Naruto POV

.

" Sihir merupakan suatu ilmu yang membuat penggunanya dapat memanipulasi elemen yang ada dibumi ataupun hal-hal lainnya, untuk mengaktifkan sebuah sihir seseorang harus melafalkan kalimat-kalimat tertentu atau yang kita sebut dengan matra seperti…, untuk mempelajari sihir seseorang harus masuk keakademi sihir yang tempatnya dirahasiakan oleh pemerintah dan untuk masuk akademi sihir seseorang harus memiliki Chakra sebuah energi yang…... Sihir juga merupakan salah satu basis pertahanan suatu negara….". Tanpa memperdulikan penjelasan guru didepan kelas aku masih saja membehamkan kepala kuningku diantara kedua lenganku, terkadang aku heran mengapa orang biasa seperti kami ini harus mempelajari sejarah sihir yang pasti tidak akan berguna untuk kedepannya.

.Plukk.

" Naruto-san ! bisakah kau memperhatikan ". ucap senseiku setelah melemparkan penghapus kekepalaku.

Aku hanya mendengus mendengar perkataan senseiku itu ' Benar-benar merepotkan '.

Naruto POV End.

Disclaimer Masashi Kishimoto

Fantasy, Adventure, Romance

NaruSaku

OOC,AU,TYPO ,DLL

Don't like don't read

Naruto The King of Magic

Chapter 1 : New Life

Naruto berjalan sendirian melewati jalanan sepi yang berada dipinggiran kota Tokyo. Derap langkahnya terdengar nyaring sampai memekakan telinga, menghela nafasnya ia melirik kearah jalm tangannya yang melekat manis ditangan kirinya ' tengah malam pantas saja sepi '. Gumamnya.

Ia mendengus, mengingat bagaimana tadi ia tertidur dibukit belakang sekolah setelah pulang dari 'mendengarkan omongan tak berguna dari gurunya' disekolah. Ia sedikit bersyukur karena hari ini ia libur bekerja karena bosnya sedang ada urusan keluarga.'huh, mengingat hari merepotkan ini, bukankah hari ini tanggal 9 Oktober?' pikirnya. Tidak berapa lama kedua bola matanya membulat sempurna. " Be-berarti ini tanggal….".

.Deg.

Sensasi ini, sensansi yang beberapa tahun ini selalu ia rasakan, sensasi yang selalu menghantuinya dikala umurnya bertambah setiap tahunnya. Iya tidak salah lagi, kulit yang terasa seperti terbakar api yang membara, jantung yang berdetak melebihi batas normal dan juga tenaganya yang serasa bertambah berkali-kali lipat.

"Grrr."

Ia menengokan kepalanya saat sebuah suara yang seperti geraman yang memasuki indra pendengarannya. Ia melihat disana, dibalik semak-semak tampak sebuah mata berwarna kuning yang menyala terang dalam gelapnya malam. " Hahaha sepertinya malam ini aku akan berpesta ". Sosok itu keluar dari semak-semak disertai suara beratnya yang mengalun dimalam kelam ini. Sesosok seperti seekor kucing hitam yang memiliki taring dan cakar yang panjang, hanya saja ukurannya sangat besar. Black Panther. 'Apa itu Yokai ?' batinnya.

Tanpa pikir panjang Naruto langsung berlari dengan sekuat tenaga setelah mengetahui bahaya mengintainya, ia tidak menyadari bahwa dibawah kakinya terbentuk sebuah lingkaran dengan pola Hekstagram aneh yang mengeluarka cahaya Orange. Yang ia pikirkan saat itu hanyalah berlari sejauh mungkin berharap ia bisa selamat dari Yokai Black Panther itu. " Mau main kejar-kejaran eh ? manusia". Lagi, suara yang dapat membuat siapapun yang mendengarnya langsung merinding seketika, apa lagi suara itu berasal dari sesosok Yokai yang menyerupai hewan buas yang siap memangsa kapan saja, siapa yang tidak ketakutan ?.

. .

Ia masih berlari namun lambat laun larinya mulai memelan hingga akhirnya berhenti dengan, bertumpu pada lutut guna mengatur nafasnya yang memburu. Ia tersenyum lega saat menengokan kepalanya kebelakang tetapi tidak menemukan apapun. Sepertinya ia telah berhasil kabur dari Yokai tadi, " Kau mencariku manusia ? ".

