~ HAPPY BIRTHDAY ~

Author: Katayanagi Namika

Kamichama Karin © Koge Donbo

Happy Birthday Chapter 1

Genre: Family, Friendship

Rated: K

Warning!: G4B= Gaje banget, Gak seru, Garing, Gak ada bagus-bagusnya, Basi [DLL…] =_="

.

.

Yuup! This is my second FF. Dalam 'kesempatan' kali ini, author bikin FF yang lebih 'berbobot' dari sebelumnya! Yah, mungkin ceritanya jadi aneh. Tapi, author rasa it's okay daripada sama sekali gak bikin FF. Hehehe… #Nyengir XD

.

.

Happy Birthday © Katayanagi Namika

.

.

KRIIING! Teriak jam wekerku. Aku yang masih ngantuk langsung mematikan weker itu. Alasannya, bukan karena berisik, sih! Tapi karna kalo bunyi terus, nanti batrenya cepet abis (anak irit gitu lo)… Dengan mata yang masih ngantuk, aku berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi, aku baru menyadari ada yang janggal. Tidak ada suara lembut Himeka yang memanggilku untuk sarapan! Bahkan tidak ada suara Kazune yang menyuruhku untuk cepat pakai bajunya. Akhirnya, setelah aku siap, aku berjalan menuruni tangga untuk memeriksa semuanya.

"Himeka? Kazune? Kalian disini?" tanyaku yang sudah berada di ruang makan. Tidak ada yang menjawab. Ya, memang disini ga ada orang. Yang ada, hanya sepiring sushi dan segelas jus di meja makan. Aku segera memakannya.

Setelah makanannya habis, aku sadar. Jam besar yang ada di ruang makan ini, menunjukkan pukul 7:45. Padahal, aku masuk sekolah pukul 7:30! Aku langsung mengambil tasku, dan cepat-cepat berlari keluar rumah. AKU TERLAMBAT!

Di perjalanan, aku berfikir, mengapa Himeka atau Kazune tidak membangunkanku? Perasaan, tadi malam hubunganku dengan mereka baik-baik saja. Dan juga, apakah aku salah menyetel jam weker? Masa iya?

Sesampainya di sekolah, kelihatannya ada beberapa anak yang berjalan dan berdiri di koridor. Pastilah mereka tidak mengerjakan PR, sehingga dihukum berdiri di koridor, pikirku.

Aku sudah sampai di depan kelas. Dengan nafas yang terengah-engah, aku memegang gagang pintu. Aku gemetar. Ya, maklum saja! Aku tidak pernah datang terlambat! Setelah menenangkan diriku, aku membuka pintu.

Kreek…

"Gomennasai, sensei!" Aku menunduk. "aku datang terla-" putusku. Aku sangat kaget melihat yang ada di kelas ini, hanya Miyon.

"Miyon?" kataku.

"ya?" kata Miyon.

"yang lain mana?" tanyaku.

"belum masuk!" kata Miyon dingin.

Kok Miyon jadi dingin begitu, ya? Pikirku. Tapi, aku langsung teringat… Belum masuk? Berarti… belum bel? Pikirku lagi.

"sekarang jam berapa, sih?" tanyaku kepada diriku sendiri.

"liat aja sendiri! Kamu kan punya mata!" kata Miyon.

HAAA? Jam 7? Padahal, jam dirumah… tadi jam dirumah menunjukkan pukul 7:45! Seharusnya sekarang jam 8! Kok bisa jadi jam 7? Pikirku.

"kenapa? Kayak abis ngeliat setan aja!" kata Miyon.

"i… ini… jam 7? Padahal, tadi jam dirumah… sudah jam 7:45… kok disini bisa jadi jam 7? Harusnya kan jam 8…" kataku.

"Ya mungkin aja jam dirumahmu rusak ato batrenya abis! Gak mikir banget, sih!" kata Miyon sinis, tak seperti biasanya.

Mengingat rumah, aku jadi teringat Kazune dan Himeka. Mereka gak ada di rumah, dan mereka gak ada di sekolah. Terus, mereka kemana? Aduhh… aku jadi cemas… Tapi, aku menenangkan diriku. Aku memikirkan hal-hal yang positif saja.

Teng-tong… Bel masuk berbunyi. Aku menjadi panas dingin karena Himeka dan Kazune belum masuk juga. Tapi, akhirnya aku lega karena 5 detik setelah bel berbunyi, mereka berdua masuk ke dalam kelas.

"Kazune, kau kemana saja?" tanyaku kepada Kazune yang tempat duduknya persis didepanku.

"Bukan urusanmu!" kata kazune keras.

"kenapa kau jadi begini, Kazune? Aku salah apa?" tanyaku kepo sambil memasang mata memelas.

"Aaah~! Berisik! Sudahlah!" kata Kazune lagi.

Aku melihat kearah Himeka. Ia sedang menulis di sebuah kertas yang berwarna-warni.

"Himeka?" kataku.

