Halloo! Enggak banyak ngomong, just Happy Reading, Guys!

Judul : Kumohon, Jujurlah!

Cast : Chanyeol, Sehun, Baekhyun (GS), dan Luhan (GS)

Sub Cast : Temukan saja

Pairing : ChanBaek, HunHan, dan lainnya

Rate : T

Genre : Romance, drama

Warn of typo(s) dan ini genderswitch. DLDR*

"Pembunuhan kembali terjadi di distrik 11." Suara berat yang berasal dari pemuda tinggi bernama lengkap Oh Sehun mengisi seisi ruangan yang mulanya hening.

Meskipun tak ada yang menanggapi ucapannya tetapi dia tak pernah mempermasalahkan hal sepele seperti itu. sudah menjadi kebiasaannya selalu diabaikan seperti itu. mungkin hanya beberapa orang saja yang senantiasa menanggapinya. Bukan beberapa melainkan satu orang saja, dia adalah Xi Luhan.

Xi Luhan adalah perempuan berumur dua puluh dua tahun dengan karier yang cemerlang. Perempuan itu bekerja di sebuah bank yang menawarkan gaji gila setiap bulannya. Belum lagi ditambah dengan uang transportasi plus uang makan setiap minggunya yang bahkan lebih banyak dari gaji pokok Sehun setiap bulannya. Dan yang terpenting, Xi Luhan atau yang sekarang bernama Oh Luhan itu adalah istri satu-satunya yang Sehun miliki. Perempuan yang menjadi sandarannya selama kurang lebih dua tahun terakhir ini.

"Ini hasil laporan kemarin." Sehun menyerahkan hasil print out kepada rekan satu kerjanya bernama Kim Jongin.

Laki-laki itu tersenyum simpul. Terlihat begitu jelas di wajahnya, jika ia sedang memikirkan sesuatu. Kerutan mendominasi keningnya, membuatnya tampak lebih tua daripada umur sesungguhnya.

"Kau sedang memikirkan sesuatu?" tanya Sehun terbawa penasaran.

Jongin menghentikan jemarinya yang menari-nari di atas keyboard computer. Memberikan perhatiannya pada Sehun. "Iya." Katanya sambil mengangguk.

Sehun kemudian menarik kursinya dan duduk di sebelah Jongin. Pertanda ia ingin mendengar penjelasan Jongin, sepupunya sendiri.

"Kau tahu, Kyungsoo akhir-akhir ini sifatnya berubah." Keluhnya. "Dia sering marah dan salah paham padaku. aku tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya, tetapi aku akan terus mencoba memperbaiki hubungan kita yang sedikit berantakan."

Sehun mengangguk dan mencoba mengerti keadaan sepupunya. Sangat miris, batinnya. Untung saja, istrinya selalu pengertian dan untung sekali lagi untuk Sehun karena dia tidak jadi menikah dengan Kyungsoo.

"Sudahlah, jangan kau bawa masalahmu itu dalam pekerjaan. Itu akan mengacaukan segalanya." Sehun menggeser kursinya kembali ke tempat dan menyalakan computer. Hal pertama yang ia lihat setelah desktop muncul adalah gambar pernikahannya dua tahun lalu dengan Luhan. Benar-benar mengesankan.

Sehun tersenyum-senyum sendiri melihat wallpaper computernya. Ia benar sekali menikahi Luhan bukan Kyungsoo. Kemudian suara pintu terbuka dan terhentak terdengar sangat memekakkan telinganya hingga membuatnya terkejut. Di situlah, berdiri perempuan mungil dengan balutan kemeja hitam legam yang terkesan elegan menempel di tubuhnya sedang menghela nafas lelah dengan raut wajah sedih.

Perempuan itu duduk di meja kerjanya yang terdapat papan nama kecil di ujung mejanya bertuliskan 'Baekhyun'. Melemparkan tas tangannya sembarangan dan melipat kedua tangannya di atas meja, menelungkupkan kepalanya kemudian.

