Summary : Taehyung (18 tahun) menaruh hati kepada sekretaris Perusahaan besar yang sangat cantik dimatanya, Jungkook(23 tahun) dan inilah cerita Taehyung dan Jungkook yang terlibat dalam satu garis takdir yang sama.
.
.
Pair : Taekook, YoonMin, Namjin, etc
Main Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook
Other Cast : Member BTS, Wanna One, Seventeen,GOT7,EXO dan Grup Idol lainnya
Rate : T – M
Genre : Romance, Friendship
Warning : Ingat ini hanya cerita fanfiction (bikinan Fans) jika ingin Judge pakai bahasa yang baik. DON'T LIKE DON'T READ. Typo berserakan. Bahasa berantakan.
Semua karakter hanya untuk mendukung cerita, jadi kalau ada yang ga enak dengan peran, INGAT ! Cuma peran eh ! di dunia nyata jangan benci mereka yaaa…
.
.
-DEAR TAEHYUNG-
(Someone Who Stole My Heart)
.
.
.
Chapter I : Begin !
" Jungkookie, tolong bawakan berkas ini ke meja Direktur" Jungkook mengambil berkas yang diberikan Jimin, salah satu orang penting di bagian fashion design di Big Corp. Big Corp, Salah satu Perusahaan yang bergerak dibidang hiburan, mode dan retail yang terkenal.
" Baik hyung!" Baru saja Jungkook berjalan menuju lift ke ruangan Direktur Utama Perusahaan itu, Jimin kembali memanggilnya.
" Jungkook-ah, jangan lupa makan siang dengan kami nanti!" teriak Jimin. Jungkook hanya mengangkat tangannya dan memamerkan ibu jarinya tanpa menoleh ke Jimin, pemuda manis yang lebih tua setahun dari Jungkook.
Seulgi dan Joy yang melihat interaksi mereka terkekeh pelan. Di divisi Fashion Design atau sering mereka singkat menjadi FD merupakan salah satu divisi yang cukup terkenal di perusahaan mereka. Mereka yang berada di bawah naungan divisi ini harus memiliki kreativitas tinggi dalam menciptakan mode baru dalam masalah pakaian.
" Jungkook ikut bergabung dengan proyek baru eonnie?"tanya Joy kepada Seulgi. Seulgi mengangguk. Ia dari tadi sibuk menonton televisi di ruangan itu, melihat gossip tentang artis yang terus naik daun, Byun Baekhyun.
" Iya dia ikut, dia akan pergi survey menemui artis Baekhyun 2 minggu lagi denganku, kau pergi dengan Jimin dan Jin-oppa untuk survey bahan yang baru masuk ke gudang" jelas Seulgi. Joy hanya mengangguk. Sudah menjadi kewajiban untuk mereka terus mengikuti tren yang sedang berkembang, dan mereka harus mampu mengimbanginya dalam masalah mode, salah satunya dengan cara menyesuaikan dengan gaya berbusana influencer terkenal.
Joy kembali fokus ke televisi, mengabaikan orang-orang disana yang juga fokus dengan kegiatan mereka masing-masing.
" Wah, Jungkook sangat cekatan dan gesit. Dia langsung menyiapkan bahan untuk Sajang-nim kita dengan cepat. Aku tidak menyangka Eunwoo berani sekali mengabaikan adikku itu, mengabaikan malaikat divisi FD " celetuk Jin, pemuda yang senior di bandingkan Jungkook dan Jimin itu datang ke meja Jimin. Sudah menjadi tabiat mereka jika tidak ada kepala divisi, mereka akan senang hati menggosipi orang-orang yang ada di kantor mereka.
