Disclaimer : Fairy Tail © Hiro Mashima-Sensei
Character : - Erza Scarlet - Lucy Heartfila
Jelall Fernandes - Natsu Dragneel - Sting Eucliff
Support Character : - Mirajane - Laxus - Levy - Juvia
Lisanna - Gray - And the other character in FT
Pair : Nalu or Stilu and Jerza
Rated : T
Genre : Hurt/Comfort, Adventure
Story by Naze-Dzena
Warning : Mungkin OOC, Gaje, TYPO's, Bahasa acak-acakan, DLDR !, yang terakhir Don't be a plagiator !, This is my imajination, not real !,dll.
Summary : Tidak ada waktu untuk menyukai, apalagi saling mencintai, tak ada musik, tak ada istirahat, bahkan hampir tak ada manusia lagi, yang ada tinggal kota yang sunyi, suara tembakan, jeritan, tangisan, itulah musik mereka. Ramalan kuno mengatakan cinta akan mengakhiri hal ini, namun apa benar ? Lalu kapan ini berakhir ?/ Chaptered
Ai Wa Sensodearu
Chapter 1 : Rahasia dibalik buku ini...
Sang Dewi Malam telah tergantikan dengan Sang Raja Siang, pertanda bahwa pagi telah tiba, bahkan seorang gadis bersurai pirang, bermata karamel, berwajah putih nan cantik bak seorang dewi yang dikirim dari surga, namun diwajahnya terdapat garis ketegasan serta keberanian telah berada di dalam sebuah ruangan yang cukup besar. Ia menyusuri sambil bergumam kecil tiap-tiap deret, mencari sebuah buku yang sering diceritakan ayahnya sewaktu ia belum pergi meninggalkannya untuk selamanya.
"Ah ! Ini dia ! Akhirnya kutemukan kau !" gumamnya riang saat menemukan buku bersampul merah yang telah kusam dan kotor itu yang bahkan judulnya sudah tak mampu ia baca, namun jika orang itu bukan Lucy. Lucy Heartfilia, putra tunggal dari Komandan Pasukan Militer Jepang Divisi 1, kecerdasannya melebihi ayahnya sendiri, kemampuan spiritualnya pun hebat, kemampuan menembaknya tak pernah meleset sekalipun, kemampuan membacanya bisa dibilang yang terbaik, bahkan ia kini tinggal di Markas Besar Pasukan Jepang, tadi malam ia dijemput paksa oleh kedua orang yang tak dikenalnya yang katanya utusan dari Jude, papa-nya sendiri. Bahkan tadi malam ia menangis menatapi tubuh ayahnya yang terkulai lemas, menyaksikan detik-detik terakhir ayahnya hidup di dunia ini, bahkan ia sempat menitipkan pesan terakhirnya dan pesan itulah yang mengakibatkan dia berada diruangan ini.
Lucy memilih sebuah bangku paling pojok ruangan ini di sampingnya terdapat sebuah jendela kecil yang mengarah langsung ke halaman tengah Markas Besar ini. Di sana terlihat berbagai macam alat tempur untuk mengalahkan lawan mereka.
Ia membaca halaman pertama buku itu, disana tertulis 'Peperangan ini dimulai ketika sebuah perjanjian perdamaian antara Jepang dan Korea dilanggar, namun jika kau ingin tahu lebih lanjut, kau harus mencari sebuah buku yang bersampul coklat dan yang dapat membuka buku ini adalah sang keturunan istimewa', tiba-tiba saja ia merasa ada seseorang yang menepuk bahunya, ia menoleh ke belakang dan sedikit terkejut.
"Yo Lucy-san ! Bisakah aku meminta bantuanmu ? Kekasihku, bingung membaca sebuah buku aneh, ia tak bisa membukanya,di_" ucap Jelall mendatangi Lucy, Lucy segera memotong pertanyaannya tadi.
"Baiklah, Jelall, bolehkan kau kupanggil begitu ? Ok, dimana kekasihmu itu ?" ucap Lucy seraya bangkit dan berjalan menuju rak buku dimana ia mendapatkan buku merah tadi, Jellal hanya mengekor di belakang Lucy.
"Oh, tentu, mari ikut saya Lucy-san !" ucapnya berjalan pergi setelah dikiranya Lucy telah selesai mengembalikan sebuah buku di rak paling atas tadi, ia sedikit menggunakan sihirnya, sekarang yang mengekor di belakang bukan Jelall lagi tapi Lucy.