Sehun melirik Jongin yang juga tampak terkejut dengan sikap Baekhyun yang tak biasa. Ia lantas mengangkat dagunya pada Jongin dan Jongin mengedikkan bahunya. Sehun adalah orang yang gampang terpancing dengan suasana. Ia akan dengan mudah penasaran dengan situasi yang seperti itu.

Tak lama, ponsel milik Sehun berdering. Di layarnya terdapat nama 'Chanyeol'. Buru-buru ia angkat dan menyapanya. "Halo, Chanyeol. Ada apa menelfonku?"

"Maafkan aku Sehun, jika aku mengganggu waktu kerjamu." Ujar Chanyeol. Sehun tersenyum saja dan dia tahu jika Chanyeol sedang menghela nafas gusar.

"Aku langsung pada poinnya saja." Tambah Chanyeol. "Apa Baekhyun baik-baik saja?"

Sehun mengerutkan kening dan melihat ke arah Baekhyun. Perempuan itu tidak sepertinya biasanya. Itu pertanda dia sedang tak baik. "Aku tidak yakin, tapi dia terlihat murung. Uhm, sedih, maksudku."

Sehun bisa mendengar Chanyeol berdecak. "Ah, Okay. Thanks."

Setelah itu sambungan terputus. Sehun baru menyimpulkan jika Baekhyun dan Chanyeol sedang bertengkar. Itu sebab mengapa Baekhyun sangat murung pagi ini. Chanyeol memang sangat sulit mengontrol emosi dan Baekhyun, dia juga tidak mudah mengalah. Mereka pasangan yang penuh konflik, batin Sehun. sekali lagi, dia beruntung karena memiliki istri seperti Luhan yang sangat pengertian dan sempurna baginya.

Sehun meletakkan kembali ponselnya dan benda itu kembali bergetar dengan nada singkat 'bip-bip'. Diambilnya dan dilihatnya. Ternyata hanya sebuah notifikasi dari laman berita yang diikutinya. Kembali diingatkan, Sehun sangat suka mengikuti perkembangan dan dia mudah penasaran. Maka di kliknya di layar ponsel touch screen miliknya tepat di tempat bertuliskan 'buka'.

Sebuah kebakaran melanda kantor bank swasta di jalan Anggrek no 34. Belum dipastikan apakah ada korban jiwa tetapi pihak pemadam kebakaran sampai saat ini belum bisa memadamkan si jago merah yang murka dan melahap seisi bangunan.

Mata Sehun mendadak membulat dengan diikuti detak jantung yang berdetak tak karuan. Istrinya, Oh Luhan adalah pekerja di bank swasta itu. Sehun kembali membaca berita itu untuk memastikan jika ia salah melihat alamatnya. Tetapi sekali lagi, itu memang bank tempat istrinya kerja. Sehun segera meraih kunci mobilnya cepat dan berlari tanpa mematikan komputernya. Jongin mendongak dan Baekhyun pula. dua orang ini saling berpandangan tidak tahu.

Jongin berlari menyusul Sehun dan mencekal lengan Sehun tepat di depan mobilnya. "Ada apa? Apa yang terjadi?"

"Luhan!" teriaknya panik. "Kantornya kebakaran."

Jongin mengendurkan pegangannya di lengan Sehun dan sangat terkejut mendengar berita tersebut. Sehun tak memedulikan Jongin, ia berlari menuju ke mobil hummernya dan ternyata Jongin mengikuti dirinya.

Tanpa banyak bicara lagi, Sehun menancap gas kuat-kuat dan melaju ke kantor Luhan. jalanan sedikit lengah, itu artinya beruntung karena jika tidak, maka Sehun pastinya akan marah-marah dan memakin semua mobil.

Lima belas menit berlalu, mobil Sehun sampai di tempat kejadian. Apinya masih saja menyala dan di sana banyak sekali mobil damkar. Sehun berjalan mondar-mandir, ke sana kemari, untuk mencari informasi tentang istrinya. Tak ditemukan apapun. Ia semakin panik dan putus asa. Jongin juga ikut membantu mencari Luhan. tetapi mereka berdua sama-sama tak menemukan keberadaan Luhan.