" Iya hyung. Jungkookie keras kepala, tidak bisa dinasehati. Awalnya saja mereka bahagia, sekarang lihatlah. Berpura baik-baik saja di depan kita. 5 tahun kebersamaan kita sangat tidak berpengaruh untuk keterbukaannya kepada kita. Eunwoo sialan itu juga tidak tahu diuntung, sudah diberi kekasih cantik, pintar dan sempurna oleh Tuhan seperti Jungkook, tapi dia mengabaikannya dengan sangat mudah" puji Jimin diselingi umpatan untuk kekasih Jungkook. Yang dikatakan Jimin tidak salah. Eunwoo, model andalan Perusahaan mereka, seangkatan dengan Jimin itu memang sedang menjalin hubungan dengan sekretaris manis di kantor mereka. Jungkook dan Eunwoo sudah menjalin hubungan 3 tahun, tapi setahun belakangan hubungan Jungkook dan Eunwoo merenggang.
" Kalian berdua masih belum selesai menggosip?" teriak seseorang dari belakang mereka. Jin langsung terbirit ke mejanya, tidak berani menatap kepala divisi mereka. Seulgi dan Joy tertawa melihat kejadian itu.
" Maaf kwajang-nim, kami sudah selesai " ujar Jimin tidak bersalah dengan cengiran andalannya. Setelah merasa aman, Kepala divisi mereka pergi dari sana.
" Hosiki-hyung sialan sekali hyung, kalau di kantor aku tidak berkutik berhadapan dengannya, tapi kalau saja di studio latihan, sudah ku tantang duel dance dia hyung" sekarang Jimin yang beralih ke meja Jin. Jimin memiliki hobi yang sama dengan kepala divisi mereka, menari.
" Iya, Dia memang sangat menyebalkan. Kalau saja bukan sahabat pacarku, sudah ku lempar dia dengan gunting ini" tanggap Jin membenarkan. Sebenarnya Fashion Design bukan passion Hoseok, jika di lihat dari bakat, Hoseok berbakat di bidang musik sama seperti pacar Jin, tapi karena ketegasannya dalam menghadapi masalah dan cenderung bisa beradaptasi dengan semua situasi makanya Direktur mereka mempercayakan bagian kepala divisi kepada pemuda Jung tersebut.
" Eh, tapi kau tahu tidak, si Mingyu adiknya Namjoon sering sekali mengajak teman-temannya ke studio musik Namjoon. Dan tampang mereka jauh di atas rata-rata, tampan sekali" ucap Jin memberitakan.
" Jinjja?" Jimin terlihat antusias dengan pembicaraan mereka. Jimin memang sudah di desak menikah oleh ayahnya. Setiap pulang ke rumah ia akan selalu ditanya sudah ada pacar atau belum.
" Kau tidak berniat mengencani anak berseragam kan, Chim?" tanya Jin. Jimin hanya cengengesan.
" Kalau tampan kenapa tidak hyung?" jawabnya.
" sadar diri Jimin, kau bukan remaja lagi. Pergi cari di bagian game atau retail, mereka tampan-tampan dan siap menikah" saran Jin.
.
.
" Jadi Jungkook-ah, apa kegiatanku hari ini?" tanya direktur bersuara berat di kantor besar itu. Park Chanyeol, seorang pria berusia tiga puluh tujuh tahun yang menjadi pimpinan dan pemilik saham terbesar di Perusahaan itu telah merintis Big Corp dari bawah sampai maju seperti sekarang. Chanyeol bisa membawa Big Corp menjadi terkenal dan manaungi orang-orang kreatif sehingga menghasilkan produk dan brand-brand terkenal yang dikonsumsi oleh masyarakat.
" Hari ini ada rapat dengan perwakilan perusahaan Ward pukul 10 pagi dan nanti ada pertemuan dengan Dewan Direksi perusahaan pukul 2 siang, Sajang-nim" jawab Jungkook. Pemuda manis itu sudah bekerja untuk Chanyeol selama 8 bulan secara resmi. Dulu Jungkook pernah magang di tempat ini dibagian Fashion Design, tetapi Direktur malah menariknya untuk menjadi sekretarisnya. Jungkook juga tidak dibatasi, Jungkook juga sering bergabung dengan Divisi FD untuk ikut merancang pakaian.
