A Y U Z A W A

- A story by REAGANJACKIE -

Genre: Crime, Drama and Romance

Rated: T and semi-M for first chapter

Disclaimer: Kaichou wa-maid sama bukan punya saya. Kalau memang punya saya, Misaki dan Takumi pasti sudah saya nikahkan sejak awal xD

Chapter 1: Misaki Ayuzawa


'Apa? Dipindah-tugaskan? Aku?'

Perempuan itu menaikkan suaranya. Bisa terlihat, alisnya naik dan wajahnya meminta penjelasan dari pria setengah baya di depannya.

'Iya. Lebih tepatnya, kau diminta oleh Pak Presiden secara langsung untuk masuk ke unit khusus yang sedang mengerjakan kasus spesial,' lelaki itu mengubah posisi duduknya sedikit lebih condong ke depan. Ia menatap mata perempuan itu lekat-lekat. 'Aku sih, setuju-setuju saja. Lagipula, kau memang cocok untuk kasus ini.'

'Apa yang membuatmu berpikir begitu, Bos?' yang ditatap justru balik bertanya dan menyilangkan tangannya di depan dada. 'Masih banyak agen lain yang bisa ditugaskan. Aku masih harus mengurus kasus disini.'

Lawan bicaranya hanya bisa menghela napas. Ia menatap perempuan keras kepala di depannya itu dengan mata bosan, 'Harus berapa kali kukatakan kepadamu? Kau itu agen terbaik di negeri ini. Wajar dong, kalau Pak Presiden memilihmu?'

Sebelum sang perempuan ngotot di depannya bisa membalas, sang Bos sudah memotong, 'Dengar, kau akan berangkat ke D.C (a/n Washington D.C.), bertemu dengan bos baru-mu dan duduk manis di kantor pribadi-mu disana. Jangan melawan atau bertanya-tanya lagi, mengerti?' katanya sambil menekankan kata 'pribadi' seolah meyakinkan kepada sang gadis bahwa pindah ke tempat yang lebih baru ini justru sangat menguntungkan, tidak seperti yang dipikirkan sang gadis.

Merasa bahwa dirinya sudah tak punya pilihan, sang gadis pun menggelengkan kepala. 'I'm gonna miss you, Jerry.'

Jerry tersenyum kecil. 'Makanya, selesaikan kasusmu secepatnya dan kembali kesini sebelum rambutku beruban!'

'Kau memang sudah beruban, Jerry…'

Jerry tertawa. 'Baik-baik disana, Misaki.'

Perempuan yang dipanggil Misaki itu pun hanya tersenyum. Ia lalu berjalan keluar menuju pintu kantor sang bos. Sebelum ia sempat menutup pintu kantor Bos-nya, ia mendengar Jerry setengah berteriak, 'Oh ya! Kau juga akan dapat partner baru disana!' Misaki menoleh sedikit ke dalam dan memutar bola matanya –mata hazel yang penuh dengan tekad, yang membara di tengah gelapnya malam.


Misaki Ayuzawa. Itulah namaku. Biasa dipanggil Ayuzawa oleh rekan-rekan kerjaku. Hanya Jerry, dan orang-orang yang benar-benar dekat denganku saja yang memanggilku dengan nama depanku. Currently, aku bekerja sebagai agen di FBI. Aku sudah memecahkan banyak kasus, menyelamatkan nyawa Pak Presiden (2 kali) dan masih banyak segudang prestasi yang telah kuraih. Oh ya, umurku 23 tahun (masih muda, kan?) dan aku 100% keturunan Jepang. Aku pindah ke US saat umurku 16 tahun. Lebih tepatnya, aku kabur ke US (Tidak, aku tidak akan memberitahumu alasan aku kabur dari Jepang).

Aku meletakkan boneka anjing lucu berwarna pink ke kotak kardus di depanku. Boneka itu adalah "kenang-kenangan" yang diberikan oleh anak kecil korban penculikan yang pernah kuselamatkan. Sebenarnya, tidak banyak barang yang ada di tempat kerjaku, hanya tumpukan berkas kasus, buku-buku, barang kenangan dari para korban/keluarga korban, tumpukan berkas…

Well, apa yang kau harapkan ada di meja seorang gadis yang tidak punya keluarga di US dan aneh ini? Aku memang berbeda dengan gadis kebanyakan. Aku praktis, tidak macam-macam, dan aku sulit mengungkapkan perasaanku ke orang lain. Aku tidak pernah diterima oleh lingkunganku selama di Jepang. Entahlah, mungkin karena aku anak dari keluarga bercerai. Oh great, now I'm talking about my past again..