Pikiran macam-macam pun berkecamuk di kepala Sehun. bahkan ia sudah menangis karenanya, tetapi air matanya tak tampak akibat keringat yang membanjiri wajahnya. "Luhan?! bagaimana ini, Jongin?"

Jongin diam saja tak menjawab. Dia juga sama-sama tak tahu. Tetapi kemudian, mata Jongin menangkap sosok laki-laki yang tidak asing baginya berdiri membelakangi. Dia sedikit tidak yakin, tetapi akhirnya dia yakin betul jika ia mengenalnya. Tunggu!

Jongin kembali terkejut tatkala melihat orang yang dicarinya, Luhan. perempuan itu duduk meringkuk dengan jas yang menyelimuti tubuhnya. Pria yang Jongin kenal berdiri di samping Luhan dengan tangan sesekali mengelus rambut hitam Luhan.

"Sehun," panggil Jongin pada laki-laki di sampingnya. "Bukankah itu istrimu?"

.

.

.

#Flashback saat sebelum Baekhyun pergi ke kantor.

"Wah-wah," seorang wanita berumur tiga puluh tahunan menggeleng menatap kedatangan Baekhyun yang masih berantakan karena baru bangun tidur. "Bagaimana bisa kau ini baru bangun padahal suamimu sudah berangkat bekerja?"

Baekhyun menunduk dan mencoba untuk tak ambil pusing. "Aku minta maaf."

"Gampang sekali kau berkata seperti itu, hm?" tanyanya dengan wajah merendahkan. Perempuan bernama lengkap Wu Joonmyeon itu akhirnya pergi melewati Baekhyun. Membuka pintu utama rumah itu dan menutupnya dengan keras.

"Apa salahku?" geram Baekhyun akhirnya. "Chanyeol tidak keberatan kalau aku harus bangun telat dan memang aku tidak bisa memasak. Chanyeol tahu itu. kenapa jadi dia yang repot? Pasti ini semua gara-gara suaminya, Wu Yifan yang selalu menuntut dirinya lebih."

Baekhyun menghentakkan kakinya dan berjalan menuju kamar mandi masih dengan perasaan kesal.

Sesaat kemudian, dia sudah siap dengan pakaian kantornya. Berdandan dan mengambil kunci mobil yang ditinggalkan suaminya, Chanyeol di nakas kamarnya. Ayah Chanyeol adalah orang kaya yang memiliki banyak sekali restaurant. Mulai dari restoran masakan local sampai makanan perancis. Yifan adalah adik ibunya Chanyeol. Oleh sebab itu, nama Yifan adalah Wu Yifan dan nama Chanyeol adalah Park Chanyeol.

Baekhyun melangkahkan kakinya ke halaman luar rumahnya dan mendapati Joonmyeon, berdiri dengan angkuh sambil sedikit bersandar ke mobil yang akan ia bawa.

"Bibi, aku akan membawa mobil ini. apa kau mau aku mengantarmu?" tawar Baekhyun mencoba untuk baik.

"Aku akan ke mall dan menghadiri arisan. Itu sangat lama. Kau akan bekerja, bukan?" sahutnya dan membuat Baekhyun mengerutkan kening tak mengerti. "Kau naik taksi saja. Mana kunci mobilnya! Chanyeol tadi sudah memperbolehkan aku meminjam mobilnya."

Baekhyun tersedak liurnya sendiri. Joonmyeon menekankan akhir kalimatnya yang menandakan jika kuasa ada di Chanyeol yang memiliki mobil ini. bukan Baekhyun.

Apa daya, Baekhyun terpaksa mengalah dan memberikan kunci mobilnya dengan ragu dan tak rela. Secepat itu pula, Joonmyeon menyeruak masuk ke mobil dan membawanya pergi begitu saja, bahkan tanpa berterima kasih atau apalah pada Baekhyun.

Baekhyun yang hatinya seluas samudera itu sedang berjalan menuju jalan raya. Dia jarang memakai jasa sopir taksi, maka dari itu dia tak tahu nomor telefon untuk memanggil taksi. Saat ini sedang musim panas, udara begitu cerah dan hadirnya Baekhyun di jalanan dengan dandanan tajam dan tegas serta span hitam pendek dengan dilengkapi kemeja hitam tanpa lengan yang sedikit ketat, membuat banyak pria bahkan wanita yang melongo dibuat.