Himeka melirik sedikit, tapi ia tidak menengok. Ia melanjutkan menulis. (Author: Kasian deh, lo! Dikacangin… :p)

Sampai akhirnya, sensei masuk dan kami mulai belajar…


Teng-tong… bel istirahat berbunyi.

"Himeka, kita ke kantin, yuk!" ajakku.

"Silahkan kau sendri, Karin! Aku tidak mau bersamamu! Aku ada janji dengan Miyon, ini jauh lebih penting daripada kekantin denganmu!" kata Himeka pedas.

"Kok kamu jadi begitu, sih, Himeka? Kok kamu berubah? Aku salah apa? Himeka… Ayo jawab a-" kata-kataku dipotong Himeka.

"Terserah kau mau bilang apa, karin! Aku sedang sibuk. Jangan ganggu aku!" kata Himeka. Ia berjalan keluar kelas.

Aku sangat sedih Himeka, Kazune, Miyon, dan semuanya menjadi bertingkah tidak baik untukku. Akhirnya, dengan perasaan sedih, aku pergi ke ruang musik. Aku akan bermain musik untuk menenangkan jiwaku yang lagi galau (Author: Lho? Emangnya jiwa bisa galau, ya? Baru tahu…)

Aku sudah sampai di ruang musik. Aku segera membuka pintunya sedikit. Aku mengintip. Bagus! Tidak ada orang! Pikirku.

Aku mulai memainkan satu per satu nada di piano ini. Aku memainkan lagu apa saja yang ada di kepalaku saat ini. Karna aku lagi galau, jadi aku memainkan lagu galau juga. Aku memainkannya dengan setulus hati (ceilaah…). Permainan pianoku baguuus… sekali. Hingga akhirnya…

"Hanazono Karin, hentikan! Permainan pianomu sangat buruk! Apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Namika-sensei (guru musik) dengan keras. (udah tau Karin lagi main piano, pake nanya lagi… -_-)

Aku kaget! "Eh, sensei! Maaf… Aku kira disini tidak ada orang… sekali lagi, maaf sensei!" kataku.

Sebenarnya, aku berfikir, permainan pianoku jelek? Ah, masa? Aku ga percaya, deh, sensei… (Author: tenang, karin… Mungkin senseimu ini conge-an, kupingnya belum dibersihkan… #PLAK!)

"Yasudah, cepat sana keluar!" kata Namika-sensei. (Author: kali ini, aku jadi sensei-nya Karin…)

Tanpa basa-basi lagi, aku langsung lari keluar ruang musik. Aku sedih, hampir saja aku menangis. Aku nsedih karena aku dimarahi sensei. Dengan begitu, nilaiku pasti dikurangi… Padahal, kan, nilai di raportku sudah jelek… kalau dikurangi, nanti bakal tambah jelek… (author: yaaah! Dikirain sakit hati… -_-)

Aku langsung ke kelas. Dikelas, aku langsung membuka tasku. Mungkin saja aku membawa sebuah buku yang bisa kubaca, pikirku. Dan benar saja, aku membawa sebuah buku humor. Itu adalah buku baru Himeka yang kupinjam. Aku langsung membacanya. Aku cekikikan sendiri karena membaca buku itu, sampai bel masuk berbunyi.


Yah, sekarang sudah jam 2, waktunya pulang. Himeka seperti menghindar dariku, dia langsung cepat-cepat keluar bersama Kazune. Aku diam saja, karena hari ini, adalah hari piketku.

Saat aku piket, sepertinya teman-teman menjauhiku, tak mau dekat-dekat denganku. Aku sangat heran. Keherananku semakin menjadi-jadi karena teman-teman yang sekarang piket, semuanya izin pulang dengan alasan ada tugas kelompok di lesnya mereka.

Tinggallah aku seorang yang piket. Tapi, sedikit lagi aku selesai! Setelah selesai, aku segera pulang.

Aku melihat ada Kazune di gerbang sekolah. Mungkin dia menyesal dan ingin meminta maaf padaku atas perlakuannya padaku tadi pagi, pikirku.

"Karin," kata Kazune santai. Aku semakin yakin kalau dia mau minta maaf. Tapi, ternyata…

"KARIN! KENAPA KAU MENCORET-CORET BUKU KEDOKTERANKU, HAH?! Ini lihat! Kau tau, kan, betapa pentingnya buku ini untukku? Kenapa kau mencoret-coretnya?" kata Kazune kasar, sambil menunjukkan buku yang banyak coretannya.

Aku kaget! "bukan aku! Bukan aku, Kazune! Aku bersumpah, demi tuhan aku tidak melakukannya!" bantahku.

"kalau bukan kau, siapa lagi? Tadi saat istirahat, aku melihatmu cekikikan. Itu pasti karena kau sebal denganku, lalu berhasil mencorat-coret bukuku, kan?! Ayo mengaku!" Bantah Kazune.

"Akukan sudah bilang, aku tidak melakukannya. Demi tuhan, Kazu-" kata-kataku terputus karna tiba-tiba saja…

PPLLLAAAAAK! Tamparan keras Kazune mendarat dengan sukses tepat di pipiku yang mulus ini. Aku memegang pipiku yang merah.

