahan senyum sekuat tenaga. Sungguh ini kebahagiaan keduanya hari ini.
"Ck! Iyaaa…" Daehyun menjawabnya dengan gesture malas yang dibuat-buat.
"Baiklah aku setuju. Asal kau tau aku menerimanya karena tidak ingin mendapat masalah dari Kepala Sekolah. Akan tidak adil jika hanya kau yang meminta sesuatu dariku. Karena aku juga telah membawakan lagumu dengan baik, maka aku layak mendapatkan imbalan kan?"
YES! Daehyun berteriak senang dalam hati dan tentu saja ia tidak akan memperlihatkanya, sebagai gantinya ia hanya berdeham pelan. "Apa yang kau mau?"
"Bukumu… buku musikmu yang penuh dengan catatan itu… err bolehkah aku memilikinya?" kali ini Youngjae benar-benar menatap Daehyun penuh harap. Dia benar-benar menginginkan buku itu, bukan karena ada hal yang lain, tetapi karena ada catatan tangan Daehyun yang menghiasi setiap lembarnya. Alasan yang aneh memang, tetapi Youngjae sudah terlanjur merasa bahwa hal itu merupakan sesuatu yang spesial yang harus ia miliki. "jadi bagaimana Daehyun-ah? boleh kan? Kumohon…"
"Ne… ne… ne… kau boleh memilikinya, tidak perlu memohon seperti itu, tapi ingat kau harus menjaganya, karena buku itu juga penting bagiku."
"OH JINJJA?! KAU TIDAK BERCANDA KAN?! WUUUAAAHHH TERIMA KASIH BANYAK JUNG DAEHYUN! KAU YANG TERBAIK!" Youngjae melompat kegirangan kesana kemari. Sungguh! Demi Tuhan! Youngjae benar-benar bahagia. Ia bahkan tidak tahu mengapa ia bisa sesenang ini hanya karena mendapatkan sebuah buku 'bekas' dari orang lain. Bagi Youngjae ini bukan merupakan sebuah buku 'bekas', ini adalah buku teristimewa di antara buku-buku yang mahal sekalipun, karena di dalamnya ada banyak sekali coretan tangan yang membuktikan kerja keras seseorang dalam mendalami dan belajar musik dengan sunggu-sungguh. Ohhh… Youngjae ingin menangis rasanya.
Daehyun yang melihat Youngjae begitu kegirangan hanya bisa ikut tertawa. Sebegitu istimewanya kah bukuku? "Tak masalah… dan ingat jangan sampai hilang, tapi ngomomg-ngomong kita harus kembali sekarang. Kau tidak penasaran apakah kau menang atau tidak heum?"
Youngjae yang sudah berhenti dengan kegirangannya, menatap Daehyun polos. "Sejujurnya aku tidak terlalu peduli dengan kompetisinya… dan aku juga tidak tertarik dengan hadiahnya, jadi… lupakan saja hehe, lagipula aku ingin pulang…"
Daehyun menatap tak percaya kepada Youngjae. "Itu Macau dan kau tidak tertarik?! Daebak…" Youngjae hanya tersenyum kecut dan menggeleng lucu. "baiklah kita pulang saja… aku akan mengantarmu." Daehyun berjalan mendahului Youngjae dan sebelum benar-benar sampai pada pintu, panggilan keras Youngjae menahannya dan membuat Daehyun menoleh.
"TEMAN?" Youngjae yang sepertinya mengerti akan kebingungan Daehyun segera melanjutkan teriakannya. "AYO KITA BERTEMAN JUNG DAEHYUN!" teriak Youngjae dengan keras dan ia mengakhirinya dengan senyuman yang sungguh manis. Bukan lagi senyuman sinis seorang Yoo Youngjae, tetapi senyuman pertemanan yang terasa begitu tulus.
DEG. Daehyun terpaku sejenak dengan senyuman dan perkataan Yoo Youngjae. Teman? Jadi sekarang Youngjae sudah menganggapnya sebagai teman? Itu artinya Youngjae sudah melunakkan sedikit hatinya untuk Daehyun kan? Apakah hanya sebatas teman? Tidak bisakah lebih? Sahabat… mungkin? Atau… tidak, Daehyun tidak akan berpikiran lebih jauh untuk saat ini, ia tidak boleh menginginkan hal yang lebih dari ini, Youngjae menganggapnya sebagai teman saja sudah cukup. Tak apa, begini saja sudah membuatnya sangat bahagia. Sungguh ia sangat bahagia.
"Teman…" Daehyun membalas senyuman Youngjae tak kalah tulus. Mereka berdua berdiri saling berhadapan, walaupun dengan jarak yang lumayan jauh, tetapi tidak membuat senyum itu lepas dari bibir masing-masing. Saling tersenyum sebagai bentuk awal pertemanan mereka.
.
.
TBC (P.S : baca Author Note ya yeorobun ;) thank you~~ )
.
.
ANNYEONG YEOROBUUUNNNN… HAAIIIII LY COMEBACK! I MISS Y'ALL ! masih ingat sama Ly? ada yang kangen Ly? /GAK ADAAAA/ okay okay.. akhirnyaaaaa bisa kembali lagi Ya Allah alhamdulillah.. maaf semuanyaaa karena selama ini Ly kena WRITER'S BLOCK TT_TT. Jadi selama ini Ly enggak tau harus nulis apa. Enggak ada ide sama sekali yang menarik. Setiap mau nulis selalu stuck di situ dan enggak ngerti harus ngelanjutin kayak gimana dan pas bisa nulis banyak, waktu itu udh nulis 1.000 kata lebih dan itu udh lumayan bgt bagi Ly, tapi pada akhirnya enggak bisa Ly share karena enggak ada feelnya sama sekali. Trus Ly buat cerita baru lagi, tapi tetep gagal dan pernah di depan laptop berjam-jam cuman diem doang, trus tiap udh nulis dikit ujung2nya Ly hapus lagi. Parah banget pokoknya kawan dan jujur Ly stress karena enggak bisa nulis kayak biasanya. Kalo di antara reader ada yang author, pasti ngerti kok gimana rasanya. DAN KEMAREN TEPAT PADA HARI JUMAT, LY MENDAPATKAN IDE DARI SESEORANG, TERIMA KASIH BANGET, TERIMA KASIH BANYAK ADIKKU TERCINTA SEPANJANG MASA. MAKASIH MAKASIH MAKASIH. Ly mulai nulis lagi, dari hari jumat hingga hari ini (minggu) akhirnya taraaaaaaa terciptalah suatu karya daejae fanfiction. Ff ini merupakan ff dalam masa penyembuhan dari writer's block, jadi maaf banget karena banyaknya kekurangan dalam tulisan Ly kali ini.
Untuk yang sudah mereview ff Ly yang happydamchuday – I Love You More sama When Love Come, terima kasih sebanyak banyaknya. Selama ini review kalian semua menjadi penyemangat Ly untuk comeback, karena Ly selalu ngebaca ulang review2 dari kalian dan ada kah yang masih menunggu When Love Come? Ada yang masih ingat sama ff itu? jika ada yang masih menunggu, maaf tunggu sebentaaarrr lagi. Ff itu bakal aku lanjut dan Insya Allah enggak bakalan discontinue dan makasih juga karena udh nunggu updatenya.
Btw ini ff aslinya oneshot, tapi entah mengapa jadi two shots -_- /halah yo wes lah rapopo/
Okee sekian, terima kasih karena sudah membaca Author Note dari Ly. Sayang kalian semua…
Annyeong ;)
-LY-
#foreverwithbap