" Baiklah, kalau begitu kau boleh pergi" Jungkook mengangguk paham, dan berniat pergi dari ruangan Chanyeol, tapi sebelum melangkah menuju pintu, Jungkook bertanya kepada Chanyeol.
" Sajang-nim, hari ini mau dikirimkan bunga apa?" tanya Jungkook. Chanyeol tersenyum kepada pemuda manis itu. Jungkook tidak pernah lupa dengan rutinitasnya, 2 kali dalam seminggu, tepatnya hari rabu dan hari Jumat Chanyeol selalu mengirimkan sebuket bunga di tambah dengan kata-kata penyemangat untuk seseorang.
" Terserah kau saja. Aku mempercayaimu" Jungkook tersenyum dan undur diri keluar dari sana. Chanyeol merupakan sosok yang dikagumi oleh Jungkook. Pria mapan yang tergolong cuek dan misterius tapi memiliki kharisma yang tidak terbantahkan.
" Kau darimana saja, Kookie?" tanya Jeonghan. Salah satu orang penting dibagian Modelling dan Casting. Si pemuda cantik yang hobi mencari pemuda tampan padahal sudah memiliki tunangan. Dia bersama Minki dan Jimin akan betah berlama-lama di sebuah Kafe hanya untuk menarik perhatian anak-anak umur belasan yang sedang berkumpul bersama teman-temannya.
" Maaf hyung, tadi aku mengirimkan bunga dulu" jawab Jungkook. Dia duduk disebelah Minhyun, pemuda putih yang bekerja dibagian HRD.
" Untuk orang spesial Sajang-nim?" tanya Minki. Jungkook hanya tersenyum, membuat orang-orang yang ada disana gemas setengah mati.
" Rahasia hyung!" bisik Jungkook, Minhyun tidak tahan dan langsung saja ia cubit pipi Jungkook.
" Astaga! Jinjja kiyowo! kenapa anak Sehun-ahjusshi ini sangat menggemaskan?" Minhyun masih tetap mencubit pipi Jungkook.
" Ya Hyung! manhi appo!" teriak Jungkook. Mereka terkekeh melihat Jungkook yang tersiksa. Mereka berlima memang kerap menyiksa adik kecil mereka di kantor dengan hal-hal menggemaskan.
" Kenapa kau tidak bergabung dengan divisi kami saja Kookie? Image polosmu, pasti banyak sekali yang akan tertarik untuk photoshoot denganmu" tukas Jeonghan. Dia selalu tahu barang-barang bagus.
" Dia tidak tertarik Jeonghan, jangan kau suruh terus adik kami masuk ke dalam divisimu, untuk dijadikan korban alat-alat make-upmu. Kau tidak tahu kalau kami sudah sangat solid di FD?" Jin tidak pernah setuju dengan pemikiran Jeonghan, menyuruh Jungkook keluar dari divisi mereka dan masuk ke dalam divisinya.
" Hum, benar jangan kau tarik Jungkook dari hidup kami. Setidaknya Jungkook akan menyelamatkan kami kalau kami terlambat melaporkan hasil design kepada Sajang-nim" tanggap Jimin. Jungkook hanya menghela nafas mendengar debatan kakak-kakaknya itu. Jungkook paling dekat dengan Jin dan Jimin, selain satu divisi, Jungkook dan Jimin adalah roommate di kos-nya sementara Jin selalu bersedia menjadi teman curhat Jungkook mengenai hubungannya dengan Eunwoo.
" Eh iya, hari ini aku mau kalian ikut ke studio musik nanti sore, hari ini Jonghyun ulangtahun, aku mengadakan pesta kecil-kecilan untuk dia disana" ucap Minki menginfokan. Si pemuda manis itu sudah menjalin hubungan 3 bulan dengan teman sekantor Namjoon tersebut, mereka dekat karena sering menemani Jin dan Namjoon pacaran ke bioskop ataupun hangout ke Mall.
