Title : The Perfect
Author : XiuMinSeok
Length : Chapter
Genre : YAOI/School Life/Drama/Romance/Friendship/Mystery(?)
Cast : Exotic (Yang Belum Tahu Baca Popular but Liars dulu) Lay, Kris, EXO Member
Rate : T
Warning :
Yaoi, BL, Typo, No Siders
so don't like don't read!
Cheon Sa
present
The Perfect
Prolog : Begini Awal Mulanya
Terinspirasi dari Novel Karangan Sara Shepard
Pretty Little Liars
Author hanya mengambil part seperti;
Geng yang beranggotakan 4 orang dan Musuhnya
Tapi alur cerita murni dari otak author sendiri
So DO NOT COPY MY FF
.
.
.
.
.
DISCLAIMER
EXO Member bukan punya author, tapi punya sang Pencipta, Keluarga, Sment
Author Cuma pinjam mereka buat FF ini doang
Happy Reading
#Kecup
FLASHBACK ON
Sewaktu kelas 9 di SMP, para Exotic plus Lay telah berteman 'akrab'. Namun, mereka tidak memakai sebuah nama untuk geng mereka. Saat itu, mereka sedang berada di garasi rumahnya Lay—yang sudah di design sedimikian rupa hingga terasa nyaman untuk nongkrong—, sedang mengerjakan tugas sekolah mereka. Sementara Lay mengganti pakaiannya, ke empat namja manis itu memulai percakapan.
Tao orang pertama yang berbicara. "Tidak kah kadang-kadang rasanya kau ingin membunuh Lay?"
Yang lain tersentak. Sebelumnya, mereka tidak pernah menjelek-jelekan Lay. Melakukannya sama saja dengan membakar bendera Korea Utara, atau mengakui kalau Lee Soo Man benar-benar seperti om-om mesum. Menghina Lay sama saja dengan selamat tinggal untuk selamanya dari dunia kepopuleran. Luhan menegang kala ia mendengar hal itu dari bibir merahnya Tao. Baekhyun mengerutkan dahinya, keheranan. Terlebih lagi D.O, matanya yang bulat jadi tambah bulat, tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.
Luhan menggulung rambut pirangnya di jemarinya dan tertawa gugup. "Membunuhnya karena Lay terlalu imut, mungkin." Luhan menekan tombol kamera, menyalakannya.
"Dan karena ia sangat jago dance." Tambah D.O
Tentu saja, dalam hati, apa yang mereka rasakan berbeda. Pada musim panas ini, Lay jarang berkumpul dengan mereka. Setelah ia mengenal Kris dari SMP tetangga, Lay lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya. Jalan bareng Kris, nonton bioskop bareng Kris dan teman-temannya dan tidak pernah sekalipun mengajak D.O, Luhan, Baekhyun, apa lagi Tao untuk bergabung bersamanya. Ya, Lay tahu kalau Tao juga menyukai Kris entah sejak kapan, dan itu malah membuatnya semakin gemar untuk menggoda Tao seperti : Tao, ternyata Kris mempunyai badan yang sangat sexy dan bibirnya itu loh… lembut dan manis.
Dan Lay sudah mulai menyimpan rahasia. SMS rahasia, panggilan telepon rahasia, tawa rahasia tentang hal-hal yang tidak diberitahukan Lay ke pada mereka berempat. Mereka membuka diri ke pada Lay, well itu karena terpaksa—mengatakan berbagai hal yang tidak akan mereka katakan ke pada orang lain, hal yang mereka tidak ingin seorang pun mengetahuinya—dan mereka menduga Lay akan bersikap sama. Bukankah Lay membuat mereka semua berjanji bahwa mereka akan mengatakan ke pada satu sama lain tentang segalanya, benar-benar semuanya, sampai kapan pun?
Luhan, D.O, Baekhyun, Tao benci memikirkan apa jadinya SMA nanti kalau situasinya tetap seperti ini. Tapi, itu bukan berarti mereka membenci Lay.