Aku menatap meja kerjaku sekali lagi. Bersih. Semua yang penting sudah kumasukkan ke kardus. Besok pagi aku akan berangkat ke D.C. , dan itu berarti malam ini aku harus mengepak semua baju dan perlengkapanku.

'Haaaah…' aku menghela napas panjang. Sebenarnya, aku tidak setuju dengan rencana pindahkan-agen-Ayuzawa-ke-D.C. ini. Tapi apa boleh buat? Lagipula, ini perintah langsung dari Pak Presiden Negara Amerika Serikat. Aku sudah nyaman dengan tempat ini, dan jika aku harus ke D.C. , itu berarti aku harus meninggalkan dia..

Ugh, this is harder than I expected..

'Ada apa, Misa-chan?'

Aku membalikkan badanku. Selama sedetik, aku merasa terkejut karena sekarang sudah jam 10 malam dan kantor sudah sepi. Kukira, hanya tinggal aku seorang saja disini.

'Satsuki-san! Kau belum pulang?'

Satsuki-san hanya terkikik geli. Mungkin karena melihat ekspresi terkejutku. Satsuki-san adalah partner tetap-ku. Ia yang mengajarkanku bagaimana bertahan hidup di US dan beradaptasi di lingkungan kerja. Ia jugalah yang pertama kali menawarkanku kesempatan bekerja di FBI.

'Aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal kepada rekan kerjaku selama 3 tahun ini…' katanya dengan nada sedih. Aku merasa bersalah. Pasalnya, Satsuki-san hidup sendiri di US. Ia ditinggal suaminya dan anaknya sudah meninggal karena kecelakaan bertahun-tahun lalu. Hanya aku, Jerry dan teman-teman kerjanya lah keluarganya. Sekarang, ia harus kehilanganku juga. Bukankah itu sangat menyedihkan?

Aku memeluk tubuh mungil Satsuki-san. Walaupun ia jauh lebih tua dariku, aku justru lebih tinggi darinya. 'Aku janji akan meneleponmu selama di D.C. Kau tidak akan merasa kehilangan.' kataku menenangkan isakannya. Wah, ternyata Satsuki-san sudah menangis. Aku memang partner yang buruk.

'Sebenarnya, kalau ditanya, aku juga tidak setuju dengan keputusan ini. Masih ada kasus yang belum kita selesaikan, aku tak mau kau mengerjakannya sendiri,' kataku sambil cemberut. Satsuki-san melepaskan pelukanku. 'Tidak apa-apa, Misaki. Aku bisa melakukannya kok. Apalagi ada Tom yang membantu.'

Aku tersenyum. 'Ngomong-ngomong, kau sudah beritahukan hal ini ke Tora-kun?'

Pertanyaaan Satsuki-san membuatku terdiam. 'Belum. Aku juga bingung, bagaimana kalau dia menentang hal ini?'

'Dia pasti akan mendukungmu, Misaki. Percayalah.' katanya sambil meyakinkanku. 'Ups. Sudah jam segini rupanya, aku pulang dulu ya! Mau bareng?'

'Tidak usah, Satsuki-san. Aku mau keliling sebentar. Ini terakhir kalinya aku disini kan?'

Satsuki-san tersenyum sekali lagi lalu melambaikan tangannya kepadaku. Aku baru menyadari, bahwa aura moe-moe yang biasanya ada di sekelilingnya tidak muncul. Mungkin kepergianku benar-benar mempengaruhinya.

I'm such a great partner and friend..pikirku sambil menghela napas panjang.


'Aku pulang!'

Tidak ada yang membalas. Kemana dia?

Aku berjalan menuju dapur. Sebelumnya, kutaruh kardus dari kantorku tadi di lantai. Kulihat ada bekas piring kotor yang belum dicuci, dan ada sup jagung kesukaanku di meja makan. Aku lalu pergi menuju kamarku, kamar kami.

Aku memutar kenop pintu kamarku dan..kulihat sosok pria sedang berbaring di ranjang.

Aku menghela napas dan tersenyum. Dasar Tora, bikin takut saja.

Aku berjalan menghampirinya. Kulihat ia tertidur pulas. Sepertinya, ia kecapekan kerja. Aku duduk di sisinya lalu mengelus rambut kuningnya dan mencium dahinya. Tiba-tiba, kurasakan ada tangan di sekitar pinggangku. Aku terkejut, dan sedetik kemudian, tangan itu sudah menarikku ke tempat tidur, ke sisi yang kosong di sebelah Tora.