"Kami ditraktir?" tanya Jungkook dan Jimin serentak. Minki tertawa mendengar pertanyaan kedua orang itu, keduanya sangat gila dengan penghematan dan hal-hal yang berbau gratis. Kalau untuk Jungkook wajar sekali, Jungkook memang dididik oleh keluarga sederhana, tapi Jimin yang notabennya seorang pewaris kaya sangat tidak seperti Jimin yang Minki kenal 3 tahun lalu. Pertemuannya dengan Jungkook, teman kecilnya itu dapat mengubah Jimin yang suka royal dan foya-foya menghamburkan uang. Sekarang hanya ada Jimin yang terkontaminasi untuk sederhana, teman satu kamar Jungkook yang memikirkan bagaimana cara mendapatkan diskon saat berbelanja bulanan minggu ini.
" Haha, aku persilahkan kalian untuk memoroti Jonghyun nanti setelah pulang kerja, dia akan traktir kalian makan" Jungkook dan Jimin serentak mengangguk mendengar hal itu.
" Kau sudah izin dengan Namjoon untuk memakai studionya?" tanya Jin. Minki mengangguk.
" Sudah-hyung, Namjoon-hyung mengizinkan memakai studio mereka nanti sore" jawab Minki. Namjoon itu pacar Jin, sosok penting divisi Musik. Jin menerima cinta pemuda yang lebih muda 2 tahun darinya itu sewaktu mereka masih kuliah. Sekarang mereka sudah berpacaran selama 6 tahun, sering sekali putus nyambung. Di tambah Namjoon juga anak dari salah satu pemilik saham terbesar di perusahaan mereka.
" Jam berapa nanti acaranya?" tanya Minhyun.
" kau tidak sabar bertemu sama si Kwon itu? " goda Jimin.
" Diam kau Chim!" Minhyun malu sekali jika digoda seperti ini. Dia memang sedang dekat dengan Kwon Hyunbin, si pemuda yang berada di divisi Musik.
" Eh, si Kwon itu punya teman tidak? Kenalkan denganku satu saja! Eung eung Minhyun-ah" Jimin mendekat ke arah Minhyun, membuat Minhyun harus bergeser dari bangkunya.
" Ya Jimin! Menyingkir!" teriak Minhyun, membuat mereka semua tertawa.
" Kau sedang ada masalah dengan Eunwoo? kenapa dari tadi sering sekali diam?" tanya Jin. Jin selalu tahu jika terjadi sesuatu yang aneh dengan Jungkook. Jungkook sudah seperti adiknya sendiri.
" Dia belum memberi kabar sejak tadi pagi hyung" jawab Jungkook. Jin mengusap punggung Jungkook lembut, memberikan senyuman yang menenangkan Jungkook.
" Dia mungkin sedang sibuk. Kau tahu pasti bagaimana jadwal modelling-nya, bukannya hari ini dia ada photoshoot diluar?" Jungkook mengangguk membenarkan, hari ini Eunwoo memang ada shoot di salah satu tempat hiburan, mempromosikan tempat itu dengan salah satu model cantik, Sejeong. Sejeong juga salah satu orang yang dekat dengan Jungkook.
" Iya hyung, hari ini dia ada pemotretan diluar sama Sejeong" jawabnya lagi.
" Astaga Kookie, kau benar-benar bisa bertahan dengan kedekatan mereka?" tanya Jin. Jin sebenarnya sangat risih dengan Eunwoo dan Sejeong yang terlihat sangat dekat. Eunwoo kadang tidak bisa memposisikan dirinya sebagai pacar Jungkook dengan baik.