Tao mendesah pelan, bukan itu yang dimaksudkannya. Namun, yang keluar dari bibirnya adalah "Ya, itu lah yang kumaksud. Dia benar-benar membuat kita iri." Tao melirik ke arah Smartphone Lay, yang terjepit di antara dua bantal sofa. "Mau baca SMS-nya?"
"Ya," Bisik Baekhyun.
D.O berdiri dari tempat ia duduk di lengan sofa itu. "Entahlah…" D.O mulai menjauh dari Smartphonenya Lay, seolah-olah mendekat dengan benda kotak itu bisa membuatnya dicurigai.
Tao menyambar ponsel Lay. "Ayo. Apakah kau tidak ingin tahu siapa yang mengirim SMS ke padanya?"
"Mungkin hanya Kris," Bisik D.O, namun sesaat kemudian ia sadar kalau Kris adalah topik yang sensitif bagi Tao. Oke, semua orang juga tahu kalau Tao menyukai Kris sang namja cool dari SMP tetangga. Dan semua orang juga tahu kalau Lay sang sahabat dengan kejamnya menyambar Kris dari Tao. "Maksudku, Kris kan namjachingunya Lay, jadi…" Oops, D.O salah kata lagi.
Luhan—masih dengan memegang kamera di tangannya—berjalan ke arah Tao. "Mari kita baca."
Mereka berkumpul, D.O berdiri agak sedikit lebih jauh. Tao membuka Smartphone dan menekan tombol.
"Terkunci." Ringis Tao.
"Apakah kau tahu kata sandinya?" Tanya Luhan sambil merekam di kameranya.
"Coba hari ulang tahunnya." Bisik Baekhyun. Tao mencoba saran Baekhyun. Nihil. Layarnya tetap tidak berubah.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tao baru sadar kalau Lay telah berjalan ke arah garasi sekarang.
Tao kembali menaruh Smartphone Lay di atas sofa. Baekhyun mundur secara mendadak sehingga tulang keringnya menabrak meja kopi.
Lay melangkah dengan kaki mengentak ke arah garasi rumahnya itu. Ke dua alis matanya mengkerut.
"Apakah kalian memeriksa Smartphoneku?" Lay mengambil ponselnya itu dari atas sofa.
"Tentu tidak!" Seru Luhan.
"Iya." Dengan polosnya D.O mengakui. Luhan mendeathglare D.O dan bersembunyi di balik lensa kameranya.
Tapi Lay sudah tidak begitu peduli. Pasalnya seorang namja tinggi dengan rambut blonde yang memesona, mata elang yang tajam, hidung mancung, telah masuk ke dalam garasi rumah Lay saat itu. Ya, secara mengejutkan Kris tiba-tiba datang. Dan Tao sangat tidak mengharapkan hal itu. Luhan dan Baekhyun tersenyum canggung ke pada Kris.
Lay langsung—setengah berlari—menyambar Kris ke dalam pelukannya. Kris seolah sedikit jengah dengan tingkah Lay yang seperti ini. Kris menatap namja-namja manis yang ada di garasi itu dengan gugup. Luhan sengaja tidak melihat adegan pelukan posesif itu dengan menyibukkan dirinya pada kameranya. Baekhyun pura-pura tidak tahu. D.O hanya memutar bola matanya. Dan ada Tao yang membelalakkan mata pandanya. Tao benar-benar dibuat cemburu sampai ia harus berdeham dengan cukup keras.
"Wow, Lay. Kau tidak bilang kalau teman-temanmu juga ada di sini." Kris melepas pelukan sepihak dari Lay tadi.
"Aku sengaja. Karena kalau tadi kubilang ada mereka, kau pasti tidak mau datang." Lay tersenyum dengan kelewat manis di hadapan Kris sambil menuntunnya agar duduk di sofa, membuat Tao harus mencari tempat duduk lain.
Ke empat namja lain yang mulai muak dengan aura lovey dovey itu berpikir keras:
'Memangnya kalau ada kami, kenapa?'—Baekhyun.