'Hey!' sebelum aku sempat memarahinya, ia sudah tertawa dan membenamkan wajahnya di leherku. 'Good evening, my lady Misaki. Tell me, why are you home late?'

'Aku ada urusan di kantor. Maaf ya.' kataku sambil mengelus rambutnya. Tora mengangkat wajah tampannya dan menatapku. 'Asalkan kau kembali ke sisiku, aku akan selalu memaafkanmu.'

Aku memutar bola mataku sambil bergumam 'cheesy line'. Tora hanya tekekeh. Posisi kami sekarang memang..um..a little awkward. Aku ada di bawah Tora dan ia masih belum melepaskan tangannya dari pinggangku. Biasanya, aku sudah marah-marah dan blushing hard kalau dia sudah begini. Tapi kurasa, karena ini hari terakhir dan kami akan berpisah..ya mungkin aku tidak seharusnya bersikap keras kepadanya, kan?

Berpisah….apa aku sanggup berpisah dengannya? Aku tidak tahu berapa lama kasus ini berjalan dan memikirkan sehari tanpa bersama Tora..yah, aku tidak berani memikirkannya. Aku hanya terlalu mencintainya.

'Something on your mind?' katanya cemas, membuyarkan lamunanku. Sudah waktunya dia tahu hal ini.

'Aku dipindah-tugaskan ke D.C.' kataku seraya menatap matanya. Ia terdiam. Matanya tidak berkedip selama..umm, 7 detik? 'Pak Presiden memberi perintah langsung ke Bos-ku untuk mengurus kepindahanku ke unit khusus di sana. Aku akan berkutat pada kasus khusus,' melihat bahwa ia belum merespon apa-apa, aku melanjutkan, 'aku tidak tahu sampai kapan kasus ini berjalan, tapi aku sudah disediakan apartemen baru disana dan semua berkas sudah diurus. Aku sudah tahu hal ini sejak 2 hari yang lalu, tapi kau kan sedang ada tugas ke luar negeri dan aku tidak mau mengganggumu.' Aku mengakhirinya dengan membuang mukaku. Aku tidak sanggup melihat matanya penuh dengan kekecewaan dan kesedihan. Aku mempersiapkan diriku untuk kemarahannya..

Aku merasakan bibirnya menyentuh pipiku. Aku terkejut dan menatapnya. Ia tersenyum sedih dan berkata 'Kau kira aku akan marah ya? Hehe, jangan kuatir, aku mendukungmu kok. Yah, walau aku tahu aku pasti bakal sangat merindukanmu disini..'

Aku menghela napas lega dan menutup mata untuk sejenak. 'Dasar kau ini..bodoh..'

'Karena hari ini hari terakhirku bersamamu, let's cherish every moment together.' Tora berkata sambil tersenyum nakal. Oh no, he definitely wants 'that'.

Ia menciumku dengan kasar, bergairah. Tangannya yang di pinggangku tadi sudah naik ke atas dan membuka kancing bajuku satu-persatu. Aku melingkarkan kedua tanganku di lehernya. Tora kemudian menggigit bibirku, memintaku membuka mulutku. Aku menurutinya dan lidah kami pun menari. Aku mendesah. Damn it, he knows how to make this good.

'Aku tidak akan membiarkanmu tidur malam ini, Misaki.'

Dan aku pun balik menciumnya, dengan sama bergairahnya.


Halo, perkenalkan nama saya REAGANJACKIE dan saya author baru di FFn. Saya agak bingung gimana caranya nge-post cerita baru maka itu kalau ada cerita AYUZAWA yang sebelumnya telah ke-upload duluan, tolong dimaklumi itu hanyalah kesalahan teknis dan kebodohan saya semata *digampar pembaca*.

Saya terinspirasi buat cerita ini gara2 kebanyakan nonton serial TV seperti NCIS, Criminal Minds, Blue Bloods, dll. Saya berencana bikin cerita ini di atas 10 chapter. Awalnya sih, saya mau bikin pakai bahasa Inggris, tapi saya gak pede sama kemampuan bahasa Inggris saya :(

Mohon bantuannya ya, para senior di fandom Maid-Sama dan author-author berpengalaman di FFn! Review sangat diharapkan, kritik dan saran sangat diterima.

Sampai jumpa, kawan

- REAGAN JACKIE (28 APRIL 2012 6:08 PM)