"Hyung , mereka hanya berteman" ucap Jungkook. Jungkook melirik ke arah 4 orang lainnya yang masih sibuk dengan obrolannya, Jungkook tidak mau masalah hatinya membuat semua orang ikut memikirkannya.
" Oke terserahmu saja, jangan salahkan aku kalau nanti menghajar dia karena menyakitimu" Jungkook kembali mengangguk.
.
.
Sesuai dengan permintaan Minki, mereka sudah berkumpul di studio milik divisi Musik. Mereka mendapat izin selama satu jam untuk merayakan ulangtahun Jonghyun di kantor. Minki masuk ke dalam ruangan itu dengan kue tart di tangannya. Jungkook dan Jimin mengekor di belakang, sementara Jin, Jeonghan dan Minhyun sudah menyelonong masuk dahulu. Mendekat ke arah orang-orang terkasih mereka.
" Selamat ulangtahun hyun!" Jimin mencium pipi Jonghyun, Minki langsung mendelik tidak suka kepada sahabatnya itu.
" Ya! dia pacarku, jangan seenaknya saja kau cium-cium! Kesana!" teriak Minki. Jimin hanya cengengesan. Jimin memang hobi melakukan skinship dengan orang-orang terdekatnya, termasuk kepada Jonghyun dan Namjoon. Berbeda dengan Jin yang santai saja ketika Jimin menempeli Namjoon, Minki akan murka jika Jimin mendekati Jonghyun-nya.
" Makanya cari pacar, jangan menempeli kekasih orang terus!" teriak Minki lagi. Jimin tertawa.
" Dasar posesif!" cibir Jimin. Dia bergabung dengan Jungkook, duduk di karpet merah yang ada di dalam ruangan itu. Divisi Musik memang sama santainya dengan Fashion Design, tapi disini lebih sangat santai. Mereka juga bekerja seenaknya, tidak memiliki jam kerja menentu selain rapat dengan pimpinan.
" Selalu menyenangkan ke divisi Musik kan Kook?" tanya Jimin, dia sedang melihat-lihat sekeliling ruangan itu dengan matanya. Menelisik perubahan yang ia dapat sejak terakhir datang kemari.
" Oh, ada yang beda" gumam ada Jimin.
" Warna dindingnya hyung, terakhir kita kemari dindingnya warna biru sekarang warna merah" tanggap Jungkook. Jimin mengangguk setuju, warna dinding di belakang monitor besar milik divisi Musik memang sekarang berubah warna.
" Kau sangat jeli Kook, teliti sekali" Jungkook hanya tersenyum mendengar ucapan Namjoon. Pemuda itu sedang merangkul pinggang Jin. Mereka semua disana sangat salut dengan pasangan yang memutuskan untuk menikah tahun depan itu, selalu mesra dimanapun.
" Ayo potong kuenya sayang!" Minki heboh sendiri. Minhyun yang tengah malu-malu disamping Hyunbin hanya tersenyum melihat kelakuan kekasih Jonghyun itu.
" Iya sayang, sabar sebentar, Okay? Hyung, by the way nanti Mingyu datang kemari bareng teman-temannya tidak apa-apa dengan keributan ini?" tanya Jonghyun kepada Namjoon.
" Tidak apa-apa, nanti mereka hanya menjawab soal latihan saja Hyun" jawab Namjoon. Jin menatap Namjoon.
" Mingyu dan teman-temannya belajar disini sekarang, Appa menyuruh Mingyu belajar denganku, sayang" jawab Namjoon. Mingyu, adik satu-satunya Namjoon.
" Jadi itu sebabnya Mingyu sering datang kemari?" Namjoon mengangguk, kemudian mencuri satu ciuman dari bibir Jin.
" Hyung, jangan umbar mesra, Aku iri!" Minki melempar korek api yang ada ditangannya ke kepala Jimin, membuat si korban mengaduh.
" Sakit Sialan!" teriak Jimin.