"Hai, cantik." Seorang lelaki mendekati Baekhyun di halte sambil bersiul-siul ria. "Apa kau sendirian? Wah. Kasihan sekali. Pasti kau menunggu taksi ya?"

"Dasar mesum." Gerutu Baekhyun pelan. Dia tak mengacuhkan laki-laki itu meskipun laki-laki itu terus memperhatikan dirinya dengan senyum-senyum.

"Namaku Zitao." Katanya sambil membuat kedipan menggoda kepada Baekhyun.

Tak selang waktu lama, sebuah taxi melintas dan betapa senangnya Baekhyun mengetahui hal itu. Baekhyun cepat-cepat masuk ke taksi dan mengabaikan lelaki penggoda itu.

"Dasar! Dia fikir, dia memesona apa? Masih tampan suamiku dilihat dari segi manapun. Dia tidak ada bandingannya sama sekali dengan Chanyeolku." Gerutunya sambil marogoh tas tangannya guna mencari ponsel.

Di otak-atik ponsel itu sebentar kemudian mendekatkannya ke daun telinga. Menunggu nada sambung yang baginya sangat melelahkan dan kemudian suara laki-laki yang sudah dirindukannya pun menyapa gendang telinganya.

"Halo? Ada apa, sayang?" kata orang dari seberang yang tidak lain adalah suaminya, Park Chanyeol.

"Uh, Chanyeol. Maaf kalau aku mengganggumu. Aku hanya ingin berbicara denganmu saja. Hari ini semuanya tidak berjalan begitu lancar. Pagi ta—"

"Baekhyun, sayang. Aku minta maaf. Aku sedang sibuk saat ini. beberapa kolega datang dan kita sedang membicarakan pembukaan kantor cabang baru. Maaf, ya. Aku janji akan menelfon kalau semuanya sudah beres." Potong Chanyeol yang langsung membuat mood Baekhyun semakin turun.

Bahkan sebelum Baekhyun mengiyakan, Chanyeol telah memutus sambungan teleponnya.

#Flashback off.

Hatinya sangat senang ketika mengetahui istrinya tidak ada dalam bangunan yang terbakar itu. Meskipun ia sedikit bertanya-tanya mengapa istrinya bisa bersama dengan Park Chanyeol, tetapi ia tetap senang karena istrinya tidak terjebak dalam kobaran api itu.

Saat ini sudah malam dan karena kejadian itu, Sehun terpaksa harus mendapat potongan akibat membolos satu hari. Dan Jongin dia juga harus terkena imbasnya karena ikut mencari Luhan saat itu.

Sejak pulang ke rumah beberapa jam lalu, Luhan terus saja gemetar meskipun Sehun selalu mendekapnya dengan setia. Bahkan orang tua Sehun yang tinggal tak jauh dari kediaman pasangan baru itu juga ikut menjenguk keadaan menantunya. Luhan beruntung memiliki mertua seperti orang tua Sehun yang sangat sayang padanya, sangat berbanding terbalik dengan apa yang Baekhyun dapatkan.

.

.

.

"Baekhyun, aku benar-benar minta maaf padamu." Rayu lelaki berbadan tegap bernama Chanyeol. "Ayolah, jangan membuatku bersalah."

Baekhyun hanya menjawab dengan isakan pilunya. Dia benar-benar sakit hati saat tahu suaminya bersama dengan Luhan di tempat kebakaran. Dia memang tak tahu sendiri, tetapi kata Jongin begitu.

Chanyeol memeluk pinggang Baekhyun dari belakang tetapi perempuan itu terus menepis tangan Chanyeol. Tak tahu apa yang harus dilakukannya kemudian, Chanyeol akhirnya lelah dan memutuskan untuk meninggalkan Baekhyun yang tidur memunggunginya sejak tadi. Mengambil satu bantal dan menuju ke pintu kamarnya.

"Baik, aku tidak akan menjelaskan apapun padamu saat ini karena kau masih marah. Tetapi kalau kau sudah lebih baik, aku akan menjelaskannya." Ujar Chanyeol sebelum ia benar-benar meninggalkan Baekhyun.