Ia langsung tersungkur jatuh ketanah ketika mendengar sebuah suara yang ada didepannya itu, 'bagaimana bisa?' batinnya ketakutan. "Hahahah, sekarang kau tidak bisa lagi lari manusia" kata Yokai itu yang sembari tertawa menampilkan gigi taring panjangnya, tak membuang waktu lama menerjang langsung Naruto dengan cakar tajamnya.

'Apa ini akhirku ?' batin Naruto sembari menyilangkan kedua tangannya menanti rasa sakit yang akan mendera tubuhnya.

Blar.

" Grrr sialan kau manusia, akan kucabik-cabik kau nanti ".

Ternyata cakar tadi tidak sampai mengenai Naruto, cakar itu hanya menghantam sebuah lingkaran berwarna orange berpola hekstagram yang muncul entah darimana sperti melindungi Naruto dari cakatan Yokai itu. Namun semua itu tidak bertahan lama karena cahaya yang dipancarkan lingkaran itu lama-kelamaan mulai meredup seolah akan hancur seiring dengan serang yang terus dilancarkan oleh Yokai Black Panther itu. ' I-ini t-terlalu kuat ' batin Naruto.

" Tlobrednuht Tlobrednuht Derettahs ".

.BLAR.

Sebuah petir bertegangan besar menghantam tubuh Yokai yang menyerang Naruto hingga hancur menjadi abu yang terbang diterpa angin malam. Dari balik kegelapan muncul seorang pria berumur 30-an yang memiliki rambut berwarna perak dan juga sebagian wajah yang tertutupi oleh masker.

" Apa kau tidak apa-apa Bocah ? "

.

.

0000000

.

.

" Hehehe Kimiko-chan kau sangat agresif ".

Sebuah tawa mesum terdengar dari seorang pria yang memiliki rambut berwarna perak dan tidak lupa dengan masker yang menutupi sebagian besar wajahnya itu, saat ini ia tengah membaca sebuah buku bersampul orange. Ya dia adalah Hatake Kakashi. Ia saat ini sedang melaksanakan sebuah misi untuk memusnahkan seekor Yokai yang berkeliaran didaerah pinggiran kota Tokyo.

Deg.

' Aura ini ! hmm tidak salah lagi ini berasal Yokai dan sepertinya tadi aku merasakan Chakra, tapi Chakra siapa ? sebaiknya aku kesana ' batin Kakashi merasakan sebuah aura Yoki yang bercampur dengan Chakra meskipun samar-samar. Tanpa pikir panjang ia langsung memasukan buku yang ia baca kedalam sebuah tas kecil yang ada dipinggangnya.

TAP. .

Ia melompati atap-atap rumah penduduk agar bisa lebih cepat sampai keasal aura tersebut. ' Auranya berasal dari arah jam 3, aku harus cepat ' batinnya sambil mempercepat larinya itu. Beberapa saat kemudian ia melihat sebuah cahaya didepannya yang terhalangi oleh sebuah tembok yang cukup tinggi.

' Hmmm, sepetinya itu tempatnya ' batinnya.

TAP.

" Nani ? " ucapnya kaget melihat pemandangan yang ada didepannya itu, ia melihat seorang yang sepertinya masih SMA itu sedang dicabik-cabik oleh seekor Yokai namun terhalangi oleh sebuah lingkaran berwarna orang. Bukan, ia bukan kaget karena ada Yokai yang menyerang manusia tapi ia kaget melihat seorang manusia biasa bisa menggunakan sihir. Yang ia ketahui seorang dari kalangan biasa yang memiliki aliran Chakra akan langsung direkrut untuk masuk kesekolah sihir sejak kecil t-tapi kenapa ia tidak direkrut dan juga bagaimana ia bisa menggunakan sihir ?. Berbagai pertanyaan berkecamuk difikirannnya saat itu. Namun, ia langsung tersadar bahwa ia harus segera menolong orang yang ada didepannya itu.

" Tlobrednuht Tlobrednuht Derettahs ".