Beberapa lama kemudian, pintu studio terbuka. Disana ada beberapa anak muda memakai seragam sekolah.
" Hyung, lagi sibuk ?" tanya pemuda tinggi yang berada di depan para pemuda yang ada di pintu.
" Tidak, Ayo cepat masuk" ucap Namjoon. Pemuda itu membawa teman-temannya masuk ke dalam. Ada 6 orang yang dibawanya.
" Hyung, hari ini aku bawa 2 teman tambahan, Taehyung dan Yoongi" ucap pemuda tinggi tadi, Kim Mingyu. Namjoon mengangguk. Bagi Namjoon, tidak masalah seberapa banyak teman yang bawa Mingyu, yang penting adiknya itu mau belajar.
Taehyung dan Yoongi mengenalkan diri mereka. Dan 4 orang lagi, Namjoon sudah kenal. Daniel, Guanlin, Lucas dan Jaehyun.
" Mereka tampan-tampan sekali!" celetuk Jimin yang membuat mereka memandang ke arah Jimin.
" Ya! aku lagi memuji mereka, astaga! susah sekali mengemukakan pendapat kepada kalian" teriak Jimin tidak suka di pelototi oleh teman-temannya. Mingyu tertawa melihat keakraban teman-teman kakaknya itu.
" Eh, ramai sekali! Sorry aku baru datang" Hoseok masuk ke studio itu. Cukup tercengang melihat banyak sekali orang-orang disana.
" Telat sekali Hosiki, darimana?" tanya Jin.
" Jangan dibiasakan untuk ingin tahu urusan orang hyung, kau semakin mirip dengan Jimin" jawab Hoseok, kemudian ia melenggang ke arah kulkas ruangan itu. Jimin hanya mencibir dengan perkataan kepala divisinya.
" Seok, ambilkan juga buat mereka. Soda saja, jangan soju!" ucap Namjoon, Hoseok mengacungkan jempol.
" Hyung! Jangan soda semua, Taehyung tidak bisa minum soda" tanggap Mingyu.
" Kenapa Tae?" tanya Jin halus. Taehyung tersenyum.
" Asam lambungku lagi kumat hyung, lagi tidak bisa minum soda, air mineral saja hyung" jawab Taehyung sopan. Jungkook terus mengamati pemuda tampan itu. Kalau boleh dikatakan, Mingyu dan teman-temannya memang tampan semua. Meski berbeda versi tapi mereka semua memang enak dilihat.
" Daniel, kenapa diam saja kali ini?" tanya Jonghyun. Biasanya Daniel dan Lucas adalah biang keributan jika mereka datang.
" Aku lapar hyung !" mereka semua tertawa, dan Namjoon akhirnya memesankan pizza untuk mereka.
Selagi rombongan Minki merayakan ulangtahun Jonghyun, rombongan Mingyu belajar disudut ruangan lainnya. Jungkook yang duduk di karpet, hampir bersentuhan dengan punggung Taehyung yang ada dibelakangnya.
" Eh, maaf!" ucap Jungkook saat ia tidak sengaja punggungnya tersandar ke punggung Jungkook.
" Tidak apa-apa, noona cantik" tanggap Taehyung. Jungkook sedikit terkejut ketika pemuda tan itu berbicara demikian.
" Maaf, tapi aku juga laki-laki. Sejenis kelamin denganmu, Aku tampan bukan cantik!" ucap Jungkook merengut. Jin yang melihat itu hanya tersenyum.
" Melihat apa sayang?" tanya Namjoon. Namjoon setelah memberikan soal kepada mereka, langsung bergabung dengan pacarnya yang duduk di sebelah Hyunbin.
" Entah kenapa, sepertinya Jungkook lebih cocok dengan Taehyung Joon-ah, berbeda dengan Eunwoo, meskipun tampan aku merasa tidak nyaman Jungkook bersamanya" jelas Jin.