'Ya ampun Lay, itu cuma Kris'—Luhan.
'Memangnya kami mau datang kalau hanya untuk menonton kalian bermesraan seperti sekarang ini?'—D.O
'Dasar pelacur!'—Tao.
"Jadi begini, kami ada tugas sekolah." Lay meletakkan tangannya Kris di atas pahanya. "Tugasnya adalah membuat sebuah film pendek bertema bebas. Dan karena sekarang musim panas, kami akan membuat film yang sedikit ada 'api'nya." Lay mengerlingkan matanya.
"Maksudmu film action?" Kris bertanya.
"Drama yang ada adegan action-nya lebih tepatnya." Lay menghentak-hentakan tangan Kris di atas pahanya manja. Hal yang membuat Tao semakin mendengus kesal. Baekhyun hanya terkekeh pelan melihat sahabatnya yang sedang cemburu itu.
"Jadi apa yang bisa kubantu?" Kris mulai tertarik dengan semua ini.
"Kau akan berperan menjadi kekasih yang menyelamatkanku dalam kobaran api yang mengganas." Lay sengaja membisikkan kata-kata kobaran api yang mengganas di telinga Kris, membuat Kris jadi sedikit kegelian dan yaaaa… tegang.
"Aku tertarik!" Seru Kris langsung.
"Well, malam ini aku dan teman-temanku akan mengambil adegan: aku yang sedang berada di dalam rumah pohon yang terbakar akibat ulah nakal anak-anak remaja yang mana akan diperankan oleh Luhan dan Tao." Lay melanjutkan. "Dan kau tidak perlu datang untuk adegan ini. Kau cukup datang di malam berikutnya untuk mengambil adegan penyelamatan."
"Arraseo." Kris menatap Lay secara intens.
Sayang, terlalu sial. Pada malam harinya Kris tetap saja datang ke rumah pohon yang akan dijadikan setting filmnya Lay tersebut—yang ada di belakang rumah Lay. Kris tetap datang karena alasan penasaran. Dan siapa sangka kalau siang tadi merupakan pertemuannya Kris dengan Lay yang terakhir. Karena disaat Tao dan Luhan berakting sedang memainkan kembang api secara brutal—yang mana pada adegan ini mereka sengaja mengarahkan salah satu petasan ke arah rumah pohon, yang di dalamnya ada Lay—percikan api dari petasan yang cukup banyak itu membuat api tersulut di rumah pohon sederhana itu.
Kris yang baru saja datang, terpesona dengan kobaran api dari rumah pohon itu yang bercampur dengan percikan api warna-warni dari petasan. Baekhyun yang menjadi juru kamera saat itu juga terpesona sehingga tidak menyadari kehadiran Kris. Tao dan Luhan yang tengah asik berakting juga tidak punya waktu untuk menyadari kehadiran Kris. Cuma D.O yang sadar akan kehadiran Kris saat itu.
Api bertambah besar. Rumah pohon itu benar-benar termakan oleh si jago merah. Dan seharusnya Lay telah keluar—meloncat—dari rumah pohon itu dari sisi belakang sejak tadi.
Iya, Lay seharusnya sudah meloncat dari rumah pohon itu sejak tadi, sehingga Luhan, Tao, Baekhyun, dan D.O tidak usah melihat jasadnya yang hangus secara mengenaskan.
FLASHBACK OFF
#KECUP
TBC
Halo readers, author gaje kalian kembali lagi dengan sequelnya Popular but Liars. Bagi yang belum baca, harap baca dulu deh. Monggo check Storynya author. Dan ini baru prolog loh. Sengaja prolognya author bikin flashback biar kalian menjadi sedikit mendapat pencerahan….
Hihihi, rencananya si mau Sabtu di update. Tapi, author takut gak sempat jadi sekarang aja. Gimana readers? Author tunggu reviewnya :)
And My Last Words
Thanks For Reading
And Review Please :)
#Aegyo Bareng Xiumin
