PROLOGUE
"Hei, Pendek!"
Langkah kaki ramping itu terhenti tatkala seseorang di belakangnya seenaknya saja mengubah namanya. Dia menjilati bibir bawahnya, sorot matanya yang kesal setengah mati, lalu rahangnya yang mengeras.
"Apa kau memanggilku, Slenderman?" tanya pemuda menatap tajam si-pengubah-nama itu dengan mata kecilnya.
"Apa kau tidak ada panggilan lain selain itu?"
"Aku yang seharusnya menanyakan itu padamu, Bodoh!' bibir tipis itu terlihat manis dipandang, namun pedas saat didengar.
"Byun Baekhyun, jika saja kau tinggi sedikit lagi, aku tidak akan memanggilmu seperti itu," kata si pemilik mata bulat dengan name-tag bertulisan 'Park Chanyeol', jangan lupakan seringaian mengejeknya.
Kalau saja ini bukan sekolah, Baekhyun akan segera menampar bibir tebal milik pemuda kelebihan kalsium itu dengan seluruh kemampuannya, sayangnya dia tidak mau kedua orang tuanya datang setelah dia melakukan hal tersebut kepada Chanyeol.
"Aku ingin bertanya padamu sedikit, apa motivasimu menggangguku selama ini, huh?" Baekhyun akan bersabar untuk kali ini.
"Karena kau ..." Chanyeol menggantungkan kalimatnya, terlihat berpikir, setelah mendapatkannya dalam waktu beberapa detik, bibir itu kembali menyeringai, "...pendek."
Setelah mengatakan itu, Chanyeol berlalu dari hadapan Baekhyun dan masuk ke kelas mereka. Ya, mereka satu kelas, satu meja pula. Bisa dibayangkan seberapa berisiknya kelas ketika mereka bertengkar.
"APA KAU BILANG?!" Baekhyun mengencangkan suaranya hingga seluruh kelas yang ada di koridor kelas dua belas dapat mendengar teriakan itu semua.
-o0o-
Baekhyun masih menatap Chanyeol di sebelahnya dengan tajam. Jika saja tatapan Baekhyun itu adalah pisau yang baru saja diasah, maka Chanyeol bisa saja terbunuh oleh tatapan itu. Sayangnya, itu hanya pengandaian saja.
"Bisakah kau tidak menatapku seperti itu? Aku takut saja, kau akan jatuh cinta padaku," tegur Chanyeol tidak lupa menyisipkan rasa percaya dirinya yang begitu besar itu.
Baekhyun menatapnya muak, tawa menghina terdengar di pendengaran Chanyeol.
Menggoda pemuda pendek itu sudah merupakan hobi bagi dirinya.
Lucu, katanya.
"Tampan apanya, seperti monyet begitu," cibir Baekhyun yang dibuat-buat. Chanyeol yang mendengar cibiran itu berbalik menoleh ke arah Baekhyun yang sudah memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelasnya.
Ketika Chanyeol akan bersuara, tiba-tiba beberapa anggota OSIS muncul di depan kelas. Semua murid menoleh kemana-mana, bertanya-tanya.
"Minggu ini kita akan sebuah kegiatan refreshing untuk kelas dua belas, jadi sebelum kalian menghadapi Ujian yang akan diadakan beberapa bulan lagi, pihak sekolah sudah setuju dengan usul kami yang ingin mengajak kalian refreshing. Kegiatan refreshing ini akan kita habiskan di hutan, kita akan berkemah. Kalian setuju atau tidak?"
"Setuju!" Satu kelas serentak berteriak dengan kata yang serupa.
Baekhyun bertepuk tangan antusias. Chanyeol juga tidak kalah antusias dengan mendorong-dorong bahu Baekhyun hingga pemuda pendek itu terjatuh dari kursinya.
"Chanyeol!"
Sudah tahu bukan siapa yang berteriak ini?
Seluruh warga kelas memperhatikan kedua pemuda yang memang tidak ada akurnya.
"Sudah, biarkan saja mereka berdua, mengurusi mereka memang tidak ada habisnya," celetuk Guru Kim yang sudah terbiasa dengan kelakuan Chanyeol dan Baekhyun.
"Oke, kalian setuju ya? Persiapkan diri kalian ya, jangan lupa minta izin kepada orang tua kalian dahulu!"
"Siap!"
Baekhyun mengelus pantat semoknya yang mencium ubin, matanya tak lepas menatap lekat-lekat Chanyeol, sementara itu bibirnya terus mengeluarkan sumpah serapah untuk pasangan sebangkunya itu.
Chanyeol yang melihat itu menahan tawanya, "Enak kan?"
"Enak apanya, Bodoh?!" hardik Baekhyun menahan emosinya yang rasanya sudah berada diubun-ubun.
"Kau saja sana, pantatmu mencium benda keras!" ujar Baekhyun mendudukan dirinya di kursi dengan kasar alhasil dia kembali berteriak kesakitan, lalu mengelus pantatnya lagi.
"Kau mengelus pantat terus, sini kuelus, siapa tau bisa hilang sakitnya." Hening sebentar, namun sedetik kemudian kedua tangan Baekhyun sudah berada di leher Chanyeol, dia mencekik Chanyeol.
"Mampus kau, mampus!"
"Arrrrkkkh, ampun!"
Guru Kim yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menghela napas.
TO BE CONTINUED
CHAPTER ONE'S PREVIEW
"Baiklah, semuanya kita akan membagi kelompok ya, kali ini kalian akan melakukannya secara berpasangan."
"Baekhyun, kau bersama Chanyeol."
"HAH?!"
-o0o-
"Pendek, tangkap benderanya benar-benar dong!"
"Berisik, Tukul!"
-o0o-
"Kita di mana ini? Sepertinya kita tersesat, Chan."
"Tidak mungkin, ingatanku itu bagus sekali, tidak mungkin kita tersesat, lewat sini!"
"Sudah kubilang kita tersesat, mengapa kau bersikeras kalau kau tahu jalannya, Bodoh!"
"Bisakah kau tidak mengatakan aku bodoh?"
"Kau memang bodoh!"
"Kau yang bodoh!"
"Kau-ARRRRGHHHHH!"
"ARGHHHHH!"
BAEKLOGY'S NOTE
JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK YA TEMAN!