Ia menghapiri bocah itu setelah berhasil melenyapkan Yokai yang menyerangnya, bocah itu saat ini masih terduduk ditanah, sepertinya ia masih syok atas apa yang dilihatnya.

" Kau tidak apa-apa Bocah ? ".

.

.

00000000

.

.

Naruto langsung tersadar saat mendengar seseorang yang bertanya kepadanya. Ia segera berdiri mengusap debu yang mengotori celananya sambil menjawab. " Ya, aku tidak apa-apa. Arigatou sudah menolongku paman ". ucapnya sambil membungkuk.

" Oh, syukurlah ngomong-ngomong siapa namamu ? namaku Hatake Kakashi ". tanya Kakashi sambil mengulurkan tangannya kearah pemuda yang ditemuinya itu.

" Namaku Naruto, Kakashi-san ". Ucap Naruto sambil menjabat tangan Kakashi.

Deg.

' C-chakranya !, c-chakranya sangat besar sekali, t-tapi sepertinya ada yang menghalingi c-chakra itu k-keluar ' batin Kakashi mengetahui fakta baru tentang bocah yang ada didepannya namun ia langsung menguasai dirinya. " Ngomong-ngomong bagaimana kau bisa menggunakan sihir Naruto-san ".

" S-sihir ? " Naruto sedikit tersentak saat mengetahui dirinya bisa menggunakan sihir _seseuatu yang ia benci_ yang sebenar dibenci mungkin pelajaran sejarah sihir yang menurutnya sangat membosankan tapi selalu diulang-ulang ataupun memang ia yang tidak suka belajar.

" Entahlah aku juga tidak tau ". jawab Naruto.

" Hmm begitu ya, baiklah Naruto-san bagimana kalau kau belajar sihir diKonoha Akademi of Magic ?, mengingat kau yang memiliki pancaran Chakra mungkin kau akan diburu oleh para Yokai lagi "

" E-eh ? tapi bagaimana dengan sekolahku ? ". ucap Naruto sedkit ketakutan saat mendengar bahwa dirinya akan diburu oleh makhluk menyeramkan lagi.

" Soal itu bisa kami urus Naruto-san, yang terpenting sekarang adalah jawabanmu "

" Hah baiklah " ucap Naruto sambil menghela nafasnya, Kakashi yang melihat itu hanya menunjukan Eye's Smile andalannya.

" Baiklah kalau begitu aku akan menginap dirumahmu malam ini megingat kau tidak tau tempatnya ". kata Kakashi masih dengan senyumnya.

" EEEHHH ? "

.

.

00000000

.

.

Tampak lingkaran sihir yang berwarna perak terlihat disebuah gerbang besar yang menjadi pintu masuk untuk akses kesebuah desa _yang terlalu besar untuk ukuran sebuah desa_ yang dikelilingi oleh hutan yang sangat lebat. Desa itu adalah The Hidden City a.k.a. Konoha. Dari lingkaran sihir itu kini terlihat dua pria yang berbeda umur sedang berjalan menuju kearah gerbang.

" Owaa, jadi inikah Konoha itu ". ucapa Naruto terkagum melihat sebuah gerbang raksasa yang ada didepannya. Kakashi yang melihat tingkah Naruto hanya menampilkan senyum andalannya.

" Oh ya Naruto-san kau berhutang 1500 yen untuk perjalanan kemari ". kata Kakashi yang masih menampilkan senyumnya. Naruto yang mendengar itu tentu saja memprotes namun saat akan melancarkan protesnya tiba-tiba saja ia menyeringai. " Dan sepertinya berhutang 5000 yen untuk menginap semalam Kakashi-san, khukhkhu ". ucap Naruto diakhiri tawa setannya.

Namun Kakashi sepertinya tidak menggubris perkataan Naruto, ia terus saja berjalan meninggalkan Naruto yang masih dengan tawa anehnya. " Oi, tunggu aku begig sialan ". ucap Naruto memprotes.

"….." Kakashi masih saja berjalan tanpa memperdulikan Naruto, ditambah lagi dengan ditangannya kini terlihat sebuah buku bersampul Orange yang selalu setia menemaninya. " Dasar begig keparat " umpat Naruto.

.

.

00000000

.

.