Tak lama setelah itu, suara pintu tertutup terdengar. Baekhyun menoleh ke belakang dan kemudian duduk. Air matanya terus mengalir tanpa bisa ia tahan. Chanyeol memang tidak pandai dalam merayu dan meminta maaf dan itu bukan kekurangannya. Chanyeol adalah laki-laki yang bertipe dingin dan tak pernah mengumbar kemesraan dan Baekhyun sudah tahu itu sejak lama.

Jam di dinding menunjukkan pukul satu malam. Baekhyun belum terlelap. Fikirannya masih sibuk memikirkan perkataan Jongin. Dia benar-benar tak tahan dan memutuskan untuk turun dan menemui Chanyeol. Membicarakannya dan menyelesaikan masalah ini kemudian tidur lelap.

Baekhyun keluar kamar dan mencari sosok suaminya. Ia turun ke ruang tv dan tidak ada suaminya di sana. Ia kemudian ke ruang kerja suaminya dan benar sekali. Chanyeol sedang menatap layar laptopnya dengan sesekali menunduk untuk menuliskan sesuatu. Baekhyun berhenti di depan pintu untuk berfikir. Semenit kemudian, dia membulatkan tekadnya dan masuk. Chanyeol sangat terkejut mendapati Baekhyun berdiri dengan mata sembab dan tatapan kosong padanya.

Dengan segera, Chanyeol bangkit dari kursi kerjanya dan menghampiri Baekhyun. Menarik tubuhnya dan mendekapnya penuh dengan kehangatan. Baekhyun tak menolak Chanyeol. Dia menenggelamkan wajahnya di dada Chanyeol dan menangis di sana. Chanyeol menyisir lembut rambut hitam dan panjang Baekhyun dengan jemarinya. Kemudian berlanjut mengusap punggung Baekhyun.

"Aku mohon jangan buat aku curiga padamu, Chanyeol. Aku benar-benar takut kehilangan. Kau tahu, aku tak memiliki keluarga lagi, bukan? Kumohon, jangan ada yang kau sembunyikan dariku. Ini yang terakhir, Chanyeol." Baekhyun mengutarakan isi hatinya yang sempat ia tahan kepada Chanyeol dengan di selingi isakan pilu.

"Iya. Aku minta maaf. Aku janji akan selalu jujur padamu." Jawab Chanyeol penuh dengan kelembutan.

"Aku mencintaimu, Chanyeol." Lanjut Baekhyun. Chanyeol melepas dekapannya dan menangkup wajah Baekhyun. Mengusap air matanya dan menatapnya dalam tepat di iris matanya. "Katakan kau juga mencintaiku."

Chanyeol tak menjawab. Ia hanya tersenyum dan kemudian mendaratkan bibirnya ke bibir Baekhyun. Menyesapnya dengan penuh cinta dan sesekali menggigit bibir Baekhyun dengan hati-hati. Baekhyun suka dengan cara Chanyeol memperlakukannya ketika berciuman. Tak pernah terkesan memaksa dan ingin lebih, tapi selalu memberikan sentuhan-sentuhan yang dapat membuat Baekhyun mengerti maksud Chanyeol. Dan Baekhyun tak pernah membuat suaminya meminta langsung, dia akan senantiasa memberikan hal yang diinginkan suaminya. Seperti malam ini, di ruang kerja Chanyeol.

.

.

.

Keesokan harinya, semuanya kembali berjalan bahagia dan menyenangkan. Jongin juga ternyata sudah baikan dengan Kyungsoo. Sehun dan Luhan sama-sama cuti tapi mereka menghabiskan waktu di rumah dengan bersama dan tak akan melewatkan momen mesra mereka. Sementara Chanyeol, dia mengajak Baekhyun untuk dinner di cabang restaurant terbaru milik ayahnya malam ini. END / TBC

Reviewwww aja ya readers! saya enggak keberatan kalau harus go ke part-2 kok. Hehehe!. Atau mungkin ada yang request pair-nya? Just reviewww, readers.