" Sayang, aku tau kamu khawatir dengan Jungkook. Tapi jangan insecure seperti ini, percaya saja dengan Jungkook. Dia kan adikmu, jadi kau harus percaya dengannya, Okay?" Jin mengangguk.
Taehyung terkekeh mendengar jawaban teman kakak Mingyu, yang Taehyung tahu namanya adalah Jungkook. Menurutnya, Jungkook memang manis, tidak kalah dengan gadis-gadis cantik diluar sana, meskipun dia adalah seorang laki-laki. Taehyung merasa jatuh cinta dengan sosok polos itu. Sewaktu memasuki studio ini pertama kali, Taehyung sudah jatuh cinta dengan pesona pemuda bergigi kelinci itu.
" Kau gila Tae?"tanya Yoongi. Dia ngeri sendiri melihat Taehyung yang tersenyum tidak jelas.
" Aku sangat waras sekarang hyung" jawab Taehyung singkat. Yoongi kembali melanjutkan menjawab soalnya.
" Eh, kenapa kau bisa paham sekali matematika seperti ini ?" Yoongi mengadah melihat orang yang berbicara. Yoongi menelungkup di karpet itu, setelah Namjoon memastikan tempat mereka bersih, si pemuda pucat itu langsung membaringkan tubuh dan mulai mengerjakan tugasnya.
"Meskipun aku sering bolos tetap saja mengerti soal seperti ini. Bahkan anak tingkat satu juga bisa menjawab pertanyaan mudah seperti ini, memangnya kau tidak tahu cara menjawabnya?" jawab Yoongi langsung. Sarkas sekali. Yoongi memang sempat risih melihat Jimin yang terus berbicara dari tadi.
" Astaga kenapa menggemaskan sekali?" tanggap Jimin lagi. Semua yang ada disana heran, Jimin sedang menggoda Yoongi atau bagaimana.
" Silahkan dilanjut" ujar Jimin, kemudian dia bergabung dengan Hoseok yang sedang mencomoti kue ulangtahun Jonghyun.
" Jangan galak-galak hyung" bisik Guanlin.
" Mau kemana Kook?" tanya Minhyun ketika melihat Jungkook yang berdiri.
" Itu hyung, Eunwoo sudah di perusahaan aku mau bertemu sebentar, tidak apa-apa kan?" semua yang ada disana memberi izin, Jungkook keluar dari ruangan itu.
" Eunwoo siapa?" tanya Taehyung kepada Mingyu.
" Pacar Jungkookie-hyung kalau tidak salah" jawab Mingyu. Taehyung hanya diam menanggapi jawaban Mingyu.
'kakak cantik sudah punya pacar' batin Taehyung.
" Oi Taehyung, minta nomor ponselmu" ujar Jimin setengah teriak. Tidak malu sama sekali dengan orang-orang disana.
" Oke hyung, kemarikan ponselmu hyung, biar aku masukkan" Taehyung menangkap ponsel yang dilemparkan Jimin dan mengetikkan nomornya di layar canggih itu. Kemudian ia mengembalikan ponsel itu ke pemiliknya.
" Oke terimakasih, tunggu chat dariku ya " Taehyung hanya mengangguk menanggapi. Para Uke yang ada disana hanya menghela nafas melihat tingkah Jimin.
.
.
.
" Hyung, bagaimana tadi acaranya? lancar?" tanya Jungkook, pekerjaannya hari ini selesai. Ia berniat pulang.
" Lancar, tadi kami hanya mengobrol santai saja, kami keluar satu jam kemudian, rombongan Mingyu juga pulang waktu kami keluar dari studio" jawab Jin.
" Kau pulang dengan siapa?" tanya Jimin, pemuda manis itu sudah siap mengemas barang-barangnya.
" Sama Eunwoo, tadi dia mengatakan kalau mengajakku pulang bersama hyung" jawab Jungkook, sedikit segan dengan kedua kakaknya tersebut.