Naruto kini sedang berada disebuah ruangan yang cukup besar, ruangan yang bernuansa puith itu memiliki sebuah meja yang diletakan didepan jendela besar yang terdapat diruangan itu, disampingnya Kakashi masih tetap saja membaca buku Orange seakan tidak peduli apa yang terjadi diruangan ini. Sedangkan Naruto ia tampak sedikit gugup karena ia terus saja dipandangi oleh wanita yang memiliki rambut pirang pucat plus dada yang berukuran super yang dapat membuat semua lelaki mengeluarkan liurnya, disamping wanita tadi tampak seorang wanita muda berambut hitam sebahu yang terus memeluk seekor babi dengan seulas senyum ramahnya.

" Hah, siapa Namamu bocah ". tanya wanita pisang didepannya a.k.a sang kepala sekolah Tsunade.

" N-naruto Baa-chan ". ucap Naruto gugup sampai-sampai keceplosan menyebutkan sebuah kalimat yang merupakan 'pantangan' untuk diperdengarkan pada wanita.

Twich.

Sebuah perempatan muncul didahi wanita yang memiliki dada super itu. Tangannya terkepal kuat menahan amarah yang siap meledak kapan saja. Kakashi yang melihat itupun hanya memberi tatapan pada Naruto yang seolah bermakna 'semoga kau selamat Naruto' sedangkan Sizune sang sekertaris kepala sekolah hannya memberikan senyum gugupnya.

" Apa katamu Bocah ? ". tanya Tsunade dengan suara rendah.

" M-maksud Baa-chan a-apa ? ". jawab Naruto tidak menyadari ucapannya yang malah memperburuk situasi.

.Twich.

BRAKK.

Naruto dengan sukses melayang diruangan itu dan dengan apiknya mendarat ditembok yang menyebabkan tembok itu retak bahkan nyaris hancur.

" SEKALI LAGI KAU MENGATAKAN KATA ITU KUPASTIKAN KAU TAK AKAN MELIHAT HARI ESOK BOCAH SIALAN !" ucap Tsunade dengan muka yang sudah sangat memerah karena amaranya yang memuncak.

" GO-GOMENASAI BAA-CHAN "

BLARR. _poor you Naruto_

.

.

00000000

.

.

" Baiklah Naruto kau akan melakukan sparing untuk mengetes kekuatanmu ". ucap Tsunade tak memperdulikan Naruto yang sedang mengusap-usap pipinya yang lebam karena kejadian gaje tadi. Saat ini mereka sedang berada disebuah lapangan indoor yang digunakan untuk latihan para siswa yang ada diKonoha Akademy of Magic. " Kakashi kau yang akan menjadi lawannnya ".

" Matte matte matte, kenapa aku harus melawan begig yang satu itu " ucap Naruto memprotes sambil menunjuk-nunjuk Kakashi.

" Sudahlah gaki kau lawan saja, tadi bukankah sudak kubilang sparing ini untuk mengetes kekuatanmu, lagipula dia juga akan jadi senseimu nanti ".

" E-eh ? t-tapi… "

" Kenapa Naruto, apakah kau takut hmm ? " Kakashi menyela ucapan Naruto tanpa mengalihkan padangannya dari buku favortinya.

" Oi, jangan bercanda "

" Sudah sudah Naruto-kun, lagipula sparing ini tidak menggunakan sihir, sparing ini berguna untuk mengetes kemampuan bertarungmu ". ucap Sizune melerai perdebatan tidak berguna itu.

Naruto dan Kakashi kini berada ditengah lapangan bersiap untuk bertarung. Terlihat Naruto sudah siap dengan kuda-kuda bertarung yang pernah ia pelajari dari tetangganya, sedangkan Kakashi ia masih saja dengan santainya membaca buku Orange kesukaannya itu dan tidak melakukan kuda-kuda.

" Oi! Begig cepat pasang kuda-kudamu ". ucap Naruto yang merasa sedikit emosi karena Kakashi belum juga memasang kuda-kudanya.

" Ini kuda-kudaku Naruto ". ucap Kakashi masih dengan santainya.