Bangku Taman Markas Besar Militer Jepang...
"Arghhh...mengapa buku ini sulit sekali dibuka ? Apa yang membuatnya tak bisa dibuka ? Bahkan aku sudah mengeluarkan kekuatannku,dan dimana dia sekarang ? Aku harus menca_" ucap Erza sambil membalikkan punggungnya, dan betapa ia begitu syoknya, ia melihat Jelall berjalan dengan seorang gadis pirang, yang sangat asing bagi dirinya, sontak saja itu membuat api yang sudah sejak tadi berkobar dalam diri Erza, semakin berkobar-kobar, bahkan jika ini dalam video anime pasti kepalanya sudah ada asap yang menyembul keluar, lantas ia langsung berlari sambil mengaktifkan sihirnya, dan membawa sebuah pedang, ia melesat mendekati gadis berambut pirang itu. Lucy yang sadar akan hal itu hanya diam dan berhenti berjalan, sambil mengumamkan sebuah mantra, ia juga mengaktifkan sihirnya,dan...
PRANG...TRANG...
"Siapa kau ? Mengapa kau bersama Jelall ?" ucap Erza setengah berteriak didepan gadis pirang itu, bahkan pedang merah miliknya sekarang masih beradu dengan pedang putih-biru milik gadis pirang ini. Lucy hanya diam dan sedikit tersenyum bangga, melihat kemampuan gadis berambut merah didepannya cukup kuat baginya.
"Erza Hentikan ! Dia itu putri tunggal da_" ucap Jelall berteriak, tapi ia berhenti ketika melihat Lucy berbalik menyerang Erza, dan Erza pun mulai tersudutkan, ia tak percaya ini, mengapa Lucy harus menyerang Erza, padahal ia yakin bahwa Lucy sudah tahu jika Erza itu paling mudah emosi. Tiba-tiba...
SREET...pedang berwarna putih-biru itu telah berada di samping leher Erza, bahkan sedikit lagi bisa menebas leher Erza dengan sekali tebas, Jelall yang melihat itu sontak mengaktifkan sihirnya dan melesat menuju Erza dan Lucy.
"Kumohon Hentikan Lucy-san ! Erza ! Minta maaflah padanya, dia adalah putri tunggal dari Jude Heartfilia, komandan kita" ucap Jelall seraya mencoba membujuk keduanya, sontak Erza menonaktifkan sihirnya dan menatap gadis berambut pirang didepannya ini.
"Hai ! Maafkan aku, aku hanya ingin menguji kekuatanmu, namaku Lucy Heartfilia, dan kau Jelall ! Panggil aku Lucy saja, jangan pakai embel-embel san, kita seumuran, klo tidak kau mau ku tebas dengan pedangku ini hah !" ucap Lucy sambil menodongkan pedangnya ke arah leher Jelall.
"Baiklah, Lucy" ucap Jelall sedikit takut melihat pedang itu mengarah ke lehernya.
"Kau Lucy ? Benarkah ? Lucy putri dari Jude Heartfilia ?" ucap Erza menatap Lucy dengan tatapan tidak percayanya. 'Kapan ia ini tiba ?' batinnya.
"Hmm, benar, oh ya Erza, dimana buku itu ?" ucap Lucy diakhiri dengan seulas senyum manisnya. 'Dia benar-benar imut!' batin Erza, bahkan ia tadi menganggap gadis ini lemah karena muka dan tubuhnya yang menurutnya imut, tapi setelah pertarungan tadi, ia tahu bahwa gadis dihadapannya ini sangatlah kuat.
"Ah, ini dia ! Oh ya namak_" ucap Erza terhenti disela oleh perkataan Lucy.
"Erza Scarlet, Wakil Komandan Pasukan Militer Divisi 1, Ayahku sering cerita tentang dirimu dulu, senang bertemu denganmu Erza-chan !" ucap Lucy, kali ini dengan ekspresi serius ketika melihat buku yang dipegang oleh Erza.