"Sudah, jangan bawa kata-kata 'tuhan'!" kata Kazune pedas.

Aku marah, sedih, kecewa, semuanya tercampur menjadi satu. Hingga akhirnya, aku tak dapat menahan air mataku.

"Aku tidak percaya! Kau tidak mempercayaiku, Kazune…" kataku pelan. Aku segera berlari meninggalkan Kazune.

Kenapa? Kenapa semua ini terjadi padaku? Kenapa? Oh tuhan, mengapa semua orang menjadi membenciku? Mengapa menjadi aku yang salah? Pikirku.

Aku sudah sampai dirumah. Aku membuka pintu. Tampak Himeka, Miyon, Yuki, dan lainnya.

"SELAMAT ULANG TAHUN, KARIIIN!" kata mereka semua. Aku diam saja. Ekspresiku tidak berubah, tidak menjadi senang, sedih, tidak semuanya. Ya, aku lagi PW. Eh, ngomong-ngomong, emangnya sekarang hari ultahku?

"Selamat Ulang Tahun, Kariin!" kata seseorang dari belakangku. Suaranya mirip seperti suara Kazune. Dan setelah aku menengok ke belakang, ternyata orang itu memang Kazune.

Aku tersenyum kecut kepada Kazune. Aku berbalik lagi kepada teman-temanku.

"aku tidak percaya kalian melakukan ini semua. Apakah kalian tau? Aku sangat ketakutan mengetahui aku terlambat. Aku sangat lelah lari dari rumah sampai sekolah, begitupun sebaliknya. Aku sangat cemas mengetahui Kazune dan Himeka tak ada dirumah maupun di sekolah. Aku sangat bingung tentang sikap kalian yang berubah aneh. Aku sangat tidak percaya kalau permainan pianoku yang cettar membahana badai tornado (Author: yaaah… disaat kayak gini masih sempet-sempetnya sombong…) dibilang jelek. Aku tak percaya kalian melakukan kejutan dengan cara seperti ini!" kataku sambil berlalu, masuk ke dapur. (Author: lho? Ngapain ke dapur?)

"Yaaah! Berarti acara ultahnya gagal, dong?" desah Himeka dengan sebuah kue ulangtahun di tangannya. Ya, dia yang membawa kuenya.

"BERCANDAAA! HAHAHAHA…" teriakku tiba-tiba dari arah dapur.

"IIIIH! KARIIIN!" bentak teman-temanku gemas.

"bikin kaget saja,,," sambung Himeka.

Aku melipat tanganku didada. "aaaah! Masak dikagetin kayak gini aja kaget, sihh? Payah, aah!" kataku.

"iya, Karin! Kami minta maaf! Mungkin kejutannya terlalu lebayyyy," kata Kazune yang sekarang berada disamping Himeka.

Aku tersenyum tulus. "Iya, iya, iyaaa!" kataku.

Kamipun merayakan ultahku dengan canda dan tawa. Aku sangat senang!

"ini kado untukmu, kariin!" kata Miyon. Ia menyerahkan sebuah kado. "maaf, ya, Karin! Tadi aku bersikap kurang baik padamu." Kata Miyon. Aku mengangguk. Teman-teman yang lain juga secara bergantian menyerahkan kado untukku.

Aku menatap Himeka. Lalu, aku mendekatkan kepalaku ke telinganya.

"Himeka, kau harus menjelaskan semuanya setelah acara ini selesai!" bisikku. Aku mengedipkan sebelah mataku. Himeka mengangguk.

Ya, aku lega, ternyata sifat teman-temanku yang berubah jadi jahat itu sandiwara, bukan sungguhan. Aku samasekali ga bisa ngebayangin gimana hidupku nanti jika teman-temanku terus seperti itu…

T.B.C


.

.

Huftt… Chapter 1 selesai! Gimana? Gak seru? Hohoho… Jangan ditanyakan, deh! Udah pasti ga seru. Mungkin ada cerita yang mirip-mirip kayak gini, ne? Gomennasai! Aku ga tau. Soalnya, cerita ini tiba-tiba lewat gitu aja di otakku. Jadi, aku tulis aja! Setelah beberapa minggu buka-buka FF orang, aku ga nemuincerita tentang kejutan ulangtahun kayak gini. So, ku publish aja…

.

Oh, ya! Mungkin dicerita ini banyak skip time-nya, ya? Ohoho... peace! Tadinya aku mau bikin kejadian Karin lupa bawa buku PR-nya. Tapi, tentu harus ada sensei-nya, bukan? Nah, berhubung aku ga tau nama sensei di Kamichama Karin, jadi, aku skip, deh!

Bahkan nama sensei musik yang mengomeli Karin saja pakai namaku, Namika-sensei. Hehehe… Habisnya, aku kan ga tau nama sensei-nya Karin. #piss

.

.

Arigato sudah membaca FF basi ini!