Naruto yang mendengar itupun menggeram karena merasa terhina dan langsung berlari menyerbu Kakashi dengan pukulan yang siap dilanyangkan. ' Bodoh, menyerang langsung tanpa strategi ' batin semua orang yang ada disana. Kakashi yang melihat itupun hanya menundukan tubuhnya yang membuat Naruto menyeringai. Dengan cepat Naruto menganyunkan kakinya dengan kekuatan penuh kearah Kakashi yang terbelalak melihat kecepatan mengubah gerakannya.

Kakashi yang melihat itu dengan segera melopat mudur menghindari terdangan Naruto yang mengarah kepadanya ia sedikit kagum dengan akselerasi itu malah makin menambah seringaian Naruto yang membuat semua yang ada disitu kebingungan.

Bugh. Wuuush. Pluk.

Naruto hanya berhasil mengenai buku yang berada ditangan Kakashi sehingga buku itu terlempar jauh keluar dari arena pertarungan meraka. " Hahahaha enyahlah kau buku laknat ". Naruto tertawa puas akan hasil karyanya itu.

Semua yang melihat itu hanya menatap tidak percaya akan apa yang mereka lihat. Naruto yang mereka kira hanya menyerang tanpa berfikir ternyata melakukan hal yang tak terduga yang sangat terencana yaitu mengincar sebuah buku Orange yang membuah penyihir sekelas Tsunade, Sizune dan Kakashi tidak menduga akan hal itu. Namun Kakashi segera mengubah mimik wajahnya menjadi horor yang membuat yang Naruto merinding seketika. Dengan kecepatan yang tidak dapat dilihat mata Kakashi saat ini sudah berada dibelakang Naruto dengan berjongkok dan tangan yang saling menyatu dengan jari telujuk dan tengah mengarah keatas (posisi hand seal tiger).

" Senen Goroshi "

" ITTAI~ " teriak Naruto memilukan yang melayang bebas keluar arena dengan mata berair setelah menerima dengan telak serangan Kakashi.

.

.

00000000

.

.

Naruto dan Kakashi saat ini sedang berjalan berdampingan menuju kamar yang akan Naruto tempati selama berada disini. Setelah pertarungan yang ia anggap konyol, ia diberi seragam sekolah juga sebuah pin yang bertuliskan huruf 'D' tidak lupa juga jadwal pelajarannya.

Naruto terus saja berdecak kagum melihat pemandangan yang ia lihat sepanjang perjalanannya menuju kamarnya seperti siswa-siswa yang sedang berlatih sihir, ataupun siswa yang sedang balapan dengan kuda aneh yang mengeluarkan cahaya yang kata Kakashi adalah Sinkigami buatan. Saking asiknya Naruto mengagumi sekolah ini ia sampai tidak menyadari ada orang didepannya.

Brukk.

" Ittai~ ". sebuah suara feminim terdengar diindra pendengaran Naruto yang menyadarkan ia dari dunianya.

" Go-gomenasai, aku tidak sengaja " ucap Naruto tergagap.

" Hei, kalau jalan hati-hati dasar baka ". gadis bersurai pink itu mengangkat wajahnya dan langsung saja menyemprot Naruto yang hanya melongo diseprot seperti itu oleh gadis yang ada didepannya. Merasa bahwa bukan hanya bocah pirang saja yang ada didepannya gadis itu mengedarkan pandangan kesamping pemuda pirang dan mendapatkan sang sensei yang hanya melihat perdebatan mereka dengan eye's smile andalannya.

" Ah, Sumimasen sensei " ucap gadis itu seraya membungkukan badan kepada senseinya dan langsung berlari meninggalkan mereka berdua dengan seburat merah tipis diwajahnya.

Naruto segera melanjutkan perjalannya yang sempat tersendat tadi, tanpa ia sadari sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyum yang sangat jarang ia perlihatkan. Sebuah senyum yang mengatakan 'rindu' mungkin? Entahlah. 'sepertinya kehidupan disini akan menarik' batin Naruto.

.

.

.

TBC

AN: Holaaaa minna !, masih ingat dengan author abal ini? _ngapain nginget-nginget lu_, saya kembali lagi dengan fanfic abalnya. Semoga kalian suka. Tentu saja review sangat diperlukan untuk menambah semangat saya dalam menulis dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Yo REVIEW PLEASE !