"Senang bertemu denganmu juga Lucy-chan ! Oh, ya ini bukunya ! Mohon bantuannya !" ucap Erza, sambil menyerahkan buku bersampul coklat yang ditengahnya terdapat ukiran-ukiran kuno yang berbentuk 2 buah lambang berbentuk mawar yang saling bertolak belakang itu, lambang yang satunya berwarna biru dan yang satunya berwarna merah. Dan disekeliling pinggir buku itu terdapat ukiran tanaman bunga mawar dengan dua bunga mawar yang berbeda warna tadi yang saling melilit, tapi di batang tanaman itu terdapat duri-duri yang seakan-akan mereka sedang saling menyerang satu sama lain.
"Baiklah, Erza-chan, ikutlah denganku, dan kau Jelall pergilah ! Kurasa kau sedang dibutuhkan" ucap Lucy menerima buku itu dan berjalan pergi diikuti oleh Erza, Jelall hanya diam tak mengerti maksud ucapan -tiba...
"Jelall ! Jelall ! Hosh...hosh...akhirnya kau kutemukan, Gray-sama membutuhkanmu, ikutlah dengan Juvia !" ucap Juvia setelah sampai, ia bahkan berlari demi menemukan seorang Jelall yang dicari hanya mengangguk dan mengekor di belakang Juvia ketika gadis itu melangkah pergi.
Perpustakaan Markas Besar Pasukan Jepang...
"Lu-chan, aku tak mengerti, mengapa buku ini tak bisa dibuka, bahkan dengan sihirku sekalipun" ucap Erza yang terlihat kesal. Lucy hanya tersenyum melihat tingkah Erza yang menurut pikirannya, dia itu orang yang asik.
"Tenanglah Erza-chan, aku pernah membaca buku bahwa kita harus menemukan seorang sang keturunan istimewa " ucap Lucy berhenti sejenak untuk menghembuskan nafas berat dan melanjutkan perkataannya tadi.
"Dan masalahnya didalam buku itu tak disebutkan seperti apa ciri-ciri keturunan istimewa itu bahkan tak ada petunjuk sedikitpun" ucap Lucy.
"Coba kita cari di markas ini, Ayo !" ucap Erza menarik tangan Lucy, Lucy yang kaget hanya menurut saja, dan ia juga belum terlalu hafal bagian-bagian markas ini.
Aula Markas Besar...
BRAKK...
"Minna ! Coba lihat siapa yang kubawa !" ucap Erza setelah membanting pintu aula itu, itu sudah kebiasaannya, setelah itu disusul Lucy yang masih shock akan kejadian ini.
"Perkenalkan ! Dia putri tunggal dari Jude Heartfilia, namanya Lucy Heartfilia, kalian dapat memanggilnya Lucy-chan" ucap Erza sambil memeluk Lucy dan memperkenalkan pada semua orang.
"Hai Lucy-chan !" sapa Mirajane
"Hai Lucy-chan ! Jangan pernah merebut Gray-sama dariku !" ucap Juvia diakhiri dengan nada yang seolah itu sebuah peringatan untuk Lucy.
"Hei ! Juvia, aku bukan milikmu, Hai !" sapa Gray dengan nada dinginnya.
"Hai Lucy !" sapa Jelall
"Ok, kami disini ingin meminta bantuan dari kalian semua, tolong keluarkan sihir kalian dan dekatkan pada buku ini, cobalah untuk membukanya !" ucap Erza, semua mengangguk, Lucy hanya diam, dirinya sedang berfikir apa arti dari buku yang ditemukannya.
"Mulai dari kau !" ucap Erza sambil menunjuk Jelall. Jelall mengaktifkan sihirnya dan mencoba untuk memegang buku itu, namun baru beberapa langkah didepan Erza, tiba-tiba saja...
WHUUSH...BRAKK...tubuh Jelall terpental beberapa meter ke belakang, untungnya Gray yang sadar akan hal itu langsung menangkap tubuhnya sebelum ia menghantam tembok ini, dan semua pun mengalami hal yang sama bahkan Juvia harus di bawa ke Ruang Penyembuhan yang terletak di dalam tanah.
"Terima kasih atas bantuan dari kalian Minna-san ! Maaf, jika telah membuat keributan disini, Jaa ne...Ayo Erza !" ucap Lucy sambil menarik Erza yang terdiam melihat semua temannya terluka, ia terlalu kaget untuk hal ini. 'Bagaimana bisa ? Ini hanya sebuah buku'batin Erza.
Perpustakaan Markas Besar Pasukan Jepang...
"Jadi, apa yang akan kita lakukan ? Semua orang sudah mencobanya tapi tak ada satupun yang bisa membuka buku ini dengan sihirnya" ucap Lucy, kini ia telah duduk di sebuah bangku berhadapan dengan Erza yang memegang buku tadi.