" Oh Oke, kalau gitu berarti hanya Jimin yang pulang denganku dan Namjoon. Kabari aja kalau ada apa-apa nanti" Jungkook mengangguk menanggapi perkataan Jin. Jin selalu memastikan keadaan Jungkook.
" Ayo bersama jalan keluar, biar kau tidak terlalu lama menunggu Eunwoo" mereka bertiga berjalan menuju lift dan keluar bersama dari perusahaan.
" jangan lupa beri kabar jika terjadi sesuatu" teriak Jin dari dalam mobil. Jungkook melambaikan tangan dan mengangguk paham. Jimin juga melakukan hal yang sama, di bangku belakang dengan kaca mobil terbuka sepenuhnya, tangannya melambai-lambai ke arah Jungkook. Jungkook terkekeh pelan melihat kakak-kakaknya itu.
" Dasar Jiminie!" gumam Jungkook.
Dua puluh menit Jungkook menunggu, Eunwoo tidak kunjung datang. Tadi setelah bertemu Eunwoo memang ada pemotretan lagi satu sesi, dia menjanjikan akan menjemput Jungkook pulang kerja, mereka akan kencan. Tapi Jungkook belum melihat tanda-tanda pemuda itu datang.
Jungkook menghela nafas, harusnya jika dia ikut dengan kakak-kakaknya tadi dia sudah sampai di kos dan dia sudah duduk manis di depan Televisi menonton acara kartun yang tayang sore hari. Ponsel Jungkook berbunyi, satu pesan masuk.
From : Eunwoo Cha
Maaf aku tidak jadi menjemputmu, aku ada pekerjaan mendadak.
.
Jungkook menggertakkan giginya. Sangat kesal karena satu kalimat itu.
" Sial! harusnya katakan dari tadi kalau tidak bisa jemput" umpat Jungkook. Tidak ada pilihan lain, dia harus pulang naik bus jika ingin sampai ke kos.
Jungkook pun berjalan ke halte di dekat perusahaannya.
" Hei Nji, kenapa menekuk kepala terus?" tanya seorang pemuda kepada anak kecil yang ada di sampingnya. Mereka tengah duduk di halte bus. Jungkook yang baru datang hanya berdiri melihat interaksi mereka. Sedikit tertarik karena ia merasa tahu si pemuda itu.
" Hyung! kenapa Nji tidak punya papa?" tanya si kecil sambil menatap pemuda tadi. Pemuda itu berjongkok, menatap adiknya dengan senyuman.
" Kenapa Nji bertanya seperti itu, Hum ? Nji punya hyung sama Mommy" tanggap pemuda itu. Jungkook tidak percaya pemuda yang menurutnya tengil bisa selembut itu kepada anak kecil.
" Tadi Mi Joo di jemput oleh mama dan papanya hyung, Nji celalu dijemput cama hyung" cerita bocah berambut mangkuk berusia 3 setengah tahun itu.
" Mommy sibuk bekerja Nji, untuk membelikan Nji coklat sama mainan. Sekarang jangan sedih lagi, nanti hyung belikan ice cream" si kecil mengangguk semangat, senyuman terukir di wajahnya membuat matanya menghilang.
Jungkook mendekat ke arah mereka, ditangannya sudah ada coklat batangan, coklat yang selalu tersedia di tasnya jaga-jaga jika mendadak lapar atau tidak sempat makan.
" Ini untuk Nji" ujar Jungkook sambil mengulurkan coklat itu. pemuda itu mengadah melihat siapa yang memberikan coklat kepada adiknya.
" Noona cantik?"
.
.
.
To Be Continued.
.
.
Lama tak berkabar, apa kabar teman-teman sekalian ? Semoga baik-baik saja :)
Gimana part ini teman-teman? mohon review dan komentar serta kritikannya..
Mau lanjut atau ga nih?