"Bukankah ada satu orang yang belum mencobanya ?" ucap Erza yang sontak membuat alis Lucy berkerut, tanda ia berfikir, namun ia tidak menemukan apapun, ia hanya menggelengkan kepalanya tanda ia tak mengerti maksud ucapan Erza tadi.
"Kau ! Kau bahkan belum mencobanya Lu-chan, benar kan ?" ucap Erza, dan ucapannya membuat Lucy sontak merebut buku itu dalam mengaktifkan sihirnya, dan apa yang terjadi sebuah cahaya terang muncul dari buku itu, perlahan-lahan cahaya itu menghilang, kini buku itu telah terbuka. Erza mengamatinya, dan ia tak tahu bahasa apa ini.
"Lu-chan, bisakah kau membacakannya untukku ? Aku tak dapat membaca tulisan seperti ini, lagipula ini bahasa apa ?" ucap Erza
"Baiklah, disini tertulis 'Awal perang ini dimulai ketika seorang wanita berdarah korea jatuh cinta kepada seorang pemuda Jepang, dan ternyata pemuda itu juga mencintainya. Mereka pun akhirnya menikah secara diam-diam, dan mempunyai seorang anak. Raja dari Korea pada saat itu meminta agar si wanita menikah dengan pilihannya, tentu saja wanita ini pihak Korea mengancamnya dengan cara mengadakan serangan secara besar-besaran ke Jepang, namun ketika sang wanita telah kembali pihak Jepang menganggap pihak Korea telah melanggar perjanjian perdamaian, dan akhirnya perang ini pun dimulai. Ramalan kuno mengatakan bahwa cintalah yang dapat mengakhirinya'selesai"ucap Lucy yang sontak membuat Erza terdiam beberapa saat, dan akhirnya ia mampu membuka mulutnya.
"Jadi perang ini dimulai hanya karena masalah cinta ? Sungguh konyol..." ucap Erza, ia tak habis pikir hanya masalah seperti ini mengakibatkan dua negara ini berperang.
"Ya, tapi kurasa ada penyebab lainnya. Oh ya kau tak apa disini sendirian Erza ? Aku dipanggil oleh Komandan Tertinggi, kau mau ikut ? Buku ini aku bawa, boleh ?" ucap Lucy seraya berdiri sambil memegang buku itu.
"Aku tidak ikut Lu-chan, aku harus melatih prajurit untuk persiapan jika sewaktu-waktu pihak Korea menyerang kita, kalau buku itu, kau bawa sajalah. Lagipula aku tak bisa membacanya, Jaa ne Lu-chan !" ucap Erza dan berlari pergi meninggalkan Lucy. Lucy melihat Erza telah menghilang, ia tersenyum, 'Ternyata sihirnya adalah kecepatan' batinnya. Ia segera melangkahkan kakinya untuk pergi menuju ruangan dimana dirinya telah ditunggu oleh pemimpin dari markas besar ini.
Ruang Komandan Tertinggi...
"Jadi apa keputusanmu, Lucy ? Bukankah kau telah membaca semua sejarah perang ini ? Dan maukah kau menjawab 'ya' atas permintaanku kemarin ?" ucap Laxus, ia menggantikan Jude Heartfilia ayah Lucy untuk menduduki jabatannya ketika ia memilih bertempur sendiri menghadapi musuh di medan peperangan, dan ia cukup menyesal karena menerima permintaan sahabatnya ini. Karena ia sudah tak dapat bertemu lagi dengan dirinya.
"Ya, aku memang telah membaca semua sejarahnya, tapi ak_" ucap Lucy terhenti, ketika tiba-tiba...
BRAKK...
-TBC-
A/N :Hai minna-san ! Akhir-akhir ini Naz sibuk tpi tenang aja, Naz nggak hiatus kok, paling Cuma ngilang beberapa minggu aja. Gomen ne aj, Naz blm lanjutiin ff Xenophobe milik Naz, dan dah buat ff baru lagi, Naz tau kalian marah ma Naz, tpi ide ni, ad di fikiran Naz terus-menerus, kan sayang klo dibuang gitu aja. Tapi tenang aja Xenophobe udah Naz tulis kok, tinggal publish aja, hehe. Review ? Please ! Klo gk Naz hapus nih, haha..
